• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................... 14-33

D. Kerangka Pikir

59Rizal Fahlefi, “Perkembangan Pengumpulan Zakat Pada BAZNAS Kabupaten Tanah Datar Priode 2010 S.D 2014”, Jurnal Ilmiah Syariah, Vol. 15, Nomor 1, (Januari-Juni 2016): h.

112.

34

Kerangka pikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebgai masalah penting. Memahami bagaimana peran BAZNAS dalam menarik minat muzakki.

Berdasarkan uraian tersebut maka kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: strategi BAZNAS dalam meningkatkan muzakki ada 3 yakni sosialisasi melalui ceramah, UPZ disetiap lembaga dan Pelayan yakni pilihan mengeluarkan zakat adapun faktor pendukung yakni mendapat dukungan pemerintah dan faktor penghambatnya adalah pemahamn masyarakat dan kesadaran masyarakat.

Gambar 1.1 Kerangka Pikir

Zakat

BAZNAS

Faktor Pendukung dan Penghambat DukunganPemerintah Pemahaman Masyarakat

Kesadaran Masyarakat

Strategi Sosialiasi

UPZ Pelayanan

Peningkatan Muzakki

35 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Dilihat dari segi sumber pengumpulan data, maka penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian lapangan (field research), sedangkan jenis peelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan di suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi dan objektif penelitian.60 Berdasarkan pengertian di atas, penelitian yang ditunjukkan langsung ke lokasi penelitian ini dilakukan di BAZNAS Kabupaten Pinrang.

Penelitian ini bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan, dengan cara kualitatif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.Data yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu data kualitatif. Menurut Suharsimi Arikunto data yang bersifat kualitatif yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat.61

Dengan demikian peneliti dapat memahami bahwa penelitian deskriptip kualitatif ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan mengenai peran BAZNAS dalam peningkatan jumlah muzakki di Kab. Pinrang.

60Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 96.

61Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 21.

36

B. Pendekatan Penelitian

Merujuk pada pendekatan yang digunakan penulis, adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif merupakan merupakan sebuah metode penelitian yang memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif. Jenis penelitian deskriptif kerap digunakan untuk menganalisis kejadian, fenomena atau keadaan secara secara sosial.

C. Sumber Data

Dalam penelitian kualitatif sumber data merupakan subjek penelitian yang memiliki kedudukan penting. Sumber data adalah subjek dari mana data di peroleh. Dalam hal ini sumber data dibagi dua yaitu:

1. Sumber data primer adalah sumber data pertama dalam sebuah penelitian yang dihasilkan.62 Berdasarkan uraian ini dapat disimpulkan bahwa sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari sumber pertama dan proses pengumpulan datanya dilakukan dan dijadikan objek penelitian.

2. Sumber data sekunder adalah Sumber yang melalui pengumpulan penunjang dalam sebuah penelitian disebut dengan data skunder. Sumber data sekunder yaitu jenis data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi.63 Sumber yang melalui pengumpulan penunjang adalah sumber Sekunder dapat disebut juga sumber tambahan atau sumber

62Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Airlangga, 2001), h. 129.

63Muhamad, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam, Pendekatan Kualitatif, h. 102.

penunjang. Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.64

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah field research, maka data penelitian ini diperoleh dengan bergai cara yaitu:

1. Wawancara yaitu tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Teknik wawancara dilakukan dengan cara mendatangi secara langsung informan untuk dimintai keterangan mengenai sesuatu yang diketahuinya, bisa mengenai suatu kejadian, fakta atau pendapat informan itu sendiri. Dalam hal ini peneliti mewawancarai Ketua BAZNAS Kabupaten Pinrang.

2. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku surat kabar majalah, dan sebagainya. Dokumentasi yang diperlukan dalam pengumpulan data adalah dokumen atau catatan dan juga buku yang berkaitan dengan Peran BAZNAS dalam peningkatan jumlah Muzakki.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur penelitian.

Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang

64Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif , (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 137.

