• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Instrumen Penelitian 1.Uji Validitas dan Reliabilitas 1.Uji Validitas dan Reliabilitas

ANALISIS DATA

C. Pengujian Instrumen Penelitian 1.Uji Validitas dan Reliabilitas 1.Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengungkapkan apakah pertanyaan pada kuesioner yang digunakan benar atau tidak, sedangkan uji

64

reliabilitas digunakan untuk melihat konsistensi pengukuran dari satu variabel (Bawono, 2006).

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya atau telah benar-benar mencerminkan variabel yang diukur (Bawono,2006).

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Data

Variabel Pearson corelation Significant

(2-tailed) Kesimpulan Teistis 0.747**-0.935** .000 Valid Etis 0.524**-0875** .000 Valid Realistis 0.520**-909** .000 Valid Humanistis 0.717**-0.970** .000 Valid Kepuasan nasabah 0.480**-0.916** .000 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah (2015)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui semua pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner adalah valid, semua pertanyaan yang digunakan dalam variabel berbintang dua yang menunjukkan signifikansi pada level 1% sehingga tidak ada item pertanyaan yang dihapus dan semua item pertanyaan dapat digunakan pada keseluruhan model pengujian.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur sehingga dapat digunakan lagi untuk penelitian yang sama. Teknik

65

yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas ini adalah teknik alpha dan cronbach dengan nilai cronbach alpha lebih dari 0,60 (Bawono,2006). Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8

Hasil Uji Reliabilitas Data

Variabel Cronbach’s Alpha Standar

reliabilitas Kesimpulan Teistis 0.855 0.60 Reliable Etis 0.810 Reliable Realistis 0.835 Reliable Humanistis 0.929 Reliable Kepuasan Nasabah 0.612 Reliable

Sumber: Data Primer yang diolah (2015)

Hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa semua variabel independent mempunyai nilai cronbach’s alpha diatas 0,60 sehingga dapat dikatakan bahwa pengukur masing-masing variabel dari kuesioner yang digunakan peneliti dinyatakan reliable sehinggan item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji White Test

Secara manual uji ini dilakukan dengan meregres residual kuadrat (Ui2) dengan variabel bebas. Dapatkan nilai R2 untuk

66

menghitung X2 dimana X2 =n*R2. Pengujiannya adalah jika X2 hitung < X2 tabel maka hipotesis adanya hesterokedastisitas dalam model ditolak (Bawono, 2006: 145).

Tabel 4.9 Hasil Uji White Test

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .340a .115 .075 .50253

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015) Dari hasil diatas dapat diketahui nilai R2 sebesar 0.115 maka kita dapat mengetahui besarnya X2 hitung yaitu 0.115* 60 = 6.9, sedangkan besarnya X2 tabel adalah 108.6610. karena X2 hitung < X2 tabel, maka tidak ada gejala penyakit

hesterokedastisitas.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi diantara variabel bebas satu dengan variabel bebas lainnya. Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan metode VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai Tolerance juga matrik korelasi.

Menurut Bawono (2006) kedua nilai VIF dan Tolerance saling berlawanan, apabila nilai tolerancenya besar maka nilai VIF nya kecil dan sebaliknya. Nilai VIF disini tidak boleh lebih besar dari 10 (sepuluh), jika lebih besar maka bisa dikatakan

67

ada gejala multikolinieritas, sebaliknya jika nilai VIF nya lebih kecil dari 10 maka tidak ada gejala multikolinieritas. Demikian juga dengan nilai Tolerancenya tidak boleh lebih dari angka 1.

Tabel 4.10

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std.

