• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian pemasaran

Philip Kotler (2000:4) mendefinisikan pengertian pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Menurut Sunarto (2004), pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai dengan pihak lain. Perusahaan yang dikelola dengan baik telah menggantikan orientasi produksi dengan orientasi pemasaran. Orientasi pemasaran (marketing orientation) adalah mencoba melaksanakan konsep pemasaran.

14

Sedangkan secara spesifik pengertian pemasaran bagi lembaga keuangan atau jasa keuangan (eprints.walisongo.ac.id) adalah :

a. Mengidentifikasikan pasar yang paling menguntungkan sekarang dan di masa yang akan datang.

b. Menilai kebutuhan nasabah atau anggota saat ini dan masa yang akan datang.

c. Menciptakan sasaran pengembangan bisnis dan membuat rencana untuk mencapai sasaran tersebut.

d. Promosi untuk mencapai sasaran konsep pemasaran yang harus di ketahui antara lain :

1) Kebutuhan yaitu suatu keadaan dimana seseorang merasa kekurangan terhadap pemuas dasar tertentu atau biologis. Contohnya : makan, pakaian, tempat tinggal, keamanan. Pada bank syariah : produk-produk ditawarkan oleh Bank.

2) Keinginan yaitu hasrat atau kehendak yang kuat akan pemuas kebutuhan spesifik.

3) Permintaan yaitu keinginan akan produk spesifik yang di dukung oleh kemampuan untuk membelinya. Keinginan jadi permintaan jika didukung oleh daya beli.

4) Produk yaitu segala sesuatu yang dapat di tawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan.

Proses pemasaran menjadi bagian penting dalam menawarkan barang dagangan kepada calon pembeli. Pemasaran juga bisa

15

dilakukan dalam rangka menghadapi pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat (Kasmir, 2008: 52). Pertama kali, pemasaran berorientasi pada transaksi yaitu bagaimana dapat menjual. Seiring dengan berjalannya waktu, perubahan dunia usaha yang begitu cepat telah memaksa produsen dan para penjual berpikir keras agar tetap eksis didunianya. Perubahan ini terjadi karena pesatnya pertumbuhan dan perkembangan teknologi, baik teknologi mesin dan alat-alat berat terlebih lagi teknologi komunikasi.

Menurut (Cannon, Perreault, Mc.Carthy: 2008) Peranan pemasaran telah berubah seiring dengan berjalannya waktu. Ada lima tahapan evolusi pemasaran, yaitu:

1. Era perdagangan sederhana (simple trade era), produsen pasar yang pertama membuat produk yang dibutuhkan oleh mereka dan para tetangga mereka. Ketika barter menjadi semakin sulit, masyarakat bergerak menuju era perdagangan sederhana. Suatu waktu saat keluarga-keluarga sulit berdagang atau menjual output mereka yang berlebih kepada perantara lokal.

2. Era produksi (production era), merupakan suatu waktu ketika sebuah perusahaan berfokus pada produksi beberapa produk spesifik mungkin karena sedikit dari produk-produk ini yang tersedia di pasaran.

16

3. Era penjualan (sales era), merupakan suatu waktu ketika sebuah

perusahaan lebih menekankan penjualan dikarenakan

meningkatnya kompetisi.

4. Era departemen pemasaran (marketing department era), adalah suatu masa ketika semua aktivitas pemasaran dikontrol oleh suatu departemen untuk memperbaiki perencanaan kebijakan jangka pendek dan untuk mengintegrasikam aktivitas perusahaan tersebut. 5. Era perusahaan pemasaran (marketing company era), adalah suatu

waktu ketika selain membuat perencanaan pemasaran jangka pendek orang-orang pemasaran menysun rencana jangka panjang, terkadang lima tahun atau lebih kedepan dan seluruh upaya perusahaan dipandu oleh konsep pemasaran.

Menurut Joko Susilo di kutip dari situs http://jokosusilo.com ntuk mendapatkan hasil pemasaran sesuai harapan, maka harus mengikuti tahapan-tahapan atau proses pemasaran sebagai berikut : a. Pengenalan pasar yaitu usaha untuk mengetahui potensi atau

konsumen dan mengetahui kebutuhannya.

b. Strategi pemasaran yaitu merupakan tindak lanjut dari pengenalan pasar, yang menyangkut strategi yang akan diterapkan dalam memasarkan produk agar dapat diterima oleh pasar.

c. Bauran pemasaran yaitu merupakan alat yang di gunakan dalm menjalankan strategi yang telah dipilih.

