• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. KerangkaPikir

Objek penelitian ini adalah makna pappasang dalam sinrilik bosi timurung di lingkungan masyarakat Galesong yang termasuk dalam sebuah karya sastra berjenis bahasa berirama. Penelitian ini terfokus pada sinrilik bosi timurungyang membahas pada makna pappasang dengan fokus kajian semantik antara makna denonatif dan makna konotatif.Adapun data yang diperoleh berupa bahasa berirama yang mengandung makna pappasangyang tergolong dalam sastra Makassar kemudian dianalisis sehingga menghasilkan temuan.

Tabel 2.1 Bagan Kerangka Pikir SASTRA MAKASSAR

BAHASA BERIRAMA PUISI

PROSA

SINRILIK SINRILIK BOSI TIMURUNG

KONOTATIF

MAKNA PAPPASANG

ANALISIS SEMANTIK

DENOTATIF

TEMUAN SASTRA

32 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian tentang riset atau data yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.Menurut (Saryono2010: 2), Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.

Menurut (Sugiyono2011: 1), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan tri-anggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Sujarweni, 2014:19) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu keadaan konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian pada hakikatnya merupakan strategi yang mengatur ruang atau teknis penelitian agar memperoleh data maupun kesimpulan penelitian.Menurut jenisnya, penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, oleh karena, dalam desain penelitian ini harus dirancang berdasarkan pada prinsip metode deskriptif kualitatif, yang mengumpulkan, mengolah, mereduksi, menganalisis dan menyajikan data secara objektif dan cenderum menggunakan analisis.Landasan teori dimanfaatkan sebagai arah agar fokus penelitian sesuai dengan fakta.Selain itu, landasan teori juga bermanfaat untuk memberi gambaran umum tentang latar penelitian dan bahan pembahasan hasil penelitian.Pada penelitian kualitatif tidak bisa diperoleh atau diukur menggunakan prosedur-prosedur statistic.Penelitian kualitatif sering digunakan sebagai penelitian tentang kehidupan suatu masyarakat, Sujarweni (2014: 19) data yang dihasilkan pada penelitian ini adalah data deskriptif berupa teks (dalam bentuk tulisan) yang menggambarkan nilai pappasang yang terkandung dalam naskah atau teks sastra lisan Sinrilik Bosi Timurung.

C. Fokus Penelitan

Pada penelitian ini calon peneliti fokus menganalisis makna Pappasang dalam Sinrilik Bosi Timurung di lingkungan masyarakat Galesongkabupaten Takalar.

D. Defenisi Istilah

Setiap istilah mengandung setiap pengertian, namun kita sering salah menafsirkan istilah tersebut.Untuk mencegah penafsiran tersebut, penulis perlu memberi pengertian dan batasan atas istilah-istilah yang dipakai dalam judul penelitian ini, agar ruang lingkup pembahasan dapat diketahui dengan jelas.

Istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah:

1. Sinrilik merupakan penggambaran perjuangan baik suka maupun duka dalam menghadapi hidup.

2. Sinrilik Bosi Timurung merupakan kisah sedih seorang perempuan yang ditinggal oleh kekasih atau keluarga.

3. Pappasang berasal dari bahasa Makassar yaitu kata “pasang” yang berarti pesan yang harus dipegang teguh dalam masyarakat sebagai amanah.

E. Data Dan Sumber Data 1. Data

Data dalam penelitian ini merupakan data tertulis berupa kutipan dari kalimat yang mengandung makna Pappasang dalam Sinrilik Bosi Timurung.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah naskah buku Sinrilik Bosi Timurung karya Misikin Dg. Tongke.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam proses penelitian. Proses ini menjadi salah satu penentu berjalan lancar atau tidak nya sebuah penelitian.

Apabila pada tahap pengumpulan data tidak berjalan baik maka penelitian itu juga tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan carasebagai berikut:

1. Teknik Baca

Teknik baca dilakukan untuk memperoleh data tentang nilai Pappasang yang terkandung dalam Sinrilik BosiTimurung.

