• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Kerangka Teori

. Lembaga Keuangan Syariah a. Bank Syariah

Kata bank dari banque dalam bahasa Prancis, dan dari banko dalam bahasa Italia, yang berarti peti/lemari atau banku. Kata peti/lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang, dan sebagainya. Dalam al-Qur‟an istilah Bank tidak disebutkan secara explisit. Tetapi jika yang dimaksud adalah sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti struktur, manajemen, fungsi, hak dan kewajiban maka semua itu disebutkan dengan jelas, seperti zakat, saddaqah, ghanimah (rampasan perang), ba’i (jual beli), dayn (utang dagang), maal (harta), dan sebagainya, yang memiliki fungsi yang dilaksanakan oleh peran tertentu dalam kegiatan ekonomi (Arifin, : ).

Pada umumnya yang dimaksud dengan Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan

jasa-jasa lain dalam lalulintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah uang yang merupakan barang dagangan utamanya (Sudarsono, : ).

Kegiatan dan usaha bank akan selalu berkaitan dengan komoditas yaitu (Hoeve, ):

) Pemindahan uang

) Menerima dan pembayaran kembali uang dalam rekening Koran

) Mendiskonto surat wesel, surat order maupun suat-surat berharga lainnya

) Membeli dan menjual surat-surat berharga

) Membeli dan menjual cek wesel, surat wesel, kertas dagang ) Memberi kredit

) Memberi jaminan kredit

Bank syariah memiliki peran sebagai perantara (intermediary) antara unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit yang lain yang mengalami kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank kelebihan tersebut dapat dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Dalam bank syariah hubungan antara bank dan nasabahnya bukan hubungan

debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan (partnership) antara penyandang dana (shohibul mall) dengan pengelola dana (mudharib).

b. Baitul Maal Wattamwil

Baitul Maal Wattamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil, dalam rangka menganggkat derajat dan martabat serta membela kaum fakir miskin.

Secara konseptual, BMT memiliki istilah yaitu:

. Baitul Mall (Bait = Rumah, Maal = Harta) menerima titipan dana zakat, infaq, shadaqah serta meningkatkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.

. Baitul Tamwil (Bait = Rumah, at-Tamwil = Pengembangan Harta) melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya (Sholahuddin, : - )

c. Bank Perkreditan Rakyat Syariah

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menurut Undang-undang (UU) Perbankan No. tahun , adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpnan dalam bentuk deposito berjangka

tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Sedangkan pada UU Perbankan No. tahun , disebutkan bahwa BPR adalah lembaga keuangan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.

Sepanjang yang menyangkut ketentuan-ketentuan mengenai BPR yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah diatur dalam UU itu telaj memperoleh peraturan pelaksanaan berupa surat Direksi Bank Indonesia No. /KEP/DIR tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah tanggal Mei . Maka dalam teknisnya BPR syariah bias diartikan lembaga keuangan sebagaimana BPR Konvensional yang operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah.

Kegiatan operasional BPR Syariah sebagai berikut:

) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi:

a) Tabungan berdasarkan prinsip wadiah atau mudharabah b) Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah c) Bentuk lain yang menggunakan prinsip wadiah dan

) Melakukan penyaluran dana melalui: a) Transaksi jual beli berdasarkan prinsip:

i. Murabahah ii. Istishna iii. Ijarah

iv. Salam

v. Jual beli lainnya

b) Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip: i. Mudharabah

ii. Musyarakah iii. Bagi hasil lainnya

c) Pembiayaan lain berdasarkan prinsip: i. Rahn

ii. Qard d. Asuransi Syariah

Asuransi menurut UU RI No. th. tentang usaha perasuransian, yang dimaksud dengan asuransi yaitu perjanjian antara dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri dengan pihak tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa

yang tak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seeseorang yang dipertanggungkan.

