• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II................................................................................................................. 4

2.4 Kerja Bangku

Kerja bangku adalah pekerjaan perkakas tangan yang digunakan untuk melakukan pembentukan, perbaikan, dan perakitan yang sesuai dengan masing-masing fungsi peralatan tangan dengan mesin dan semua pekerjaan dilakukan di atas meja kerja (work bench). Kerja bangku meliputi pekerjaan yang bisa atau dapat dilakukan di atas meja.

1. Kikir

Suatu alat untuk mengikir benda kerja agar diperoleh permukaan yang rata dan yang dilakukan dengan tangan. Material kikir adalah dari baja karbon tinggi / baja special. Alat ini digunakan untuk mengurangi sebagian material dengan jalam memarut sehingga menjadi rata, cekung, cembung, bulat dan lainnya.

2. Ragum

Digunakan untuk menjepit benda kerja saat melaksanakan pekerjaan mekanik seperti mengikir, menggergaji, mengebor, memahat dan lain – lain. Agar benda kerja tidak mengalami kerusakan / luka maka pada mulut ragum dilengkapi dengan vice klem.

8 3. Gergaji (Hacksaw)

Gergaji besi adalah alat untuk memotong benda kerja panjang dengan ukuran yang telah ditentukan.

4. Jangka Penggores

Jangka penggores mempunyai fungsi yang sama dengan penggores biasa, kelebihannya yaitu bisa membuat dua garis lurus yang sejajar. Hal ini untuk memudahkan saat memberi tanda pada benda kerja dengan ukuran yang sama 5. MEJA PERATA (surface table)

Meja Perata ini berfungsi untuk menguji kerataan permukaan. Selain itu meja datar di gunakan untuk meletakkan benda kerja serta alat-alat menggambar.

6. CAP (STAMP)

Stempel terbuat dari baja paduan yang tidak dikeraskan karena sifatnya harus ulet (tought) dan cukup keras bisa mengalahkan benda yang distempel. Stampel adalah alat yang digunakan untuk mencetak angka – angka atau huruf pada benda kerja.

7. PAHAT (CISLE)

Pahat, adalah peralatan yang sangat penting dalam kerja bangku. Peralatan tersebut merupakan peralatan pokok untuk membuat celah sambungan, melubangi dan membentuk benda kerja. Pahat untuk membuat celah dan melubangi harus dipukul dengan palu.

8. PENITIK (SCRIBER)

Penitik adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja.

9. PENGGORES (SCRATCHER)

Penggores (alat gores) adalah suatu alat untuk menarik garis-garis gambar pada permukaan benda kerja yang akan di kerjakan selanjutnya.

10. MISTAR BAJA (steel ruler)

Mistar baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat.

11. Penyiku

Penyiku adalah siku-siku yang digunakan untuk menyiku benda kerja.

9 2.5 Mesin Gerinda

Mesin gerinda adalah salah satu mesin yang digunakan untuk mengasah atau memotong benda kerja. Prinsip kerja dari mesin gerinda adalah batu gerinda yang berputar kemudian bergesekan dengan benda kerja sehingga terjadi pemotongan atau pengasahan

Macam-macam Mesin Gerinda a. Mesin gerinda datar

Mesin gerinda datar adalah salah satu jenis mesin gerinda yang digunakan untuk penggerindaan datar dan bertujuan untuk meratakan suatu permukaan benda kerja yang tidak rata.

b. Mesin gerinda silindris

Mesin gerinda silindris adalah mesin gerinda yang digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan bentuk silindris, silindris bertingkat, dsb.

c. Mesin gerinda tangan

Mesin gerinda tangan merupakan mesin gerinda yang digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan tujuan untuk membentuk benda kerja atau merapihkan hasil pemotongan, merapihkan hasil las.

d. Mesin gerinda duduk (Pedestal)

Mesin gerinda duduk adalah mesin gerinda yang digunakan untuk mengasah alat potong seperti mata bor, pahat bubut juga untuk pengasahan atau pembentukan benda kerja lain seperti pisau dapur, kampak, golok, dan perkakas pisau lainnya sesuai dengan kapasitas dan peruntukannya.

e. Mesin gerinda potong

Mesin gerinda potong adalah mesin gerinda yang digunakan untuk memotong benda kerja yang berbentuk pelat atau silinder. Roda gerinda yang digunakan berbentuk piringan gerinda tipis yang berputar dengan kecepatan tinggi. Prinsip kerja mesin ini yaitu piringan batu gerinda yang berputar memotong benda kerja yang tercekam.