2. Teknik Catat

Teknik catat dilakukan untuk mencatat serta mengumpulkan hasil bacaan yang menggambarkan nilai Pappasang dalam Sinrilik BosiTimurung.

Menurut Rafiek (2013: 2) mengkaji sastra berarti menelaah karya sastra dengan menganalisis dan membahas data-data berupa kutipan kalimat atau paragraf yang mengandung masalah atau topik yang hendak kita jawab atau uraikan.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan cara mengutip semua teks (dalam bentuk tulisan) yang dianggap sebagai data yang menggambarkan nilai Pappasang yang terkandung dalam naskah atau teks sastra lisan Sinrilik

BosiTimurung yang disertai dengan penjelasan dari peneliti tentang keterangan kutipan tersebut.

Teknik anilisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

Langkah langkah analisis sebagai berikut:

1. Membaca dengan teliti teksSinrilik BosiTimurung

2. Mengidentifikasi makna Pappasang yang terkandung dalam Sinrilik BosiTimurung.

3. Mengklasifikasi kutipan Sinrilik BosiTimurung yang mengandung makana Pappasang.

4. Analisis data yang dilakukan dengan menginterpretasi dan menjelaskan makna Pappasang yang terkandung dalamSinrilik BosiTimurung.

5. Menarik kesimpulan makna Pappasang yang terdapat dalam teks Sinrilik BosiTimurung.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data.

2. Melakukan analisis awal bila sudah memperoleh data.

3. Melagukan pendalaman data bila ternyata dalam mengalisis data, datanya kurang lengkap.

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna pappasang dalam sinrilik Bosi timurung, makna pappasang yaitu sebuah pesan-pesan atau petuah-petuah yang terkandung dalam Sinrilik Bosi Timurung, juga bertujuan untuk menyadarkan masyarakat Galesong yang kebanyakan sudah lupa akan adanya Sinrilik Bosi Timurungyang mengandung pesan-pesan atau petuah-petuah yang dulunya sangat di pegang teguh dan sekarang sudah mulai dilupakan seiring berkembangnya zaman.Sinrilik Bosi Timurung ini merupakan karya sastra klasik yang di tulis oleh Misikin Daeng Tongke pada tanggal 20 Februari 1975, dengan segala keterbatasan penulis maka objek dalam penelitian ini bukanlah naskah asli melainkan salinan dari teks asli naskah Sinrilik Bosi Timurung.

A. Hasil Penelitian

Menurut Saleh (2017), Pappasang sebagai salah satu bentuk pernyataan yang mengandung nilai etis dan moral, baik sebagai sistem sosial, maupun sebagaisistembudayadalam kelompokmasyarakatMakassar.Dalam Pappasang terk andung ide yang besar buah pikiran yang luhur, pengalaman jiwa yang berharga, dan pertimbangan-pertimbangan yang luhur tentang sifat-sifat yang baik dan buruk.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai Pappasangdalam Sinrilik Bosi timurung yang ada di lingkungan masyarakat Galesong Kabupaten Takalar, ditemukan hasil sebagai berikut:

Data I Hal : 208 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Nikellaiki manakkuk rikananna tupanritaya, dinging palate, nisuroki manngukrangi ripanngajarakna Gurua, tani pabbianngaki ia takkaluppa rimatea. Pasayu ri padatari, nikana-kanai anne niak teknena anjaya, nipuli-puli panraka ri padatari, tena bedeng gauk tasitungka-tungka. Masarroki ia gauk tanigaukang masuliki ia kana ki pilanngeri pappasang lakigaukang, kella-kellataji ia masarro kipakalompo, kikaliangimi ia bori laki kajannangia.

Barang mabajiki ia makkutaknang ri Gurua, nakituntungi kananna tupanritaya, baji na passuroanga Allahu Taala.

