• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku, proses memperoleh pengetahuan, proses kemampuan bereaksi yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian yang terjadi secara relatif atau tetap karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Pada proses belajar penting jika didukung dengan adanya kemandirian belajar, karena berperan sebagai penggerak.

Kemandirian belajar adalah kondisi aktifitas belajar yang mandiri tidak tergantung pada orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung jawab sendiri

52

dalam menyelesaikan masalah belajarnya. Kemandirian belajar akan terwujud apabila siswa aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui dan siswa juga mau aktif dalam proses pembelajaran. Kemandirian belajar adalah sikap mengarah pada kesadaran belajar sendiri dan segala keputusan, pertimbangan yang berhubungan dengan kegiatan belajar diusahakan sendiri sehingga bertanggung jawab sepenuhnya dalam proses belajar tersebut.

Faktor ekonomi dapat digolongkan menjadi kondisi keluarga mampu dan tidak mampu. Kondisi ekonomi berpengaruh pada pola asuh siswa karena memiliki pola asuh, gaya hidup, dan cara mendidik yang berbeda. Siswa yang berasal dari keluarga berstatus ekonomi tinggi memiliki kesempatan yang lebih tinggi dalam mempersiapkan anak-anak mereka untuk sekolah. Status sosial ekonomi yang lebih tinggi tersebut membangun kepercayaan individu atau siswa untuk menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.

Berbeda dengan siswa yang kondisinya kurang mampu, mereka mendapat sedikit perhatian dan pengawasan terutama pada aspek perkembangannya, karena orangtua mereka yang harus bekerja keras mencari uang dan tidak jarang pula dari mereka selain disibukan dengan sekolah mereka juga harus terpaksa ikut bekerja demi membantu orang tua. Selain itu, siswa kurang mampu juga memiliki keterbatasan dalam fasilitas belajarnya.

Seiring dengan harapan pemerintah dan masyarakat akan arti pentingnya pendidikan, pemerintah memberikan jaminan bantuan pendidikan bagi siswa

53

yang berasal dari keluarga yang kurang mampu tersebut. Bantuan pendidikan itu lebih dikenal dengan JPD KMS yang diberikan dengan tujuan memberikan kemudahan dalam hal pendanaan bagi siswa kurang mampu agar mereka tidak putus sekolah. Akan tetapi, pemberian JPD KMS ini memberikan permasalahan tersendiri bagi siswa KMS maupun dari pihak sekolah. Siswa KMS memiliki perasaan minder ketika di lingkungan sekolah. Perilaku mereka cenderung pasif, diam dan kurang bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah. Siswa KMS lebih lambat dalam menerima mata pelajaran yang disampaikan sehingga guru harus mengulang dalam menjelaskan materi yang disampaikan. Sebagian siswa KMS juga sering mendapatkan nilai yang jelek ketika ulangan. Hal ini menjadikan beberapa siswa KMS mengundurkan diri dari sekolah. Siswa non KMS terlihat lebih aktif dan dari segi pergaulan mereka terlihat menonjol. Kondisi ini disebabkan siswa non KMS sebagian besar tinggal dirumah dengan kondisi keluarganya yang mampu dan tercukupi sehingga mereka lebih terfasilitasi dari segi apapun.

Dengan demikian adanya perbedaan kondisi latar belakang eknomi, dan pola pengasuhan yang diberikan oleh lingkungan pada siswa KMS dan non KMS yang akan menimbulkan perbedaan juga dalam kemandirian belajar.

54 E. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Sunarsih (2010) dengan judul

“Hubungan antara Motivasi Belajar, Kemandirian Belajar dan Bimbingan

Akademik Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di STIKES A. Yani

Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

motivasi belajar, kemandirian belajar dan bimbingan akademik terhadap prestasi belajar mahasiswa di STIKES A. Yani Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dan menggunakan teknik korelasional, memakai instrumen kuesioner model Likert dan dokumentasi. Semua populasi diambil sebanyak 464 responden, cara pengambilan dengan teknik Proportional Stratified Random Sampling. Uji validitas instrumen menggunakan koefisien korelasi Product Moment, dan uji reabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Hasil penelitian di analisis menggunakan koefisien korelasi korelasi Product Moment dan Regresi Linier. N = 98 pada taraf signifikan 5 % batas penerimaan rho tabel = 0,195 dan taraf signifikan 5 %. Dari hasil analisis hubungan antara motivasi belajar, kemandirian belajar dan bimbingan dengan prestasi belajar diperoleh rho hasil = 0,457 maka nilai rho hasil tersebut lebih dari nilai rho tabel. Dengan demikian maka variabel motivasi belajar, kemandirian belajar dan bimbingan akademik dengan variabel prestasi belajar mempunyai hubungan yang bermakna. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan yang bermakna antara motivasi belajar, kemandirian belajar dan

