• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.5 Kerangka Teori

Adupun kerangka teori yang menjadi landasan berfikir penulis dalam penelitian ini adalah:

1.5.1. Partai Politik dan Fungsi Partai Politik

1.5.1.1. Pengertian Partai Politik

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang partai politik menyebutkan bahawa, partai politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga Negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan Negara melalui pemilihan umum.6

Berikut beberapa pengertian Partai Politik menurut ahli7

1. Menurut Meriam Budiarjo : Partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik melalui cara yang konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan yang mereka miliki.

yaitu :

2. Menurut Carl J. Friedrich : Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secra stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil maupun materiil.

6

Dikutip dari Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik

7

3. Menurut R. H. Soultau : Partai politik adalah sekelompok warga yang sedikit banyak terorganisir, yang bertindak suatu kesatuan politik dan yang dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, bertujuan pemerinythan dan melaksanakan kebijksanaan umum mereka.

4. Menurut Sigmund Neumann : Partai politik adalah dari aktivis-aktivis politik yang berusaha menguasai pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar golongan-golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan berbeda

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka jelaslah bahwa partai politik merupakan suatu struktur politik yang hadir dalam kehidupan bernegara agar demokrasi bisa ditegakkan.

1.5.1.2. Partai Politik Lokal

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2007 tentang partai politik lokal bahwa yang dimaksud dengan partai politik lokal adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga Negara Indonesia yang berdomisili di Aceh secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita yang memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan Negara melalui pemilihan anggota DPRA/DPRK, Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota.8

Berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh yang khusus mengatur tentang Aceh bahwa, penduduk Aceh dapat membentuk partai lokal oleh warga sekurang-kurangnya 50 warga Negara Indonesia yang berusia 21 Tahun dan telah berdomisili

8

tetap di Aceh dengan mempertahatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%. Partai Lokal adalah suatu organisasi politik yang didirikan atas dasar persamaan cita-cita, nilai, dan orientasi yang sama dalam lingkup kedaerahan, partai politik lokal ini dibentuk sebagai wadah dalam menyerap dan menghimpun aspirasi masyrakat daerah (lokal) sebagai partisipasi politik ditingkat daerah. 9

Tujuan yang diharapkan dalam mendirikan dan mengembangkan partai politik adalah

1.5.1.3. Tujuan Partai Politik

10

Sebagai struktur politik, partai politik tentu memiliki fungsi-fungsi tertentu. Ada beberapa fungsi dari partai politik itu dilahirkan, fungsi ini akan sangat berguna dalam keberadaan partai tersebut di tengah-tengah masyrakat. Fungsi utama partai politik itu adalah

:

1. Untuk menjadi wadah aktaulisasi diri bagi warga Negara yang memiliki kesadaran tinggi untuk ikut serta dalam partisipasi politik.

2. Untuk menjadi wadah agregasi kepentingan masyarakat.

3. Untuk menjadi sarana dalam upaya meraih dan mempertahankan kekuasaan politik.

4. Untuk menjadi wadah berhimpun bagi masyarakat atau kelompok yang memiliki idiologi dan kepentingan yang sama.

1.5.1.4 Fungsi Partai Politik

9

Dikutip dari Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh

10

mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan idiologinya.

Cara yang digunakan suatu partai politik dalam sistem politik demokrasi untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan ialah dengan turut serta dalam pemilihan umum. Apabila kekuasaan untuk memerintah telah diperoleh maka partai politik tersebut pula sebagai pembuat keputusan politik. Partai politik yang tidak menduduki kedudukan mayoritas pada perwakilan rakyat akan berperan sebagai pengontrol partai mayoritas11

Salah satu tugas partai politik adalah menerima dan menampung semua aspirasi masyrakat dan mengaturnya sedemikian rupa untuk mengurangi kesimpangsiuran pendapat yang beredar dalam masyarakat. Setelah itu dirumuskan dan diajukan usul kebijakansanaan. Usul kebijaksanaan diajukan kepada pemerintah sebagai program partai. dengan demikian, tuntutan dan kepentingan masyarakat yang disampaikan kepada pemerintah oleh partai politik dijadikan kebijaksanaan umum, itulah sebabnya partai politik dipandang sebagai media prantara antara rakyat dengan pemerintah atau dengan kata lain partai politik sebagai sarana komunikasi politik antara pihak yang memerintah dan pihak yang diperintah.

. Fungsi partai politik yang melekat dalam suatu partai politik adalah meliputi :

1. Komunikasi Politik

12

11

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia, 1992, hal. 17

12

Budi Winarno, Sitem Politik Indonesia Era Reformasi, Yogyakarta : Media Presisndo, 2007, hal. 98

Dalam hal ini juga partai politik harus respondsif terhadap tuntutan masyarakat untuk kemudian disalurkan kepada sistem politik melalui agregasi dan artikulasi kepentingan. Di pihak lain partai politik juga melakukan diskusi dan penyebarluasan tas berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2. Sosialisasi Politik

Dalam ilmu politik sosialisasi politik diartikan sebagai proses melalui mana seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik yang umumnya berlaku dalam masyarkat dimana ia berada. Biasanya proses berjalan berangsur-angsur dari masa kanak-kanak sampai dia dewasa. Sosilisasi politik juga mencakup proses penyampaian norma-norma dan nilai-nilai oleh masyrakat dari satu generasi ke generasi berikutnya. Proses sosialisasi ini bisa diperoleh dari lingkungan keluarga , lingkungan sekolah, lingkungan masayarakat, dan lingkungan sosial lainnya selama dia masih hidup di dunia. Oleh karena itu, partai politik harus berperan aktif menanamkan norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat.Dengan demikian, masyarakat akan dapat memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

Partai politik merupakan kelompok yang terorganisir yang anggotanya mempunyai orientasi, nilai, cita-cita yang sama,. Tujuannya adalah dalam rangka meraih kekuasaan politik dan merubut kedudukan politik guna melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka,. Inilah mengapa setiap partai politik mempunyai idiologi, cita-cita, yang selanjutnya diimplementasikan dalam bentuk program kerja. Program-program kerja inilah yang ditawarkan kepada masyarakat agar mendukungnya dalam pemilihan umum. Dalam kaitan ini, partai politik membantu sistem politik dalam mensosialisasikan sistem politik dan mendidik anggota-angtonya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab terhadap kepentingan sendiri dan kepentingan nasional.13

13

Ibid, hal 98

Partai politik juga berfungsi untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif dalan kegiatan politik sebagai anggota partai. dengan demikian partai turut memperluas partisipasi politik (political recruitmen). Cara-cara yang ditempuh bisa dengan kontak pribadi, persuasi, dan lain-lain. Selain dari itu, partai politik dapat pula mengadakan kaderisasi anggota partai. kaderisasi ini dimaksudkan untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin dimasa mendantang. Untuk itulah, mereka melakukan rekuitmen terhadap pemimpin- pemimpin partai politik yang mampu menopang kekuasaan yang mereka raih. Juga diusahakan untuk menarik golongan muda untuk dididik menjadi kader partai yang dimasa mendatang akan menggantikan pemimpin lama (selectation of leadership).14

Dalam suasana demokrasi, persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyrakat merupakan soal yang wajar. Jika sampai terjadi konflik maka partai politik berusaha untuk mengatasi konflik tersebut. Seperti konflik yang terjadi di Ambon dan Maluku maka disinalah fungsi partai politik untuk menyelesaikan masalah konflik tersebut bukan mempertajam konflik yang terjadi.

