• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Kerangka Teori dan konsepsi

Kontinuitas perkembangan ilmu hukum, selain bergantung pada metodologi, aktivitas penelitian dan imajinasi sosial sangat ditentukan oleh teori.21

Teori adalah ungkapan mengenai hubungan kausal yang logis diantara perubahan (Variable) dalam bidang tertentu, sehingga dapat digunakan sebagai

kerangka berpikir (Frame of Thingking) dalam memahami serta menangani

segala permasalahan yang timbul dalam bidang tersebut.22

Kerangka Teori yakni kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, thesis si penulis mengenai sesuatu kasus ataupun permasalahan (problem), yang

bagi si pembaca menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis, yang mungkin ia setujui ataupun tidak setujuinya.23

Menurut pendapat Sugiyono mengenai fungsi dari kerangka teori selaras dengan apa yang digunakan yaitu bahwa teori-teori yang relevan dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, setara sebagai dasar untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan.24

Teori yang dipakai dalam tesis ini adalah Teori Kepercayaan (vertrouwenstheorie) yaitu Teori yang mengatakan bahwa kata sepakat ini terjadi

pada saat pernyataan kehendak dianggap layak diterima oleh pihak yang menawarkan.25

21

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1982, hal.6.

22 Bintaro Tjokroamidjoyo, Teori dan Strategi Pembangunan Nasional, Haji Masagung, Jakarta, 1998, hal.12.

23 M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, hal. 80

24 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Alfa Beta, Bandung, 1983, hal. 200

25

Menurut Mariam Darus Badrulzaman, Asas Kepercayaan merupakan kemauan untuk saling mengikatkan diri dalam suatu perjanjian, membangkitkan kepercayaan bahwa perjanjian itu dipenuhi. Asas kepercayaan ini merupakan nilai etis yang bersumber pada moral.26

Menurut Kasmir, kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah bank baik secara intern maupun dari ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.27

Perjanjian merupakan salah satu sumber perikatan (Verbintenis),

sebagaimana diatur dalam Pasal 1234 BW yang berbunyi : “Tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak

berbuat sesuatu”.

Subekti dalam bukunya mengenai Hukum Perjanjian menyebutkan bahwa suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.28

Di dalam Islam, kepercayaan berarti amanah (menepati janji). Amanah berasal dari kata a-mu-na ya‘munu, yang artinya jujur atau dapat dipercaya.

26 Mariam Darus Badrulzaman, KUH Perdata Buku III, Hukum Perikatan dengan Penjelasan, Alumni, Bandung, 1983, hal. 89.

27 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya , PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2001, hal. 94

28

Secara bahasa, amanah dapat diartikan sesuatu yang dipercayakan atau kepercayaan. Amanah juga berarti titipan (al-wadi‘ah).29

Menurut Pendapat Ulama Kontemporer yaitu Mujamma‟ Fiqih Islam di

Jeddah dalam keputusan Nomor 2 daurah ke-5 yang diadakan di Kuwait periode 1-6 Jumadal Ula 1409 H memutuskan sebagai berikut:30

Menepati janji menjadi suatu keharusan bagi penjanji secara keagamaan kecuali bila ada ‘udzur (halangan). Ia harus memenuhinya dari sisi penunaian bila terkait dengan sebab dan orang yang diberi janji menghadapi kesulitan akibat janji tersebut. Pengaruh komitmen terhadap kondisi ini dapat dilakukan, baik dengan cara melaksanakan janji tersebut atau mengganti kerugian yang timbul secara langsung akibat tidak dipenuhinya janji tersebut tanpa ‘udzur.

Menurut pendapat Syaikh Asy-Syanqithi, bahwa mengingkari janji tidak boleh sebab ia merupakan salah satu tanda kemunafikan, akan tetapi bila penjanji menolak untuk memenuhi janjinya, maka tidak dapat dituntut hukuman apa pun terhadapnya dan tidak harus dipaksa pula. Tetapi ia mesti diperintahkan untuk memenuhinya, tidak dipaksa.31

Jaminan merupakan kepercayaan/keyakinan dari Bank atas kemampuan atau kesanggupan debitur untuk melaksanakan kewajibannya. Sedangkan agunan diartikan sebagai barang/benda yang dijadikan jaminan untuk melunasi utang nasabah debitur.

Istilah agunan terdapat dalam Pasal 1 angka 23 Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang

29 Al-Munawwir, Kamus al-Munawir, Pustaka Progressif, Surabaya, 1997.

30 Abualbinjy, Mengenal Tanda Munafik, diakses dari http://abualbinjy.wordpress. com/2008/03/08/hadits/, pada tanggal 20 Maret 2011.

31

Perbankan, yaitu: “Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan

berdasarkan Prinsip Syariah”.

Jadi agunan merupakan jaminan tambahan (accesoir). Tujuan agunan

adalah untuk mendapatkan fasilitas kredit dari bank. Unsur-unsur agunan, yaitu:32 1. Jaminan tambahan

2. Diserahkan oleh debitur kepada bank

3. Untuk mendapatkan fasilitas kredit atau pembiayaan

Dalam Pasal 24 angka 1 Undang-undang Nomor 14 tahun 1967 tentang

perbankan disebutkan “Bank umum tidak memberi kredit tanpa jaminan kepada

siapapun juga.”