Sedangkan pengertian asuransi syariah menurut fatwa DSN-MUI adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan atau tabarru memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.

e. Pegadaian Syariah

Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal , gadai adalah suatu hak yang diperoleh pihak yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan oleh pihak yang berutang kepada pihak yang berpiutang. Pihak yang berutang memberikan kekuasaan kepada pihak yang mempunyai piutang untuk memiliki barang yang bergerak tersebut apabila pihak yang berutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat berakhirnya waktu pinjaman.

Sesuai dengan landasan konsep di atas, pada dasarnya Pegadaian Syariah berjalan di atas dua akad transaksi Syariah yaitu:

. Akad Rahn. Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya,

pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Dengan akad ini Pegadaian menahan barang bergerak sebagai jaminan atas utang nasabah.

. Akad Ijarah. Yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barangnya sendri. Melalui akad ini dimungkinkan bagi Pegadaian untuk menarik sewa atas penyimpanan barang bergerak milik nasabah yang telah melakukan akad.

Rukun gadai syariah (Sudarsono, : ): . Ar-Rahin (yang menggadaikan)

Orang yang telah dewasa, berakal, bias dipercaya, dan memiliki barang yang akan digadaikan.

. Al-Murtahin (yang menerima gadai)

Orang, bank, atau lembaga yang dipercaya oleh rahin untuk mendapatkan modal dengan jaminan barang.

. Al-Marhun/Rahn (barang yang digadaikan)

Barang yang digunakan rahin untuk dijadikan jaminan dalam mendapatkan utang.

. Al-Marhun bih (hutang)

Sejumlah dana yang diberikan murtahin kepada rahin atas dasar besarnya tafsiran marhun.

. Sighat, ijab dan qabul

Kesepakatan antara rahin dan murtahin dalam melakukan transaksi gadai.

f. Pasar Modal Syariah

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bias diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Kalau pasar modal merupakan pasar untuk surat berharga jangka panjang, maka pasar uang (money market) pada sisi yang lain merupakan pasar surat berharga jangka pendek. Baik pasar modal maupun pasar uang merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market).

Prinsip instrumen pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal konvensional. Sejumlah instrumen syariah di pasar modal sudah diperkenalkan kepada masyarakat, misalnya saham yang berprinsip syariah dimana kriteria saham syariah adalah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang melakukan usaha yang sesuai dengan syariah. Demikian juga, usaha untuk merealisasikan praktek obligasi syariah atau obligasi yang berprinsip syariah (Sudarsono, : ).

g. Reksadana syariah

Reksadana berasal dari kata “reksa” yang berarti jaga atau pelihara. Dan kata “dana” berarti uang Sehingga reksadana dapat

diartikan sebagai kumpulan uang yang dipelihara. Reksadana pada umumnya diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek (saham, obligasi, valuta asing atau deposito) oleh Manajer investasi.

Sedangkan reksadana syariah mengandung pengertian sebagai reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat islam. Reksadana syariah, misalnya tidak menginvestasikan pada saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat islam. seperti pabrik makanan atau minuman yang mengandung alkohol, daging babi, rokok dan tembakau, jasa keuangan konvensional, pertahanan dan persenjataan serta bisnis hiburan yang berbau maksiat.

. Perilaku Konsumen

a. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah kegiatan individu secara langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk didalamnya poses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan (Enggel, : ).

Sedangkan menurut George E. Belch & Michael A. Belch dalam Morissan ( ), perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses dan kegiatan yang terlibat ketika orang mencari, memilih, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan membuang produk dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Menurut London dan Bitta dalam Setiadi ( ), mengemukakan bahwa prilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mengatur barang dan jasa. Ada tiga ide penting dalam definisi di atas yaitu :

. Perilaku konsumen adalah dinamis

Ini berarti bahwa seseorang konsumen, group konsumen serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

. Perilaku konsumen melibatkan interaksi

Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategis pemasaran yang tepat kita harus memahami konsumen apa yang mereka pikirkan, apa yang harus mereka lakukan dan apa yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan konsumen.

. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran

Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan pertukaran.

b. Tahap Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan konsumen dalam membeli sesuatu ada beberapa tahap sebagai proses pengambilan keputusan. Beberapa proses spesifik pengambilan keputusan terdiri dari urutan kejadian berikut (Setiadi, : - ):

. Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang sesungguhnya dengan yang diinginkanya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dan eksternal.

. Pencarian Informasi

Pencarian informasi internal adalah proses mengimgat kembali informasi yang tersimpan didalam ingatan. Informasi yang tersimpan ini sebagian besar adalah berupa pengalaman sebelumnya atau suatu produk.Sebaliknya, pencarian informasi eksternal adalah pencarian informasi dari lingkungan luar.

Ada dua tipe sumber eksternal: non marketing controlled (dikendalikan oleh non pemasaran) berkaitan dengan pengalaman pribadi, sumber-sumber pribadi (teman, keluarga, kenalan, rekan kerja), dan sumber publik kedua adalah marketing controlled (marketing mix P yaitu product, price, place, and promotion). Reaksi konsumen rumah tangga alam merespon produk sesuai dengan rangsangan produsen melalui iklan televisi.

. Evaluasi Alternatif

Adanya beberapa proses evaluasi konsumen yang bersifat kognitif, yaitu permasalahan memendang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk utama bedasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional. Konsumen mungkin mengembangkan seperangkat kepercayaan merek dimana setiap merek berbeda pada ciri-ciri masing-masing.

. Keputusan Pembelian

Tujuan pembelian dipengaruhi oleh faktor keadaan yang tidak terduga.Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti, pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan pembeli.

. Perilaku Pasca Pembelian

Etika membeli sutu produk, konsumen mengharapkan dampak tertentu dari suatu pembelian tersebut, mungkin konsumen puas atau tidak puas.Kepuasan konsumen adalah fungsi dari seberapa dekat antara harapan konsumen atau produk dengan daya guna yang dirasakan akibat mengkonsumsi produk tersebut.jika daya guna tersebut berlaku dibawah harapan konumen, maka konsumen merasa dikecewakan dan juga sebaliknya, jika kenyataan mlebihi harapan maka bisa dipastikan bahwa konsumen sudah pasti akan merasa puas. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya.

. Pengetahuan tentang Lembaga Keuangan Syariah

Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen (sumarwan, : ).

Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminology produk, atribut atau fitur produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk.

Peter dan Olson ( ) juga membagi tiga jenis pengetahuan produk, yaitu pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk, pengetahuan tentang manfaat produk, dan pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk kepada konsumen.

Dalam hal ini pengetahuan masyarakat tentang lembaga keuangan syariah adalah semua informasi yang dimiliki Masyarakat mengenai berbagai macam produk dan jasa lembaga keuangan syariah, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.

. Lingkungan Sosial

a. Pengertian Lingkungan Sosial

Manusia tidak hidup sendiri, ia berinteraksi dengan keluarganya, saudaranya, teman-temannya dan orang-orang di sekelilingnya. Manusia disebut juga makhluk sosial, dimana manusia tidak bisa hidup sendiri. Mereka dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya dan juga mempengaruhi lingkungan sosialnya.

Peter dan Olson ( ) mengartikan lingkungan sebagai

“the environment refers to all the physical and social characteristics of a consumer’s external world, incluiding physical

stores and products in stores), and social behavior of other people

(who is around and what they are going)”.