4.Pengatur Konflik

15

Partai politik berperan dalam menjembatani berbagai konflik kepentingan yang ada dalam masyarakat untuk selanjutnya disalurkan dalam sistem politik. Kestabilan partai politik akan sangat menentukan tingkat pelembangaan partisipasi dan dengan demikian kemampuan partai politik dalam melakukan manajemen konflik. Dalam suasana demokrasi persaingan atau perbedaan pendapat antara golongan masyrakat sering terjadi. Persaingan atau perbedaan yang timbul sebenarnya merupakan sesuatu yang wajar saja. Namun apabila dibiarkan tidak mustahil

14

Meriam Budiarjo, Dasar- Dasar Ilmu Politik, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2003, hal 163

15

akan mengakibatkan tergantungnya kestabilan dalam pemerintahan. Oleh karemna itu, dalam situasi yang demikian peranan partai politik sangat diharapkan, guna mengurangi atau mengatasi pertentengan-pertentangan tersebut. Adapun caranya adalah membuat aturan permainan atau mengajak pihak-pihak yang bertentangan untuk kembali kepada aturan permainan yang sudah ada. Maksudnya adalah agar semua pihak dapat menyadari bahwa konflik hanya dapat diselesaikan dengan musyawarah untuk mufakat dan tidak dengan perselisihan yang berlarut-larut.

5. Artikulasi Kepentingan

Artikulasi kepentingan adalah suatu proses penginputan berbagai kebutuhan, tuntutan dan kepentingan melalui wakil-wakil kelompok yang masuk dalam lembaga legeslatif. Agar kepentingan, tuntutan dan kebutuhan kelompoknya dapat terwakili dan terlindungi dalam pembuat kebijakan publik. Pemerintah dapat mengeluarkan suatu keputusan dapat bersifat menolong masyrakat dan bisa pula dinilai sebagai kebijakan yang justru menyulitkan masyarakat.16

6.Partisipasi Politik

Dalam artikulasi kepentingan ini semua wacana yang beredar di masyarakat luas yang berhubungan dengan kebijakan negara akan ditampung oleh partai politik, setiap masyarakat yang mempunyai masalah dengan kebijakan yang akan dibuat atau yang telah dikeluarkan oleh pemerintah maka itu akan ditampung dan selanjutnya akan disamapaikan kepada wakil partai politik tersebut yang duduk di lembaga lewgeslatif. Tetapi kembali lagi tidak semua kepentingan masyarakat dapat digubris oleh pemerintah.

16

Secara istilah partisipasi politik dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau keterlibatan individu atau warga negara didalam suatu sisitwem politik yang bertujuan untuk mempengaruhi dalam pengambilan keputusan oleh pemerintah sampai pada titik tingkatan partisipasi yang bermacam-macam. Dalam tatanan ini, partisipasi politik dapat diarahkan untuk mengubah keputusan pejabat-pejabat yang berkuasa, menggantikan atau mempertahankan pejabat-pejabat itu, atau mempertahankan organisasi sistem politik yang ada dan aturan-aturan permainan politiknya. Mobilisasi warga negara dalam kehidupan dan kegiatan politik merupakan fungsi khas dari partai politik. Di zaman medern partai politik dibentuk yaiutu ketika semakin banyak jumlah rakyat mempunyai hak pilih, dan ketika kelompok-kelompok masyarakat menuntut bahwa mereka harus diberi hak untuk bersaing untuk memperebutkan suatu jabatan pemerintahan.

1.5.2. Strategi

Strategi merupakan rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu. Pada awalnya kata strategi dipergunakan untuk kepentingan militer “strategi” adalah turunan dari kata dalam bahasa yunani,

strategos. Adapun stretegos dapat diterjemahkan sebagai “komandan militer atau kepemimpinan

atas pasukan”.

