• Tidak ada hasil yang ditemukan

Target Kinerja

Dalam dokumen Renstra Dit PJLHK 2015 2019 (Halaman 59-81)

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

A. Target Kinerja

Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi menjadi penanggung jawab pelaksanaan kegiatan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi. Kegiatan ini melaksanakan rangkaian upaya yang merupakan penjabaran dari mandat, tugas dan fungsi Direktorat PJLHK. Sasaran kegiatan yang ingin dicapai adalah terjaminnya efektivitas pemanfaatan jasa lingkungan hutan konservasi. Sasaran kegiatan tersebut akan dicapai melalui 7 (tujuh) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). Tahapan pencapaian ketujuh IKK tersebut diuraikan pada Tabel 13

Tabel 13 IKK dan Target Kinerja Kegiatan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi

N

IKK  Satuan 

Target Kumulatif  

2015  2016  2017  2018  2019  1 Jumlah kunjungan wisata ke kawasan

konservasi minimal sebanyak 1,5 juta orang wisatawan mancanegara selama 5 tahun Orang Wisatawan Mancanegar a (X 1.000) 250 500 800 1.250 1.500

2 Jumlah kunjungan wisata ke kawasan konservasi minimal sebanyak 20 juta orang wisatawan nusantara selama 5 tahun Orang Wisatawan Nusantara (X 1.000) 3.500 7.500 11.500 15.500 20.000

3 Jumlah unit usaha pemanfaatan pariwisata alam di kawasan konservasi bertambah sebanyak 100 Unit dari baseline tahun 2013

Unit IUPSWA dan IUPJWA

20 40 60 80 100

4 Jumlah pemanfaatan jasa lingkungan air yang beroperasi di kawasan konservasi bertambah sebanyak 25 Unit

Unit IPA dan

IUPA 5 10 15 20 25

5 Jumlah pemanfaatan energi air dari kawasan konservasi untuk keperluan

mini/micro hydro power plant bertambah sebanyak minimal 50 unit

Unit IPEA

dan IUPEA 5 15 25 35 50

6 Jumlah unit usaha pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi yang beroperasi di kawasan konservasi sebanyak minimal 5 unit

Unit IPJLPB - 1 2 3 5

7 Jumlah registrasi atau sertifikasi Verified Carbon Standard (VCS) atau Climate, Community and Biodiversity Alliance

(CCBA) REDD+ pada 2 Unit KK

Kawasan

Setiap IKK menggambarkan pelaksanaan tugas dan fungsi dari masing-masing Sub Direktorat lingkup Direktorat PJLHK. Target capaian masing-masing IKK diuraikan sebagai berikut:

1. IKK

Jumlah Kunjungan wisata ke kawasan konservasi minimal sebanyak 1,5 juta orang wisatawan mancanegara selama 5 tahun

Keluaran (output) IKK ini adalah Jumlah Pengunjung Wisatawan Mancanegara (Wisman) sebanyak 1,5 juta pada tahun 2019. Proyeksi capaian target IKK ini selama tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut (Tabel 14)

Tabel 14 Proyeksi capaian target IKK Jumlah kunjungan wisata ke kawasan konservasi minimal sebanyak 1,5 juta orang wisatawan mancanegara

Satker

Target Pencapaian Per Tahun (orang wisatawan mancanegara)

Capaian Komulatif (2015-2019) 2015 2016 2017 2018 2019 UPT BKSDA 100.000 100.000 100.000 200.000 100.000 600.000 UPT TN 150.000 150.000 200.000 250.000 150.000 900.000 JUMLAH 250.000 250.000 300.000 450.000 250.000 1.500.000 Sumber: Analisis data pengunjung kawasan konservasi 2010-2014

Strategi yang digunakan untuk mencapai proyeksi target tersebut adalah:

1) Peningkatan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana wisata di seluruh Taman nasional dan Taman Wisata Alam,