38

diperlukan. Dalam peneletian ini ada bebearapa instrumen penelitian yang digunakan yaitu:

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara berfungsi sebagai alat pengarah dalam mengumpulkan data dari informan pada saat dilakukan wawancara.

2. Handphone

Penggunaan alat komunikasi berupa handphone yang memiliki spesifikasi dan fitur yang dapat membantu dalam peneletian ini, utamanya aplikasi kamera Video, Kamera Foto dan Juga Recorder Suara.

3. Alat Tulis

Alat tulis dalam sebuah penelitian sangat diperlukan dalam proses penelitian, hal ini guna mempermudah dalam proses pengumpulan data sementara dalam bentuk tulisan untuk selanjutnya diolah.

F. Tekhnik Pengelolaan dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan berbagai teknik pengolahan data yaitu:

1. Reduksi data ialah proses mengubah rekaman data ke dalam pola, fokus, kategori, atau pokok permasalahan tertentu.

2. Penyajian data ialah menampilkan data dengan cara memasukkan data dalam sejumlah ma triks yang diinginkan.

3. Pengambilan kesimpulan ialah mencari simpulan atas data yang direduksi dan disajikan.

Analisis data yang digunakan yakni analisis kulitatif yaitu teknik pengolahan data kualitatif (kata-kata) yang dilakukan dalam rangka

mendeskripsikan/membahas hasil penelitian dengan pendekatan analisis konseptual dan teoretik, serta mengolah data dan menyajikan dalam bentuk yang sistematis, teratur dan terstruktur serta mempunyai makna. Analisis data tidak hanya dimulai saat sebelum dan setelah penelitian, namun dilakukan secara terus menerus selama peneltian berlangsung. Hal ini disertai dengan identifikasi dan pemilaan terkait data yang dianggap penting dan berhubungan dengan fokus penelitian.

G. Pengujian Keabsahan

Uji keabsahan data dalam penelitian ini meliputi Credibility (validasi internal), Transferability (validasi eksternal), Dependability (reabilitas), dan Confirmability (obyektifitas).

1. Uji Kredibilitas dilakukan dengan berbagai cara yaitu.65

a. Perpanjanagan pengamatan dilakukan untuk menguji kredibilitas data yang tlah diperoleh, apakah data yang telah diperoleh telah berubah atau tidak.

b. Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis

c. Menggunakan bahan referensi merupakan pendukung yang dapat membuktikan data yang telah ditemukan, seperti rekaman wawancara

2. Pengujian Transferability merupakan validasi eksternal, digunakan agar hasil penelitian dapat digunakan dapat diterapkan. Pengujian ini dilakukan

65Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 37.

40

dengan membuat laporan yang diurai secara jelas, rincih dan sistemati.

Pengujian defendability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses oleh auditor yang independen, atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan kegiatan peneliti dalam melakukan penelitian.

41 BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil BAZNAS Kabupaten Pinrang

Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS merupakan organisasi pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah dengan tugas mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama Islam. Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan zakat ditingkat Kabupaten/Kota maka dibentuklah Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Pinrang resmi dibentuk pada tahun 2013 oleh Bupati Pinrang H. Andi Aslam Patonangi, S.H.,M.Si. BAZNAS Kabupaten Pinrang dibentuk dengan tujuan mengoptimalkan potensi pemberdayaan zakat infaq dan shadaqah di Kabupaten Pinrang.

Pada tahun 2013 BAZNAS Kabupaten Pinrang bertempat di kantor Kecamatan Maccorawalie, Kelurahan Sawitto, Jalan Bintang No. 1 Kabupaten Pinrang. Dalam menunjang aktifitas BAZNAS dalam melakukan tugas sebagaimna mestinya.

BAZNAS Kabupaten Pinrang mempunyai wewenang dalam mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai ketentuan syariat. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengelolah zakat yang didirikan oleh pemerintah BAZNAS Kabupaten Pinrang, telah membentuk Unit Pengolah

42

Zakat (UPZ) pada tingkat Kelurahan berdasarkan himbauan Bupati Pinrang.

2. Visi dan Misi BAZNAS Kabupaten Pinrang

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Pinrangsejak terbentuknya memiliki visi dan misi sebagai berikut:

a Visi

Terwujudnya pengelolaan BAZNAS Kabupaten Pinrang yang amanah, professional dan ungguldi Sulawesi Selatan

b Misi

1) Mengusahakan perencanaan, pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan ZIS yang optimal.

2) Mengusahakan pelaksanaan, pengumpulan. pendistribusian dan pendayagunaan ZIS yang amanah dan professional.

3) Mengusahakan pengendalian, pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan ZIS dengan skala prioritas dan keadilan.

4) Mengusahakan pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan ZIS secara berkala dan akuntabilitas

3. Struktur Organisasi BAZNAS Kabupaten Pinrang

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Pinrang nomor: 400/281/2017 tanggal 5 April 20017. Tentang Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang susunan kepengurusan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang Tahun 2017-2022 adalah sebagai berikut:

Struktur Organisasi BAZNAS Kabupaten Pinrang Periode 2017-2022

Susunan Pengurus

 Ketua : H. Muhammad Taiyeb, S.Pd.i

 Wakil ketua : 1.

KETUA

H. MUHAMMAD TAIYEB,S.Pd.I

WAKIL KETUA III

A.SYARFIAH MUSTARI, SH

SATUAN AUDIT INTERNAL H. SYAHRIR HARUNA, S.Ag.,MA

WAKIL KETUA IV

HJ. FATIMAH Drs. H. ABD. SAMAD

WAKIL KETUA II

H. MUSTARI TAHIR, S.Pd.i WAKIL KETUA I

SEKRETARIS

Drs. H. HASANUDDIN MADINA

ADMINISTRASI/OPERATOR

MUKHLIS, S.Pd.i

PENERIMA

MASTURA, SH

PENDISTRIBUSIAN

MUH. TANWIR, S.Pd.i

PENDAYAGUNAAN/BENDAHARA

HJ. NURAZIZAH,S.Pd.i

44

: 2. H. Mustari Tahir, S. Pd.i : 3. Drs. H. Abd. Samad Samauna : 4. Hj. Fatimah Bakkade

Dalam kelancaran pelaksanaan tugas pemimpin BAZNAS Kabupaten Pinrang ditetapkan pelaksana/sekretaris sebagai berikut:

 Kesekretariatan : Drs. H. Hasanuddin Madina

 Bendahara : Hj. Nurazizah, S.Pd.i

 Staf pelaksana :1. Mukhlis dan A. Sharfiah Mustari, S.H (Operator)

2. Mastura, S.H (Penerimaan)

3. Muhammad Tanwir, S.Pd.i (Pendistribusian) B. Strategi BAZNAS dalam Peningkatan Jumlah Muzakki

BAZNAS Kabupaten Pinrang dalam menjalankan tugasnya dalam meningkatkan jumlah muzakki mempunyai strategi agar masyarakat berkeinginan mengeluarkan zakat dari harta yang dimiliki. Strategi yang dilakukan yaitu sosialisasi, pelayanan dan UPZ.

Sosialisasi yang dilakukan BAZNAS kabupaten Pinrang dalam menarik minat muzakki menurut bapak H. Mustari selaku Wakil Ketua 2 BAZNAS Kabupaten Pinrang diantaranya:

1. Menyampaikan ceramah-ceramah tentang zakat kepada masyarakat.

2. Bersosialisasi ke Kantor-kantor, Sekolah , lembaga-lembaga dan Instansi yang terkait.

3. Melalui media sosial seperti FB, Instagram dan Artikel.

Menurut bapak H. Abdul Samauna selaku Wakil Ketua 3 BAZNAS Kabupaten Pinrang mengatakan bahwa terdapat 5 cara sosialisasi yaitu:

1. Menggunakan metode ceramah maksudnya mengajak masyarakat Kabupaten Pinrang untuk menyalurkan zakatnya ke lembaga pengelola zakat contohnya pada saat safari muharram, khutbah Jum‟at dan majelis ta‟lim.

2. Memasang baliho untuk memudahkan masyarakat mengetahui lokasi lembaga tersebut.

3. Mengadakan sosialisasi pada Dinas Instansi, Kantor, Badan Pemerintahan, sekolah dll. Untuk menghimbau para karyawan agar bersedia menyalurkan zakatnya pada lembaga zakat.

4. Menggunakan media massa seperti koran, maksudnya untuk menghimbau para muzakki untuk menyaalurkan zakatnya.

5. Melalui Khutbah Jum‟at yang membahas mengenai pentingnya zakat.

Dari hasil wawancara penulis diatas mengenai sosialisasi BAZNAS bahwa sosialisasinya itu hamper sama disini BAZNAS lebih menggunakan metode ceramah karena kebanyakan basic amil zakat itu hamper semua ustad semua jadi, cara mereka melalui metode ceramah sangat baik. Menurut Hj. Nur Azizah selaku bendahara BAZNAS mengatakan bahwa sosialisasi yang dilakukan dilapangan oleh BAZNAS dalam meningkatkan jumlah muzakki antara lain:

1. Sosialisasi sesuai jadwal.

2. Melampirkan surat terlebih dahulu sampai adanya konfirmasi balasan.

46

3. Kemudian menginfokan kepada instansi yang bersangkutan, sebelum menjemput dana zakat kami jelaskan dulu mengenai pentingnya zakat, setelah itu pihak BAZNAS menanyakan kapan dana zakatnya bias di ambil.

4. Melalui khutbah yang melakukanya itu pimpinan maupun staf BAZNAS dengan materi khutbah tentang zakat.

Berdasarkan sosialisasi yang sudah dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Pinrang untuk meningkatkan minat masyarakat dalam berzakat sudah baik karena adanya peningkatan setiap tahunya dibandingkan tahunterbentuknya yang masih minim akan muzakki.

UPZ Kabupaten Pinrang dalam menyukseskan kinerjanya dalam hal meningkatkan jumlah muzakki memiliki langkah langkah diantaranya:

1. BAZNAS Kabupaten Pinrang mengadakan pendekatan di instansi, lembaga dan perusahaan.

2. BAZNAS mengadakan mengadakan rapat dengan pimpinan instansi, lembaga dan perusahaan.

3. Mengusulkan pembentukan UPZ di instans-instansi maupun swasta yang dilengkapi dengan surat rekomendasi dari Bupati Pinrang

4. Lembaga/instansi membentuk susunan pengurus UPZ dan mengusulkan untuk diterbitkanya SK UPZ

5. UPZ di masing-masing lembaga/instansi diberi tugas mengumpulkan harta zakat yang di berikan oleh muzakki di lingkunganya.

6. UPZ di setiap lembaga/instansi melaporkan hasil pengumpulan dana zakat kepada BAZNAS.66

BAZNAS Kabupaten Pinrang juga bekerjasama dengan tingkat daerah seperti setiap Kecamatan yang memiliki pengurus masjid atau mushollah untuk membuat Unit Pengumpul Zakat (UPZ) guna untuk mendata dan mengumpulkan harta zakat dari muzakki yang ada di lingkunganya. Setelah zakat terkumpul maka setiap pengurus menyetorkan ke BAZNAS Kabupaten Pinrang. Adapun data jumlah UPZ dan muzakki di setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Pinrang yaitu:

Tabel 4.1

Data Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dan Jumlah Muzakki Kecamatan Yang Ada Di Kabupaten Pinrang

No Kecamatan UPZ Muzakki

1 Mattiro Sompe 18 20

2 Suppa 19 19

3 Mattiro Bulu 34 138

4 Watang Sawitto 50 372

66Muliati, “Persepsi Masyarakat Tehadap Kesadaran Musakki Membayar Zakat”, Diktum:

Jurnal Syariah Dan Hukum, Vol. 17, No. 1 (Juli 2019), h. 137

48

5 Patampanua 32 74

6 Duampanua 35 103

7 Lembang 17 20

8 Cempa 18 40

9 Tiroang 25 29

10 Lanrisang 29 30

11 Paleteang 36 56

12 Batulappa 30 28

Jumlah 343 608

Sumber Data: BAZNAS Kabupaten Pinrang Tahun 2019

Dari data di atas Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Pinrang dapat mengelola dana zakat maal dan fitrah yang terkumpul di setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Pinrang dengan pencatatan jumlah muzakki di setiap Kecamatan.67 Adapun dari hasil wawancara menurut bapak H. Mustari selaku Wakil Ketua 2 BAZNAS Kabupaten Pinrang tentang Unit Pengelolah Zakat yaitu:

67Muliana, “Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Penyaluran Zakat Pada Mustahik Pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS Kabupaten Pinrang”, Skripsi (Parepare: Institut Agama Islam Negeri Parepare, 2019), h. 50

“UPZ di Kabupaten pinrang berjumlah 343 namun belum berfungsi dengan baik dikarenakan faktor religiusitas atau pemahaman agama masyarakat yang masih kurang sehingga kebanyakan masyarakat beranggapan mereka telah mengeluarkan zakatnya di masjid atau mushollah pada saat bulan Ramadhan yaitu sekali dalam setahun padahal zakat tidak hanya dikeluarkan sekali dalam setahun tetapi berdasarka zakat itu dikeluarkan jika sudah mencapai nisab dan haul.68

Berdasarkan hasil pernyataan bapak H. Mustari tentang UPZ dapat disimpulkan bahwa UPZ di setiap lokasi masih kurang dalam melakukan sosialisasi terhadap masyarakat yang ada di lingkunyanya sehingga menyebabkan masyarakat kurang memahami tentang kemana sebenarnya zakat itu di berikan.

Jumlah muzakik di BAZNAS Kabupaten Pinrang pada tahun 2019 sebanyak 3065 orang jika di bandingkan dengan jumlah muzakki yang mengeluarkan zakatanya di setiap UPZ sangat sedikit karena sebagian muzakki mendatangi langsung kantor Badan Amil Zakat Nasional(BAZNAS) Kabupaten Pinrang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak pengelolah Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang, dapat diketahui bahwa zakat infaq dan shadaqah (ZIS) yang ditinjau dari peningkatan jumlah muzakki. Jumlah penerima dan jumlah penyaluran dana ZIS mengalami pluktuasi atau dapat dikatakan sebagai pasang surut baik dalam hal peningkatan maupun penurunan yang terjadi setiap tahunya, tetapi masih didominasi peningkatanya dalam beberapat tahun terakhir dibandingkan dari awal-awal terbentuknya.

Melihat jumlah zakat dalam 5 tahun terakhir mengalami peningkatan disebabkan bertambahnya jumlah muzakki yang datang ke BAZNAS untuk

68H. Mustari, 54 Tahun, Wakil Ketua 2 Badan amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang, Wawancara dilakukan Pada Tanggal 15 Januari 2021

50

menghitung jumlah harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. BAZNAS Kabupaten Pinrang juga memberikan kebebasan bagi setiap muzakki yang telah dihitung harta wajib zakatnya memilih antara memberikan seluruh zakatnya kepada BAZNAS atau mengambil sebagian zakatnya untuk diberikan langsung kepada 8 golongan penerima zakat yang ada di lingkungan muzakki tersebut. Peningkatan jumlah muzakki dapat kita lihat pada meningkatnya jumlah zakat yang masuk ke BAZNAS kabupaten Pinrang sebagai berikut:

Table 4.2

Tabel Penerimaan Dana Zakat BAZNAS Kabupaten Pinrang

NO

Sumber Data: BAZNAS Kabupaten Pinrang Tahun 2019

Tabel di atas menunjukkan bahwa dalam 5 tahun terakhir zakat di Kabupaten Pinrang mengalami kenaikan terutama pada bulan Ramadhan di mana masyarakat mengeluarkan zakat fitrahnya. Berdasarkan wawancara yang disampaikan oleh bapak H. Mustari beliau mengatakan bahwa:

“BAZNAS Kabupaten Pinrang dalam menjalankan tugasnya sudah sangat efektif dikarenkan beberapa tahun terakhir BAZNAS masuk dalam 10 besar lemabaga amil zakat yang memiliki pemasukan paling banyak yang ada di Provinsi Sulawesi selatan. Peningkatan ini terjadi karena UPZ di

Kabupaten Pinrang menjalankan tugasnya dengan baik. UPZ terletak disetiap instansi pemerintah, sekolah dan desa. 69

Berdasarkan pernyatan yang telah dikemukakan oleh bapak H. Mustari bawasanya zakat di BAZNAS Kabupaten Pinrang selalu mengalami peningkatan setiap tahunya terbukti pada pencapaian yang pernah masuk dalam 10 besar zakat terbanyak yang ada di Sulawesi Selatan berdasarkan .

BAZNAS Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan, mengelola, dan mengumpulkan zakat, infaq dan shadaqah dilakukan sesuai perencanaan dan evaluasi berdasarkan laporan pertanggung jawaban tahunan yang diaudit setiap tahunya oleh akuntan publik sejak tahun 2004-sekarang. Adapun laporan keuangan Badan Amil Zakat Nasional kabupaten Pinrang setiap Kecamatan sebagai berikut:

Tabel 4.3

Keadaan Keuangan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang Tahun 2019 Setiap Kecamatan

No Kecamatan Jumlah Zakat Presentase

1 Kecamatan Mattiro Sompe Rp 55.689.750 1%

2 Kecamatan Suppa Rp 13.449.562 0,00315235

3 Kecamatan Mattiro Bulu Rp 515.959.450 12%

69H. Mustari, 54 Tahun, Wakil Ketua 2 Badan amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang, Wawancara dilakukan Pada Tanggal 15 Januari 2021.

52

4 Kecamatan Watang Sawitto Rp 1.781.430.699 0,41753779

5 Kecamatan Patampanua Rp 119.394.050 3%

6 Kecamatan Duampanua Rp 127.471.250 0,02987715

7 Kecamatan Lembang Rp 36.826.000 1%

8 Kecamatan Cempa Rp 112.058.250 0,02626459

9 Kecamatan Tiroang Rp 51.810.800 1%

10 Kecamatan lanrisang Rp 68.297.400 0,01600778

11 Kecamatan Paleteang Rp 1.362.356.475 32%

12 Kecamatan Batulappa Rp 21.770.000 0,00510253

Jumlah Rp 4.266.513.686 100%

Sumber Data: BAZNAS Kabupaten Pinrang Tahun 2019

Berdasarkan tanel diatas menunjukkan bahwa jumlah penerimaan zakat setiap Kecamatan mengalami tingkat perbedaan yang signifikan. Penerimaan zakat paling rendah terjadi di kecamatan Suppa, Kecamatan Batulappa dan Kecamatan Lembang. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak H. Mustari beliau mengatakan bahwa:

“Rendahnya penerimaan zakat pada 3 Kecamatan di atas dikarenakan kedaan ekonomi penduduk berada pada tingkat 80% dibawah garis

kemiskinan. Masyarakat di 3 Kecamatan tersebut masih kurang mengetahui tetang pentingnya zakat bagi setiap muslim.70

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mnunjukkan bahwa masyarakat di 3 Kecamatan tersebut kebanyakan masih tergolong masyarakat yang taraf hidupnya masih di bawah rata-rata sehingga penerimaan zakat di daerah tersebut masih tergolong rendah. Kemudian kita lihat pada Kecamatan Paleteang dan Kecamatan Watang Sawitto tingkat penerimaan zakatnya tergolong tinggi karena di Kecamatan Paleteang terdapat tempat wisata, lahan pertanian yang luas dan pemahaman masyarakat tentang zakat cukup baik sehingga Kecamatan Paleteang berada pada tingkat 1 paling banyak penyumbang zakat.

