BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
B. Kerangka Pikir
Semiotik menurut Ferdinand de Saussure adalah ilmu yang mengkaji tentang peran tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial.
Ia mempelajari sistem-sistem, aturan, konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki arti. Roland Barthes merupakan seorang pemikir strukturalis yang mempraktikan model linguistik dan semiologi Sausserean. Barthes juga dikenal sebagai intelektual dan kritikus sastra Prancis yang ternama eksponen penerapan strukturalisme dan semiotika pada studi sastra.
54
Menurut Barthes dalam gambar atau film konotasi dapat dibedakan dari denotasi. Denotasi adalah apa yang terdapat di film sedangkan konotasi adalah bagaimana foto itu diambil.
“Semiotik adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotik atau dalam istilah Barthes semiologi pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknani (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti memaknai objek-objek tidak hanya membawa informasi dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda”.
Metode semiotika memungkinkan peneliti untuk mengembangkan penafsiran subjektif terhadap teks yang diteliti dengan cara memecahkan dan menjabarkan teks menjadi komponen-komponen unit makna. Metode semiotika ini dapat memasok sejumlah penafsiran, terhadap makna suatu teks.
Metode semiotik tidak dipusatkan pada transmisi pesan, melainkan pada penurunan dan pertukaran makna. Penekanan disini bukan pada tahap proses, melainkan teks dan interaksinya dalam memproduksi dan menerima suatu kultur atau budaya.
55
Semiotik telah digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam menelaah sesuatu yang berhubungan dengan tanda.
Pemetaan perlu dilakukan pada tahap-tahap konotasi.
Tahapan konotasi pun dibagi menjadi 2. Tahap pertama memiliki 3 bagian, yaitu : efek tiruan, sikap (pose), dan objek. Sedangkan 3 tahap terakhir adalah : fotogenia, estetisme, dan sintaksis.
Konstruksi penandaan pertama adalah bahasa sedang konstruksi penandaan kedua merupakan mitos. Konstruksi penandaan tingkat kedua ini dipahami oleh Barthes sebagai metabahasa (metalanguage). Perspektif Barthes tentang mitos ini menjadi salah satu ciri khas semiologinya yang membuka ranah baru semiologi yakni penggalian lebih jauh penandaan untuk mencapai mitos yang bekerja dalam realitas keseharian masyarakat.
2. Kerangka Konseptual
Semiotik adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotik atau dalam istilah Barthes semiologi pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana seseorang (humanity) memaknai sebuah tanda (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate) karena dalam memaknai
56
sesuatu satu orang dan orang yang lainya dapat berbeda sesuai dengan apa yang sebelumnya ia ketahui atau apa yang sedang ia pikirkan.
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate) dalam persahabatan yang menjadi scene di film Mengejar Matahari ini. Maka dari itu peneliti menggunakan model Barthes sebagai teori pendukung dalam menganalisis semiotik dalam teks film Mengejar Matahari.
Terdapat beberapa teks yang akan di analisis dari film Mengejar Matahari dengan konsepsi pemikiran Barthes. Semiotik yang dikaji oleh Barthes antara lain: membahas apa yang menjadi makna konotatif dalam suatu objek, apa yang menjadi makna denotatif dalam suatu objek, apa yang menjadi mitos dalam suatu objek yang diteliti.
Tidak hanya memiliki makna denotatif dan konotatif perspektif Barthes tentang mitos ini menjadi salah satu ciri khas semiologinya yang membuka ranah baru semiologi. Mitos biasanya diasumsikan sebagai apa yang menjadi realitas keseharian yang terdapat dalam kehidupan.
57
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka peneliti menyusun kerangka pikir sebagai berikut :
Gambar 2.4 Kerangka Pikir
Sumber: Peneliti 2013 FILM
MENNGEJAR MATAHARI
ANALISIS SEMIOTIK;
ROLAND BARTHES
MITOS
KONOTASI
TEMUAN:
MAKNA PERSAHABATAN
DENOTASI
TEKS FILM
58
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini memiliki signifikasi berkaitan dengan kajian teks media atau berita, sehingga kecenderungannya lebih bersifat deskriptif.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Berdasarkan hal tersebut maka pendekatan yang dilakukan peneliti adalah pendekatan kualitatif, karena pendekatan ini digunakan untuk mengungkap makna di balik deskripsi tersebut. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati.