2) Peningkatan standar pelayanan pengunjung,

3) Untuk memperoleh multiplier effect yang lebih tinggi dilakukan dengan menawarkan pelayanan, kenyamanan dan kemewahan kepada pengunjung dengan tetap mengedepankan faktor konservasinya

4) Membangun destinasi baru melalui konsep cluster “high end nature based destination”,

6) Menyiapkan dan memantapkan regulasi, SOP dan dokumen pemanfaatan jasa lingkungan di kawasan konservasi antara lain desain tapak, SOP pendakian gunung yang aman

7) Meningkatkan efektifitas promosi dan pemasaran pemanfaatan jasa lingkungan melalui pameran, media cetak dan elektronik

8) Meningkatkan sosialisasi, sinkronisasi, koordinasi dan pembinaan teknis bidang jasa lingkungan kawasan konservasi.

9) Membangun kerjasama dengan lembaga atau institusi lain dalam

rangka pencapaian target jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara.

10) Melakukan sejumlah kajian-kajian wisata alam, antara lain a) Kajian yang dilaksanakan di Direktorat PJLHK

(1) Kajian manfaat tidak langsung pengembangan wisata

alam/peningkatan pengunjung bagi kesejahteraan

masyarakat sekitar kawasan konservasi

(2) Kajian daya dukung kawasan

(3) Penyusunan standar Pendakian Gunung di Kawasan Konservasi

b) Kajian yang dilaksanakan UPT

(1) Standar Operasional dan Prosedur (SOP) pelayanan pengunjung

Selain target tersebut di atas, untuk peningkatan kunjungan wisatawan manca negara ke kawasan konservasi maka dilakukan:

1) Penyetaraan standar sarana dan prasarana serta pelayanan pengunjung dengan standar internasional.

2) Diperlukan regulasi yang mengelola mitra-mitra lain yang mendukung wisata alam di kawasan konservasi, misalnya kerjasama jasa transportasi perahu.

3) Destinasi branding untuk masing-masing kawasan dalam upaya peningkatan pengelolaan kawasan konservasi.

4) Kerjasama dengan agen-agen travel dan hotel internasional untuk paket-paket wisata di kawasan konservasi.

5) Masyarakat Ekonomi Asean telah digulirkan tahun 2015, sehingga kawasan konservasi di Indonesia perlu membuat kerjasama destinasi wisata dengan kawasan konservasi di ASEAN misalnya melalui Sister Park.

Tahapan-tahapan untuk pencapaian pelaksanaan IKK tersebut terdiri dari tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Beberapa hal yang harus dipersiapkan pada tahap persiapan/pra kondisi antara lain:

1) UPT harus mempunyai Rencana Pengelolaan dan Penataan Zonasi/Blok yang sudah disahkan oleh Direktur Jenderal KSDAE, 2) UPT mempunyai Desain Tapak pada blok pemanfaatan atau zona

pemanfaatan yang sudah disahkan oleh Direktur Teknis,

3) UPT sudah mempunyai peta sebaran potensi ODTWA dan Rencana Pengembangannya, pembentukan forum di bidang jasa wisata alam, pemberian sertifikasi keahlian untuk jasa interpreter/ pemandu.

Sedangkan pada tahap pelaksanaan, diharapkan UPT telah melakukan sejumlah kegiatan, yaitu:

1) Melakukan pencetakan karcis masuk,

2) Pintu gerbang dan loket untuk pemungutan karcis masuk sudah tersedia,

3) Petugas pemungut dan bendahara penerima PNBP sudah

ditetapkan dengan SK Kepala UPT (selaku KPA),

4) UPT membuat base line data pengunjung untuk tahun 2014. Bila pada tahun tersebut UPT belum memungut PNBP, maka base line data dibuat/ditetapkan sejak UPT mulai memungut dan menyetorkan PNBP yaitu rerata dari tahun 2008-2014,

5) Sosialisasi peraturan terkait dengan wisata alam dan PP Nomor 12 tahun 2014 tentang Jenis dan tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kehutanan.

6) Pengelolaan atraksi wisata di kawasan konservasi.