10

1. Faktor-faktor yang harus diperhatikan agar dalam melakukan pengerjaan gerinda yang aman

1. Periksa batu gerinda apakah ada retakan sebelum dipasang.

2. Lakukan pengetesan batu gerinda untuk kesenteran sumbunya.

3. Lakukan uji coba putaran sebelum digunakan.

4. Jangan melebihi kecepatan putar yang diizinkan.

5. Gunakan kacamata pengaman.

6. Saat menggerinda pada gerinda duduk, dudukan benda kerja harus berjarak 2 mm dari batu gerinda; jika tidak benda kerja akan masuk di antara dudukan dan batu gerinda sehingga dapat merusak batu gerinda.

7. Selama melakukan penggerindaan kering, beram harus disingkirkan.

8. Jangan membuka tutup pengaman.

9. Jangan menyentuh batu gerinda yang berputar

2.6 Pemotongan

Langkah awal dalam pembuatan sebuah sistem atau sebuah penggambaran perencanaan dan pembuatan sketsa sebuah sistem. Perancangan sangat penting karena dalam proses penerapannya akan lebih mudah, karena sudah memahami sistem secara sistematis hasilnya pun akan lebih efektif dan efisien serta akan menghemat tenaga, pikiran dan waktu.

Mesin Dasar dalam Pengolahan Kayu

Berikut ini adalah beberapa mesin dasar yang sering digunakan untuk pegolahan kayu :

a. Gergaji Belah dan Potong

Mesin jenis ini bisa berupa circle saw atau band saw (gergaji pita) dengan fungsi utamanya adalah membelah kayu atau logs. Terdiri dari satu bilah gergaji lingkaran pada satu poros motor penggerak. Konfigurasi pemasangannya pada mesin bisa bermacammacam. Anda bisa melakukan berbagai pekerjaan kayu dengan mesin ini misalnya: membelah kayu, memotong papan dalam berbagai sudut, membuat pen dan alur. Prinsip kerja mesin ini adalah untuk membelah kayu hingga pada ukuran mendekati ukuran jadi. harus disisakan beberapa milimeter untuk proses pengetaman dengan mesin serut (planner).

11 b. Mesin Serut (planner)

Berfungsi untuk menghaluskan sisi kayu setelah proses penggergajian.

Mesin ketam standar bekerja dengan menghaluskan permukaan satu demi satu sisi kayu. Hanya satu meja kerja yang terdapat pisau penyerut. Pada perkembangannya mesin ini bisa sekaligus menyerut 4 sisi kayu dan dikombinasi dengan jenis pisau lainnya. Poros pisau terpasang horisontal dengan meja penghantar vertikal. Hasil kerja dari mesin ini harus menjadi ukuran final yang tidak mungkin lagi dikurangi kecuali dengan amplas. Hasil permukaan dari kerja mesin ini akan halus, lebih halus dari mesin gergaji karena tidak akan terdapat cuttermark sebesar gergaji.

c. Mesin Bor (drilling)

Terdiri dari satu poros motor pada prinsipnya untuk membuat lubang pen, dowel atau lubang untuk sekrup dan alat tambahan lain yang berbentuk bulat.

Perkembangannya saat ini mesin bor bisa untuk melakukan pengeboran beberapa lubang sekaligus pada satu permukaan secara horisontal maupun vertikal.

Pengeboran sebaiknya dilakukan setelah seluruh permukaan kayu diserut dan dipotong pada ukuran jadi yang diinginkan.

d. Mesin Profil (spindle)

Poros pisau terpasang vertikal pada sebuah permukaan meja mesin dan berfungsi untuk membuat bentuk profile pada sisi samping kayu. Jenis pisau bisa diganti sesuai dengan desain yang diinginkan. Pada kombinasi lain jumlah pisau bisa lebih dari satu dan seluruhnya terpasang secara vertikal. Proses bisa dilakukan setelah proses penggergajian karena hasil kerja mesin ini hampir sama dengan mesin serut, permukaan halus dan cukup dengan mesin amplas sebelum proses finishing.

12 2.7 Mesin Las

Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan caramencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atautanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu.

Lingkup penggunaanteknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.

Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnyauntuk mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam – macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuanutama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yanglebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan danmemperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan kontruksi serta kegunaandisekitarnya.Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam penngetahuan. Karena itu didalam pengelasan, penngetahuan harus turut sertamendampingi praktek, secara lebih bterperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkanfungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang

Jenis-jenis mesin las

1. Shielded Metal Arc Welding (SMAW)

Pengelasan SMAW adalah pengelasan yang menggunakan elektroda terbungkus yang ikut mencair dan sekaligus sebagai bahan pengisi. Elektroda berfungsi sebagai kutub negatif dan benda kerja sebagai kutub positif. Panas yang dihasilkan berasal dari adanya busur listrik yang menyebabkan elektroda dan logam

13

dasar melebur secara bersamaan. Pengelasan SMAW digunakan hampir pada semua jenis material karena caranya yang sederhana, dan biaya yang ringan.

2. Gas Metal Arc Welding (GMAW/MIG)

Jenis pengelasan berikutnya adalah Gas Metal Arc Welding. Ada 2 macam pengelasan jenis ini yaitu MIG (Metal Inert Gas) dan MAG (Metal Active Gas).

Perbedaan keduanya adalah pada gas yang digunakan dalam proses pengelasan.

Proses MIG memakai gas mulia saja seperti Argon, Helium, sedangkan MAG menggunakan gas CO2 atau campuran dengan Argon. Pengelasan GMAW biasanya digunakan pada pengelasan fabrikasi steel structure material CS menggunakan CO2 atau campurannya. Sangat menguntungkan untuk tonase yang besar karena kecepatannya sangat tinggi tanpa harus mengganti kawat las.

3. Submerged Arc Welding (SAW)

Selanjutnya ada Submerged Arc Welding (SAW). Busur listrik dan logam cair dilindungi oleh fluks cair dan lapisan partikel fluks yg berbentuk granular.

Proses pengoperasiannya dilakukan secara mekanik bila posisi pengelasan flat dan semi otomatis bila pekerjaan memerlukan kualitas las yang konsisten.

4. Flux Core Arc Welding (FCAW)

Pengelasan FCAW hampir sama dengan proses pengelasan GMAW. Proses pengelasan FCAW menggunakan elektroda berinti sebagai pengganti solid electrode dan digunakan untuk menyambung logam ferrous. Inti logam dapat mengandung mineral, serbuk paduan besi dan material yang dapat berfungsi sebagai shielding gas, deoxidizer dan pembentuk slag.

5. Gas Tungsten Arc Welding (GTAW/TIG)

Pengelasan selanjutnya yang cukup populer adalah Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) atau sering disebut Tungsten Inert Gas (TIG). Dalam proses pengelasan ini, elektroda yang digunakan (tungsten) tidak ikut melebur, yang melebur hanya bahan pengisi (filler) yang biasa disebut welding rod. Proses pengelasan GTAW pada umumnya menggunakan pengaturan arus secara DCSP (DCEN/ direct current electrode negative) untuk material CS, SS, Ti. Sedangkan untuk pengelasan pengelasan Aluminium, magnesium menggunakan DCEP (direct

14

current electrode positive). Gas yang digunakan adalah gas mulia; argon, helium atau campuran argon dan helium.

