• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan persepsi perawat dengan pasien tentang perilaku caring perawat perioperatif di ruang rawat bedah Rumah Sakit Umum Binjai.

Skema 1. Kerangka Konseptual Perbandingan Persepsi Perawat dengan Pasien tentang Perilaku Caring Perawat Perioperatif di Ruang Rawat Bedah

Perilaku caring perawat perioperatif di ruang rawat bedah

Persepsi Pasien Persepsi Perawat

Kompatibel

3.2 Tabel Definisi Operasional

Variabel Perilaku caring perawat perioperatif

Definisi Operasional Sikap dan intervensi perawat bedah dalam memberikan pelayanan keperawatan bagi pasien bedah yang berada pada fase pra operasi dan pasca operasi di Ruang Rawat Bedah RSUD Dr R.M. Djoelham dan RSU Bangkatan Binjai

Cara dan Alat ukur Wawancara dan kuesioner dengan menggunakan 45 pernyataan.

Dengan ketentuan skor jawaban : Sangat Setuju = 5

Setuju = 4 Netral/Tidak Tahu = 3 Tidak Setuju = 2 Sangat Tidak Setuju= 1

Hasil ukur Untuk kepentingan deskriptif ditentukan: 1. Perawat caring = 180 - 225 2. Perawat non caring = 45 - 179 Skala data Rasio

53 BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif komparatif. Studi komparatif bertujuan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subjek tanpa adanya suatu perlakuan/rekayasa dari peneliti (Nursalam, 2008). Desain ini dipakai untuk mengidentifikasi perbandingan persepsi perawat dengan pasien terhadap perilaku caring perawat perioperatif di Ruang Rawat Bedah Rumah Sakit Umum Binjai.

4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Suyanto, 2011).

a. Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum yang ada di Kota Binjai berjumlah 10 Rumah Sakit. b. Perawat

Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah perawat dan pasien di Ruang Rawat Bedah. Perawat bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr R.M. Djoelham dan Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai berjumlah 40 orang, dimana perawat bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr R.M. Djoelham berjumlah 22 orang, dan perawat bedah di Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai berjumlah 18

orang. Perawat bedah yang diikutsertakan dalam penelitian ini berjumlah 30 orang, dimana perawat bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham berjumlah 17 orang dan perawat bedah di Rumah Sakit Umum Bangkatan berjumlah 13 orang.

c. Pasien

Pasien bedah pada penelitian ini berjumlah 751 orang, dimana pasien bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham berjumlah 436 orang, dan pasien bedah di Rumah Sakit Umum Bangkatan berjumlah 315 orang. Data ini adalah data yang tercatat 1 tahun terakhir di tahun 2012 Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham dan Bangkatan Binjai. Pasien bedah yang diikutsertakan dalam penelitian ini berjumlah 731 orang, dimana pasien bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham berjumlah 426 orang, dan pasien bedah di Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai berjumlah 305 orang.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). a. Rumah Sakit

Pengambilan sampel Rumah Sakit dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan. Adapun kriteria sampel untuk Rumah Sakit adalah:

1. Rumah Sakit Umum yang ada di Kota Binjai

2. Jumlah perawat bedah yang bekerja di Ruang Rawat Bedah lebih dari 10 orang 3. Jumlah pasien bedah yang dirawat di Ruang Rawat Bedah lebih dari 200 orang

Oleh karena itu dari 10 Rumah Sakit Umum yang ada di Kota Binjai hanya dipilih dua Rumah Sakit Umum, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M Djoelham Binjai dan Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai.

b. Perawat

Pengambilan sampel perawat dilakukan dengan cara quota sampling untuk sampel perawat karena jumlah perawat bedah dalam penelitian ini hanya 30 orang serta quota sampling juga untuk 10 sampel perawat yang diikutsertakan dalam uji reliabilitas. Adapun kriteria sampel untuk perawat adalah:

1. Perawat Ruang Rawat Bedah

2. Dewasa awal (20-40 tahun) dan dewasa madya (40-60 tahun) 3. Bersedia menjadi responden penelitian

c. Pasien

Pengambilan sampel untuk 10 orang pasien bedah yang diikutsertakan dalam uji reliabilitas dilakukan dengan cara accidental sampling sedangkan pengambilan sampel pasien bedah yang menjadi responden penelitian dilakukan dengan cara simple random sampling, dimana jenis sampling ini digunakan peneliti untuk mengetahui besarnya sampling error pada populasi yang merupakan hal yang penting untuk mencapai sampel yang representatif atau ketepatan yang tinggi (Wahyuni, 2007).