Tabel 15 Tahapan dan waktu pelaksanaan komponen kegiatan

No Tahapan Komponen Pusat UPT Waktu Pelaksanaan Kegiatan Ket 2015 2016 2017 2018 2019 1 Penyusunan NSPK v v v v v v 2 Informasi, Promosi dan Pemasaran Pariwisata Alam Di Mancanegara v v v v v v v 3 Peningkatan Kapasitas SDM v v v v v v v 4 Pembinaan dan Koordinasi v v v v v v v 5 Monitoring dan Evaluasi v v v v v v v

6 Sarpras wisata alam (pengembangan dan pemeliharaan v v v v v v 7 Pengelolaan Kunjungan Wisata v v v v v v 8 Operasional pengelolaan obyek wisata alam v v v v v v

Lokasi pelaksanaan pencapaian kegiatan ditargetkan dilaksanakan di seluruh taman nasional, taman wisata alam dan suaka margasatwa yang ada di Indonesia dengan prioritas pada beberapa kawasan konservasi sebagaimana Lampiran 1.

Penilaian Indikator Kinerja Kegiatan atau Output yang telah dicapai dibuktikan dengan terbitnya dokumen-dokumen sebagai verifier sebagaimana Tabel 16

Tabel 16 Verifier dalam rangka pencapaian IKK Tahun 2015-2019 IKK Jumlah Kunjungan Wisata ke Kawasan oservasi minimal sebanyak 1,5 juta orang wisatawan mancanegara selama 5 tahun

No. Pelaksana Verifier

1. Direktorat PJLHK

Laporan Rekapitulasi kunjungan wisatawan mancanegara ke seluruh kawasan konservasi per triwulan dan tahunan 2. UPT KSDA Laporan kunjungan wisatawan mancanegara ke tiap

kawasan konservasi per triwulan dan tahunan, dengan Dilampirkan laporan penggunaan karcis masuk

kawasan/SIMAKSI pada seluruh kawasan konservasi 3. UPT TN Laporan kunjungan wisatawan mancanegara ke tiap

kawasan konservasi per triwulan dan tahunan, dengan Dilampirkan laporan penggunaan karcis masuk

2. IKK

Jumlah kunjungan wisata ke kawasan konservasi minimal sebanyak 20 juta orang wisatawan nusantara selama 5 tahun

Keluaran (output) IKK ini adalah Jumlah Pengunjung Wisatawan Mancanegara (Wisman) sebanyak 20 juta pada tahun 2019. Proyeksi capaian target IKK ini selama tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut (Tabel 17)

Tabel 17 Proyeksi capaian target IKK Jumlah kunjungan wisata ke kawasan konservasi minimal sebanyak 20 juta orang wisatawan nusantara

Satker

Target Pencapaian Per Tahun (orang wisatawan nusantara)

Capaian Komulatif (2015-2019) 2015 2016 2017 2018 2019 UPT BKSDA 1.500.000 1.500.000 2.000.000 2.000.000 1.000.000 8.000.000 UPT TN 2.000.000 2.500.000 2.000.000 2.000.000 3.500.000 12.000.000 JUMLAH 3.500.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.500.000 20.000.000 Sumber: Analisis data pengunjung kawasan konservasi 2010-2014

Strategi yang digunakan untuk mencapai proyeksi target tersebut adalah:

1) Peningkatan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana wisata di seluruh Taman nasional dan Taman Wisata Alam,

2) Peningkatan standar pelayanan pengunjung,

3) Membangun destinasi baru melalui konsep cluster “high end nature based destination”,

4) Membangun show window wisata alam,

5) Menyiapkan dan memantapkan regulasi, SOP dan dokumen pemanfaatan jasa lingkungan di kawasan konservasi antara lain desain tapak, SOP pendakian gunung yang aman

6) Meningkatkan efektifitas promosi dan pemasaran pemanfaatan jasa lingkungan melalui pameran, media cetak dan elektronik

7) Meningkatkan sosialisasi, sinkronisasi, koordinasi dan pembinaan teknis bidang jasa lingkungan kawasan konservasi.

