• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Teori dan Kerangka Konsepsi

Dalam dokumen HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN (Halaman 31-37)

BAB I PENDAHULUAN

F. Kerangka Teori dan Kerangka Konsepsi

Seiring dengan perkembangan masyarakat pada umumnya, peraturan hukum juga mengalami perkembangan. Kontinuitas perkembangan ilmu hukum selain bergantung pada metodelogi, aktivitas penelitian dan imajinasi sosial sangat ditentukan oleh teori

.

10Menurut Maria S.W. Sumardjono menyebutkan rumusan teori

9Christina “Judul tesis Analisa Pasal 31 Undang-undang nomor 24 tahun 2009 Mengenai Kewajiban Bahasa Indonesia Terhadap Akta Pengikatan Jual beli” ,diakses dari file Pdf digital_131412-T 27494-Analisa pasal-HA.pdf- Adobe Reader ,tanggal 02 Januari 2014

10 Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta:Universitas Indonesia Press, , 1982), hlm 6.

sebagai berikut: Seperangkat preposisi yang berisi konsep abstrak atau konsep yang sudah didefenisikan dan saling berhubungan antara variable sehingga menghasilkan pandangan sistematis dari fenomena yang digambarkan oleh suatu variable dengan variable lainnya dan menjelaskan bagaimana hubungan antara variable tersebut.11

Untuk menjawab permasalahan diperlukan landasan teoritis yang relevan dengan permasalahan yang dibahas,kerangka teori yang digunakan sebagai pisau analisis dalam penulisan ini adalah menggunakan teori Kepastian Hukum.Kepastian hukum merupakan ciri yang tidak dapat dipisahkan dari hukum, terutama untuk norma hukum tertulis. Hukum tanpa nilai kepastian akan kehilangan makna karena tidak lagi dapat dijadikan pedoman perilaku bagi semua orang. Ubi jus incertum, ibi jus nullum (di mana tiada kepastian hukum, di situ tidak ada hukum).12 Menurut Gustav Radbruch terdapat tiga (3) unsur utama dalam penegakan hukum yaitu keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan.13 Demikian hal nya kontrak Internasional yang dibuat dalam bahasa asing,Hukum menjadi penopang pembuatan Kontrak Internasional tersebut dengan begitu dapat menjadi pedoman bagi semua orang dalam membuat Kontrak Internasional yang menggunakan bahasa Asing.

Menurut Radbruch hubungan antara keadilan dan kepastian hukum perlu diperhatikan.Oleh sebab kepastian hukum harus dijaga demi keamanan dalam

11.Maria S.W. Sumardjono, Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian,(Yogyakarta: Gramedia, 1989), hlm 12.

12.Sudikno Mertokusumo dalam H. Salim Hs, Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada),2010 hlm 82

13.Gustav Radbruch: Gerechtigkeit, Rechtssicherheit, Zweckmaβigkeit, dikutip oleh Shidarta dalam tulisan Putusan Hakim: Antara Keadilan, Kepastian Hukum, dan Kemanfaatan, dari buku Reformasi Peradilan dan Tanggung Jawab Negara (Jakarta: Komisi Yudisial, 2010), hlm. 3.

Negara,maka hukum positif selalu harus ditaati,pun pula kalau isinya kurang adil atau juga kurang sesuai dengan tujuan hukum.Tetapi terdapat kekecualian yakni bilamana pertentangan antara isi tata hukum dan keadilan menjadi begitu besar,sehingga tata hukum itu tampak tidak adil pada saat hukum itu boleh dilepaskan.14

Kepastian hukum adalah kepastian hukum itu sendiri.Ada empat hal yang berhubungan dengan makna kepastian hukum yaitu:15

1. Hukum itu Positif artinya bahwa ia adalah perundang undangan (gesetzliches Recht)

2. Hukum itu didasarkan pada fakta (tatsachen),bukan suatu perumusan tentang penilaian yang nanti akan dilakukan oleh hakim,seperti kemauan baik atau kesopanan.

3. Fakta itu harus dirumuskan dengan cara yang jelas sehingga menghindari kekeliruan dalam pemaknaan,disamping itu juga mudah dijalankan.

4. Hukum Positif itu tidak boleh sering dirubah.

Lon Fuller dalam bukunya the Morality of Law mengajukan 8 (delapan) asas yang harus dipenuhi oleh hukum, yang apabila tidak terpenuhi, maka hukum akan gagal untuk disebut sebagai hukum, atau dengan kata lain harus terdapat kepastian hukum. Kedelapan asas tersebut adalah sebagai berikut :

1) Suatu sistem hukum yang terdiri dari peraturan-peraturan, tidak berdasarkan putusan-putusan sesat untuk hal-hal tertentu;

2) Peraturan tersebut diumumkan kepada publik;

3) Tidak berlaku surut, karena akan merusak integritas sistem;

4) Dibuat dalam rumusan yang dimengerti oleh umum;

5) Tidak boleh ada peraturan yang saling bertentangan;

6) Tidak boleh menuntut suatu tindakan yang melebihi apa yang bisa dilakukan;

7) Tidak boleh sering diubah-ubah;

14B.Arief Sidharta,Meuwissen Tentang Pengembangan Hukum,Ilmu Hukum,teori Hukum dan Filsafat hukum ,(Bandung:PT.Refika Aditama,2007),hlm 31.

15Achmad Ali,Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence),termasuk interperetasi Undang undang (Legisprudence),(Jakarta:Kencana,2012) hlm 292

8) Harus ada kesesuaian antara peraturan dan pelaksanaan sehari-hari.

