• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Teoritis Input-Output

Integrasi ekonomi yang menyeluruh dan berkesinambungan di antar semua sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi. Model Input-Output adalah suatu analisis tentang perekonomian suatu wilayah yang bertujuan untuk melihat keterkaitan antar sektor ekonomi di suatu wilayah secara keseluruhan. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tingkat produksi terhadap sektor tertentu, maka dampaknya terhadap sektor lain dapat terlihat. Selain itu analisis ini juga terkait dengan tingkat kemakmuran masyarakat di wilayah tersebut melalui input primer (nilai tambah). Artinya, akibat perubahan tingkat produksi sektor-sektor tersebut, maka dapat dilihat seberapa besar kemakmuran masyarakat di wilayah tersebut (Daryanto dan Yundy, 2010a).

Model Input-Output untuk pertama kalinya dikembangkan oleh Wassily Leontif pada tahun 1930 yang didasarkan pada pendekatan bahwa hubungan interdependensi antara suatu sektor dengan sektor lainnya dalam perekonomian

dapat dinyatakan dalam persamaan linear. Menurut (Luthan, 1975) analisis Input-Output digunakan untuk melihat keadaan perekonomian berdasarkan besar kecilnya nilai ketergantungan suatu sektor terhadap sektor lain. Selain itu menurut (Glasson, 1977) model Input-Output dapat digunakan untuk meramalkan pengaruh pengganda output, pendapatan, dan tenaga kerja pada sektor ekonomi di suatu wilayah. Menurut Leontief , analisis Input-Output merupakan suatu metode yang sistematis mengukur hubungan timbal balik antara berbagai sektor dalam sistem ekonomi yang kompleks, dimana ekonomi yang dimaksud dapat diterapkan pada sistem ekonomi suatu bangsa atau daerah (Daryanto dan Yundy, 2010).

Leontief memfokuskan perhatian terhadap hubungan antar sektor dalam satu wilayah. Konsep dasar dari Input-Output Leontief adalah :

1. Struktur perekonomian disusun dari berbagai sektor yang sama satu sama lain berinteraksi melalui transaksi jual beli.

2. Output suatu sektor dijual kepada sektor lainnya untuk memenuhi permintaan akhir rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal, dan ekspor.

3. Input suatu sektor dibeli dari sektor lainnya dan rumah tangga dalam bentuk jasa dan tenaga kerja, surplus usaha dan impor.

4. Hubungan Input-Output bersifat linear.

5. Waktu analisis biasanya dilakukan dalam kurun waktu satu tahun dan total input sama dengan total output.

6. Suatu sektor hanya menghasilkan suatu Input-Output yang dihasilkan dari satu input.

Model Input-Output dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain : (1) untuk analisis sektoral yang melukiskan hubungan pemerintah dan penawaran pada tingkat keseimbangan, (2) sebagai alat evaluasi pengaruh ekonomi pada investasi masyarakat terhadap perekonomian nasional dan regional, (3) sebagai alat peramalan dan perencanaan melalui mekanisme tertentu, (4) untuk analisis dampak sektor ekonomi, tenaga kerja dan pendapatan (Saragih, 2003).

Penggunaaan Tabel Input-Output sebagai alat perencanaan maupun evaluasi terhadap pembangunan masih terbatas pada penggunaan Tabel Input-Output yang bersifat statis. Sebagaimana yang diketahui bahwa analisis dalam model statis menggunakan koefisien teknis, yang merupakan ukuran arus barang yang dibutuhkan untuk produksi yang sedang berjalan dalam suatu periode

tertentu. Kenyataannya kegiatan produksi suatu sektor juga dipengaruhi oleh beberapa input barang, khususnya barang modal yang digunakan sebagai penunjang terlaksananya proses produksi pada tahun yang bersangkutan. Dengan kata lain, dalam melaksanakan kegiatan produksinya suatu sektor mempunyai stok barang atau modal yang juga sangat dibutuhkan untuk menunjang keperluan produksinya. Dalam model Input-Output statis, barang modal merupakan variabel eksogen yang tidak berpengaruh terhadap jalannya proses produksi (Saragih, 2003).