Terjemahan: 208 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Kita diharapkan untuk merindukan nasihat-nasihat para cerdik cendekia, dingin yang sampai ke tulang, kita diminta untuk mengingat ajaran para guru ulama, kita tidak dibiarkan untuk melupakan kematian. Yang melalaikan di padang mahsyar, dikatakanlah bahwa ada kenikmatan di akhirat, akan impaslah segala kerusakan di padang mahsyar, konon tak ada perbuatan yang tak terbalaskan. Amat banyak perbuatan yang tak dilakukan, terdengar mahal perkataan, pesan yang didengar dan akan dilakukan, hanya ambisi dan harapan yang selalu diutamakan, sementara tempat kekal kita nanti kita kesampingkan.

Semoga ada baiknya kita bertanya kepada para ulama, dan kita ikuti pesan dan kata-kata para cerdik cendekia, kebaikan segala perintah Allah taala.

Makna Denotatif: 208 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Kita diinginkan untuk memegang teguh pada pesan-pesan Guru dan Senantiasa mengingat mati dan hari akhirat tidak ada perbuatan yang tidak mempunyai balasan. Sehingga kita dituntut senantiasa melakukan perbuatan yang sesuai dengan pesan-pesan Guru jika keinginan yang terlalu kita kedepankan maka terkadang kita lalai dan melupakan tujuan kita sesungguhnya. Sehingga mungkin kita perlu untuk senantiasa bertanya kepada Guru dan menuntut apa yang menjadi pesan-pesan Guru, kepada jalan yang di ridhoi oleh Allah.

Makna konotatif: 208 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Kutipan tersebut merupakan data pertama dari enam Pappasang dalam Sinrilik Bosi Timurung di lingkungan Masyarakat Galesong Kabupaten Takalar, yang ditemukan. Maksud dari kutipan pappasang tersebut dapat dijelaskan, bahwa kebaikan atau keburukan pasti akan mendapatkan balasan dari Allah, menjadi manusia adalah keharusan untuk senantiasa mengingat hari akhir agar mempersiapkan diri menghadapi kematian. Tetaplah berada di jalan yang benar sesuai dengan ajaran agama islam. Sebagai manusia sebaiknya mempunyai tujuan hidup dan keyakinan agar tetap berada pada kebaikan.

Data II Hal : 210 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Battupi sallang pamallokinna matea. Ala nisaremako pakrisik talomo-lomo, bussang taklalo-lalo, nakale-kalennu mamo.

Terjemahan: 210 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Bila kelak datang ajal menjemput. Maka akan diberikanlah engkau sakit tiada taranya, susah yang demikian payahnya, dan tiada seorang pun menemanimu.

Makna denotatif: 210 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Akan ada suatu masa dimana kita akan menghadapi kematian, Jangan terlambat menyesali perbuatan sebab jika sudah merasakan sakitnya sakratul maut maka pintu taubat sudah tutup.

Makna konotatif: 210 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Kutipan tersebut merupakan data kedua dari enam Pappasang dalam Sinrilik BosiTimurung di lingkungan Masyarakat Galesong Kabupaten Takalar, yang ditemukan. Maksud dari kutipan pappasang tersebut dapat dijelaskan bahwasanya, dalam hidup kita harus tetap berbuat baik jangan sekali-kali melakukan suatu tindakan yang melanggar ajaran agama kita yang menjadi kerugian untuk diri sendiri, cepatlah menyadari kesalahan dan meminta ampunan kepada Allah Swt, karena sesungguhnya Allah maha pengampun, jangan sampai kau tidak sempat menyesali perbuatanmu selama hidupmu dan Allah Swt telah memanggilmu.

Data III Hal : 211 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Ia iannamo tau anngassengi kalenna naasseng tommi antu karaenna.

Kamappilajarakjako numaklalo tamanrapik kamannuntungijako numasirikmakkutaknang tanu gappami ikau agamana tumakrif billah.