Berdasarkan definisi tersebut, lingkungan konsumen terbagi ke dalam dua macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan fisik.Lingkungan sosial adalah semua iteraksi sosial yang terjadi antara konsumen dengan orang sekelilingnya atau antara banyak orang. Lingkungan fisik adalah orang-orang lain yang berada di sekeliling konsumen dan termasuk perilaku dari orang-orang tersebut (Sumarwan, : ).

b. Faktor eksternal Pengambilan Keputusan

Konsumen tidak membuat keputusan pembelian pada suatu lingkungan yang terisolasi. Konsumen berada ditengah masyarakat dan berinteraksi dengan masyarakat tempat ia berada. Dalam hal ini, terdapat sejumlah faktor eksternal yang diketahui memberikan pengaruh pada proses pengambilan keputusan konsumen sebagaimana yang ditunjukkan pada skema dibawah ini (Morissan, : ):

Gambar

Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Budaya Subbudaya Kelas Sosial Kelompok Referensi Situasi Penentu

Dari gambar . dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut:

. Budaya

Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang hidup bersama dengan orang lain dan saling berinteraksi. Manusia saling mempengaruhi dalam membentuk perilaku, kebiasaan, sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai yang dianggap penting. Salah satu indikator lingkungan sosial adalah budaya.

Budaya diartikan sebagai segala nilai, pemikiran, dan symbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Budaya bukan hanya sesuatu yang bersifat abstrak seperti nilai, pemikiran, dan kepercayaan, namun budaya juga bias berbentuk objek material. Rumah, kendaraan, peralatan elektronik, dan pakaian adalah contoh produk yang bias dianggap sebagai budaya suatu masyarakat. Undang-undang, makanan, minuman, musik, teknologi, dan bahasa adalah beberapa contoh lain dari budaya suatu masyarakat.

Objek material dari budaya disebut sebagai artefak budaya (cultural artifacts) atau manifestasi material dari sebuah budaya. Budaya akan memberikan petunjuk kepada seseorang tentang perilaku yang bias diterima oleh suatu masyarakat dan budaya juga memberikan rasa memiliki indentitas bagi seseorang dalam suatu masyarakat.

Suatu nilai-nilai dapat dianggap sebagai makna budaya (cultural meaning) jika semua orang dalam sebuah masyarakat memiliki pemahaman yang sama tentang nilai-nilai tersebut. Contohnya menghormati orang tua atau orang yang lebih tua dari usianya merupakan nilai yang dianggap penting bagi masyarakat.

Makna budaya biasanya diciptakan oleh seseorang dalam sebuah kelompok kecil. Pada tingkatan yang lebih luas, pemerintah, lembaga sosial, lembaga keagamaan, dan perusahan juga menciptakan makna budaya.

Unsur-unsur dari budaya antara lain: a. Nilai (Value)

Nilai adalah kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau suatu masyarakat. Nilai bias berarti sebuah kepercayaan tentang suatu hal, namun nilai bukan hanya kepercayaan. Nilai biasanya jumlahnya relatif lebih sedikit. Nilai mengarahkan seseorang untuk berperilaku yang sesuai dengan budayanya. Nilai biasanya berlangsung lama dan sulit berubah. Nilai tidak terkait dengan suatu objek atau situasi. Nilai diterima oleh anggota masyarakat.

b. Norma (Norm)

Norma lebih spesifik daripada nilai, norma akan mengarahkan seseorang tentang perilaku yang diterima dan

tidak diterima. Norma adalah aturan masyarakat tentang sikap baik dan buruk, tindakan yang boleh dan tidak boleh. Norma terbagi dalam dua macam, pertama enacted norm yang disepakati berdasarkan aturan pemerintah dan ketatanegaraan, biasanya berbentuk peraturan dan undang-undang.

Norma ini harus dipatuhi oleh masyarakat dan dalam banyak hal. Jika norma tersebut dilanggar akan dikenakan sanksi, misalnya pengendara yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas akan dikenakan tilang oleh polisi. Norma yang kedua adalah cresive norm, yaitu norma yang ada dalam budaya yang bisa dipahami dan dihayati jika orang tersebut berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang sama.

c. Kebiasaan (Customs)

Kebiasaan adalah berbagai bentuk perilaku dan tindakan yang diterima secara budaya. Kebiasaan tersebut diturunkan dari generasi ke generasi secara turun menurun. d. Larangan (Mores)