Error

Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.412 .567 4.252 .000 x1 .001 .020 .003 .025 .980 .963 1.039 x2 .009 .022 .041 .402 .689 .990 1.010 x3 .351 .117 .315 3.007 .003 .915 1.093 x4 .049 .096 .054 .513 .609 .895 1.118

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Berdasarkan tabel diatas nilai tolerance nya tidak lebih dari 1, maka dapat disimpulkan tidak ada gejala multikolinearitas. c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunya distribusi normal atau tidak Bawono (2006: 174). Sebuah data yang baik adalah yang berdistribusi normal. Untuk menguji normal atau tidaknya menggunakan analisa grafik yaitu dengan melihat grafik kurva histogram dan normal plot, jika titik-titik yang menyebar digaris diagonal mengikuti arah garis maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

68 Gambar 4.11 Grafik Uji Normalitas

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Hasil kurva histogram di atas, menunjukkan perbandingan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, sehingga disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Pada grafik normal p-plot model regresi memenuhi asumsi normalitas jika titik-titik pada kurva menyebar disekitar garis diagonal mengikuti garis diagonalnya. Berikut ini hasil uji nrmalitas dengan menggunakan grafik normal p-plot :

69 Gambar 4.12 Grafik P-Plot

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Grafik normal plot diatas menggambarkan perbandingan antara distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data distribusi normal. Titik-titik yang tergambar pada grafik normal plot diatas menyebar disekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal tersebut, shhingga bisa disimpuulkan bahwa model regresi yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.

70 3. Uji Hipotesis

a. Uji t

Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri (Bawono, 2006: 89).

Tabel 4.13 Uji Secara Individual Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.412 .567 4.252 .000 x1 .001 .020 .003 .025 .980 x2 .009 .022 .041 .402 .689 x3 .351 .11 7 .315 3.007 .003 x4 .049 .096 .054 .513 .609

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

X1 nilai koefisien positif yaitu 0.001 dengan nilai signifikansi 0.980 dimana nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, sehingga hipotesis 1 ditolak. Hasil ini sesuai dengan penelitian Dolarosa (2014). Variabel ini tidak signifikan karena marketer tidak terlalu mementingkan religiusitas dalam bekerja tetapi lebih mengutamakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai marketing yaitu memasarkan produk.

X2 nilai koefisien positif yaitu 0.009 dengan nilai signifikansi 0.689 dimana nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, sehingga hipotesis 2 ditolak. Hasil ini sesuai dengan penelitian Habibi (2014).

71

Variabel ini tidak signifikan karena marketer lebih bersikap akrab atau kekeluargaan dari pada bersikap formal kepada nasabah.

X3 nilai koefisien negatif yaitu 0.351 dengan nilai signifikansi 0.003 dimana nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, sehingga hipotesis 3 diterima. Hasil ini sesuai dengan penelitian Dolarosa (2014). Variabel ini signifikan karena marketing Bank Syariah Sragen mampu meyakinkan para nasabah melalui cara bekerja yang profesional dan dalam memberikan pelayanan cepat dan tepat dalam tindakan. Juga karyawan dalam bertugas selalu berpenampilan bersih, rapi, dan bersahaja.

X4 nilai koefisien positif yaitu 0.049 dengan nilai signifikansi 0.609 dimana nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, sehingga hipotesis 4 ditolak. Hasil ini sesuai dengan penelitian Agustina (2011). Variabel ini tidak signifikan karena marketer juga berada dibawah peraturan dan tekanan dari perusahaan. Sehingga marketer juga memiliki keterbatasan dalam membantu nasabah, baik dari segi moril maupun materiil.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji apakah perubahan variabel independen secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel dependen Bawono (2006).

72

Tabel 4.14

Uji Data Secara Serempak

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Dari data di atas, diketahui nilai F hitung sebesar 2,866 dan nilai F tabel 1,838. Maka nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel, sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kepuasan nasabah. Hal ini juga didukung oleh hasil nilai sig 0,000 kurang dari nilai alpha sebesar 0,005. Hasil analisis di atas, hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa variabel realistis berpengaruh terhadap kepuasan nasabah diterima.

c. Uji R Square (koefisien determinasi)

Menurut Gujarati dalam Bawono (2006), analisis Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase (%) pengaruh keseluruhan variabel independen yang digunakan terhadap variabel dependen.

