• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Regulasi

Dalam dokumen Renstra Dit PJLHK 2015 2019 (Halaman 55-59)

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

SASARAN KEGIATAN PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN KAWASAN KONSERVASI 2015-2019

D. Kerangka Regulasi

Pelaksanaan Kegiatan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi ditopang oleh sejumlah regulasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran kegiatan yang telah dirumuskan. Berdasarkan dinamika perkembangan pembangunan nasional dan penggabungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan, maka regulasi yang menjadi mandat yang harus dilaksanakan oleh Direktorat PJLHK dengan sendirinya bertambah. Adapun identifikasi regulasi yang berhubungan dengan pelaksanaan Kegiatan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi antara lain terdiri atas:

1) Undang-undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi;

2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam; 3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2011

tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;

4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Kehutanan;

5) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.27/Menhut-II/2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kehutanan 2006-2015; 6) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.48/Menhut-II/2010 tentang

Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam yang Berlaku pada Kementerian Kehutanan jo. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.4/Menhut-II/2012;

7) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.20/Menhut-II/2012 tentang Penyelenggaraan Karbon Hutan;

8) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.64/Menhut-II/2013 tentang Pemanfaatan Air dan Energi Air di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam;

9) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.36/Menhut-II/2014 tentang Tata Cara Penetapan Rayon di Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam dan Taman Buru dalam Pengenaan Penerimaan Negara Bukan Pajak Bidang Pariwisata Alam;

10) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.37/Menhut-II/2014 tentang Tata Cara Pengenaan, Pemungutan dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak Bidang Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam;

11) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.38/Menhut-II/2014 tentang Tata cara dan Persyaratan Kegiatan Tertentu Pengenaan Tarif Rp 0,00 (Nol rupiah) di Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam, Taman Buru dan Hutan Alam;

12) Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.633/Menhut-II/2014 tentang Penetapan Tingkat Acuan Emisi Karbon hutan (Forest Reference Emission Level);

13) Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P.02/IV-Set/2011 tentang Pedoman Pemberian Tanda Batas Areal Pengusahaan Pariwisata Alam di Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam;

14) Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P.3/IV-Set/2011 tentang Pedoman Penyusunan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam;

15) Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P.11/IV-Set/2011 tentang Pedoman Pelaporan Kegiatan Pengusahaan Pariwisata Alam;

16) Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P.12/IV-Set/2011 tentang Pedoman Persyaratan Administrasi dan Teknis Permohonan Izin Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam;

17) Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P.01/IV-Set/2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengusahaan Pariwisata Alam,

Rencana Karya Lima Tahun dan Rencana Karya Tahunan Usaha Penyediaan Sarana Wisata Alam;

18) Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P.02/IV-Set/2012 tentang Pembangunan Sarana Pariwisata Alam di Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam;

19) Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P.6/IV-Set/2012 tentang Pedoman Pengawasan dan Evaluasi Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam;

20) Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P.7/IV-SET/2012 tentang Tata Cara Permohonan dan Penilaian Registrasi serta Penyelenggaraan Demontration Activities REDD+ di Hutan Konservasi;

21) Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P. 06/IV-Set/2014 tentang Tata cara Penilaian Rencana Pengusahaan Pemanfaatan Air dan Energi Air di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam;

22) Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P. 07/IV-Set/2014 tentang Pedoman Inventarisasi Sumberdaya Air di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam serta Hutan Lindung;

23) Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P. 12/IV-Set/2014 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Promosi dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan di Kawasan Konservasi;

24) Peraturan Direktur Jenderal PHKA Nomor P. 22/IV-Set/2014 tentang Pelaksanaan Pengawasan, Evaluasi dan Pembinaan Pemanfaatan Air dan Energi Air Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam;

25) Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem Nomor P.7/KSDAE-SET/2015 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem Tahun 2015-2019;

26) Keputusan Direktur Jenderal PHKA Nomor SK.133/IV-SET/2014 tentang Penetapan Rayon di Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam dan Taman Buru dalam rangka Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Terkait dengan kerangka regulasi dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi, sejumlah regulasi mendesak untuk ditindaklanjuti antara lain revisi Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 dan revisi Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011. Kedua revisi peraturan tersebut berhubungan dengan pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam, pemanfaatan jasa lingkungan air, pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dari kawasan konservasi dan pemanfaatan jasa lingkungan karbon hutan. Hal yang juga tidak kalah pentingnya adalah penyusunan pedoman teknis dan operasional (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria). E. Kerangka Kelembagaan

Kelembagaan dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi mengacu pada kelembagaan Direktorat Jenderal KSDAE sebagai pelaksana program Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Struktur kelembagaan yang menjadi acuan saat ini, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Adapun kelembagaan unit pelaksana teknis bidang KSDAE, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.02/Menhut-II/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Konservasi Sumber Daya Alam, serta Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.03/Menhut-II/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Taman Nasional.

Direktorat Jenderal KSDAE memandang perlu untuk mengatur kembali kelembagaan sesuai dengan paradigma pengelolaan kawasan konservasi yang telah berkembang saat ini. Kegiatan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi ke depan akan menyesuaikan dengan perkembangan paradigma pengelolaan kawasan konservasi tersebut dan perkembangan

BAB IV

Dalam dokumen Renstra Dit PJLHK 2015 2019 (Halaman 55-59)

Dokumen terkait