Berkaitan dengan hal di atas, maka penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatifpeneliti berupaya untuk menganalisis film Mengejar Matahari dengan melakukan intrepetasi film tersebut dan disesuaikan dengan data yang ada, yaitu secara kontekstual pemaknaan suatu pesan dalam fakta-fakta yang ada pada teks yang diteliti.
59 B. Data
Adapun data yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari observasi objek penelitian dengan cara mengamati dan menganalisa data yang ada yaitu DVD (Digital Compact Disc) film Mengejar Matahari. Selanjutnya peneliti melakukan pengamatan dan analisa tanda-tanda yang teraudiovisualisasikan dalam film Mengejar Matahari.
2. Data Sekunder
Sumber data yang diperoleh melalui kepustakaan, baik dari buku, majalah, jurnal, internet (resensi film, maupun profil dari production house yang memproduksi film ini) maupun literatur lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian serta dapat mendukung data primer.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah DVD (Digital Compact Disc) film Mengejar Matahari yang berproduksi pada tahun 2004, yang berdurasi selama 89 menit diangkat ke layar lebar oleh Rudy Sujarwo.
Cerita film ini diangkat berdasarkan riset yang dilakukan oleh penulis cerita terhadap lingkungan mereka akan persahabatan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berdasarkan kebutuhan analisa dan pengkajian. Pengumpulan
60
data tersebut sudah dilakukan sejak penulis menentukan permasalahan yang sedang dikaji, pengumpulan data yang dilakukan yaitu:
1. Penelitian pustaka (library research), dengan mempelajari dan mengkaji literatur yang berhubungan dengan permasalahan, untuk mendukung dan memperkuat asumsi sebagai landasan teori permasalahan yang dibahas yakni berkenaan dengan semiotika dan film.
2. Pengumpulan data berupa teks film Mengejar Matahari data-data yang berhubungan dengan penelitian ini. Teks film yang diteliti berupa CD.
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis semiotik pendekatan Roland Barthes, tentang hubungan tanda dan analisis mitos. Semiotik memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan “tanda”. Analisis semiotik mengasumsikan pesan media tersusun atas seperangkat tanda yang tersusun untuk menghasilkan makna tertentu. Makna tersebut bukanlah innate meaning (makna bawaan, alamiah), tapi makna dihasilkan oleh sistem perbedaan atau hubungan tanda-tanda.
Ada tiga tahap analisis yang digunakan:
1. Deskripsi makna denotatif dan konotatif, yakni menguraikan dan memahami makna denotatif yang coba disampaikan oleh sesuatu
61
yang tampak secara nyata atau materil dari tanda. Dan makna konotatif yakni menjelaskan dan memaknai konotatif yang dibentuk dari kesatuan tanda dalam deskripsi denotatif dengan pengaruh subyektifitas peneliti sehingga tercipta pemaknaan pada tataran kedua. Di sini film mengejar matahari dideskripsikan.
2. Identifikasi sistem hubungan tanda dan corak gejala budaya yang dihasilkan oleh masing-masing tanda tersebut.
3. Analisis Mitos. Sebuah film menciptakan mitologi atau ideologi sebagai sistem konotasi. Apabila dalam denotasi teks mengekspresikan primary atau natural meaning, maka dalam level konotasi mereka menunjukkan ideological atau secondary meaning.
Semiotika berusaha menganalisis teks film sebagai keseluruhan struktur dan memahami makna yang konotatif dan tersembunyi.