9) Melakukan sejumlah kajian-kajian wisata alam, antara lain a) Kajian yang dilaksanakan di Direktorat PJLHK

(1) Kajian manfaat tidak langsung pengembangan wisata alam/peningkatan pengunjung bagi kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan konservasi

(2) Kajian daya dukung kawasan

(3) Penyusunan standar Pendakian Gunung di Kawasan Konservasi

b) Kajian yang dilaksanakan UPT

(1) Standar Operasional dan Prosedur (SOP) pelayanan pengunjung

Tahapan-tahapan untuk pencapaian pelaksanaan IKK tersebut terdiri dari tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Beberapa hal yang harus dipersiapkan pada tahap persiapan/pra kondisi antara lain:

1) UPT harus mempunyai Rencana Pengelolaan dan Penataan Zonasi/Blok yang sudah disahkan oleh Direktur Jenderal KSDAE, 2) UPT mempunyai Desain Tapak pada blok pemanfaatan atau zona

pemanfaatan yang sudah disahkan oleh Direktur Teknis,

3) UPT sudah mempunyai peta sebaran potensi ODTWA dan Rencana Pengembangannya, pembentukan forum di bidang jasa wisata alam, pemberian sertifikasi keahlian untuk jasa interpreter/ pemandu.

Sedangkan pada tahap pelaksanaan, diharapkan UPT telah melakukan sejumlah kegiatan, yaitu:

1) Melakukan pencetakan karcis masuk,

2) Pintu gerbang dan loket untuk pemungutan karcis masuk sudah tersedia,

3) Petugas pemungut dan bendahara penerima PNBP sudah

ditetapkan dengan SK Kepala UPT (selaku KPA),

4) UPT membuat base line data pengunjung untuk tahun 2014. Bila pada tahun tersebut UPT belum memungut PNBP, maka base line data dibuat/ditetapkan sejak UPT mulai memungut dan menyetorkan PNBP yaitu rerata dari tahun 2008-2014,

5) Sosialisasi peraturan terkait dengan wisata alam dan PP Nomor 12 tahun 2014 tentang Jenis dan tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kehutanan.

Tahapan pencapaian pelaksanaan IKK ini dilaksanakan melalui komponen kegiatan baik di Direktorat PJLHK maupun di UPT (Tabel 18) Tabel 18 Tahapan dan waktu pelaksanaan komponen kegiatan

No Tahapan Komponen Pusat UPT Waktu Pelaksanaan Kegiatan Ket 2015 2016 2017 2018 2019 1 Penyusunan NSPK v v v v v v 2 Informasi, Promosi dan Pemasaran Pariwisata Alam Di dalam negeri v v v v v v v 3 Peningkatan Kapasitas SDM v v v v v v v 4 Pembinaan dan Koordinasi v v v v v v v 5 Monitoring dan Evaluasi v v v v v v v

6 Sarpras wisata alam (pengembangan dan pemeliharaan v v v v v v 7 Pengelolaan Kunjungan Wisata v v v v v v 8 Operasional pengelolaan obyek wisata alam v v v v v v

Lokasi pelaksanaan pencapaian kegiatan ditargetkan dilaksanakan di seluruh taman nasional, taman wisata alam dan suaka margasatwa yang ada di Indonesia dengan priorotas pada beberakawasan konservasi sebagaimana Lampiran 2.