Larangan adalah berbagai bentuk kebiasaan yang mengandung aspek moral, biasanya berbentuk tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang dalam suatu masyarakat. Pelanggaran terhadap larangan tersebut akan

mengakibatkan sanksi sosial. Larangan yang berlaku dalam masyarakat bias bersumber dari budaya atau dari nilai-nilai agama.

e. Konvensi (Conventions)

Konvensi menggambarkan anjuran atau kebiasaan bagaimana seseorang harus bertindak sehari-hari. Misalnya menyebut orang tua dengan sebutan ayah dan ibu.

f. Mitos

Mitos adalah gambaran sebuah cerita atau kepercayaan yang mengandung nilai dan idealisme bagi suatu masyarakat. Mitos seringkali sulit ditemukan kebenarannya.

g. Simbol

Simbol adalah segala sesuatu (benda, warna, nama, dan konsep) yang memiliki arti penting lainnya (makna budaya yang diinginkan). Kebanyakan para produsen menggunakan simbol untuk merek produknya. Misalnya simbol gambar binatang yang memiliki makna tertentu. . Subbudaya

Masing-masing budaya terdiri dari subbudaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggotanya. Subbudaya terdiri dari kelompok atau segmen masyarakat yang lebih kecil yang memiliki

kepercayaan, nilai-nilai, norma, dan pola perilaku yang berbeda dengan kelompok atau segmen subbudaya lainnya dalam suatu kebudayaan yang lebih besar. Subbudaya dapat didasarkan atas umur, ras, agama, etnik, dan wilayah geografis.

. Kelas Sosial

Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata sosial di dalamnya. Strata sosial tersebut terkadang berbentuk kasta sebagaimana masyarakat Hindu di mana individu dibesarkan dengan peran tertentu dan mereka tidak dapat mengubah kasta mereka. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relative homogeny dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dengan anggota yang menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang sama.

. Faktor Sosial

a. Kelompok acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku individu. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap individu dinamakan kelompok keanggotaan.Beberapa kelompok eanggotaan adalah kelompok primer, seperti krluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus dan

informal.Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder seperti kelompok keagamaan, professional dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dengan interaksi yang tidak begitu rutin.

b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian paling penting dalam masyarakat yang telah menjadi objek penelitian yang luas. Bagi seorang idividu, keluarga adalah kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Dari orang tua, seseorang biasanya mendapatkan orientasi mengenai agama, ambisi pribadi, harga diri, dan cinta. Bahkan jika seseorang tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilakunya biasanya masih tetap signifikan. c. Peran dan status

Seseorang berpartisipasi kedalam banyak kelompok dalam hidupnya keluarga, klub, organisasi, dan sebagainya. Kedudukan orang itu dimasing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status.peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.

. Promotional Mix

a. Pengertian Promotional Mix

Menurut Umar dalam Hippy dkk. ( ) promosi merupakan suatu usaha dari produsen menginformasikan dan mempengaruhi individu atau kelompok lain sehingga tertarik untuk melakukan transaski atau pertukaran produk jasa atau produk barang yang dipasarkannya. Kegiatan promosi dilakukan dengan cara periklanan (advertising), penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion) dan hubungan masyarakat yang direncanakan untuk mencapai tujuan (Umar, : ).

Promosi merupakan suatu kegiatan untuk mengenalkan barang atau jasa suatu perusahaan. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya (Kasmir, : ).

Kemudian menurut Ray dalam Marissan ( ), mendefinisikan promosi sebagai koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Walaupun komunikasi antara

Promotional Mix Iklan Direct Marketing Interactive/ Internet Marketing Promosi Penjualan Publikasi/ Humas Personal Selling perusahaan dan konsumen secara implisit berlangsung pada setiap

unsur atau bagian dari marketing mix. b. Instrumen Promotional Mix

Menurut Ray dalam Marissan ( ), instrumen dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan disebut dengan bauran promosi atau promotional mix:

Gambar

Instrumen Promotional Mix

Dari gambar dapat dijelaskan beberpa hal sebagai berikut:

Dokumen terkait