62
BAB IV
HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis Data
Pada bab ini menguraikan berbagai hal mengenai hasil dan pembahasan dari penelitian berupa Analisis Semiotik “Makna Persahabatan dalam Teks Film Mengejar Matahari”. Hasil dari penelitian ini diperoleh melalui proses analisis terhadap teks/dialog yang ada pada film Mengejar Matahari, kemudian mendeskripsikannya kedalam suatu bentuk analisis yang sistematis. Bab ini mengacu kepada fokus penelitian yang sebelumnya telah dirumuskan mengenai Makna denotatif, konotatif, dan mitos/ideologi Persahabatan dalam Teks film Mengejar Matahari dan Teks sebagai inti penelitian. Yaitu dengan menggunakan metode analisis semiotik, yang merupakan bagian dari metode analisis data dalam penelitian kualitatif.
Untuk itu, peneliti memfokuskan penelitian ini mengenai apa saja yang menjadi hal-hal diatas yang terdapat dalam teks/dialog pada film Mengejar Matahari yang berkaitan dengan makna persahabatan. Maka dari itu peneliti menggunakan model Barthes sebagai teori pendukung dalam menganalisis Semiotik Makna Persahabatan dalam Teks Film Mengejar Matahari.
Terdapat beberapa teks/dialog yang akan dianalisis dari film Mengejar Matahari. Untuk mempermudah penelitian ini, penulis memeroleh 8 scene dari peran tokoh utama yang dapat diteliti dengan
63
konsepsi pemikiran Barthes. Semiotik yang dikaji oleh Barthes antara lain apa yang menjadi makna denotatif dalam suatu objek, apa yang menjadi makna konotatif pada suatu objek, juga apa yang menjadi mitos/ideologi suatu objek yang kita teliti yang dalam hal ini objek tersebut berupa teks.
Denotatif berupa tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, atau antara tanda dan rujukannya pada realitas yang menghasilkan makna yang eksplisit, langsung dan pasti.
Makna denotatif dalam hal ini adalah makna pada apa yang tampak.
Konotatif adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, yang didalamnya terdapat makna yang tidak sebenarnya. Konotasi dapat menghasilkan makna kedua yang bersifat tersembunyi.
Mitos/ideologi adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Mitos merupakan produk kelas sosial mengenai hidup dan mati, manusia dan dewa, dan sebagainya.
Penetapan 8 scene ini dilakukan berdasarkan content yang berisi teks/dialog dari peran tokoh-tokoh utama terhadap kegiatan yang mengandung makna persahabatan, agar kajian lebih terfokuskan.
64
1. Analisis Makna Persahabatan dalam Teks Film Mengejar Matahari
a. Scene 1
1) Deskripsi Data Scene 1: EXT. Jalan Kompleks Rumah Susun
Prolog:
“Orang bilang hidup dimulai di hari ini, waktu kita bangun tadi pagi, bukan hari kemarin, bukan juga besok, tapi gue percaya hari ini dimulai bukan hanya dari kita membuka mata tadi pagi, hari ini dimulai jauh sebelum itu”. “Lepas dari semua beban dan masalah yang kita hadapin ada satu permainan yang selalu jadi ritual kita, sebuah permainan yang hanya kita berempat yang tau, sebuah permainan yang mengharuskan kita berlari sekencang-kencangnya dan berusaha menjadi yang pertama sampai ke sebuah titik di ujung kompleks, permainan yang kita beri nama “Mengejar Matahari”.
2) Analisis Denotatif
Scene 1 diawali dengan “prolog” yang menjelaskan sebuah permainan yang selalu menjadi ritual dari tokoh Ardi, Apin, Nino, dan Damar, sebuah permainan yang mengharuskan mereka berlari sekencang-kencangnya dan berusaha menjadi yang pertama sampai kesebuah titik di ujung kompleks.