Penilaian Indikator Kinerja Kegiatan atau Output yang telah dicapai dibuktikan dengan terbitnya dokumen-dokumen sebagai verifier sebagaimana Tabel 19

Tabel 19 Verifier dalam rangka pencapaian IKK Tahun 2015-2019 IKK Jumlah Kunjungan Wisata ke Kawasan konservasi minimal sebanyak 20 juta orang wisatawan nusantara selama 5 tahun

No. Pelaksana Verifier

1. Direktorat PJLHK

Laporan Rekapitulasi kunjungan wisatawan nusantara ke seluruh kawasan konservasi per triwulan dan tahunan 2. UPT KSDA Laporan kunjungan wisatawan nusantara ke tiap kawasan

konservasi per triwulan dan tahunan, dengan Dilampirkan laporan penggunaan karcis masuk kawasan/SIMAKSI pada seluruh kawasan konservasi

3. UPT TN Laporan kunjungan wisatawan nusantara ke tiap kawasan konservasi per triwulan dan tahunan, dengan Dilampirkan laporan penggunaan karcis masuk kawasan/SIMAKSI pada seluruh kawasan konservasi

3. IKK

Jumlah unit usaha pemanfaatan pariwisata alam di kawasan konservasi bertambah sebanyak 100 unit dari baseline tahun 2013

Keluaran (output) IKK ini adalah Jumlah Izin Usaha Penyediaan Sarana Wisata Alam (IUPSWA) dan Izin Usaha Penyediaan Jasa Wisata Alam (IUPJWA) sebanyak 100 unit pada tahun 2019. Proyeksi capaian target IKK ini selama tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut (Tabel 20) Tabel 20 Proyeksi capaian target IKK Jumlah unit usaha pemanfaatan

pariwisata alam di kawasan konservasi bertambah sebanyak 100 unit dari baseline tahun 2013

Satker

Target Pencapaian Per Tahun (unit IUPSWA dan IUPJWA)

Capaian Komulatif (2015-2019) 2015 2016 2017 2018 2019 UPT BKSDA 10 10 10 10 10 50 UPT TN 10 10 10 10 10 50 JUMLAH 20 20 20 20 20 100

Sumber: Analisis data pengusahaan pariwisata alam 2010-2014

Strategi yang digunakan untuk mencapai proyeksi target tersebut adalah:

1) Melakukan sinkronisasi dengan dokumen Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Dalam masterplan tersebut terbagi menjadi 6 koridor ekonomi, yaitu:

a) Koridor Ekonomi Sumatera, memiliki tema pembangunan sebagai “Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional”;

b) Koridor Ekonomi Jawa memiliki tema pembangunan sebagai “Pendorong Industri dan Jasa Nasional”;

c) Koridor Ekonomi Kalimantan memiliki tema pembangunan sebagai “Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional”;

d) Koridor Ekonomi Sulawesi memiliki tema pembangunan sebagai ‘’ Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas dan Pertambangan Nasional;

e) Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara memiliki tema pembangunan sebagai ‘’Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional’’;

f) Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku memiliki tema

pembangunan sebagai “Pusat Pengembangan Pangan,

Perikanan, Energi, dan Pertambangan Nasional”.

2) Meningkatkan destinasi pariwisata di kawasan konservasi terutama difokuskan pada kawasan konservasi penghasil 10 PNBP terbesar. Sepuluh kawasan konservasi tersebut, berdasarkan hasil evaluasi selama 5 tahun terakhir, yaitu KSDA Jawa Barat, TN Bromo Tengger Semeru, TN Komodo, KSDA Jawa Tengah, TN Bantimurung Bulusaraung, TN Tanjung Puting, TN Gunung Rinjani, TN Bali Barat, TN Gunung Gede Pangrango, KSDA Jawa Timur.

3) Membangun destinasi baru melalui konsep Cluster “High End Nature Based Destination”.

a) Pasar pariwisata di Indonesia sangat bervariasi, antara lain pasar pariwisata high-end dan pasar pariwisata low-end. Kedua

berbeda. Pasar pariwisata high-end mempunyai multiplier effect

yang lebih besar bila dibandingkan dengan pasar pariwisata low-end. Jenis pasar ini tidak hanya menawarkan kenyamanan dan kemewahan tapi juga konservasi. Pariwisata high-end

menghasilkan income yang tinggi, sedangkan pariwisata low-end

bernilai income sedang sampai rendah. Tingkat produktivitas tenaga kerja pariwisata high-end sangat besar dibandingkan dengan pariwisata low-end. Para pekerja di pariwisata high-end

mendapat income yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pekerja pariwisata low-end. Pariwisata high-end kegiatannya hanya mencakup cluster yang terbatas, sedangkan pariwisata

low-end secara geografis lebih tersebar, mencakup wilayah yang lebih luas dan menyertakan sektor informal dalam perekonomian lokal.