Penyusunan Tabel Input-Output yang bersifat statis (static model) diperlukan 3 asumsi atau prinsip dasar yang dikemukakan oleh (O’Connor dan Henry, 1975) yaitu :

1. Keseragaman (Homogenitas) yaitu prinsip dimana suatu komoditi yang dihasilkan suatu sektor hanya satu (tunggal) dengan struktur tunggal pula dan tidak ada komoditi substitusi yang dihasilkan oleh sektor lainnya.

2. Kesebandingan (Proportionality) yaitu suatu prinsip dimana hubungan input dengan output dalam suatu proses produksi adalah berupa garis lurus dengan perubahan suatu tingkat output selalu didahului oleh perubahan pemakaian input yang proporsional (fungsi linear), artinya kenaikan dan penurunan output suatu sektor akan sebanding dengan kenaikan dan penurunan input yang digunakan sektor tersebut.

3. Penjumlahan (Additivitas) yaitu suatu asumsi bahwa total efek dari kegiatan sektor merupakan penjumlahan efek pada masing-masing kegiatan. Sebagai suatu sistem data kuantitatif, persoalan pokok yang dihadapi dalam menyusun Input-Output adalah bagaimana mencatat dan menyajikan berbagai kegiatan

ekonomi yang tentunya sangat beraneka ragam baik sifatnya, cara berproduksi, serta cara melakukan transaksi kedalam suatu Tabel yang lengkap dan komprehensif.

Tabel Input-Output mempunyai keterbatasan yaitu: pertama; koefisien input yang konstan selama periode analisis dan proyeksi sehingga teknologi yang digunakan oleh sektor-sektor ekonomi dalam produksi juga dianggap konstan, kedua; biaya yang sangat tinggi untuk menyusun Tabel Input-Output dengan metode survei; dan ketiga semakin banyak agregasi yang dilakukan terhadap sektor-sektor maka akan semakin besar pula kecenderungan pelanggaran terhadap asumsi homogenitas dan akan semakin banyak informasi ekonomi yang tidak terungkap dalam analisis (Daryanto dan Yundy, 2010b).

Tabel Input-Output merupakan metode kuantitatif yang mampu

memberikan gambaran tentang hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antar sektor ekonomi dalam perekonomian suatu wilayah secara menyeluruh pada satu tahun tertentu yang mencakup output dan nilai tambah masing-masing sektor (Djakapermana, 2010). Dalam model Input-Output pengaruh interaksi ekonomi dapat diklasifikasikan kedalam tiga jenis yaitu: (1) pengaruh langsung, (2) pengaruh tidak langsung, dan (3) pengaruh total. Pengaruh langsung atau direct effect merupakan pengaruh yang secara langsung dirasakan oleh suatu sektor yang

outputnya digunakan sebagai input dari produksi sektor yang bersangkutan. Sementara pengaruh tidak langsung atau indirect effect menunjukkan pengaruh tidak langsung yang dirasakan oleh suatu sektor yang outputnya tidak digunakan sebagai input dari sektor yang bersangkutan. Terakhir pengaruh total atau total

effect adalah pengaruh keseluruhan sektor dalam perekonomian (Daryanto dan

Yundy, 2010b).

Menurut (Daryanto dan Yundy, 2010a) pemakaian model Input-Output mendatangkan keuntungan bagi perencanaan pembangunan daerah yaitu, pertama; dapat memberikan deskripsi yang detail mengenai perekonomian nasional atau perekonomian regional dengan menguantifikasikan ketergantungan antar sektor dan sumber ekspor dan impor, kedua; perangkat permintaan akhir dapat ditentukan besaran output dari setiap sektor dan kebutuhannya akan faktor produksi dan sumber daya, ketiga; dampak perubahan permintaan terhadap perekonomian baik yang disebabkan oleh swasta ataupun pemerintah dan ditelusuri dan diramalkan secara terperinci, dan keempat; perubahan-perubahan teknologi dan harga relatif dapat diintegrasikan ke dalam model melalui perubahan koefisien teknik.