Von Cluasewitz menjelaskan bahwa tujuan strategi itu sendiri bukanlah merupakan suatu kemengan yang tampak dipermukaan, melainkan kedamaian yang terletak di belakangnya. Terkait defenis diatas erat kaitannya denagn strategi politik yanh dijalankan setiap partai politik

tentenya berbeda-beda, seperti misalnya mempengaruhi, merekrut lalu mendoktrin individu-individu yang ada dalam masyarakat. Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk menggapai “kemenagan”. Kemenangan merupakan menjadi tujuan dan focus utama dari partai politik untuk meraih dan memperoleh suara sebanyak-banyaknya pada pemilihan umum agar bias menempatkan wakil-wakil yang diajukan oleh setiap paratai politik.17

Membahas mengenai partai politik ini tidak terlepas dari yang namanya “strategi politik”. Strategi politik merupakan teknik, cara, atau strategi yang digunaklan untuk mewujudkan suatu cita-cita politik, strategi politik sangat penting bagi setiap partai politik, tanpa adanya strategi politik maka perubahan jangka panjang sama sekali tidak akan terwujud. Perencanaan strategi suatu proses dan perubahan politik merupakan analisis yang gambling dari keadaan kekuasaan, sebuah gambaran yang jelas mengenai tujuan akhir yang ingin dicapai, dan juga segala kekuasaan untuk mencapai tujuan tersebut.

1.5.3. Strategi Politik

18

Pendekatan dan kominikasi politik perlu dilakukan oleh kontestan untuk dapat memenangkan pemilu. Para kontestan perlu melakukan kajian untuk mengedintifikasi besaran (size) pendukungnya, massa mengembang dan pendukung kontestan lainnya, identifikasi ini perlu dilakukan untuk menganalisis kekuatan dan potensi suara yang akan dipeoleh pada saat pencoblosan, juga untuk mengedntifikasi strategi pendekatan yang diperlukan terhadap masing-masing kelompok pemilih. Strategi ini perlu dipikirkan oleh setiap kontestan karena pesaing

17

Peter Schoder, Strategi Politik, Jakarta: Friderich Naumun Stifung, 2003 hal. 4

18

secara intens melakuakan upaya-upaya untuk memenangkan pesrsaingan politik. Sementara itu, cara masyarakat menentukan pilihanya juga tergantung pada karakteristik masyarakat bersangkutan. Di satu sisi, terdapat kelompok masyarakat yang lebih menggunakan logika dan rasionalitas dalammenimbang kontestan. Kemampuan kontestan memecahkan persoalan masyrakat menjadi titik perhatian kelompok masyrakat ini. Di pihak lain, kedekatan idiologis juga menjadi kekuatan untuk menarik pemilih kedalam bilik suara dan mencoblos kontestan yang beridiologi sama. Pemilih jenis ini tidak begitu memperdulikan program kerja apa yang ditawarkan oleh partai politik bersangkut an. Asal idiologi partai tersebut sama dengan idiologi pemilih, sudah cukup alasan baginya untuk memmilih kontestan ini. Besaran antara karakteristik alas an yang dipakai untuk menentukan pilihan dengan segmen- segmen pemilih dapat dilihat dalam table 1.1 berikut.19

Tabel 1.1

Jenis Pemilih dan Alasan Pemilih

Pembagian pemilih

Konstituen Non-partisan Pendukung Lain

19

Problem-solving Penguatan dan proteksi secara rasional Peyakinan secara rasional Pengenalan dan merebut secara rasional

Ideologi Punguatan dan proteksi secara ideologis Peyakinan secara ideologis Pengenalan dan merebut secara ideology