3) Analisis Konotatif
Permainan yang menjadi ritual empat tokoh Ardi, Apin, Nino, dan damar yang mereka beri nama “Mengejar Matahari” dapat dikonotasikan sebagai kebersamaan
65
menuju cita-cita yang mereka inginkan. Kata “Mengejar”
dapat diartikan sebagai usaha atau kerja keras yang dilakukan agar mencapai tujuan yang diinginkan. Kata
“Matahari” dapat diartikan sebagai suatu tujuan atau cita-cita yang diimpikan oleh masing-masing individu dari tokoh Ardi, Apin, Nino, dan Damar. Cita-cita tersebut begitu besar dan berharga, sehingga digambarkan sebagai matahari yang merupakan sumber kehidupan di dunia ini.
4) Analisis Mitos/Ideologi
Permainan “Mengejar Matahari” yang Ardi, Apin, Nino, dan Damar lakukan dianggap sebagai ritual. Tanpa adanya upacara, kegiatan suci, metode khusus, dan pemujaan terhadap sesuatu, prolog tersebut menyebutkan bahwa permainan “Mengejar Matahari” merupakan ritual keempat sahabat itu. Sedangkan ritual biasanya adalah kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan atau sesuatu yang terbilang sakral. Ritual adalah teknik atau metode suatu adat dan kebiasaan menjadi suci. Kegiatan ritual merupakan salah satu adat istiadat dalam suatu kebudayaan. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat atau komunitas tertentu, sebagai upaya perawatan atau permeliharaan atas apa yang mereka sudah dapatkan atau permintaan agar mendapatkan
66
keselamatan, kelancaran, kemudahan dalam segala hal.
Akan tetapi dalam prakteknya ritual sering disalah artikan sebagai pemujaan kepada penguasa gelap (hal-hal gaib), meskipun demikian itulah bentuk komunikasi yang mereka bangun agar mereka bisa berkomunikasi.
b. Scene 2
1) Deskripsi Data Scene 2: INT. dalam Ruangan
Scene 2 memperlihatkan sebuah ruang di rumah susun . Terlihat ruangan tersebut dihiasi dengan hiasan pesta sebagai persiapan untuk merayakan ulang tahun Apin.
Adegan selanjutnya adalah menjalankan renacana Ardi, Nino, dan Damar untuk membuat pesta kejutan Apin.
Rencana itu berjalan lancar, Apin merasa begitu terkejut dengan pesta itu, sehingga suasana keceriaan pun menyelimuti ruangan tersebut.
Apin: No‟..! “Damar” dipukulin lagi no‟…!?
Nino: dia dipukulin lagi?
Apin: siapa yang pukulin..!? siapa..?
Nino: gua ngga‟ tau pin‟..
Apin: tapi si ardi mana..?
Nino: gua aja nyari dia… tapi ngga ada..!
Apin: ahhh… kacau nih orang nih.. berkelahi melulu sih…
udah masuk-masuk…
Nino: lu duluan pin‟..
Apin: giliran kaya gini… gua..
Damar: tapi‟.. damarnya ada ko‟…
Apin: mar‟..mar‟..mar‟..
Damar: woiii….
Ardi: selamat ulang tahun…
Apin: anjing lo…anjing… botak lu dasar…hahahahaaha
67
Nino, ardi, dan dammar: selamat ulang tahun pin‟…
Apin: cemen banget nih.. siapa yang buat nih..!?
Damar: susah nih masalahnya di buat…!
Nino: hargain dong.. siapa yang buat semua ini…
Ardi: lihat nhi… yang gua buat bersama Damar… kue ulang tahun spesial… martabak..
Apin: anjrit lo…gua uda kirain kepala lo damar uda dibelah… tau ngga‟!?... gua ngga bakalan lupa hari-hari gua..
kemarin, tadi‟…sekarang, besok… di hidup gua udah terlalu banyak yang masuk dan pergi lagi… tapi hanya ada yang dalam hati itu ada kalian sahabat sejati gua…
2) Analisis Denotatif
Siang itu Nino memberi kabar kepada Apin, bahwa Damar telah dipukuli oleh teman-teman Obet. Nino pun mengajak Apin menuju ke suatu ruangan di rumah susun, untuk melihat keadaan Damar. Dibalik kabar buruk itu, Ardi, Nino, Damar telah menyiapkan rencana pesta kejutan untuk Apin yang pada hari itu berulang tahun. Apin mengikuti Nino dan memasuki ruangan itu terlebih dahulu atas perintah Nino.