17

d. Evaluasi yaitu harus dilakukan untuk melihat sejauh mana proses pemasaran dijalankan dan apakah ada perbaikan yang terjadi usaha yang dilakukan.

2. Pengertian syariah marketing

Menurut Fyzee (1965) pengertian syariah sama dengan Canon of law yang dikutip oleh situs http//apapengertianahli.com yaitu keseluruhan perintah Tuhan, tiap-tiap perintah Tuhan dinamakan hukum. Hukum Allah SWT tidak mudah dipahami dan syariah itu meliputi semua tingkah laku manusia. Secara etimologis, kata syariah dalam bahasa arab aslinya sayari’ah berasal dari kata syara’a yang berarti jalan menuju mata air. Dalam istilah Islam, syariah berarti jalan besar untuk kehidupan yang baik yakni nilai-nilai agama yang dapat memberi petunjuk bagi setiap umat manusia.

Menurut Hermawan Kartajaya dalam (Habibi, 2014) nilai inti dari syariah marketing adalah integritas dan transparansi, sehingga marketer tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.

Syariah marketing sendiri adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan nilai dari satu inisiator kepada stakeholdernya yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah. Jadi syari’ah marketing dijalankan berdasarkan konsep Nabi Muhammad SAW (Syakirsula:2004).

18

Proses syariah marketing dilaksanakan oleh orang yang memasarkan produk dengan menggunakan cara syariah yang disebut juga dengan marketer syariah. Syariah marketer adalah para pemasar profesional dengan penampilan yang bersih, rapi dan bersahaja, apapun model atau gaya pakaian yang dikenakannya. Marketing syariah adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah islamiah yang melandasinya. Marketing syariah bukanlah konsep yang eksklusif, fanatik, anti modernitas dan kaku.

Menurut pemasaran syari’ah produk konsumen adalah berdaya guna, materi yang dapat di konsumsi yang bermanfaat, bernilai guna yang menghasilkan perbaikan material, moral, spiritual bagi pelanggan.

3. Konsep pemasaran syari’ah

Konsep pemasaran (marketing concept) adalah ketika suatu organisasi memusatkan seluruh upayanya untuk memuaskan pelanggannya secara menguntungkan (Cannon, Perreault, Mc.Carthy: 2008). Konsep pemasaran adalah suatu ide yang sederhana namun sangat penting. Tiga ide dasar yang tercakup dalam definisi konsep pemasaran adalah kepuasan pelanggan, upaya total perusahaan, keuntungan bukan hanya penjualan sebagai sasaran.

Konsep pemasaran yang kita kenal sekarang, pemasaran adalah sebuah ilmu dan seni yang mengarah pada proses penciptaan,

19

penyampaian, dan pengkomunikasian values kepada para konsumen serta menjaga hubungan dengan para stakeholdersnya. Namun pemasaran sekarang menurut Hermawan juga ada sebuah kelirumonologi yang diartikan untuk membujuk orang belanja sebanyak-banyaknya atau pemasaran yang pada akhirnya membuat kemasan sebaik-baiknya padahal produknya tidak bagus atau membujuk dengan segala cara agar orang mau bergabung dan belanja.

Konsep marketing syariah sendiri sebenarnya tidak berbeda jauh dari konsep pemasaran yang kita kenal. Perbedaannya adalah marketing syariah mengajarkan pemasar untuk jujur pada konsumen atau orang lain. Nilai-nilai syariah mencegah pemasar terperosok pada kelirumologi karena ada nilai-nilai yang harus dijunjung oleh seorang pemasar. Dalam spiritualisasi marketing, dirancang berdasarkan tiga kombinasi penting (Hasan, 2010: 9). Tiga kombinasi tersebut adalah: a. Pemasaran pada tingkat kecerdasan intelektual fokusnya adalah

strategi, program (product, place, price, promotion-marketing mix), diferensiasi, dan selling.

b. Pemasaran pada tingkat kecerdasan emosional atau rasa ditandai dengan hadirnya konsep customer relationship, emotional branding, dan experiental marketing yang intinya adalah

memasukkan value emotional untuk memanjakan pelanggan

dengan cinta yang menciptakan pengalaman-pengalaman baru dalam mengkonsumsi produk.

20

c. Pemasaran pada level kecerdasan spiritual. Pemasaran dibimbing oleh nilai-nilai akidah yaitu kejujuran, amanah (kredibel, tanggung jawab), fathanah (cerdas dan bijaksana), tabliqh (komunikatif), dan sebagainya (disebut soul marketing) yang telah dicontohkan dan disabdakan oleh rasulullah lima belas abad silam. Pemasaran spiritual mendorong marketer agar menjadikan kegiatan pemasaran itu sebagai ibadah untuk menciptakan kemakmuran dan dakwah fastabiqul khairah.

Seperti Nabi Muhammad yang telah menunjukkan kita bagaimana cara berbisnis yang berpegang teguh pada kebenaran, kejujuran dan sikap amanah sekaligus bisa tetap memperoleh keuntungan yang optimal. Selain diperlukannya sifat yang sesuai dengan tuntunan syariah, kita juga perlu mempersiapkan diri dengan konsep pemasaran yang ampuh agar mampu merealisasikannnya. Konsep pemasaran ini disebut sebagai Syariah Marketing Strategy untuk memenangkan Mind-share, Syariah Marketing tactic untuk memenangkan Market-Share, Syariah Marketing Value dalam memenangkan Heart-share, syariah marketing storecard dan syariah marketing enterprise Kartajaya dan Syakirsula dalam (Nucivera, 2010).

Konsep pemasaran syariah yang ditawarkan oleh Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakirsula (2006, 165) diantaranya adalah:

21 a. Syariah Marketing Strategy

Dengan syariah marketing strategi, dapat dilakukan pemetaan pasar berdasarkan ukuran pasar, pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif dan situasi persaingan.

b. Syariah Marketing Tactic

Setelah menyusun strategi, lalu melakukan syariah marketing taktik untuk memenangkan market share. Jika potitioning di benak pelanggan telah kuat, maka perlu melakukan diferensiasi yang mencakup apa yang ditawarkan (content), bagaimana menawarkan (context), dan apa infrastruktur dalam proses menawarkannya. c. Syariah Marketing Value

Langkah selanjutnya adalah menerapkan diferensiasi secara kreatif dan inovatif dengan menggunakan marketing-mix (price, product, place, promotion). Selain itu penting juga melakukan selling dalam meningkatkan hubungan dengan pelanggan sehingga mampu menghasilkan keuntungan financial. Terakhir, semua strategi dan taktik yang sudah dirancang akan berjalan optimal jika disertai dengan peningkatan value dari produk atau jasa. Peningkatan value maksudnya adalah mampu membangun merek yang kuat, memberikan servis yang membuat pelanggan loyal, dan mampu menjalankan proses yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan.

22 d. Syariah Marketing Storecard

Untuk menciptakan keseimbangan value kepada para

stakeholders. Didalam pasar komersial (commercial market) perusahaan harus bisa mengakuisisi dan meretensi pelanggannya. Sedangkan didalam pasar modal (capital market) perusahaan harus bisa mendapatkan dan menjaga para pemegang saham yang tepat. Untuk menjaga keseimbangan ini, perusahaan harus bisa menciptakan value yang unggul bagi ketiga stakeholders utama tersebut dengan ukuran dan bobot yang sama.

e. Syariah Marketing Enterprise

Untuk menciptakan sebuah inspirasi (inspiratition). Setiap perusahaan layaknya manusia haruslah memiliki impian. Inspirasi tentang impian yang hendak dicapai inilah yang akan membimbing manusia dan juga perusahaan sepanjang perjalanannya. Perusahaan harus mampu idealistik dan sekaligus pragmatis dan mampu mengimplementasikan kedua hal ini sekaligus secara simultan tanpa adanya Trade-off.

4. Etika pemasaran syariah

Dalam semua hubungan kepercayaan adalah unsur dasar. Kepercayaan diciptakan dari kejujuran. Kejujuran adalah suatu kualitas yang paling sulit dari karakter untuk dicapai didalam bisnis, keluarga, atau dimanapun gelanggang tempat orang-orang berminat untuk melakukan persaingan dengan pihak-pihak lain. Kunci etis dan moral bisnis sesungguhnya terletak pada pelakunya, itu sebabnya misi

23

diutusnya Rasulullah kedunia adalah untuk memperbaiki akhlak manusia yang telah rusak.

Menurut Hasan (2010: 19) seorang pengusaha muslim berkewajiban untuk memegang teguh etika dan moral bisnis Islami, yang mencakup hal-hal berikut ini:

a. Husnul khuluq, pada derajat ini Allah akan melapangkan hatinya dan akan membukakan pintu rezeki, dimana pintu rezeki akan terbuka dengan akhlak mulia tersebut.

b. Amanah, seorang pebisnis muslim adalah sosok yang dapat dipercaya sehingga ia tidak menzalimi kepercayaan yang diberikan kepadanya.

c. Toleran juga merupakan kunci sukses pebisnis muslim, toleran membuka kunci rezeki dan sarana hidup tenang.

Hasan (2010, 20) Marketingmerupakan mesin “dealing with the customer’s” yang dinamis dan intensif berinteraksi dengan market. Dalam konteks etika, pemasaran yang berorientasi syariah marketer harus dibimbing oleh Alquran dan hadis dalam menawarkan produk kepada konsumen.

1) Memastikan pertimbangan kegiatan pemasaran itu bersumber dari Alquran dan hadis.

2) Jaminan yang dijelaskan Allah dalam Alquran, maka dalam rangka penjualan itupun, seller harus dapat memberikan jaminan bagi produk yang akan dijual.

24

3) Marketer harus memberikan penjelasan mengenai manfaat produk atau manfaat proses produksi dijalankan dengan benar.

4) Marketer dapat menjelaskan bahwa sumber makanan, uang, dan rezeki yang halal dan baik akan menjadi darah dan daging manusia, akan membuat orang menjadi taat kepada Allah.

Marketing dalam realita bisnis adalah sebagai primadona jika dilakukan oleh pelaku bisnis secara tepat dan benar. Untuk mempertahankan kelangsungan bisnis secepat yang dapat mereka pikirkan dalam memperlakukan marketing adalah pertama: marketing sebagai ilmu bisnis yang berpijak pada konsep, strategi yang harus di implementasikan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu kepuasan stakeholder. Kedua: sebagai jiwannya setiap bisnis, marketing itu science memiliki basis keilmuan yang kuat dalam menjelaskan fenomena pasar secara menyeluruh.

Menurut Hasan (2010: 22) marketing menganjurkan agar setiap orang dalam bisnis selayaknya memiliki perilaku sebagai marketer sehingga mampu menggerakkan perusahaan, melihat, merespons dan membuat pelanggan puas dalam pasar yang terus menerus berubah. Beberapa aktivitas bisnis yang secara tegas dilarang oleh Islam, sebagai berikut:

25

b) Jangan mencari dan menggunakan harta dengan cara yang tidak halal.

c) Jangan bersaing dengan cara batil atau tidak sehat.

d) Jangan memasarkan makanan dan minuman yang dilarang syariah. e) Jangan menjelek-jelekkan produk atau orang lain.

f) Jangan menjadi aktor pamer aurat.

g) Jangan menipu atau bohong untuk meningkatkan transaksi. 5. Prinsip-prinsip pemasaran syari’ah

Untuk menjadi perusahaan berbasis syariah, budaya perusahaan tentulah harus berdasarkan nilai-nilai islami. Institusinya pun harus mengiplementasikan prinsip-prinsip syariah. Values atau nilai-nilai islami ini memegang peranan penting untuk membentuk kepribadian suatu instansi (Kartajaya, 2006: 140).

Menurut Kartajaya dalam farida (2011: 41) ada tujuh belas prinsip marketing syariah marketing sebagai berikut:

a. Information technology allow us be transparent (change)

Perubahan adalah suatu hal yang pasti akan terjadi. Oleh karena itu, perubahan perlu disikapi dengan cermat. Kekuatan perubahan terdiri dari lima usur yaitu: perubahan teknologi, perubahan poitik-legal, social-cultural, ekonomi, dan perubahan pasar.

b. Be respectful to your competitors (competition)

Dalam menjalankan syariah marketing, perusahaan harus

26

serba dinamis. Perusahaan sebisa mungkin menciptakan win-win solition antara perusahaan dan pesaingnya karena yang berkompetisi secara jujur dan adil, maka akan memberikan pandangan yang positif dari masyarakat terhadap perusahaan. c. The emergence of customers global paradox (customer)

