• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prestasi Belajar

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori (Halaman 26-33)

a. Pengertian Prestasi belajar

Menurut Arifin (2012) prestasi belajar (achievement) merupakan masalah yang bersifat parenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena

commit to user

sepanjang rentang kehidupan manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang kemampuannya masing-masing.

Prestasi belajar diperoleh setelah seseorang melakukan aktivitas baik secara individu maupun kelompok. Dengan kata lain prestasi belajar merupakan hasil dari tingkah laku akhir pada kegiatan belajar mahasiswa yang dapat diamati atau pencerminan proses belajar yang telah berlangsung.

Prestasi belajar merupakan petunjuk bagi keberhasilan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran.

Cronbach (dalam Arifin, 2012) mengemukakan bahwa prestasi belajar berguna sebagai umpan balik dosen dalam mengajar, untuk keperluan diagnostik, untuk kepentingan bimbingan dan penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untuk kepentingan penempatan atau penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum dan untuk menentukan kebijakan-kebijakan akademik.

b. Prestasi Belajar Kognitif, Psikomotor dan Afektif

Prestasi belajar meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotor.

Domain kognitif pada revisi taksonomi yang dikembangkan oleh Anderson Krathwohl (2000) mencakup C1=knowledge (pengetahuan dan ingatan;

C2=comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas); C3=application (menerapkan; C4=analysis (menguraikan, menentukan hubungan);

C5=sinthesizing (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan barru; C6=creating (mengkreasikan). Domain afektif yaitu sikap ilmiah meliputi : jujur, teliti, tanggung jawab, menghargai, rasa ingin tahu, disiplin, kritis, terbuka dan lain sebagaimana, sedangkan psikomotor meliputi KPS

commit to user

dasar yaitu: mengamati, interferensi, memprediksi, mengklasifikasi, mengkomunikasikan, mengukur, menghitung, maupun keterampilan proses sains terintegrasi seperti: merancang eksperimen, mengajukan pertanyaan, mengembangkan hipotesis, mengontrol variabel, mendefinisikan operasional, membuat kesimpulan, membuat grafik dan tabel (Weno, 2008; Nur, 2011).

Menurut Rustaman (2005), dalam proses pembelajaran ada empat langkah utama yang menjadi tugas dosen yaitu perumusan tujuan pembelajaran, metode, alat dan evaluasi. Pengukuran hasil belajar dapat dilakukan dengan beberapa macam cara yaitu secara tertulis, secara lesan maupun secara observasi. Pengukuran secara tertulis digunakan untuk mengukur hasil belajar yang bersifat kognitif dan afektif, sedangkan pengukuran secara observasi digunakan untuk mengukur hasil belajar psikomotor.

Pengukuran kognitif ditentukan dengan indikator-indikator yang menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki pengetahuan yang akan dinilai, khususnya jenjang kemampuan yang lebih tinggi dari hanya mengingat dan menghafal. Selain selain pengukuran kognitif, pengukuran psikomotor dan afektif juga dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pada metode langsung, pengukuran dilakukan secara langsung melalui observasi terhadap mahasiswa yang sedang memperlihatkan keterampilan-keterampilan yang menjadi hasil proses belajar. Pada metode tidak langsung, keterampilan diukur melalui tes tertulis yang dirancang secara khusus.

commit to user

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Slameto (2003) secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi :

1) Faktor Internal

Faktor yang menyangkut seluruh pribadi termasuk kondisi fisik, mental maupun psikis. Faktor internal atau intrinsik meliputi: a) kondisi fisiologis, orang dalam keadaan sehat jasmaniah akan berbeda dengan orang yang dalam kondisi sakit atau lelah; b) kondisi psikologis, belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis, oleh karenanya faktor psikologis menentukan intensistas belajar seseorang. Faktor psikologis meliputi: minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif; c) kondisi panca indera, terutama adalah penglihatan dan pendengaran dimana mahasiswa dalam proses belajar perlu mengamati, melakukan observasi, mendengarkan, dan melihat; d) bakat, yakni kemampuan menonjol yang dimiliki mahasiswa pada bidang-bidang tertentu; e) motivasi, memiliki peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga memiliki energi yang banyak untuk belajar.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal bersumber dari luar individu yang bersangkutan yang mempengaruhi prestasi belajar baik di lingkungan sosial maupun lingkungan lain. Faktor eksternal meliputi: a) faktor lingkungan, yaitu lingkungan alami dan lingkungan sosial. Lingkungan alami seperti suhu, iklim, kelembaban udara; b) faktor instrumental, merupakan sarana yang dirancang untuk tujuan

commit to user

pembelajaran misalnya: gedung, perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, kurikulum, program, dan pedoman belajar, motode pembelajaran.