Kecamatan Watang Sawitto ini terdapat berbagai macam Kantor Pemerintahan seperti Kantor Bupati, Kantor samsat, Kantor PLN, Kantor Kejaksaan dll atau dapat dikatakan di Kabupaten Pinrang ini Kecamatan Watang Sawitto inilah pusat Ekonomi Kabupaten Pinrang.

Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang menyediakan pedoman bagi muzakki yang ingin datang ke Kantor Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Pinrang dalam menghitung zakat bagi masyarakat yang masih belum tahu cara menghitung harta yang wajib zakat akan diberikan pedoman tata cara menghitung harta wajib zakat. Adapun pedoman menghitung zakat Kabupaten Pinrang sebagai berikut:

7070H. Mustari, 54 Tahun, Wakil Ketua 2 Badan amil Zakat Nasional Kabupaten Pinrang, Wawancara dilakukan Pada Tanggal 15 Januari 2021.

54

Tabel 4.4

Pedoman Menghitung Zakat Kabupaten Pinrang

No Jenis Harta Nizab Kadar Waktu Ket

1 Tumbuh-Tumbuhan:

Padi 635 Kg Gabah 5% Tiap Panen 524 Kg

Beras

Jagung Nisab Padi 5% Tiap Panen

Kacang-kacangan Nisab Padi 5% Tiap Panen

Buah dan sayur Nisab Padi 5% Tiap Panen

Bunga Nisab Padi 5% Tiap Panen

2 Emas dan Perak:

Emas Murni 85 Gram 2.5% Tiap Tahun

Perak 624 Gram Perak 2.5% Tiap Tahun

Perhiasan 625 Gram Perak 2.5% Tiap Tahun

3 Perusahaan, Perdagangan,

Pendapatan dan jasa

Usaha Perhotelan dan restoran

85 Gram 2.5% Tiap Tahun

Kontraktor dan Percetakan 86 Gram 2.5%

Dokter, Notaris dan Bengkel 87 Gram 2.5%

Gaji dan Honorarium 88 Gram 2.5%

Perikanan dan Peternakan 89 Gram 2.5%

Uang Simpanan dan Deposito

90 Gram 2.5%

4 Binatang Ternak:

Kambing dan Domba 40-120 Ekor 1 Ekor Tiap Tahun Umur

Sapi dan Kerbau 30 Ekor 1 Ekor Tiap Tahun 1 Tahun

5 Zakat Fitrah punya Kelebihan Bulan Suci 4 Liter

Makanan untuk

Keluarga Pada Hari Raya Idul Fitri

Ramadhan

Sumber Data: BAZNAS Kabupaten Pinrang Tahun 2019

56

Dari uraian diatas saya akan menjelaskan hasil wawancara dari bapak H.

Mustari selaku Wakil Ketua 2 BAZNAS Kabupaten Pinrang tentang kapan zakat itu dikeluarka. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa zakat pertanian wajib dikeluarkan jika hasil panen mencapai nizab setelah dikurangi biaya produksi seperti biaya saprodi (Benih, pupuk dan pestisida) biaya tenaga kerja dan biaya irigasi sebagai berikut:

1. Jika ada biaya irigasi maka zakatnya 1/5 atau sama dengan 5% (setelah dikurangi biaya)

2. Jika tidak ada biaya irigasi maka 1/10 atau 10% (setelah dikurangi biaya) Jadi, zakat pertanian wajib dikeluarkan jika nisabnya mencapai 653 K, untuk komoditas buah-buahan, sayur-sayuran, Buah-buahan dan bunga maka maka zakattnya disamakan dengan nilai nisabnya makanan pokok yakni beras.

Misalkan petani padi di Kabupaten Pinrang panen 1 ton harga padi saat panen Rp 8.500/Kg (HPP gabah kering 2019). Biaya produksi (air, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja) Rp. 1.000.000. berapa zakat yang dikeluarkan? Berikut contoh perhitungan zakat pertanian:

Nilai nisab 653 Kg × Rp 8.500/Kg = Rp 5.554.500 total penghasilan

Nilai nisab 653 Kg × Rp 8.500/Kg = Rp 5.554.500 total penghasilan

Dokumen terkait