Peralatan keamanan dalam melakukan pengelasan, yaitu : 1. Topeng las, untuk melindungi mata dari sinar las

2. Masker las / blower hisap, untuk melindungi hidung dan pernafasan akibat asap api

3. Apron / pelindung dada, untuk melindungi badan dari percikan api 4. Sarung tangan welding

5. Sepatu pelindung

Langkah untuk mendapatkan hasil pengelasan yang baik

1. Bersihkan bahan yang akan dilas. Gunakan palu untuk membersihkan kerak pada permukaan area yang akan dilas. Gunakan sikat baja untuk hasil yang maksimal.

2. Letakkan bahan yang akan dilas pada tempat yang telah disediakan. Baik itu menggunakan meja kerja atau hanya meletakkannya di lantai. Atur kerapatan antara dua bahan. Gunakan klem jika diperlukan.

3. Letakkan masa mesin las pada salah satu bagian bahan yang akan dilas.

Masukkan elektroda pada panel penjepit elektroda di mesin las. Pasang kemiringan elektroda menyesuaikan dengan posisi bahan. Biasanya sudah ada tempat khusus kemiringan elektroda pada tang penjepit elektroda. Baik itu tegak lurus 90 derajat, 30 atau 40 derajat.

4. Setelah bahan siap untuk di las, perlahan dekatkan ujung elektroda pada bahan yang akan dilas.

5. Jarak antara ujung elektroda dengan bahan yang akan dilas sangat mempengaruhi kualitas pengelasan. Jika jarak terlalu jauh, akan timbul percikan seperti hujan bintik-bintik api. Proses pengelasanpun akan tidak sempurna. Jika jarak terlalu dekat, api tidak menyala dengan sempurna. Dan tidak ada cukup jarak untuk tempat lelehan elektroda. Jarak yang baik adalah seperdelapan dari tebal elektroda.

6. Dengan menggunakan masker pelindung atau kacamata las, anda dapat memperhatikan bagian elektroda yang sudah mencair yang menyatukan

15

antara dua bahan yang dilas tersebut. Perlahan gerakkan elektroda ke sepanjang area yang dilas.

7. Hasil yang baik saat proses pengelasan dapat dilihat saat permukaan yang dilas berbentuk seperti gelombang rapat dan teratur menutup sempurna bagian yang dilas.

8. Setelah selesai, bersihkan kerak yang menutupi bagian yang dilas dengan menggunakan palu. Periksa kembali apakah terdapat bagian yang belum sempurna. Jika belum sempurna, ulangilah bagian yang belum tersatukan dengan baik tersebut. Pada beberapa kasus, bahan yang sudah dilas harus di gerinda lagi jika pengelasan tidak sempurna. Namun jika tidak terlalu fatal, kita cukup mengelas bagian yang belum terlas secara sempurna tersebut.

Faktor yang membuat adanya udara yang terjebak pada hasil lasan ada 3 yaitu : 1. Penggunaan kawat las yang basah atau lembab

2. Benda Kerja kotor

3. Jarak pengelasan yang terlalu lebar

16

16

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 STASIUN PEMOTONGAN

3.1.1 PEMOTONGAN KOMPONEN BESI

A. PEMOTONGAN BESI HOLO KERANGKA COVER DEPAN

SET-UP PENGUKURAN PROSES

5.7 Menit 3.3 Menit 15.3 Menit

Tabel 1. 1 Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Depan

B. PEMOTONGAN BESI HOLO KERANGKA COVER BELAKANG

SET-UP PENGUKURAN PROSES

5.7 Menit 3.6 Menit 14.26 Menit

Tabel 1. 2 Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Belakang C. PEMOTONGAN BESI HOLO KERANGKA COVER ATAS