Setelah Apin memanggil nama Damar sebanyak tiga kali, lampu ruangan pun dinyalakan dan semua sahabat Apin mengucapkan “selamat ulang tahun” sambil melempar potongan kertas warna-warni kepada Apin. Semua tertawa dan terlihat bahagia merayakan ulang tahun Apin. Ardi dan Damar menunjukkan kue ulang tahun berupa martabak yang telah dibuatnya Kemudian Ardi, Nino, dan Damar menutup mata Apin untuk memberikan kado yang ternyata berisi handycam.
68 3) Analisis Konotatif
Scene 2 ini terlihat kekhawatiran Apin dan Nino, dalam dialog;
Apin: No‟..! “Damar” dipukulin lagi no‟…!?
Nino: dia dipukulin lagi?
Apin: siapa yang pukulin..!? siapa..?
Nino: gua ngga‟ tau pin‟..
Apin: tapi si ardi mana..?
Nino: gua aja nyari dia… tapi ngga ada..!
Apin: ahhh… kacau nih orang nih.. berkelahi melulu sih…
Dialog ini juga memberi keterangan bahwa Apin begitu memahami sifat Damar yang mudah terpancing emosi, sehingga menyebabkan Damar terlibat dalam banyak perkelahian.
Pada dialog selanjutnya, ketika Apin mengatakan ejekan kasar kepada Ardi, Nino, dan terutama pada Damar
“Anjing lo…anjing…botak lu dasar”, lalu, “cemen banget nih..”, dan “anjrit lo…”, dapat dikonotasikan sebagai ejekan yang menandakan kedekatan mereka. Artinya, meskipun ejekan itu begitu kasar, namun tidak akan menyakiti perasaan siapa pun diantara mereka. Karena, makna ejekan itu bukan dianggap untuk merendahkan satu sama lain, tetapi ejekan itu bermakna ungkapan kasih sayang dan kebahagiaan yang dalam. Terkhusus untuk Apin, yang menunjukkan rasa terkejutnya dengan kata-kata itu.
69
Bagian akhir dialog terdapat ungkapan Apin “di hidup gua udah terlalu banyak yang masuk dan pergi lagi… tapi hanya ada yang dalam hati itu ada kalian sahabat sejati gua…”. Ungkapan ini menunjukkan bahwa telah banyak orang yang masuk dalam kehidupan Apin, tetapi tidak ada yang setia dan melekat di hati Apin kecuali Ardi, Nino, dan Damar.
4) Analisis Mitos/Ideologi
Teks dialog scene 2 di dominasi dengan kata-kata ejekan kasar yang diucapkan oleh Apin. Salah satu ucapan Apin yang menarik adalah kata “anjing” yang merupakan salah satu jenis hewan yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, anggapan mayoritas masyarakat Indonesia terhadap hewan ini, adalah hewan yang menakutkan dan menjijikkan. Masyarakat yang beranggapan seperti ini, akan lebih memilih untuk menjauhi hewan ini.
Terlebih menggunakannya sebagai ungkapan yang diucapkan kepada orang lain, maka untuk mengucapkan nama hewan yang satu ini, dapat melambangkan kemarahan. Jika diucapkan kepada orang lain, maka dapat melambangkan bahwa seseorang yang mengatakan itu menganggap rendah orang yang dituju. Masyarakat
70
Indonesia terkini, terutama di daerah pinggiran kota yang khas akan bahasa-bahasa yang terbilang kasar bagi mayoritas masyarakat lain, justru mempergunakannya sebagai candaan sehari-hari yang tidak lagi dianggap tabuh untuk diucapkan.
c. Scene 3
1) Deskripsi Data Scene 3: INT/EXT. Kantin Sekolah
Scene 3 memperlihatkan Ardi, Apin, Nino, dan Damar bercerita di kantin sekolah. Apin menceritakan mengenai sebuah kisah film Hollywood yang baru saja dinontonnya.