b) Pengembangan destinasi baru dengan konsep Cluster “High End Nature Based Destination”, dilakukan pada 3 cluster, yaitu:

• Cluster NTB (Penjelajahan Alam Terbaik di Asia Tenggara), meliputi TN Gunung Rinjani, TN Gunung Tambora dan TWA Gunung Tunak.

• Cluster Jawa Timur (Eksotisme Alam Bebas di Timur Pulau Jawa), terdiri dari TN Baluran, TN Alas Purwo, TN Meru Betiri, dan TWA Kawah Ijen.

• Cluster Lampung-Jawa Barat, meliputi TN Bukit Barisan Selatan dan Krui, TN Way Kambas, Landscape Gunung Krakatau, TN Gunung Gede Pangrango

4) Mengembangkan konektivitas berbagai lokasi yang ada di dalam satu klaster yang terbatas menjadi satu kesatuan destinasi dengan kemudahan aksesnya

5) Peningkatan kualitas pelayanan pariwisata secara menyeluruh untuk meningkatkan daya saing dalam memperebutkan pangsa pasar pariwisata internasional.

6) Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana wisata di seluruh Taman Nasional dan Taman Wisata Alam baik melalui dana APBN maupun kerjasama dengan lembaga/institusi yang lain.

7) Membangun show window wisata alam

8) Pemilihan target lokasi pencapaian IKK ini mengutamakan pada kawasan konservasi yang telah ada pemohon/investor IUPSWA dan IUPJWA dan pada lokasi-lokasi yang diusulkan oleh Kepala UPT. 9) Pada kawasan konservasi yang belum terdapat investor, dilakukan

pendekatan:

a) Mempersiapkan kondisi pemungkin untuk masuknya investor

seperti menyiapkan dokumen Rencana Pengelolaan,

pengesahan zonasi/bloking dan Desain Tapak

b) Tetap melaksanakan pengelolaan wisata alam dan mendorong masyarakat yang melakukan usaha jasa wisata alam di kawasan konservasi untuk mengajukan IUPJWA.

10) Menyiapkan dan memantapkan regulasi dan dokumen Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi (Desain Tapak).

11) Meningkatkan efektifitas Promosi dan Pemasaran Pemanfaatan Jasa Lingkungan.

12) Meningkatkan sosialisasi, sinkronisasi, koordinasi dan pembinaan teknis bidang Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi

Kondisi pemungkin yang paling penting untuk pencapaian pelaksanaan IKK ini dalam rangka mendukung investasi wisata alam adalah UPT Ditjen KSDAE harus menuntaskan dokumen perencanaan sebelum tahun 2019 yang terdiri dari:

1) Rencana Pengelolaan, 2) Zonasi/Bloking

3) Desain Tapak.

Tahapan pencapaian pelaksanaan IKK ini dilaksanakan melalui komponen kegiatan baik dilakukan oleh Direktorat PJLHK maupun oleh UPT (Tabel 21)

Tabel 21 Tahapan dalam pencapaian IKK “Jumlah unit usaha pemanfaatan pariwisata alam di kawasan konservasi bertambah sebanyak 100 unit dari baseline tahun 2013” dan waktu pelaksanaan

No. Tahapan Komponen Pusat UPT Waktu Pelaksanaan Kegiatan Ket 2015 2016 2017 2018 2019 1 Penyusunan NSPK v v v v v v 2 Promosi dan Pemasaran wisata alam v v v v v v v 3 Penilaian pengusahaan wisata alam v v v v v v v 4 Pembinaan dan Koordinasi v v v v v v v 5 Monitoring dan Evaluasi v v v v v v v 6 Peningkatan kapasitas SDM v v v v v v v 7 Penyusunan desain tapak v v v v v v 8 Pengelolaan kemitraan pemanfaatan wisata alam v v v v v v