Hal serupa juga di kemukakan oleh Sagala (2010) bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal adalah faktor diluar individu yang bersangkutan. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan sosial dan non sosial. Lingkungan sosial adalah orang tua, keluarga, sekolah dan masyarakat, sedangkan non sosial yang paling berperan adalah gedung sekolah, tempat tinggal, alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar mahasiswa. Faktor internal mahasiswa seperti gaya belajar, logika berpikir, kemampuan verbal, kemampuan numerik, kemampuan analisis, kemampuan memori juga memberikan sumbangan terhadap prestasi belajar.

1) Kemampuan Analisis

a. Pengertian Kemampuan Analisis.

Kemampuan analisis adalah kemampuan untuk mengidentifikasi hubungan nyata, yang diharapkan dan terpercaya diantara berbagai pernyataan-pernyataan, konsep, deskripsi atau bentuk lain dari perwakilannya untuk mengungkapkan keyakinan, penilaian, pengalaman, penalaran, informasi atau opini (Facione,2011). Kemampuan analisis ini juga temasuk kemampuan menyelesaikan soal-soal yang tidak rutin, menemukan hubungan, membuktikan dan mengomentari bukti, dan merumuskan serta menunjukkan benarnya suatu generalisasi. Pada materi analisis faal hati dan bilirubin, kemampuan analisis merupakan bagian yang tak terpisahkan.

Menentukan suatu diagnosis, menginterpretasikan hasil analisis faal hati dan

commit to user

bilirubin serta menjawab pertanyaan dari beberapa kasus penyakit yang ditemukan di laboratorium, sehingga mendapatkan jawaban yang tepat.

Kemampuan analisis adalah kemampuan untuk mengidentifikasi persamaan antara dua pendekatan untuk menyelesaikan suatu masalah, mengidentifikasi informasi dan keterkaitan informasi untuk mengungkapkan kesimpulan, mengetahui tujuan untuk memberikan dugaan awal. Berpikir analisis adalah pemisahan keseluruhan abstrak menjadi bagian-bagian penyusunnya dalam rangka untuk mempelajari hubungan dari bagian – bagian tersebut (Farex, 2010). Selanjutnya, Bloom mendefinisikan pemikiran analisis adalah menganalisis, menyusun, menghubungkan, membagi, memisahkan, mengklasifikasikan, membandingkan, kontras, menjelaskan, pilih, ketertiban, kerusakan, berkorelasi, diagram, diskriminasi, fokus, diskriminasi, menggambarkan, menyimpulkan, garis besar, memprioritaskan, membagi dan menunjukkan. (Larry J., dan Annette L, 2010).

b. Indikator Kemampuan Analisis

Indikator kemampuan analisis menurut Facione (2011) meliputi: 1) memilih solusi tepat untuk menyelesaikan masalah dari suatu informasi; 2) menarik kesimpulan dari suatu informasi; 3) menarik kesimpulan dari suatu data; 4) meramalkan hasil percobaan.

2) Keterampilan Proses Sains (KPS) a. Pengertian KPS

KPS adalah seluruh keterampilan ilmiah yang digunakan untuk menemukan konsep atau prinsip atau teori dalam rangka mengembangkan

commit to user

konsep yang telah ada atau menyangkal penemuan sebelumnya. Selain itu, keterampilan proses sains dapat digunakan untuk memahami fenomena apa saja yang telah terjadi. KPS diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep, prinsip hukum dan teori-teori sains (Rustaman,2011).

b. Komponen KPS

Terdapat beberapa komponen keterampilan proses sains, menurut Funk (Rustaman, 2011) ada dua hal yang terkait dengan keterampilan proses, yaitu keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terintegrasi.

Keterampilan proses dasar meliputi: 1) pengamatan (observasi); 2) pengkomunikasian (communication); 3) pengukuran (measurement); 4) penyimpulan (inference); 5) peramalan (prediction).

Menurut Rustaman (2011), keterampilan proses terdiri atas sejumlah keterampilan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jenis keterampilan proses sains tersebut adalah: 1) melakukan pengamatan (observasi); 2) menafsirkan pengamatan (interpretasi); 3) mengelompokkan (klasifikasi); 4) meramalkan (prediksi); 5) berkomunikasi; 6) berhipotesis; 7) merencanakan percobaan atau penyelidikan; 8) menerapkan konsep atau prinsip; 9) mengajukan pertanyaan.

Menurut Bayer (dalam Rizema, 2013) menyatakan bahwa model pembelajaran berbasis keterampilan sains merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan sains kedalam sistem penyajian materi

commit to user

secara terpadu. Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan.

3) Analisis Faal Hati Dan Billirubin

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori (Halaman 26-33)

Dokumen terkait