Kegunaan Tabel Input-Output adalah untuk meneliti tingkat saling keterkaitan diantara berbagai sektor dalam suatu ekonomi. Selain itu Tabel Input-Outpun juga dapat melihat gambaran mengenai kontribusi suatu sektor ekonomi terhadap ekonomi secara keseluruhan atau potensi pertumbuhan suatu sektor ekonomi tertentu.

Tabel analisis Input-Output antara lain terdiri dari tabel koefisien input yang disebut matrik koefisien input, tabel atau matriks pengganda, tabel indeks daya menarik dan indeks daya mendorong serta berbagai tabel pendukung dan tabel analisis lainnya tergantung kepada luasnya bidang yang hendak dibahas. Format Tabel Input-Output bisa kita lihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Tabel Input-Output Output Input Sektor produksi Permintaan akhir Jumlah output s 1 2 .... N Sektor Prosuksi 1 ZII Z12 …. Z1n F1 X1 2 Z21 Z22 …. Z2n F2 X2 3 Z31 Z32 …. Z3n F3 X3 … …. … …. ….. ….. ….. N Zn1 Zn2 …. Znn Fn Xn Input Primer V1 V2 …. Vn Total Input X1 X2 …. Xn

Sumber: Daryanto dan Yundy (2010a)

Berdasarkan Tabel Input-Output dalam Tabel 5, sektor produksi terdapat didalam kuadran I yaitu berisi kelompok produsen yang memanfaatkan berbagai sumberdaya dan menghasilkan barang dan jasa secara makro yang disebut dengan sistem produksi. Sektor yang terdapat didalam sistem produksi disebut sebagai sektor endogen, sedangkan sektor yang terdapat diluar sistem produksi pada kuadaran II, III dan IV dinamakan sektor eksogen. Selain digunakan untuk sistem produksi dalam permintaan antara, output juga digunakan diluar sistem produksi yaitu dalam bentuk permintaan akhir.

Input antara dalam Tabel 5 diatas menjelaskan bahwa terjadi arus perpindahan barang antar sektor, yaitu dari sektor i ke sektor j. Selain perpindahan antar sektor, perpindahan antar sektor dalam sektor inti seperti, sektor i dengan sektor i kemungkinan bisa terjadi (perpindahan intrasektor). Notasi Zij merupakan perpindahan barang dari sektor i ke sektor j, sedangkan nilai total output sektor i diberi notasi X.

Susunan angka-angka dalam bentuk matrisk memperlihatkan suatu hubungan saling berkaitan diantara beberapa sektor. Sektor 1, outputnya

berjumlah Z1 yang dialokasikan secara baris yaitu Z11, Z12, Z13 berturut-turut kepada sektor 1,2,3 sebagai permintaan antara sebanyak F1 untuk memenuhi permintaan akhir. Alokasi output dapat dialokasikan dalam bentuk persamaan berikut:

Z11+ Z12+ Z13+ F1= X1

Z21+ Z22+ Z23+ F2= X2

Z31+ Z32+ Z33+ F3= X3

Secara umum persamaan diatas dapat dirumuskan menjadi:

……… (5)

i = 1,2,3...,n dimana:

Zij = Banyaknya output sektor listrik (i) digunakan sebagai input sektor pertambangan (j)

Fi = Permintaan akhir terhadap sektor listrik (i) Xi = Total output sektor listrik (i)

Sedangkan isian vertikal terutama di sektor produksi menunjukkan struktur input suatu sektor. Susunan input untuk 3x3 sektor produksi dapat dinotasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

Z11+ Z12+ Z13+ V1= X1

Z21+ X22+ Z23+ V2= X2

Z31+ Z32+ Z33+ V3= X3

Persamaan umum yang menyatakan hubungan antar kolom dinotasikan sebagai berikut: ……….. (6) dimana: j = 1,2,3…,n Xj Vj Zij n j

