• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A.Landasan Teori

C. Kerangka Pikir

Kinerja Reksa Dana merupakan hal yang wajib di ketahui oleh investor maupun calon investor karena dapat digunakan sebagai tolak ukur baik atau tidaknya suatu Reksa Dana. Investor yang tidak memahami perilaku pasar, akan kesulitan dalam menentukan keputusan investasi. Apalagi saat ini banyak jenis investasi yang ditawarkan oleh perusahaan yang tentunya

menghasilkan persaingan yang ketat antar perusahaan penyedia jasa investasi. Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan sebelum menghitung kinerja Reksa Dana, yang pertama adalah mengumpulkan data NAB bulanan rata-rata dari masing-masing Reksa Dana untuk menghitung return Reksa Dana, kemudian data IHSG yang digunakan sebagai return bencmark dan data suku bunga Bank Indonesia untuk menghitung suku bunga bebas risiko (risk free). Kemudian dari data yang diperoleh dilakukan pengukuran kinerja Reksa Dana saham menggunakan Risk-Adjusted Return. Metode Risk-Adjusted Return yang digunakan adalah Indeks Sharpe, Indeks Treynor, Indeks Jensen , M² dan Information Ratio dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Indeks Sharpe

Metode Sharpe bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penambahan hasil investasi yang didapat untuk tiap unit risiko yang diambil. Pengukuran kinerja Sharpe didasarkan atas konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai patok duga yaitu dengan cara membagi risk premium dengan standar deviasinya. Risk premium diperoleh dari rata-rata return portofolio dikurangi dengan rata-rata tingkat pengembalian bebas risiko. Return portofolio Reksa Dana dapat diperoleh dari NAB Reksa Dana pada periode pengukuran dikurangi dengan NAB Reksa Dana sebelum periode pengukuran kemudian dibagi dengan NAB Reksa Dana sebelum periode pengukuran. Rata-rata pengembalian suku bunga

bebas risiko diperoleh dari rata-rata BI rate pada periode pengukuran. Setelah Risk premium sudah diketahui selanjutnya adalah menghitung risiko individual dari Reksa Dana yaitu standar deviasi yang merupakan penyimpangan rata-rata dari Reksa Dana. Setelah semua diperoleh maka untuk mengetahui nilai Sharpe adalah dengan membagi Risk premium dengan standar deviasi tersebut.

2. Indeks Treynor

Pengukuran kinerja Reksa Dana dengan menggunakan Metode Treynor dihitung dengan memperhatikan fluktuasi pasar. Dalam penghitungannya digunakan pembagi beta () yang merupakan risiko fluktuasi terhadap risiko pasar. Sama halnya dengan indeks Sharpe, pada indeks Treynor, kinerja portofolio dilihat dengan menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya risiko dari portofolio tersebut. Perbedaan dengan indeks Sharpe adalah penggunaaan garis pasar sekuritas (security market line) sebagai patok duga yaitu dengan membagi Risk premium dengan beta portofolio. Risk premium diperoleh dari rata-rata return portofolio dikurangi dengan suku bunga bebas risiko. Sedangkan beta diperoleh dari persamaan regresi dari premi return portofolio dikurangi dengan return rata-rata bebas risiko sebagai variabel dependen dan return IHSG dikurangi rata-rata return bebas risiko sebagai variabel independen. Kemudian untuk mengetahui nilai

Treynor adalah dengan membagi nilai Risk premium dengan nilai beta portofolio.

3. Indeks Jensen

Metode ini untuk mengukur aktual return terhadap teoritikal return dari portofolio dengan menggunakan prinsip CAPM (Capital Asset Pricing Model) yang sejauh mana Reksa Dana dapat memberikan keuntungan diatas harga pasar. Langkah pertama dalam menghitung indeks Jensen adalah mencari return portofolio Reksa Dana dengan menggunakan NAB Reksa Dana. Kemudian menghitung beta portofolio yang merupakan risiko sistematis dengan menggunakan garis persamaan regresi antara variabel dependen dan independen. Rata-rata return suku bunga bebas risiko diperoleh dari BI rate. Tingkat pengembalian pasar merupakan return IHSG yang dijadikan indeks pasar. Langkah berikutnya adalah mengurangi tingkat pengembalian pasar (IHSG) dengan rata-rata return bebas risiko yang kemudian dikalikan dengan beta. Hasil perkalian tersebut ditambahkan dengan rata-rata return bebas risiko. Langkah terakhir adalah dengan mengurangi rata-rata return portofolio Reksa Dana dengan hasil penjumlahan tersebut.

4. M-Square Ratio (M²)

M² merupakan perluasan dari metode Sharpe dengan mengalikan hasil penghitungan Sharpe dengan standar deviasi

pasar. Standar deviasi pasar diperoleh dari IHSG. Kemudian dari hasil tersebut ditambah dengan rata-rata return bebas risiko. Hasil dari perhitungan ini menandakan bahwa return portofolio Reksa Dana telah disesuaikan tingkat risikonya menjadi sama dengan tingkat risiko pasar. Selanjutnya akan diketahui apakah Reksa Dana tersebut mampu outperform atau underperform setelah hasil tersebut dikurangi dengan return pasar (IHSG). Jika nilai selisih return portofolionya positif maka Reksa Dana tersebut memiliki return diatas return pasar (outperform).

5. Information Ratio

Pengukuran ini merupakan rasio antara alpha dan risiko unik portofolio atau risiko non-sistematik portofolio yang disebut tracking error dari industri. Nilai rasio ini mengukur return tidak normal per unit risiko yang dapat didiversifikasi dengan memegang portofolio pasar. Information dapat diperoleh dari Nilai Jensen alpha yang dibagi dengan risiko unik portofolio, risiko unik diperoleh dari nilai selisih risiko total dan risiko sistematik . Dari analisis di atas maka akan diketahui kinerja masing-masing Reksa Dana saham berdasarkan 5 metode di atas pada setiap periode. Langkah selanjutnya adalah membandingkan kinerja Reksa Dana saham dengan kinerja benchmark. Data yang digunakan adalah NAB per unit penyertaan dan IHSG. Kinerja Reksa Dana saham dan IHSG dapat diketahui dengan menghitung return pada setiap periode

pengukuran. Kemudian setelah diketahui masing-masing kinerja, langkah berikutnya adalah membandingkan kinerja Reksa Dana saham dengan kinerja benchmark. Apabila kinerja Reksa Dana saham melebihi kinerja benchmark maka Reksa Dana saham dinyatakan outperform, namun jika kinerja Reksa Dana saham berada di bawah kinerja benchmark maka Reksa Dana saham dinyatakan underperform. D. Paradigma Penelitian

Gambar 1. Paradigma Penelitian Kinerja Reksa Jenis Metode : 1. Sharpe 2. Jensen 3. Treynor 4. 5. Information Ratio Benchmark : IHSG Outperform Underperform Analisis