Terjemahan: 211 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Barang siapa yang mengenal dirinya maka ia akan mengenal pula Tuhannya. Engkau belajar dengan sungguh-sungguh namun tapi tak mencapainya, mencari tuntunan dan senantiasa bertanya namun tak engkau capai agama makrifat billah.

Makna denotatif: 211 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Sesungguhnya orang yang mengenal dirinya maka dia juga mengenal Tuhannya, sehingga kita di tuntut untu senantiasa belajar, bertanya dan menuntut ilmu ma‟rifat yang di ridhoi Allah.

Makna Konotatif:211 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Kutipan tersebut merupakan data ke tiga dari enam Pappasang dalam Sinrilik BosiTimurung di lingkungan Masyarakat Galesong Kabupaten Takalar, yang ditemukan. Maksud dari kutipan pappasang tersebut ialah jika kita senantiasa melaksanakan perintah dari Allah Swt maka kita akan semakin dekat olehnya sehingga kita pula diperdekat oleh surga firdausnya. Dan begitupun sebaliknya jika kita senantiasa selalu melanggar apa yang dia perintahkan maka sebaliknya pula lah kita akan dijauhkan darinya serta dijauhkan pula dari surga firdausnya, dan kita sebagai ummat nya kita juga selalu diperintahkan untuk selalu mencari ilmu kebajikan yang akan menjadi bekal untuk kita menghadap kedapanya kelak.

Data IV Hal : 213 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Nisuro bayarak ngasemmi sallang sikuntu gauk kodina siagang gauk tamatappakna nampami nakana ilalang ri pakmaikna, okaraeng panrakjak paeng matejak paleng ri gauk tamatappakku.

Terjemahan: 213 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Akan dibalas kelak segala perbuatan buruknya juga perbuatan ingkarnya maka barulah ia katakan dalam hatinya, oh Tuhan ternyata celakalah saya mati dalam keingkaranku.

Makna denotatif: 213 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Akan ada satu waktu perbuatan yang tidak baik dengan perbuatan yang diridhoi. Kita di tuntut untuk membayarnya dan jangan sampai tibalah masa itu baru merasakan penyesalan.

Makna Konotatif: 213 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Kutipan tersebut merupakan data ke empat dari enam Pappasang dalam Sinrilik BosiTimurung di lingkungan Masyarakat Galesong Kabupaten Takalar, yang ditemukan. Maksud dari kutipan pappasang tersebut ialah akan ada suatu masa dimana kita akan di kumpulkan pada hari akhir, dan di sana pula lah semua amalan akan di hitung dan menjadi penentu apakah kita akan masuk ke surga ataupun sebaliknya kita akan di tempatkan ke dalam neraka bersama orang-orang yang di siksa karena perbuatannya sendiri, dan itu semua tergantung dari diri kita sendiri jika kalian mau masuk dalam surga maka perbanyak berbuat baik dan hindari semua perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt begitupun sebaliknya jika

perbuatan burukmu lebih banyak kau akan di tempatkan dengan orang-orang yang di siksa dalam neraka.

Data V Hal : 214 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Cinikmi anjo tuni nanroa matuwa niaka pare bajikna namajai amalakna naniak passidakkana. Massare-sarea ritau kamase-masea riana-anak makukanga mangamaseanga ritau kamase-masea nierang tommi nitesang nikira-kira nipanaik ritimbangang nabattalanngammo gauk bajikna.

Terjemahan : 214 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Maka lihatlah mereka dalam keadaan baik sebaik perbuatan baiknya dan banyak pula amalannya serta ada sedekahnya yang memberi pada orang miskin, anak-anak yatim dan mengasihani orang tak mampu. Dibawa juga mereka pada timbangan lalu lebih berat perbuatan baiknya.

Makna denotatif: 214 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Lihatlah orang-orang yang diberikan rahmat, yang selalu berbuat baik, yang memperbanyak amalan, serta rajin bersedekah dan selalu berbagi ke anak yatim dan yang selalu membantu sesamanya. Pada saat tibalah perhitungan amalan maka semua perbuatan baiknya yang menjadi penolong bagi dirinya.