Target lokasi pelaksanaan pencapaian IKK ini dilaksanakan pada kawasan konservasi dengan kriteria-kriteria sebagaimana disebutkan dalam uraian di atas, untuk pencapaian IKK ini sebagaimana Lampiran 3

Penilaian Indikator Kinerja Kegiatan atau Output yang telah dicapai dibuktikan dengan terbitnya dokumen-dokumen sebagai verifier sebagaimana Tabel 22

Tabel 22 Verifier dalam rangka pencapaian IKK Jumlah unit usaha pemanfaatan pariwisata alam di kawasan konservasi bertambah sebanyak 100 unit dari baseline tahun 2013

No. Pelaksana Verifier

1. Direktorat PJLHK

• Laporan bulanan pemegang izin (IUPSWA dan IUPJWA), dengan dokumen pendukung:

• SK Ka UPT untuk ijin jasa wisata, SK BKPM untuk ijin sarana wisata alam

• Surat Direktur PJLHK hal penyampaian telaahan administrasi dan teknis kepada Dirjen KSDAE

2. UPT KSDA Laporan bulanan pemegang izin (IUPSWA dan IUPJWA), dengan dokumen pendukung:

SK Ka UPT untuk ijin jasa wisata,

Surat Ka UPT hal penyampaian pertimbangan teknis permohonan izin usaha sarana wisata alam

3. UPT TN Laporan bulanan pemegang izin (IUPSWA dan IUPJWA), dengan dokumen pendukung:

No. Pelaksana Verifier SK Ka UPT untuk ijin jasa wisata,

Surat Ka UPT hal penyampaian pertimbangan teknis permohonan sarana wisata alam

4. IKK

Jumlah pemanfaatan jasa lingkungan air yang beroperasi di kawasan konservasi bertambah sebanyak 25 unit

Keluaran (output) IKK ini adalah Jumlah Izin Pemanfaatan Air (IPA) dan Izin Usaha Pemanfaatan Air (IUPA) sebanyak 25 unit pada tahun 2019. Proyeksi capaian target IKK ini selama tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut (Tabel 23)

Tabel 23 Proyeksi capaian target IKK Jumlah pemanfaatan jasa lingkungan air yang beroperasi di kawasan konservasi bertambah sebanyak 25 unit selama 5 tahun

Satker

Target Pencapaian Per Tahun (unit IPA dan IUPA)

Capaian Komulatif (2015-2019) 2015 2016 2017 2018 2019 UPT BKSDA   1   2   4  10  UPT TN   4   3   1   3  15  JUMLAH 5 5 5 5 5 25

Sumber: Analisis data pemanfaatan air 2010-2014

Strategi yang digunakan untuk mencapai proyeksi target tersebut adalah: bertambah sebanyak 100 unit dari baseline tahun 2013

1) Mendorong UPT untuk mempercepat kondisi pemungkin perizinan pemanfaatan air seperti inventarisasi sumberdaya air, pengusulan penetapan areal pemanfaatan air.

2) Mengkaji potensi air di kawasan konservasi serta pemanfaatan melalui neraca sumberdaya air.

3) Menyiapkan dan memantapkan regulasi dan dokumen Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi berupa Areal Pemanfaatan Air,

4) Meningkatkan efektifitas Promosi dan Pemasaran Pemanfaatan Jasa Lingkungan.

5) Meningkatkan sosialisasi, dan pembinaan teknis bidang Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi

6) Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi dengan instansi yang lain. 7) Mendorong proses konversi MoU pemanfaatan air menjadi IPA dan

IUPA.

