• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan ilmu hukum, selain bergantung pada metodologi, aktifitas penelitian dan imajinasi sosial sangat ditentukan oleh teori.26Teori berfungsi untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi27 dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenaran.28

26Soerjono Soekanto.Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1986, hal. 6.

27J.J.J. M. Wuisman. Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Asas-Asas, Penyunting : M. Hisyam,

Fakultas Ekonomi, (Jakarta : Universitas Indonesia, 1996), hal. 203. Lihat juga M.Solly Lubis,Filsafat Ilmu dan Penelitian. CV Mandar Maju, Bandung, 1994, hal.27. menyebutkan bahwa teori yang dimaksud di sini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat dalam dunia fisik tersebut tetapi merupakan suatu abstraksi intelektual dimana pendekatan secara rasional digabungkan dengan pengalaman empiris. Artinya dijelaskannya. Suatu penjelasan biar bagaimanapun meyakinkan. Tetapi harus didukung oleh fakta empiris untuk dinyatakan benar.

Kerangka teori merupakan landasan teori yang digunakan sebagai pendukung teori dari masalah yang dibahas di dalam penulisan tesis untuk memperkuat kebenaran dari teori teori hukum yang digunakan.

Kerangka teori yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis, dari para penulis ilmu hukum di bidang hukum perkawinan, yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis, yang mungkin disetujui atau tidak disetujui.29

Teori sebagai perangkat proposisi yang terintegrasi secara sintaktis yaitu mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis satu dengan lainnya dengan tata dasar yang dapat diamati dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang terjadi.30

Dalam membahas akibat hukum dari perceraian atas perkawinan yang tidak didaftarkan, digunakan teori kepastian hukum, yakni teori yang menjelaskan bahwa suatu perkawinan yang terjadi antara suami isteri harus mempunyai kekuatan hukum yang pasti dengan segala akibatnya dapat dipertanggungjawabkan menurut hukum, kepastian hukum adalah tujuan utama dari hukum.31 Tugas-tugas kaidah hukum adalah untuk menjamin adanya kepastian hukum. Dengan adanya pemahaman kaidah-kaidah hukum tersebut, masyarakat sungguh-sungguh menyadari bahwa

29M. Solly Lubis.Filsafat Ilmu dan Penelitian, CV. Mandar Maju, Bandung, 1994, hal.80. 30

Snelbecker, dalam Lexy J. Moloeng.Metodologi Penelitian Kualitatif,Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal.34.

31J.B.Daiyo,Pengantar Ilmu Hukum,Buku Panduan Mahasiswa , PT. Prenahlindo, Jakarta,

kehidupan bersama akan tertib apabila terwujud kepastian dalam hubungan antara sesama manusia.32

Menurut Sudikno Mertokusumo :

Kepastian hukum merupakan perlindungan yustiabel terhadap tindakan sewenang - wenang, yang berarti seseorang akan dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan dalam keadaan tertentu. Masyarakat mengharapkan adanya kepastian hukum, karena dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan lebih tertib. Hukum bertugas menciptakan kepastian hukum karena bertujuan untuk kertertiban masyarakat.33

Tanpa kepastian hukum orang tidak tahu apa yang harus diperbuatnya dan akhirnya timbul keresahan. Tetapi terlalu menitikberatkan kepada kepastian hukum, terlalu ketat mentaati peraturan hukum akibatnya kaku dan akan menimbulkan rasa tidak adil. Apapun yang terjadi peraturannya adalah demikian dan harus ditaati atau dilaksanakan. Undang – Undang itu sering terasa kejam apabila dilaksanakan secara ketat “lex dura set tamen scripta” (Undang – Undang itu kejam tetapi demikianlah bunyinya).34

Menurut Lili Rasjidi, I.B. Wyasa Putra:

Para penganut teori hukum positif menyatakan “kepastian hukum” sebagai tujuan hukum. Menurut anggapan mereka ketertiban atau keteraturan, tidak mungkin terwujud tanpa adanya garis-garis perilaku kehidupan yang pasti. Keteraturan hanya akan ada jika ada kepastian dan untuk adanya kepastian hukum haruslah dibuat dalam bentuk yang pasti pula (tertulis).35

Dalam pandangan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, suatu perkawinan belum dianggap sah apabila belum dicatat oleh pegawai pencatat nikah dan belum dituangkan dalam buku nikah. Sehingga hal ini berdampak pada kedudukan si isteri, anak, dan harta kekayaan, hal ini akan menjadi

32Sudarsono,Pengantar Ilmu Hukum,Rineka Cipta, Jakarta, 1995, hal 49-50.

33Sudikno Mertoskusumo,Mengenal Hukum (Suatu Pengantar),Liberty, Yogyakarta, 1988,

hal.58.

34

Ibid.,hal.136.

35Lili Rasjidi, I.B. Wyasa Putra,Hukum Sebagai Suatu Sistem,C.V. Mandar Maju, Jakarta,

lebih pelik lagi apabila terjadi perpisahan dan status anak yang dilahirkan adalah anak yang tidak sah.

Konsekuensi dari perkawinan yang tidak dicatatkan adalah anak hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibu. Anak tidak mempunyai hubungan hukum terhadap ayahnya (Pasal 42 dan Pasal 43 Undang Undang Perkawinan, pasal 250 Kitab Undang Undang Hukum Perdata). Di dalam akta kelahiran dari anak yang perkawinan kedua orang tuanya tidak dicatatkan, hanya dicantumkan nama ibunya karena dianggap anak di luar nikah. Tidak dicantumkan nama ayah di dalam akta kelahiran memiliki dampak sosiologis dan psikologis bagi anak dan ibunya.

Ketidakjelasan status hukum antara anak dan ayahnya, menimbulkan kemungkinan bagi si ayah untuk menyangkal keberadaan anak sehingga anak tidak berhak atas biaya hidup, biaya pendidikan, nafkah, serta warisan dari ayahnya.

Berbagai persoalan dan dampak putusnya perkawinan yang tidak dicatatkan serta akibat hukum terhadap isteri, anak, dan harta kekayaannya akan diteliti dan dibahas lebih lanjut dalam tesis ini.

2. Konsepsi

Konsep merupakan hal-hal yang dianggap penting sehingga digunakan dalam hukum, konsep ini sama pentingnya dengan asas maupun standar. Konsep adalah suatu konstruksi mental, yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh suatu proses yang

berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analitis”.36Kerangka konsepsional mengungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum.37

Konsep merupakan salah satu bagian penting dari sebuah teori. Peranan konsepsi dalam penelitian ini untuk menghubungkan teori dan observasi, antara abstraksi dan kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus yang disebut definisi operasional.38

Di dalam menjawab permasalahan dalam penelitian ini harus didefinisikan beberapa konsep dasar agar dapat diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan diantaranya adalah :

a. Perkawinan yang tidak didaftarkan adalah pernikahan yang dilakukan oleh wali atau wakil wali dan disaksikan oleh para saksi, tetapi tidak dilakukan di hadapan Petugas Pencatat Nikah sebagai aparat resmi pemerintah atau perkawinan yang tidak dicatatkan di Kantor Urusan Agama bagi yang beragama Islam atau di Kantor Catatan Sipil bagi yang tidak beragama Islam, sehingga dengan sendirinya tidak mempunyai Akta Nikah yang dikeluarkan oleh Pemerintah.39

36Satjipto Rahardjo.Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hal. 397.

37Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji.Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,

PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hal. 7.

38Sutan Remy Sjahdeini. Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang Bagi

Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, Institute Bankir Indonesia, Jakarta, 1983, hal. 10

39Penelitian Abdullah Wasian, 2010,

Akibat Hukum Perkawinan Siri ( Tidak Dicatatkan ) Terhadap Kedudukan Istri, Anak, dan Harta Kekayaannya Tinjauan Hukum Islam dan Undang – Undang Perkawinan, Tesis S2, Universitas Diponegoro

Yang dimaksud dengan perkawinan dalam studi ini adalah perkawinan yang dilangsungkan menurut hukum adat Tionghoa.

b. Catatan Sipil adalah suatu lembaga yang bertugas untuk mencatat atau mendaftar setiap perisitiwa yang diamati oleh setiap warga masyarakat, misalnya perkawinan, dengan tujuan untuk mendapat data selengkap mungkin agar status perkawinan warga masyarakat dapat diketahui.40

c. Pencatatan Perkawinan bagi Warga Negara Indonesia Keturunan Tionghoa dilakukan di Kantor Catatan Sipil.41

d. Perceraian adalah terputusnya hubungan perkawinan suami isteri saat keduanya masih hidup di depan hakim pengadilan berdasarkan syarat-syarat yang ditentukan undang-undang.42Yang dimaksud dengan perceraian dalam studi ini adalah pengakhiran hubungan hidup bersama antara suami-isteri yang perkawinannya dilangsungkan menurut hukum adat Tionghoa.

Dokumen terkait