Kontestan adalah kelompok masyarakat yang diwakili dan memiliki kedekatan dengan suata partai politik. Kelompok masyarakat ini merupakan basis pendukung kontestan. Konstituens memiliki loyalitas yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis pemilih lain. Sementara non-partisan adalah massa mengambang yang masih belum memutuskan partai politik apa yang mereka dukung. Non-partisan tidak mengikatkan diri dengan suatu partai politik apapun. Biasanya jenis pemilih ini akan menjatuhkan pilihannya diakhir periode kampanye. Atau, mereka malahn tidak memilih siapaun karena mereka tidak melihat sutu pun dari pilihan kontestan yang sesuai dengan harapan mereka. Jenis pemilih terakhir adalah pendukung atau konstituen partai politik lain. Suatu partai politik atau kontestan individu perlu juga mengembangkan hubungan dengan pendukung partai lain. Hal ini dilakukan karma kontestan pemilu perlu menjaga stabilitas dan situasi yang aman semasa periode kampanye. Partai politik perlu menggunakan penguatan yang bersifat rasional ketika mereka berhadapan dengan konstituen yang lebih mengedepankan Problem-soving. Ketika partai politik harus berhubungan dengan konstituen yang lebih melandaskan lasan memilih pada aspek- aspek non-rasional,

penguatan idiologi perlu dilakukan. Mengingatkan pesan, nilai, norma, dan faham partai perlu ditekankan dalam hal ini.

1.5.4. Strategi Pemilihan Umum

Dalam rangka memenangkan pemilihan umum setiap partai politik harus memiliki strategi dan ini juga merupakan bagian dari grand strategi partai politik, yaitu yang disebut dengan strategi politik. Sebuah bentuk strategi politik yang khusus adalah strategi pemilihan umum. Dalam strategi pemilahan umum, yang terpenting disini adalah memperoleh kemenangan dan kekuasaan sebanyak mungkin pengaruh dengan cara memperoleh hasil yang baik dalam pemilihan umu, sehingga politik dapat diwujudkan dalam suatu perubahan dalam masyarakat.

Persaingan dalam memperoleh suara sebanyak-banyaknya dalam pemilihan umum, untuk menarik simpatik pemilih harus direncanakan dengan hati-hati, di disain dengan sebaik mungkin dan membutuhkan apa yang disebut dengan “strategi”.20

20

Ibid, hal 123

Strategi pemilihan umum yang digunakan untuk memperoleh kekusaan seringkali dipandang suatu hal yang buruk. Padahal strategi ini digunakan dengan tujuan untuk menyampaikan dan menawarkan konsep-konsep dari partai politik.

Berikut jenis-jenis strategi dalam politik politik menurut Peter Schoder dalam tabel 1.2.21

Strategi ofensif

Tabel 1.2

Jenis- Jenis Strategi Politik

Strategi Defensif

Stategi memperluas passer

(strategi persaingan)

Strategi mempertahankan pasar

(strategi pelanggan, strategi multiplikator)

Strategi menembus pasar

(strategi pelanggan)

Strategi menutup, menyerahkan pasar

(strategi lingkungan sekitar)

Strategi ofensif selalu dibutuhkan, misalnya apabila partai ingin meningkatkan jumlah pemilihnya atau apabila pihak eksekutif ingin mengimplementasikan sebuah proyek. Dalam kedua kasus tersebut harus ada orang yang lebih banyak oaring yang memiliki pandangan positiif terhadap partai atauproyek tersebut, sehingga kampanye dapat berhasil.

Yang termasuk kedalam strategi ofensif adalah startegi memperluas pasar dan strategi menembus pasar. Pada dasarnya, semua strategi ofensig yang diterapkan saat kampanye pemilu harus menampilkan perbedaan yang jelas dan menarik antara kita dan partai-partai pesaing yang ingin kita ambil alih pemilihnya. Dalam strategi ofensif yang digunakan untuk

21

mengimplementasikan politik yang harus dijual atau ditampilkan adalah perbedaan terhadap keadaan yang berlaku saat itu serta keuntungan-keuntungan yang dapat diharapkan dari padanya.

Sedangkan strategi defensif akan muncul kepermukaan ketika terjadainya koalisi partai pemerintah yang terdiri atas beberapa partai yang ingin memperthankan mayoritasnya. Dilain waktu strategi defensive muncul ketika sebuah pasar tidak lagi dipertahankan lebih lanjut, dan ketika penutupan pasar ini diharapkan membawa keuntungan yang lebih banyak.

Dokumen terkait