55

bimbingan akademik dengan variabel prestasi belajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dan menggunakan teknik korelasional, memakai instrumen kuesioner model Likert dan dokumentasi. Semua populasi diambil sebanyak 464 responden, cara pengambilan dengan teknik Proportional Stratified Random Sampling. Uji validitas instrumen menggunakan koefisien korelasi Product Moment, dan uji reabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Hasil penelitian di analisis menggunakan koefisien korelasi korelasi Product Moment dan Regresi Linier. N = 98 pada taraf signifikan 5 % batas penerimaan rho tabel = 0,195 dan taraf signifikan 5 %. Dari hasil analisis hubungan antara motivasi belajar, kemandirian belajar dan bimbingan dengan prestasi belajar diperoleh rho hasil = 0,457 maka nilai rho hasil tersebut lebih dari nilai rho tabel. Dengan demikian maka variabel motivasi belajar, kemandirian belajar dan bimbingan akademik dengan variabel prestasi belajar mempunyai hubungan yang bermakna. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan yang bermakna antara motivasi belajar, kemandirian belajar dan bimbingan akademik dengan variabel prestasi belajar.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Maemun (2008) dengan judul

“Hubungan antara Kemandirian Belajar dan Fasilitas Belajar di Rumah

dengan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas X MAN Wonokromo”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara kemandirian belajar dan fasilitas belajar di rumah dengan prestasi belajar biologi siswa kelas X semester genap Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Wonokromo Bantul

56

tahun ajaran 2006/2007. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, sedangkan sampel dalam penelitian ini sejumlah 57 siswa dari populasi sebanyak 179 siswa. Metode yang digunakan adalah metode angket dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah lembar angket kemandirian belajar dengan koefisien reabilitas sebesar 0.904 dan angket fasilitas belajar di rumah dengan koefisien reabilitas sebesar 0.901. Sedangkan metode dokumentasi untuk mengambil hasil prestasi belajar biologi siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) kemandirian belajar memiliki hubungan yang positif dengan prestasi belajar biologi siswa kelas X MAN Wonokromo Bantul tahun pelajaran 2006/2007, dengan r yx1sebesar 0.931 dan nilai probabilitas Sig sebesar 0.000, 2) fasilitas belajar di rumah memiliki hubungan yang positif dengan prestasi belajar biologi siswa kelas X MAN Wonokromo Bantul tahun pelajaran 2006/2007, dengan r sebesar 0.967 dan nilai probabilitas Sig sebesar 0.000, 3 kemandirian belajar dan fasilitas belajar di rumah secara bersama-sama memiliki hubungan yang positif dengan prestasi belajar biologi siswa kelas X MAN Wonokromo Bantul tahun pelajaran 2006/2007, dengan R sebesar 0.968 dan nilai probabilitas Sig.F sebesar 0.000.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Khoiriya Ulfah (2012), dengan judul

“Hubungan antara Dukungan Orangtua, Dukungan Sosial Teman, dan

Harga Diri dengan Prestasi Akademik Siswa KMS Pada Jenjang Sekolah

Menengah Pertama di Kota Yogyakarta ”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan orangtua, dukungan

57

sosial teman, dan harga diri dengan prestasi akademik siswa KMS. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengunakan analisis regresi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 103 siswa kelas VII dan VIII Sekolah Menengah Pertama. Data yang digunakan adalah nilai murni semester siswa dan hasil skor pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan angket dukungan orangtua, angket dukungan sosial teman, dan angket harga diri. Hasil analisis menunjukkan koefisien multiple correlation R = 0,230. Angka ini menujukan tidak ada hubungan yang positif antara dukungan orangtua, dukungan sosial teman, dan harga diri dengan prestasi akademik siswa KMS. Dengan menunjukkan nilai Fregresi = 1,839 dengan taraf signifikansi 0,145 (p > 0,05). Dalam korelasi antar variabel menunjukan hasil bahwa dari tiga variabel independen hanya satu variabel yang berkorelasi dengan prestasi akademik yakni variabel dukungan sosial teman dengan nilai korelasi sebesar 0,288 dengan taraf signifikansi 0,01 (p < 0,05). Dengan demikian penelitian ini menunjukan bahwa dukungan social teman berkorelasi dengan prestasi akademik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dukungan orangtua, dukungan sosial teman dan harga diri memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan prestasi akademik pada siswa KMS.

58 F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan bahwa; “Terdapat perbedaan kemandirian belajar siswa KMS dan siswa non KMS siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta tahun 2013/2014.

59 BAB III

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait