• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pikir

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori (Halaman 38-44)

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas, dibuatlah pemikiran yang merangkaikan teori-teori tersebut sekaligus dapat menghasilkan jawaban sementara dari permasalahan yang dikemukakan. Adapun kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh model problem posing dan CBL terhadap prestasi belajar kognitif, psikomotor dan afektif pada materi analisis faal hati dan bilirubin.

CBL adalah pembelajaran memerlukan adanya ilustrasi kasus nyata dalam penerapan ilmu yang diperoleh dari kuliah dan buku teks. Studi kasus mengajak diskusi yang memfokuskan isu menyangkut situasi nyata yang

commit to user

mengharuskan mahasiswa untuk mengambil tindakan, dan menyimpulkan manfaat yang dapat dipelajari. Kasus dalam pendidikan kesehatan menyangkut kasus-kasus klinis yang didasarkan pada praktek klinis. Kasus mendorong munculnya pertanyaan-pertanyaan dalam diri mahasiswa yang pada akhirnya mahasiswa dapat merumuskan masalah dari kasus tersebut.

Problem posing adalah model pembelajaran menekankan pada pengajuan soal atau perumusan masalah oleh mahasiswa dan disertai jawaban dari permasalahan tersebut. Model pembelajaran problem posing diterapkan dengan menggali kemampuan siswa untuk mengerjakan soal-soal sejenis uraian, agar penerapan model pembelajaran problem posing dapat optimal.

Kemampuan tersebut akan tampak dengan jelas bila mahasiswa mampu mengajukan soal-soal secara mandiri maupun berkelompok. Kemampuan siswa untuk mengerjakan soal tersebut dapat diketahui melalui kemampuannya untuk menjelaskan penyelesaian soal latihan, untuk mendukung kemampuan mahasiswa dalam mengerjakan soal.

2. Pengaruh kemampuan analisis tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif, psikomotor dan afektif pada materi analisis faal hati dan billirubin.

Kemampuan analisis adalah kemampuan untuk mengidentifikasi hubungan nyata, yang diharapkan dan terpercaya diantara berbagai pernyataan-pernyataan, konsep, deskripsi atau bentuk lain untuk mengungkapkan keyakinan, penilaian, pengalaman, penalaran, informasi atau opini. Kemampuan analisis temasuk kemampuan menyelesaikan soal-soal yang tidak rutin, menemukan hubungan, membuktikan dan mengomentari

commit to user

bukti, dan merumuskan serta menunjukkan benarnya suatu generalisasi. Pada materi analisis faal hati dan bilirubin, kemampuan analisis merupakan bagian yang tak terpisahkan. Menentukan suatu diagnosis, menginterpretasikan hasil analisis faal hati dan bilirubin serta menjawab pertanyaan dari beberapa kasus penyakit yang ditemukan di laboratorium, sehingga mendapatkan jawaban yang tepat. Secara otomatis kemampuan analisis baik kategori tinggi maupun rendah akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan dicapai mahasiswa.

3. Pengaruh KPS tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif, psikomotor dan afektif pada materi analisis faal hati dan billirubin.

KPS diperlukan ketika mahasiswa berupaya menerapkan gagasan mereka pada situasi yang baru. KPS dikembangkan melalui pengalaman langsung, sebagai pengalaman belajar. Melalui pengalaman langsung mahasiswa dapat memahami proses atau kegiatan yang sedang dilakukan, menggunakan alat indera dan mengumpulkan informasi, serta bukti-bukti melalui pertanyaan yang muncul rumusan masalah dan hipotesisi dari gagasan mereka. Hal ini sangat mendukung terhadap keberhasilan dalam mencapai prestasi belajar.

4. Interaksi model problem posing dan CBL dengan kemampuan analisis terhadap prestasi belajar kognitif, psikomotor dan afektif pada materi analisis faal hati dan billirubin.

CBL adalah pembelajaran memerlukan adanya ilustrasi kasus nyata dalam penerapan ilmu yang diperoleh dari kuliah dan buku teks. Kasus dalam pendidikan kesehatan menyangkut kasus-kasus klinis yang didasarkan pada

commit to user

praktek klinis. Kasus mendorong munculnya pertanyaan-pertanyaan dalam diri mahasiswa yang pada akhirnya mahasiswa dapat merumuskan masalah dari kasus tersebut. Problem posing adalah model pembelajaran menekankan pada pengajuan soal atau perumusan masalah oleh mahasiswadan disertai jawaban dari permasalahan tersebut. Model pembelajaran problem posing diterapkan dengan menggali kemampuan mahasiswa untuk mengerjakan soal-soal sejenis uraian, agar penerapan model pembelajaran problem posing dapat optimal. Kemampuan tersebut akan tampak dengan jelas bila mahasiswa mampu mengajukan soal-soal secara mandiri maupun berkelompok.

Kemampuan mahasiswa untuk mengerjakan soal tersebut dapat diketahui melalui kemampuannya untuk menjawab dan penyelesaian soal latihan.

5. Mengetahui interaksi model problem posing dan CBL dengan keterampilan proses sains terhadap prestasi belajar kognitif, psikomotor dan afektif pada materi analisis faal hati dan billirubin.

CBL adalah pembelajaran yang menekankan pada kasus secara nyata, adanya kasus menimbulkan keingintahuan mahasiswa melalui perumusan masalah. Pada problem posing menekankan pada pengajuan soal-soal sebagai fokus pembelajaran. Penyelesaian soal membutuhkan keterlibatan secara langsung mahasiswa. Melalui KPS mahasiswa memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat memahami proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.

commit to user

6. Interaksi kemampuan berpikir analisis dan KPS terhadap prestasi belajar kognitif, psikomotor dan afektif pada materi analisis faal hati dan billirubin.

KPS memberikan pengalaman secara langsung kepada mahasiswa dalam mengkonstruk pengetahuannya. Mahasiswa yang memiliki kemampuan analisis mampu mengajukan, menjawab pertanyaan, mengajukan argumentasi,sehingga membutuhkan KPS untuk menyelesaikan pertanyaan.

Sebaliknya KPS akan mempertajam pengetahuan mahasiswa dan memungkinkan mahasiswa untuk menerapkan konsep-konsep dan gagasannya untuk memecahkan masalah.

7. Pengaruh interaksi model problem posing dan CBL dengan kemampuan analisis dan KPS terhadap prestasi belajar kognitif, psikomotor dan afektif pada materi analisis faal hati dan billirubin.

CBL adalah pembelajaran yang menekankan pada kasus secara nyata, adanya kasus menimbulkan keingintahuan mahasiswa melalui perumusan masalah. Problem posing menerapkan pembelajaran dimana pengajuan soal-soal menjadi fokus pembelajaran. Kemampuan analisis dalam menyelesaikan soal-soal membutuhkan keterlibatan secara langsung mahasiswa. Melalui KPS mahasiswa memperoleh pengalaman langsung sehingga mereka dapat memahami proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Hal itu mendukung prestasi belajar mahasiswa.

commit to user D. Kerangka Pikir

Fakta di lapangan Mahasiswa

1. Prestasi kognitif belum optimal

2. Kemampuan mahasiswa dalam

memecahkan masalah masih kurang.

3. Kurang tanggap terhadap kasus yang ada dimuncul.

4. Kesulitan dalam mengkomunikasikan tugas akhir karya tulis ilmiah.

5. Sikap ilmiah meliputi disiplin, tanggung jawab dan kerjasama, interaksi dengan pasien belum optimal.

Dosen

1. Penggunaan metode ceramah.

2. Penggunaan metode diskusi jarang dilakukan.

3. Metode praktikum terprosedur.

4. Belum menggunakan LKM Kondisi Ideal

Kompetensi Analis bidang kimia klinik 1. Kognitif : menguasai matakuliah kimia

klinik sesuai lingkup analis kesehatan.

2. Psikomotor : melakukan pemeriksaan laboratorium, menyimpulkan,

,menginterpretasikan hasil pemeriksaan.

3. Afektif : mampu bekerjasama dalam tim, jujur, teliti, tanggung jawab, disiplin . Pembelajaran :

1. Mengembangkan Higher Order Thinking Skills

Hasil Belajar diukur pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor

commit to user

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori (Halaman 38-44)

Dokumen terkait