Kriteria sampel untuk pasien adalah: 1. Pasien di Ruang Rawat Bedah

2. Dewasa awal (18-40 tahun) dan dewasa madya (40-60 tahun) 3. Dapat membaca dan menulis

4. Dapat berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik 5. Bersedia menjadi responden penelitian

Dengan menggunakan rumus penentuan besar sampel n = N.Zα²P.q �2.(�−1)+��². n = 731.(1,96)2 (0,05) (0,5)(0,5) 2. (731-1) + (1,96)2 n= 254 (0,5)(0,5)

Maka sampel berjumlah 284 orang yang terdiri dari 30 orang perawat dan 254 orang pasien, dimana untuk mendapatkan sampel yang memadai secara proporsional maka dilakukan pengambilan sampel dengan cara sebagai berikut: Proporsi pasien bedah di RSUD Dr. R.M Djoelham Binjai

426 × 254 = 148 orang 731

Proporsi pasien bedah di RSU Bangkatan Binjai 305 × 254 = 106 orang

731

Setelah diketahui proporsi sampel pasien bedah pada tiap Rumah Sakit, kemudian cara pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling, yaitu dengan cara undian, dimana pasien diberi nomor 1-148 pada pasien bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham Binjai dan 1-106 pada pasien bedah di Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai kemudian masing-masing nomor digulung selanjutnya gulungan nomor-nomor itu dimasukkan ke dalam botol, dikocok secara merata dan kemudian dikeluarkan satu per satu hingga memenuhi sampai yang diinginkan.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2013. Pengambilan data telah dilakukan pada bulan November 2013 sampai Desember 2013 di Ruang Rawat Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham dan Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan rekomendasi dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah itu mengirimkan surat permohonan persetujuan ke komisi etik penelitian. Kemudian mengirimkan surat permohonan untuk mendapatkan surat persetujuan dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham dan Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai.

Ethical clearance atau kelayakan etik adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik penelitian untuk riset yang melibatkan makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) yang menyatakan bahwa suatu proposal riset layak dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan tertentu; sedangkan komisi etik adalah komisi yang bertugas melaksanakan pengkajian kelayakan etik, pendidikan, etik penelitian, peer review dan pemantauan uji klinik untuk melindungi keselamatan dan kesejahteraan subyek riset. Di lain pihak, persetujuan dari komisi Ethical Clearance (EC) dalam suatu penelitian sangat diperlukan dalam publikasi terutama publikasi international.

Setelah mendapat persetujuan dari rumah sakit, peneliti memulai pengumpulan data dengan memberikan lembaran persetujuan (informed consent)

kepada calon responden yang akan diteliti. Tujuannya adalah agar calon responden mengetahui maksud, tujuan dan prosedur penelitian. Apabila calon responden bersedia untuk diteliti, maka harus menandatangani lembar persetujuan. Peneliti akan memberikan apresiasi kepada responden secara wajar. Jika calon responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya tanpa ada tekanan fisik maupun psikologis. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama lengkap, tetapi mencantumkan inisial nama responden pada masing- masing lembar kuesioner. Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti.

Selama proses pengambilan data, penelitian tidak menimbulkan sakit secara fisik pada responden yang diteliti dan tidak ada efek yang merugikan bagi tindakan asuhan keperawatan.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat–alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian (Hidayat, 2011). Instrumen penelitian yang digunakan adalah Kuesioner Data Demografi dan Kuesioner Perilaku Caring Perawat Perioperatif (KPCPP). Kuesioner ini merupakan kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan berdasarkan tinjauan literatur pada asuhan keperawatan perioperatif dan caring pada keperawatan perioperatif. Bagian awal instrumen penelitian ini adalah tentang data demografi responden meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan, suku, pekerjaan, agama, dan penghasilan. Kuesioner

ini terdiri dari 45 pernyataan, dimana 15 pernyataan berisi tentang perilaku caring umum pada perioperatif, 15 pernyataan tentang perilaku caring pra-operasi, dan 15 pernyataan tentang caring pada pasca operasi. Kuesioner ini menggunakan skala Likert (1-5). Responden diberikan nilai 5 untuk jawaban sangat setuju, nilai 4 untuk jawaban setuju, nilai 3 untuk netral, nilai 2 untuk tidak setuju, dan nilai 1 untuk sangat tidak setuju.

4.5.1 Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validasi isi instrumen telah dilakukan oleh tiga orang ahli keperawatan medikal bedah yang merupakan staf pengajar di Fakultas Keperawatan USU. Hasil perhitungan Content Validity Index (CVI) diperoleh nilai r sebesar 0,889 atau bernilai > r tabel (0,683). Hal ini berarti kuesioner telah valid.