SET-UP PENGUKURAN PROSES

5.7 Menit 30 Detik 44 Detik

Tabel 1. 3 Pemotongan Holo Kerangka Cover Atas

D. PEMOTONGAN BESI HOLO KERANGKA COVER BAWAH

SET-UP PENGUKURAN PROSES

5.7 Menit 25 Detik 37 Detik

Tabel 1. 4 Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Bawah

E. PEMOTONGAN BESI HOLO KERANGKA COVER SAMPING

SET-UP PENGUKURAN PROSES

5.7 Menit 28 Detik 1.47 Menit

Tabel 1. 5 Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Samping

17

3.1.2 PEMOTONGAN KOMPONEN KAYU MULTIPLEK A. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER DEPAN

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.10 Menit 3.2 Menit 2.9 Menit

Tabel 2. 1 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Depan

B. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER BELAKANG

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.10 Menit 2.58 Menit 2.9 Menit

Tabel 2. 2 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Depan C. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER ATAS

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.10 Menit 1.16 Menit 2.59 Menit

Tabel 2. 3 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Atas

D. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER BAWAH

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.10 Menit 2.1 Menit 2.4 Menit

Tabel 2. 4 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Bawah

E. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER SAMPING

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.10 Menit 5.4 Menit 2.21 Menit

Tabel 2. 5 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Samping

3.1.3 PEMOTONGAN KOMPONEN PELAPIS COVER MEJAKOMPUTER (HPL)

A. PEMOTONGAN HPL COVER DEPAN

SET-UP PENGUKURAN PROSES

14 Detik 55 Detik 27 Detik

Tabel 3. 1 Pemotongan Hpl Cover Belakang

18

B. PEMOTONGAN HPL COVER BELAKANG

SET-UP PENGUKURAN PROSES

17 Detik 53 Detik 27 Detik

Tabel 3. 2 Pemotongan Hpl Cover Belakang C. PEMOTONGAN HPL COVER ATAS

SET-UP PENGUKURAN PROSES

18 Detik 55 Detik 32 Detik

Tabel 3. 3 Pemotongan Hpl Cover Atas D. PEMOTONGAN HPL COVER BAWAH

SET-UP PENGUKURAN PROSES

13 Detik 51 Detik 49 Detik

Tabel 3. 4 Pemotongan Hpl Cover Bawah E. PEMOTONGAN HPL COVER SAMPING

SET-UP PENGUKURAN PROSES

17 Detik 47 Detik 32 Detik

Tabel 3. 5 Pemotongan Hpl Cover Samping

3.2 STASIUN DRILL

3.2.1 DRILLING KOMPONEN BESI

A. DRILLING LUBANG BAUT BESI HOLO RANGKA COVER BELAKANG

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.35 Menit 1.12 Menit 3.10 Menit

Tabel 4. 1 Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Belakang B. DRILLING LUBANG BAUT BESI HOLO RANGKA

COVER SAMPING

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.23 Menit 1.56 Menit 3.05 Menit Tabel 4. 2 Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Samping

19

C. DRILLING LUBANG BAUT BESI HOLO RANGKA COVER ATAS

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.15 Menit 1.08 Menit 2.15 Menit

Tabel 4. 3 Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Atas D. DRILLING LUBANG BAUT BESI HOLO RANGKA

COVER BAWAH

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.17 Menit 1.20 Menit 2.37 Menit

Tabel 4. 4 Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Atas

3.2.2 DRILLING KOMPONEN KAYU MULTIPLEK

A. DRILLING LUBANG KOMPONEN KAYU COVER BELAKANG

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.35 Menit 1.12 Menit 3.10 Menit

Tabel 5. 1 Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Belakang B. DRILLING LUBANG KOMPONEN KAYU COVER

SAMPING

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.23 Menit 1.56 Menit 3.05 Menit Tabel 5. 2 Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Samping C. DRILLING LUBANG KOMPONEN KAYU COVER ATAS

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.15 Menit 1.08 Menit 2.15 Menit

Tabel 5. 3 Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Samping

20

D. DRILLING LUBANG KOMPONEN KAYU COVER BAWAH

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.17 Menit 1.20 Menit 2.37 Menit

Tabel 5. 4 Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Bawah

3.3 STASIUN BANDING

A. BANDING BESI HOLO RANGKA COVER DEPAN

SET-UP PENGUKURAN PROSES

7.2 Menit 4.37 Menit 11.12 Menit

Tabel 6. 1 Banding Besi Holo Rangka Cover Depan B. BANDING BESI HOLO RANGKA COVER BELAKANG