Apin pun membuat replika film tersebut, menggunakan handycam barunya, dengan versi mereka.
Apin: tau ngga‟..!? gua punya cerita.. gua nonton film kemarin nih… film hollywood gitu, sutradaranya edan
banget.. dia buat dunia lain selain dunia kita… seruh banget filmya. Jadi, di dunia lain itu ada orang-orang yang persis kita banget… jadi, ada orang kayak lo no‟. kaya lo dan lo…
tapi, ngga tau yah Mar‟ kalau kayak lo… tapi mereka alami nasibnya segala macam beda… nahhh sekarang gua coba versi gua… lo bayangin no‟ kira-kira di dunia itu
adalah…????? Adalah..???? lo apa no‟??
Nino: kalau bisa duit gua makin banyak lagi deh..
Apin: aduh..! sekarang juga lu traktirin kita..
Nino: yakin banget lo…
Apin: hahahaha…ya..ya..ya.. boleh..
Nino: ya udah kalau bisa gua bisa di trima‟ di sekolah ngetop lah di Amerika‟..
Apin, Damar, dan Nino… aaduhhh….hahahahaha Apin: kasi slamat…kasi slmat…
Apin: lu Ardi‟…! Lu Ardi cepatan baeray gua udah mau habis..!
Ardi: nama gua Ardi…
Apin: kayanya seruh nih..
71
Ardi: gua disitu jauhh lebih bahagia ajah…
Apin: nha… sama pastinya seperti yang aku perkirakan…
Damar: kalian itu pada susah-susah semuanya…. Kalian itu udah pada kerja sama saya aja semuanya…
Apin, Ardi, dan Nino: hahahahahahaha 2) Analisis Denotatif
Apin menceritakan bahwa dia baru saja menonton film Hollywood yang berkisah tentang adanya dunia lain selain dunia kita. Menurut Apin, cerita film tersebut memiliki kemiripan dengan kisah kehidupan mereka. Apin ingin meniru kisah dalam film tersebut, hal ini dapat terlihat dari dialog, “sekarang gua coba versi gua… lo bayangin no‟ kira-kira di dunia itu adalah…????? Adalah..???”
Apin terinspirasi untuk mendokumentasikan apa yang menjadi bayangan Ardi, Nino, dan Damar tentang kehidupan mereka di dunia lain itu. Dimulai dari Nino yang membayangkan kehidupannya di dunia lainnya adalah Nino yang memiliki lebih banyak uang dari yang dia miliki sekarang. Kemudian dia membayangkan bahwa dia akan diterima di sekolah ternama di Amerika. Dilanjutkan oleh Ardi yang memiliki bayangan kehidupanya lebih bahagia dari kehidupan yang dia alami sekarang. Lalu Damar pun melanjutkan dengan langsung menceritakan bayangannya di dunia lain adalah sahabat-sahabatnya berada dalam keadaan susah, dan bekerja untuk Damar.
72 3) Analisis Konotatif
Penggalan dialog scene 3 yang memiliki makna konotatif terdapat pada dialog sebagai berikut:
Nino: ya udah kalau bisa gua bisa di trima‟ di sekolah ngetop lah di Amerika‟..
Apin, Damar, dan Nino… aaduhhh….hahahahaha Apin: kasi slamat…kasi slmat…
Apin: lu Ardi‟…! Lu Ardi cepatan baeray gua udah mau habis..!
Ardi: nama gua Ardi…
Apin: kayanya seruh nih..
Ardi: gua disitu jauhh lebih bahagia ajah…
Apin: nha… sama pastinya seperti yang aku perkirakan…
Damar: kalian itu pada susah-susah semuanya…. Kalian itu udah pada kerja sama saya aja semuanya….
Dialog yang penuh canda dan keceriaan diatas, memiliki makna tersirat bahwa tanpa mereka sadari, cerita
Dialog yang penuh canda dan keceriaan diatas, memiliki makna tersirat bahwa tanpa mereka sadari, cerita