Makna Konotatif: 214 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Kutipan tersebut merupakan data ke lima dari enam Pappasang dalam Sinrilik BosiTimurung di lingkungan Masyarakat Galesong Kabupaten Takalar, yang ditemukan. Maksud dari kutipan pappasang tersebut adalah kita sebagai ummat islam dianjurkan untuk sentantiasaberbuat baik dan sentantiasa pula membantu kesesama ummat islam, serta selalu bebrbagi kepada anak yatim yang

membutuhkan bantuan. Karna sebagian harta yang kita miliki ada pula hak untuk anak yatim, dari perbuatan baik inilah yang dapat menjadi amalan dan bekal untuk menghadapi hari akhir seupaya diberikan jalan lurus menuju kebahagian sesungguhnya di hari akhir nanti karena dengan amalan serta perbuatan baik itu yang menjadi penolong agar dijauhkan dari siksa api neraka.

Data VI Hal : 218 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Aulek anak cucunna adam sombalang mabella dudu nanu sombali borik tanannulabbakki nukurang bokong nataena modalaknu. Ala nierang mako mange.

Terjemahan : 218 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Wahai anak cucu adam, pelayaran yang teramat jauhnya kau arungi, negeri yang tak pernah kau datangi lalu engkau kurang bekal dan modal. Maka dibawalah engkau ke sana.

Makna denotatif: 218 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Wahai anak cucu Adam, perjalanan panjang yang engkau lalui, negeri yang belum engkau kenal tidak membawa modal dan bekal.

Makna Konotatif: 218 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Kutipan tersebut merupakan data ke enam sekaligus data terakhir dari enam Pappasang dalam Sinrilik BosiTimurung di lingkungan Masyarakat Galesong Kabupaten Takalar, yang ditemukan. Maksud dari kutipan pappasang tersebut adalah kita di anjurkan untuk selalu mencari dan menuntut apa yang seharusnya kita cari yang akan menjadi penolong bagi kita untuk menghadap kepadanya, jangan sampai kita hidup di dunia ini tanpa ilmu jangan sampai kita

hidup didunia ini tanpa amalan serta perbuatan baik, sia-sialah kita hidup dinua ini tanpa memperbanyak bekal sia-sialah kita hidup hanya untuk menikmati keindahan serta bersenang-senang di dunia. Ingatlah dunia ini hanya sementara dan marilah senantiasa menuntut ilmu agar kita bisa menjadi orang-orang yang berilmu.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan di uraikan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil analisis data penelitian. Uraian berikut ini akan menggambarkan hasil Analisis Makna Pappasang Dalam Sinrilik Bosi Timurung Di Lingkungan Masyarakat Galesong Kabupaten Takalar.Penelitian ini difokuskan pada analisis makna Pappasang dalam Sinrilik BosiTimurung di lingkungan Masyarakat Galesong Kabupaten Takalar.

Adapun hasil penelitian dan pembahasannya, sebagai berikut;

Data I Hal : 208 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Nikellaiki manakkuk rikananna tupanritaya, dinging palate, nisuroki manngukrangi ripanngajarakna Gurua, tani pabbianngaki ia takkaluppa rimatea. Pasayu ri padatari, nikana-kanai anne nia teknena anjaya, nipuli-puli panraka ri padatari, tena bedeng gauk tasitungka-tungka. Masarroki ia gauk tanigaukang masuliki ia kana ki pilanngeri pappasang lakigaukang, kella-kellataji ia masarro kipakalompo, kikaliangimi ia bori laki kajannangia.

Barang mabajiki ia makkutaknang ri Gurua, nakituntungi kananna tupanritaya, baji na passuroanga Allahu Taala.