Pengaruh inovasi teknologi mendasari terjadinya perubahan sosial budaya. Hal ini bisa kita lihat dari lahirnya revolusi dalam bidang teknologi informasi dan telekomunikasi yang mengubah cara pandang dan perilaku masyarakat. Pelanggan saat ini tidak hanya membeli apa yang dibutuhkan, melainkan juga sudah memiliki keinginan dan harapan atas suatu produk atau jasa yang akan mereka beli.

d. Develop a spiritual-based organization (company)

Dalam era globalisasi dan ditengah situasi serta kondisi persaingan usaha yang semakin ketat, perusahaan harus merenungkan kembali prinsip-prinsip dasar perusahaannya.

e. View market universally (segmentation)

Segmentasi adalah seni mengidentifikasi serta memanfatkan peluang yang muncul dipasar. Dan pada saat yang sama ia adalah ilmu untuk melihat pasar berdasarkan variabel-variabel yang

berkembang ditengah masyarakat. Dalam melihat pasar,

perusahaan harus kreatif dan inovatif menyikapi perkembangan yang sedang terjadi karena segmentasi merupaka langkah awal

27

yang menentukan keseluruhan aktivitas perusahaan. Segmentasi

memungkinkan perusahaan untuk lebih fikus dalam

mengalokasikan sumber daya.

f. Target customer’s heart and soul (targeting)

Setelah membagi-bagi dan memetakan pasar dalam beberapa segmen, selanjutnya yang dilakukan adalah penentuan target pasar yang akan dibidik. Targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif, karena sumber daya yang dimiliki terbatas. Dengan menentukan target yang akan dibidik, usaha kita akan lebih terarah.

g. Build a belief system (positioning)

Strategi yang harus dirumuskan untuk merebut posisi di benak

konsumen, sehingga strategi ini menyangkut bagaimana

kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi pelanggan

h. Differ yourself with a good package of content and context (differentiation)

Positioning adalah inti dari strategi, dan diferensiasi adalah inti dari taktik. Dasar dari semua aktifitas pemasaran yang ada di perusahaan akan berbasis pada diferensiasi yang ingin ditawarkan. Diferensiasi didefinisikan sebagai tindakan merancang seperangkat perbedaan yamg bermakna dalam tawaran perusahaan. Namun penawaran ini bukan berarti janji-janji belaka saja, melainkan harus didukung oleh bentuk yang nyata.

28

i. Be honest with your 4 Ps (marketing mix)

Marketing mix yang dimaksud adalah bagaimana mengintegrasikan tawaran dari perusahaan dengan akses yang tersedia. Proses pengintegrasian ini menjadi kunci suksesnya usaha pemasaran dari perusahaan.

j. Practice relationship-based selling (selling)

Elemen dan taktik yan terakhir aalah melakukan selling. Selling yang dimaksud disini bukanlah berarti aktivitas menjual produk kepada konsumen semata. Penjualan dalam arti sederhana adalah penyerahan suatu barang atau jasa dari oenjual kepada pembeli dengan harga yang disepakati atas dasar sukarela. Sedangkan penjualan dalam arti luas adalah bagaimana memaksimalkan kegiatan penjualan sehingga dapat menciptakan situasi yang win-win solution bagi si penjual dan pembeli.

k. Use a spiritual brand character (brand)

Brand atau merek adalah suatu identitas terhadap produk atau jasa perusahaan anda. Brand mencerminkan nilai (value) yang perusahaan berikan kepada konsumen. Dalam pandangan syariah marketing brand adalah nama baik yang menjadi identitas seseorang atau perusahaan.