Dalam Pasal 8 (1) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan mengenai jaminan, yaitu:

”Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,

bank umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai

dengan yang diperjanjikan.”

Mengingat agunan menjadi salah satu unsur jaminan pemberian kredit, maka apabila berdasarkan unsur-unsur lain telah dapat diperoleh keyakinan atas kemampuan debitur untuk mengembalikan hutangnya, agunan hanya dapat

32 H. Salim, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia , PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004, hal. 21

berupa barang proyek atau hak tagih yang dibiayai dengan kredit yang bersangkutan.33

Dalam Pasal 1131 KUH Perdata disebutkan bahwa segala kebendaan si penghutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan.

Secara umum jaminan dalam hukum Islam (fiqh) dibagi menjadi dua:

jaminan yang berupa orang (personal guarancy) sering dikenal dengan istilah

kafalah dan jaminan yang berupa harta benda dikenal dengan istilah rahn.

Menurut ulama fiqh, rahn adalah menjadikan harta benda sebagai

jaminan utang, agar utang bisa dilunasi dengan jaminan tersebut, ketika si peminjam tidak mampu melunasi utangnya. Ulama fiqh juga berpendapat bahwa

Apabila barang jaminan itu telah dikuasai oleh pemberi utang, maka akad

ar-rahn bersifat mengikat bagi kedua belah pihak. Oleh sebab itu, utang itu terkait

dengan barang jaminan, sehingga apabila utang tidak dapat dilunasi, barang jaminan dapat dijual dan utang dibayar. Apabila dalam penjualan barang jaminan itu ada kelebihan, maka wajib dikembalikan kepada pemiliknya.34

Dalam pelaksanaan gadai emas pada BSM KCP Meulaboh, pihak Bank membutuhkan jaminan sebagai kepercayaan atas kemampuan atau kesanggupan nasabahnya dalam memenuhi kewajiban dari hubungan timbal balik. Penyerahan

33 H. Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia , Andi Offset, Yogyakarta, 2000, hal. 54

34

barang/benda yang dijadikan jaminan gadai adalah untuk melunasi utang nasabah dan mempermudah proses eksekusi apabila dikemudian hari nasabah wanprestasi.

2. Konsepsi

Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori, karena konsepsi adalah sebagai penghubung yang menerangkan sesuatu yang sebelumnya hanya baru ada dalam pikiran. “peranan konsep dalam penelitian adalah untuk menghubungkan dunia teori dan observasi, antara abstraksi dan realistis”.35

Selanjutnya untuk menghindari salah pengertian dan pemahaman yang berbeda tentang tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka kemudian dikemukakan konsepsi dalam bentuk defenisi operasional sebagai berikut :

1. Gadai

Menurut ketentuan Pasal 1150 KUH Perdata, gadai adalah hak yang diperoleh kreditur atas suatu benda bergerak yang diserahkan kepadanya oleh debitur atau orang lain atas namanya, untuk menjamin suatu hutang, dan yang memberikan kekuasaan kepada kreditur untuk mendapat pelunasan dari benda tersebut lebih dahulu dari pada kreditur-kreditur lainnya, kecuali biaya-biaya untuk melelang benda tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk pemeliharaan setelah benda itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan.

Gadai syariah (Ar-rahn) adalah suaatu jenis perjanjian untuk menahan suatu

barang sebagai tanggungan utang, yang menurut bahasa adalah barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Sedangkan menurut syara’ artinya

35

menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil sebagai tebusan.36

2. Gadai Emas

Gadai Emas di perbankan syariah atau disebut juga pembiayaan Rahn emas

merupakan penyerahan jaminan/hak penguasaan secara fisik atas barang berharga berupa emas perhiasan beserta aksesorisnya kepada Bank sebagai jaminan atas pembiayaan (qardh) yang diterima, sebagai salah satu alternatif

memperoleh uang tunai dengan cepat, aman dan mudah. 3. Bank Syari‟ah

Adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yaitu Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

4. Bank Syariah Mandiri (BSM)

Merupakan Bank milik pemerintah pertama yang melandaskan operasionalnya pada prinsip syariah, yaitu hasil penggabungan (merger) empat bank (Bank

Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

36

5. Kantor Cabang Pembantu (KCP)

Adalah Kantor di bawah Kantor Cabang yang kegiatan usahanya membantu Kantor Cabang induknya.

6. Hukum Islam

Adalah keseluruhan kumpulan hukum syara’ dari berbagai satuan kaidah atau norma-norma hukum yang bersumber pokok kepada alqur-an dan hadist, dan sumber-sumber tambahan meliputi ijma’ (konsensus), qiyas (analogi), istihsan

(kebijaksanaan hukum), kemaslahatan, ‘uruf (adat kebiasaan), sadduz-zari’ah

(tindakan preventif), istishab (kelangsungan hukum), fatwa sahabat Nabi saw.,

dan syar’u man qablana (hukum agama samawi terdahulu).

Dokumen terkait