4.5.2 Reliabilitas

Kuesioner perilaku caring perawat perioperatif dibuat sendiri oleh peneliti dengan memodifikasi kuesioner good perioperative nursing care scale dan caring dimensions inventory serta disesuaikan dengan tinjauan pustaka. Uji reliabilitas instrumen kuesioner perilaku caring perawat perioperatif telah dilakukan terhadap 10 perawat bedah dan 20 pasien bedah. Dimana 5 perawat bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham, 5 orang perawat bedah di Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai, dan 10 pasien bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham serta 10 pasien bedah di Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai dengan

tidak mengikutsertakan responden ini ke dalam sampel penelitian. Peneliti menggunakan Alfa Cronbach untuk uji reliabilitas instrumen karena pernyataan pada kuesioner berjumlah ganjil (45 pernyataan). Hasil perhitungan diperoleh nilai r sebesar 0,846 atau bernilai > r tabel (0,706) (Hidayat, 2011). Hal ini berarti kuesioner telah reliable.

4.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2008). Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah self-report. Pada penelitian self-report ini, peneliti mengunjungi dan melihat kegiatan dalam situasi yang alami. Pemilihan metode self-report didasarkan pada asumsi bahwa subjek yang paling mengetahui tentang dirinya, pernyataan subjek dapat dipercaya dan benar, sekalipun tidak dapat dihindari bahwa pernyataan yang diberikan lebih sesuai pada keinginan subjek bukan keadaan subjek yang sebenarnya, dan interpretasi setiap subjek sama dengan apa yang dimaksudkan peneliti. Tujuan penelitian langsung ini adalah untuk mendapatkan semua informasi sesuai dengan tujuan dan permasalahan yang hendak diteliti (Santoso, 2008).

4.7 Analisa Data

Data demografi akan ditampilkan dalam bentuk persentase dan tidak akan dianalisa lebih lanjut. Analisa data yang digunakan untuk kuesioner perilaku

caring perawat perioperatif adalah analisa data secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan perbandingan persepsi perawat dengan pasien tentang perilaku caring perawat perioperatif.

Penilaian perilaku caring perawat perioperatif dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan untuk jawaban “sangat setuju’ diberi nilai nilai 5 , nilai 4 untuk jawaban ”setuju”, nilai 3 untuk “netral”, nilai 2 untuk “tidak setuju”, dan nilai 1 untuk “sangat tidak setuju”. Nilai minimum yang didapat dari setiap jawaban dikali jumlah soal yaitu 1 X 45=45 dan nilai maksimum dari setiap jawaban dikali jumlah soal 5 X 45=225

Penentuan panjang kelas berdasarkan rumus statistik (Sudjana, 2002) : Panjang kelas = Rentang

Banyak kelas

Berdasarkan rumus statistik di atas, maka perilaku caring perawat perioperatif diklasifikasikan ke dalam dua kelas yaitu perawat caring dan perawat tidak caring (Arikunto, 2010). Kriteria perilaku caring perawat perioperatif ini dengan rentang sebesar 180 (selisih antara nilai tertinggi dan terendah) dan banyak kelas adalah dua sehingga panjang kelas adalah 90. Tetapi dengan pertimbangan bahwa jika setiap responden memilih tidak tahu/netral (3 x 45= 135) cenderung tidak caring, memilih tidak setuju (2 x 45= 90) dan sangat tidak setuju (1 x 45= 45) dikatakan perawat tidak caring, serta setuju (4 x 45 = 180) dan sangat setuju (5 x 45= 225) dikatakan perawat caring. Oleh karena itu, data perilaku caring perawat perioperatif dimasukkan ke dalam standar kriteria objektif yaitu :

1. Perawat caring = 180 – 225 2. Perawat tidak caring = 45 – 179

Setelah itu dilakukan uji statistik menggunakan T-test independent. Dikatakan kedua kelompok data independent bila data kelompok yang satu tidak bergantung dari data kelompok yang kedua (Wahyuni, 2007). Adapun syarat/asumsi yang harus dipenuhi:

a. Data berdistribusi normal/simetris b. Kedua kelompok data independent

c. Variabel yang dibedakan berbentuk numerik dan kategori

Prinsip pengujian dua mean adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok data. Oleh karena itu dalam pengujian ini diperlukan informasi apakah varian kedua kelompok yang diuji sama atau tidak. Bentuk varian kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar error yang akhirnya akan membedakan rumus pengujiannya (Wahyuni, 2007).

63

Dokumen terkait