Terjemahan: 208 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Kita diharapkan untuk merindukan nasihat-nasihat para cerdik cendekia, dingin yang sampai ke tulang, kita diminta untuk mengingat ajaran para guru ulama, kita tidak dibiarkan untuk melupakan kematian. Yang melalaikan di padang mahsyar, dikatakanlah bahwa ada kenikmatan di akhirat, akan impaslah segala kerusakan di padang mahsyar, konon tak ada perbuatan yang tak terbalaskan. Amat banyak perbuatan yang tak dilakukan, terdengar mahal perkataan, pesan yang didengar dan akan dilakukan, hanya ambisi dan harapan yang selalu diutamakan, sementara tempat kekal kita nanti kita kesampingkan.

Semoga ada baiknya kita bertanya kepada para ulama, dan kita ikuti pesan dan kata-kata para cerdik cendekia, kebaikan segala perintah Allah taala.

Makna denotatif: 208 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Kita diinginkan untuk memegang teguh pada pesan-pesan Guru dan Senantiasa mengingat mati dan hari akhirat tidak ada perbuatan yang tidak mempunyai balasan. Sehingga kita dituntut senantiasa melakukan perbuatan yang sesuai dengan pesan-pesan Guru jika keinginan yang terlalu kita kedepankan maka terkadang kita lalai dan melupakan tujuan kita sesungguhnya. Sehingga mungkin kita perlu untuk senantiasa bertanya kepada Guru dan menuntut apa yang menjadi pesan-pesan Guru, kepada jalan yang di ridhoi oleh Allah.

Makna konotatif: 208 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Kutipan tersebut merupakan data pertama dari enam Pappasang dalam Sinrilik Bosi Timurung di lingkungan Masyarakat Galesong Kabupaten Takalar, yang ditemukan. Maksud dari kutipan pappasang tersebut dapat dijelaskan,

bahwa kebaikan atau keburukan pasti akan mendapatkan balasan dari Allah, menjadi manusia adalah keharusan untuk senantiasa mengingat hari akhir agar mempersiapkan diri menghadapi kematian. Tetaplah berada di jalan yang benar sesuai dengan ajaran agama islam. Sebagai manusia sebaiknya mempunyai tujuan hidup dan keyakinan agar tetap berada pada kebaikan.

manusia sebaiknya tetap menjaga kepercayaan serta keyakinan yang menjadi petuah sejak dulu ada dilingkungan sekitar kita, serta selalu mencari apa yang harus dicari dan dijadikan bekal untuk hari akhir. Ini bertujuan agar kita tidak salah langkah dalam menjalani hidup serta dapat menyadarkan kita untuk lebih mengutamakan akhirat dari pada kehidupan sementara (duniawi).

Makna yang terkandung dalam pappasang adalah petunjuk tentang apa yang mesti, apa yang harus, apa yang boleh dikerjakan, apa yang digalakkan, dan apa yang dilarang untuk dikerjakan. Kalau kita cermati lebih lanjut pappasang ini merupakan ajaran moral yang sangat ideal mengenai bagaimana seseorang harus hidup, menjalin hubungan antara sesame manusia dan menjalin hubungan dengan pencipta- Nya, Nasruddin (Syaeba 2013:7).

Hasil pertama ini, bisa menjadi acuan untuk masyarakat terkhususnya anak muda yang ada di Desa Pa‟lalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, yang sekarang masyarakatnya lebih mementingkan dunia dari pada akhirat. Dan semoga dengan adanya penelitian ini bisa membuat masyarakat yang ada di Desa Pa‟lalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dapat kembali bersama-sama menjaga dan melestarikan Sinrilik Bosi timurung supaya Sinrilik ini bisa kembali dikenal banyak orang.

Data II Hal : 210 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Battupi sallang pamallokinna matea. Ala nisaremako pakrisik talomo-lomo, bussang taklalo-lalo, nakale-kalennu mamo.

Terjemahan: 210 pada buku Sinrilik Bosi Timurung.

Bila kelak datang ajal menjemput. Maka akan diberikanlah engkau sakit

Bila kelak datang ajal menjemput. Maka akan diberikanlah engkau sakit

Dokumen terkait