Tahapan pencapaian pelaksanaan IKK ini dilaksanakan melalui komponen kegiatan baik dilakukan oleh Direktorat PJLHK maupun oleh UPT (Tabel 24)

Tabel 24 Tahapan dalam pencapaian IKK “Jumlah pemanfaatan jasa lingkungan air yang beroperasi di kawasan konservasi bertambah sebanyak 25 unit” dan waktu pelaksanaan

No. Tahapan Komponen

Pusat UPT Waktu Pelaksanaan Kegiatan Ket 2015 2016 2017 2018 2019 1. Penyusunan NSPK v v v v v v 2. Sosialisasi v v v v v v v 3. Pembinaan dan Koordinasi v v v v v v v 4. Bimbingan Teknis dan Supervisi 5. Pengelolaan kawasan terkait potensi air, terdiri dari: Inventarisasi potensi sumberdaya air Valuasi Ekonomi sumberdaya air v v v v v v 6. Monitoring dan Evaluasi v v v v v v v 7. Peningkatan Kapasitas SDM v v v v v v v

Target lokasi pelaksanaan pencapaian IKK ini dilaksanakan pada kawasan konservasi dengan kriteria-kriteria sebagaimana disebutkan dalam uraian di atas sebagaimana Lampiran 4.

Penilaian Indikator Kinerja Kegiatan atau Output yang telah dicapai dibuktikan dengan terbitnya dokumen-dokumen sebagai verifier sebagaimana Tabel 25

Tabel 25 Verifier dalam rangka pencapaian IKK Jumlah pemanfaatan jasa lingkungan air yang beroperasi di kawasan konservasi bertambah sebanyak 25 unit

No. Pelaksana Verifier

1. Direktorat PJLHK

Laporan bulanan pemegang izin (IPA dan IUPA), dengan dokumen pendukung:

SK Ka UPT untuk ijin pemanfaatan air non komersial, SK BKPM untuk ijin pemanfaatan air komersial, dan Surat Direktur PJLHK hal penyampaian telaahan

administrasi dan teknis kepada Dirjen KSDAE

2. UPT KSDA Laporan bulanan pemegang izin (IPA dan IUPA), dengan dokumen pendukung:

SK Ka UPT untuk ijin pemanfaatan air non komersial, Surat Ka UPT untuk penyampaian pertimbangan teknis

pemanfaatan air komersial

3. UPT TN Laporan bulanan pemegang izin (IPA dan IUPA), dengan dokumen pendukung:

• SK Ka UPT untuk ijin pemanfaatan air non komersial, Surat Ka UPT untuk penyampaian pertimbangan teknis pemanfaatan air komersial

5. IKK

Jumlah pemanfaatan energi air dari kawasan konservasi untuk keperluan mini/micro hydro power plant sebanyak 50 unit selama 5 tahun

Keluaran (output) IKK ini adalah Jumlah Izin Pemanfaatan Energi Air (IPEA) dan unit izin Usaha Pemanfaatan Energi Air (IUPEA) sebanyak 50 unit (setara 200 MW) pada tahun 2019. Proyeksi capaian target IKK ini selama tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut (Tabel 26)

Tabel 26 Proyeksi capaian target IKK Jumlah pemanfaatan energi air dari kawasan konservasi untuk keperluan mini/micro hydro power plant bertambah sebanyak minimal 50 unit selama 5 tahun

Satker

Target Pencapaian Per Tahun (unit IPEA dan IUPEA)

Capaian Komulatif (2015-2019) 2015 2016 2017 2018 2019 UPT BKSDA  10  20  25  25  UPT TN  10  15  15  25  25 

Strategi yang digunakan untuk mencapai proyeksi target tersebut adalah: bertambah sebanyak 100 unit dari baseline tahun 2013

1) Kajian potensi air di kawasan konservasi

2) Upaya konservasi air dan kawasan di daerah tangkapan air

3) Peningkatan kapasitas SDM di UPT terkait energi baru dan terbarukan dari potensi sumberdaya air.

4) Mendorong UPT untuk mempercepat pelaksanaan kondisi pemungkin 5) Melakukan monitoring dan evaluasi

6) Menyiapkan pedoman bagi UPT dalam pemanfaatan air

Dalam dokumen Renstra Dit PJLHK 2015 2019 (Halaman 59-81)

Dokumen terkait