Pendapat Lon Fuller di atas dapat dikatakan bahwa harus ada kepastian antara peraturan dan pelaksanaannya, dengan demikian sudah memasuki ranah aksi, perilaku, dan faktor-faktor yang mempengaruhi bagaimana hukum positif dijalankan.16

Undang Undang No 24 Tahun 2009 pasal 31 yang mengatur khususnya pasal mengenai bahasa tentu memiliki maksud dan tujuan yang baik untuk masyarakat dalam rangka menciptakan kepastian hukum.Pembentukan undang undang tentu harus sesuai dengan peraturan nya dan pelaksanaan sehari hari,peraturan harus dapat dimengerti oleh umum,dan juga harus berpedoman pada asas pembentukan undang undang dalam hal ini berhubungan dengan perjanjian maka masuk dalam ranah hukum perdata yang dimana harus berpedoman pada asas asas hukum kontrak.

Undang Undang No 24 Tahun 2009 khususnya pasal 31 perlu dikaji lebih lanjut sebab faktanya bahwa terdapat perkara yang sampai kepengadilan yang menyebabkan sebuah perjanjian yang menggunakan bahasa asing, yang selama ini berpedoman pada asas hukum kontrak justru batal demi hukum karena melanggar pasal 31 Undang Undang No 24 Tahun 2009 tersebut.

Untuk mendapatkan kepastian hukum pada pasal 31 ini bukan hanya dikaji dari segi undang undangnya saja tetapi Hakim memegang peranan penting,hakim dalam mempertimbangkan suatu perkara harus didasarkan fakta, fakta itu tentu harus

16.Amgassusari, “Memahami Kepastian (Dalam) Hukum Teori dan Filsafat Hukum”, diakses dari http://ngobrolinhukum.wordpress.com/2013/02/05/memahami-kepastian-dalam-hukum/ tanggal 2 Februari 2014

dinilai dari perumusan cara yang jelas sesuai dengan undang undang yang berlaku dan cara seorang hakim untuk bertindak mandiri tidak berpihak sehingga pemaknaan dalam pasal 31 itu dapat jelas menghasilkan suatu yang namanya kepastian hukum dan keadilan.Seperti yang diketahui pada pasal 31 ayat 1 Undang-Undang No 24 tahun 2009 bahwa terdapat pengaturan mengenai perjanjian yang mewajibkan penggunaan bahasa Indonesia dan ayat 2 yang menegaskan bila perjanjian berhubungan dengan pihak asing dan pihak asing tidak mengerti dengan bahasa Indonesia maka dapat ditulis juga dengan menggunakan bahasa orang asing tersebut.

Dari pemaknaan kata “wajib” yang dianggap lebih tinggi kedudukannya dibanding dengan “ditulis juga” ini hakim menjatuhkan sebuah putusan batal demi hukum.Oleh sebab itu untuk mendapatkan kepastian hukum tentu harus dikaji lebih lanjut,sebab jika Kontrak internasional batal demi hukum tentu dalam hal ini ada pihak yang dirugikan dan sedangkan Kepastian hukum mengkehendaki suatu keadilan

2. Kerangka konsepsi

Perlu diketahui bahwa konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori, karena konsep merupakan penghubung yang menerangkan sesuatu yang sebelumnya hanya baru ada dalam pikiran.Kerangka konsepsi merupakan gambaran bagaimana hubungan antara konsep-konsep yang akan diteliti. Salah satu cara untuk menjelaskan konsep-konsep tersebut adalah dengan membuat definisi. Definisi merupakan suatu pengertian yang relatif lengkap tentang suatu istilah dan definisi bertitik tolak pada referensi.

Berikut ini diuraikan beberapa konsep/definisi/pengertian yang dijumpai dalam tesis ini yaitu:

“Analisis Penerapan Pasal 31 Undang-Undang No 24 Tahun 2009 Tentang Kewajiban Penggunaan Bahasa Indonesia Terhadap Kontrak Yang Berpedoman Pada Asas-Asas Hukum Kontrak (Studi Kasus Putusan perkara no 451/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Bar).”

1. Bahasa adalah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide,pesan,maksud,perasaan dan pendapat kepada orang lain.17 2. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana

disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36.18

3. Bahasa asing merupakan bahasa yang tidak digunakan oleh orang yang tinggal di sebuah tempat yang tertentu19

4. Kontrak adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh dua atau lebih pihak dimana masing maing pihak yang ada didalamnya dituntut untuk melakukan satu atau lebih prestasi.

5. Kontrak Internasional adalah kontrak yang memiliki unsur internasional dapat berupa para pihaknya ,substansi yang diatur dan lain lain,sebagai contoh Perjanjian Pinjam meminjam (Loan Agreement)20

6. Asas-Asas hukum adalah menurut pendapat Sudikno Mertokusumo asas hukum bukan peraturan hukum konkrit,melainkan pikiran dasar umum dan

17Wibowo,Wahyu. Manajemen Bahasa.,(Jakarta: Gramedia, 2001).hlm 13

18Dikutip dari http://ms.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia

19Dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_asing

20Ibid, hlm 2

abstrak, atau merupakan latar belakang peraturan kongkrit yang terdapat dalam dan di belakang setiap sistem hukum yang terjelma dalam peraturan perundang undangan dan putusan hakim yang merupakan positif dan dapat diketemukan dengan mencari sifat sifat atau ciri yang umum dalam peraturan kongkrit tersebut.21

7. Undang-Undang adalah hukum yang telah disahkan oleh badan legislatif atau unsur pemerintahan yang lainnya. Sebelum disahkan, undang-undang disebut sebagai rancangan Undang-Undang. Undang-undang berfungsi untuk digunakan sebagai otoritas, untuk mengatur, untuk menganjurkan, untuk menyediakan (dana), untuk menghukum, untuk memberikan, untuk mendeklarasikan, atau untuk membatasi sesuatu.

Dalam dokumen HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN (Halaman 31-37)

Dokumen terkait