29

l. Service should have the ability to transform (service)

Untuk menjadi perusahaan yang besar dan sustainable, perusahaan berbasis syariah marketing harus memerhatikan servis yng ditawarkan untuk menjaga kepuasan pelanggannya.

m.Practice a reliable business process (process)

Proses mencerminkan tingkat quality, cost, dan delivery yang disingkat sebagai QSD. Kualitas suatu produk ataupun servis tercermin dari proses yang baik, dari proses produksi sampai delivery kepada konsumen secara tepat waktu dan dengan biaya yang efektif dan efisien.

n. Create a balanced value to your stakeholders (scored)

i. Dalam pasar komersial perusahaan harus bisa mengakuisi dan merentensi pelanggannya.

ii. Dalam pasar kompetensi perusahaan harus bisa memilih dan mempertahankan orang-orang yang tepat.

iii. Dalam pasar modal perusahaan harus bisa mendapatkan dan menjaga para pemegang saham yang tepat. Dalam menjaga keseimbangan ini, perusahaan harus bisa menciptakan value yang tinggi bagi stakeholders tersebut dengan bobot dan ukuran yang sama.

o. Create a noble cause (inspiration)

Setiap perusahaan layaknya manusia, haruslah memiliki impian. Inspirasi tentang impian yang hendak dicapai inilah yang akan

30

membimbing manusia dan juga perusahaan sepanjang

perjalananya.

p. Develop an ethical corporate culture (culture)

Berikut ini beberapa hal penting yang selayaknya menjadi budaya dasar sebuah perusahaan berbasis syariah:

1) Budaya mengucapkan salam

2) Murah hati, bersikap ramah, dan melayani 3) Cara berbusana yang sesuai syariah 4) Lingkungan kerja yang bersih

q. Measurement must be clear and transparent (institution)

Perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip syariah harus punya sistem umpan balik yang baik dan bersifat transparan. Sistem umpan balik ini untuk memeriksa apakah stakeholders utama yaitu pelanggan, karyawan, dan pemegang saham sudah merasa terpenuhi kebutuhannya. Ketiga stakeholders utama harus mendapatkan informasi yang jelas dan sejujur mungkin dari perusahaan. Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi. Dengan demikian, mereka pun akan merasa punya sense of ownership terhadap perusahaan itu.

Bank syariah sebagai salah satu lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah yang operasionalnya juga tidak jauh berbeda dengan prinsip perbankan pada umumnya Muhammad (2002), mempunyai fungsi sebagai:

31 a. Agen of Trus

Sebagai lembaga Bank Syariah harus selalu menjaga kepercayaan dari masyarakat dan bisa dipercaya. Karena apabila Bank Syariah sudah tidak dipercaya lagi oleh masyarakat upaya apapun yang dilakukan dalam pemasaran tidak akan ada gunanya.

b. Agen of Development

Bank Syariah sebagai agen pembangunan dan pengembangan secara ekonomi untuk meningkatan taraf hidup masyarakat (terutama kalangan menengah kebawah) harus terlihat.

c. Agen of Service

Sebagai lembaga yang bergerak dibidang jasa keuangan, Bank Syariah harus memberikan pelayanan yang baik, cepat, dan tidak bertele-tele merupakan syarat mutlak dalam memberikan layanan kepada nasabahnya maupun masyarakat.

6. Karakteristik syari’ah marketing

Kartajaya dan Sula 2008 (dalam Junike Nucivera 2010: 26) ada 4 karakteristik syariah marketing yang menjadi pedoman bagi pemasar yaitu :

Pertama: Teistis (rabbaniyah), salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang religius. Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariat islam yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum yang paling adil, paling

32

sempurna, paling selaras, dengan segala bentuk kebaikan dan menyebarluaskan kemaslahatan karena merasa cukup akan segala kesempurnaan dan syariah marketer harus membentengi diri dengan nilai-nilai spiritual karena marketing memang akrab dengan penipuan, sumpah palsu, suap, dan korupsi. Dari hati yang paling dalam, seorang syariah marketing meyakini bahwa Allah SWT selalu dekat dan mengawasinya ketika dia sedang melaksanakan segala macam bentuk bisnis dia pun yakin AllahSWT akan meminta pertanggung jawaban darinya atas pelaksanaan syariat itu pada hari ketika semua orang dikumpulkan untuk diperlihatkan amal-amalnya di hari kiamat.

Kedua: Etis (akhlaqiyah), keistimewaan yang lain dari seorang syariah marketer selain karena teistis, ia juga sangat mengedepankan masalah akhlak (moral, dan etika) dalam seluruh aspek kegiatannya. Sifat etis ini sebenarnya merupakan turunan dari sifat teitis di atas. Dengan demikian syariah marketing adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli apapun agamanya karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat universal yang di ajarka semua agama. Ada beberapa etika pemasar yang menjadi prinsip bagi syariah marketer dalam menjalankan fungsi

Dokumen terkait