= = + = 1 Xi Fi Zij n j

= = + = 1

Zij = Banyaknya output sektor listrik (i ) digunakan sebagai input sektor pertambangan (j)

Vj = Input Primer

Xj = Total input sektor pertambangan (j)

Dalam analisis Input-Output sistem persamaan-persamaan tersebut diatas mempunyai peranan penting sebagai dasar analisis ekonomi. Apabila persamaan (2) disubstitusikan ke persamaan (1) maka persamaan tersebut menjadi persamaan berikut:

a11X1+ a12X2+ a13X3+ F1= X1

a21X1+ a22X2+ a23X3+ F2= X2

a31X1+ a32X2+ a33X3+ F3= X3

Dalam bentuk persamaan matriks menjadi:

a a a a a a a a a X X X + F F F = X X X A X + F = X

Dengan menyederhanakan matematis, persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut:

AX + F = X F = X- AX

F = (I- A) X ……… (7)

I merupakan matrix identiti, dari persamaan (3) tersebut maka dapat diperoleh persamaan:

X = (I-A)-1F ……… (8)

dimana (I-A)-1 merupakan matriks kebalikan dari (I-A), dan dikenal dengan Leontif Inverse Matriks. Berdasarkan matriks tersebut maka dapat diketahui

jumlah kebutuhan input baik langsung maupun tidak langsung untuk setiap satu unit output.

(I-A) X = F ... (9) Dimana I adalah matriks identitas berukuran n x n, A adalah matriks koefisien Input-Output dan F adalah total permintaan akhir (final demand) sedangkan X dan F vektor kolom yang berbentuk :

X = X X X sedangkan F = F F F

Apabila terdapat perubahan dalam permintaan akhir maka akan ada pula perubahan pola pendapatan daerah. Kondisi diatas dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:

X = (I-A)-1F ………. (10)

Total permintaan akhir (Final Demand) tersebut adalah variabel eksogen, salah satu komponennya adalah pengeluaran pemerintah yang jumlahnya diatur oleh pemerintah itu sendiri. Sementara itu komponen dari permintaan akhir, terdiri dari : konsumsi rumah tangga, investasi, ataupun ekspor adalah variabel yang besarnya dapat dipengaruhi oleh pemerintah dengan berbagai kebijakan. Apabila pemerintah mempunyai target untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tertentu ,maka pemerintah dapat memilih kebijakan apa yang akan digunakan untuk mendorong permintaan akhir. Dalam konteks ini permintaan akhir dapat dijadikan alat pengambil kebijakan pemerintah.

Dalam penyusunan Tabel Input-Output diperlukan tersedianya data yang rinci dari seluruh kegiatan ekonomi. Data tersebut dapat diperoleh melalui survei khusus, tentunya memerlukan biaya yang mahal, waktu yang lama dan tenaga

kerja yang besar. Oleh karena itu dikembangkan suatu metode non survei untuk penyusunan Tabel Input-Output yang diturunkan dari Tabel Input-Output sebelumnya. Salah satu metode yang digunakan dalam penurunan Tabel Input-Output adalah dengan menggunakan metode RAS. Metode ini pertama kali

diperkenalkan oleh Stone dan Brown, yaitu merupakan metode yang

menggunakan model matematika untuk menggunakan matriks diagonal r dan s dengan menggunakan data output, penjualan antar sektor dan nilai total sektoral pada periode yang dijadikan dasar penurunan (Hotman, 2006) . Sesudah r dan s

ditentukan maka matriks A t= rAs……….. (11)

Faktor r dalam diagonal matriks tersebut merupakan faktor substitusi, yaitu merupakan faktor yang mengakibatkan perubahan proporsi penggunaan input melalui efek substitusi. Sedangkan faktor s dalam matriks tersebut menunjukkan perubahan proporsi penggunaan input antara dan primer dalam produksi suatu sektor.

Dokumen terkait