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2.895 4 .724 2.866 .028b Residual 22.223 88 .253 Total 25.118 92

73

Tabel 4.15 Uji R2

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .340a .115 .075 .50253

Sumber: Hasil Pengolahan Data primer (2015)

Dari tabel diatas diketahui nilai R square adalah 0,115. Maka kesimpulannya 11,5% variabel karakteristik syariah mempengaruhi secara signifikan terhadap kepuasan nasabah sedangkan 88,5% nya dipengaruhi oleh faktor lain misalnya kuallitas produk, harga, biaya dan sistem jemput bola.

Realistis merupakan suatu pola pikir untuk bertindak sesuai dengan keadaan dan realita yang diakibatkan oleh faktor-faktor lain seperti faktor lingkungan dan kondisi kehidupan. Seseorang yang mempunyai sifat realistis selalu bertindak sesuai kenyataan atau kondisi yang ada. Sebagian besar nasabah Bank Syariah Sragen lebih banyak yang memilih variabel realistis. Dikarenkan nasabah lebih menyukai petugas Bank Syariah Sragen yang dalam bekerja profesional, memberikan pelayanan yang cekatan, cepat dan tepat dalam tindakan, dan berpenampilan bersih, rapi dan bersahaja

74 BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:

a. Secara parsial berdasarkan uji t menyatakan bahwa variabel teistis (rabbaniyyah) tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah Bank Syariah Sragen. Hal ini dapat terjadi karena sebagian nasabah masih merasa Bank Syariah Sragen dalam memasarkan produknya belum memuaskan.

b. Secara parsial variabel etis (akhlaqiyyah) tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah Bank Syariah Sragen. Hal ini dikarenakan sebagian nasabah merasa belum puas dengan pelayanan atau keramahan yang diberikan petugas kepada nasabah.

c. Secara parsial variabel realistis (al-waqi’iyyah) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah Bank Syariah Sragen. Artinya semakin tinggi pengaruh variabel realistis yang dirasakan nasabah maka semakin meningkat pula kepuasan nasabah tersebut. Hal ini disebabkan karena Bank Syariah Sragen mampu meyakinkan para nasabah melalui cara bekerja yang profesional. Kemudian dalam memberikan pelayanan cekatan, cepat dan tepat dalam tindakan. Juga karyawan Bank Syariah Sragen dalam bertugas berpenampilan bersih, rapi dan bersahaja.

75

d. Secara parsial variabel humanistis (al-insaniyyah) tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah Bank Syariah Sragen. Hal ini terjadi karena petugas Bank Syariah Sragen kurang membantu nasabah yang sedang mengalami kesulitan.

Berdasarkan hasil pengujian uji model (uji f) disimpulkan bahwa dari karakteristik syariah marketing yang terdiri dari teistis, etis, realistis dan humanistis hanya variabel realistis yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah Bank Syariah Sragen.

e. Secara parsial variabel kepuasan nasabah tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah pada Bank Syariah Sragen. Hal ini

disebabkan Bank Syariah Sragen belum sepenuhnya menyediakan produk yang dibutuhkan oleh nasabah sehingga nasabah juga masih jarang yang merekomendasikan untuk menabung di Bank Syariah Sragen kepada saudara atau temannya.

2. Saran

a. Variabel teistis, etis, dan humanistis adalah variabel yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah Bank Syariah Sragen. Artinya nasabah belum merasa puas dengan ketiga karakter tersebut. Maka dari itu Bank Syariah Sragen harus meningkatkan dari segi pemasaran produk, dalam proses penawaran produk dan bersedia mendengarkan keluhan nasabah serta sedia membantu kesulitan yang dihadapi nasabah yang belum mampu membayar atau jatuh tempo.

76

b. Variabel kepuasan nasabah adalah variabel yang juga tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah Bank Syariah Sragen. Artinya nasabah belum puas dengan Bank Syariah Sragen yang belum menyediakan produk yang dibutuhkan oleh nasabah. Maka dari itu Bank Syariah Sragen harus segera membuat terobosan baru dalam menyediakan produk-produk yang diinginkan para nasabah.

c. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan menambah variabel independen yang lain dimana diketahui mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen kepuasan nasabah Bank Syariah Sragen sehingga hasil yang didapatkan akan memperkuat peneitian yang ada.

77

Dokumen terkait