SET-UP PENGUKURAN PROSES

4.2 Menit 3.27 Menit 14 Menit

Tabel 6. 2 Banding Besi Holo Rangka Cover Belakang C. BANDING BESI HOLO RANGKA COVER BAWAH

SET-UP PENGUKURAN PROSES

5.1 Menit 4.3 Menit 11 Menit

Tabel 6. 3 Banding Holo Rangka Cover Bawah

3.4 STASIUN PENGELASAN

SET-UP PENGUKURAN PROSES

4.45 Menit 33 Menit 5 jam

Tabel 7. 1 Stasiun Pengelasan

3.5 STASIUN PENGECETAN

SET-UP PENGUKURAN PROSES

3.32 Menit 1.27 Menit 17.51 Menit Tabel 8. 1 Stasiun Pengecatan

21

3.6 STASIUN FINISHING COVER (PELAPISAN HPL)

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.45 Menit 2.30 menit 12.14 Menit Tabel 9. 1 Stasiun Finishing Cover (Pelapis Hpl)

3.7 STASIUN PERAKITAN (ASSEMBLY DAN PENGECEKAN MEJA KOMPUTER)

SET-UP PENGUKURAN PROSES

- - -

Tabel 10. 1 Stasiun Perakitan (Assembly dan Pengecekan Meja Komputer)

NO PENGECEKAN KETERANGAN

1 Pengelasan Pada saat melakukan pengelasan untuk suhu terkadang terlalu besar sehingga menyebabkan besi yang akan di las menjadi berlubang / bolong.

2 Pengecetan Untuk pengecatan seharusnya dilakukan menggunakan spray sehingga hasilnya lebih rata dan maksimal

3 Lubang Komponen Cover

Alangkah baiknya untuk ukuran ketebalan kayu disamakan sehingga lebih mudah dan rapih pada saat melakukan pelubangan

4 Lapisan HPL Untuk HPL kurang tebal sehingga mudah bolong pada saat melakukan penmpelan pada multiplek

5 Pemasangan Baut Baut yang tersedia kurang besar dan kurang panjang sehingga kurang presisi pada saat pemasangan.

22 6 Pemasangan Komponen

Lain-lain

-

Tabel 11. 1 Keterangan

23

BAB IV

TUGAS DAN ANALISIS

4.1 Jelaskan apa definisi

• Waktu set up

Waktu set up merupakan periode waktu yang digunakan untuk persiapan mesin / alat dalam proses produksi.

• Waktu proses

Waktu proses adalah total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu unit produk yang telah ditetapkan atau terjadwal.

• Waktu pengukuran

Waktu pengukuran adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu- waktu kerja baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan

4.2 Jelaskan apa fungsi pengecekan pada produk.

Fungsi pengecekan pada produk adalah untuk memastikan bahwa produk yang disediakan memenuhi persyaratan spesifik perusahaan standar kualifikasi.

4.3 Berikan penjelasan mengenai step step pembuatan meja komputer dari awal hingga akhir.

a) Proses Pemotongan

Pada stasiun kerja ini akan di lakukan pengukuran dan pemotongan komponen-komponen yang akan dilanjutkan ke stasiun berikutnya.

b) Proses Drill dan Pelubangan

Proses drill dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata bor (twist drill). Proses drill digunakan untuk pembuatan lubang silindris.

24 c) Proses Bending

Bending adalah proses pembengkokan maupun penekukan suatu benda kerja dengan menggunakan mesin tertentu. Sebelum melakukan prosesnya, maka perlu memperhatikan hal paling penting. Salah satunya adalah material yang akan dikenakan proses perlu benar-benar mampu

dijadikan sebagai benda kerja. Selain itu, ketebalan material juga masih masuk ke dalam kapasitas alat yang digunakan.

d) Proses Assembling Pengelasan

Proses assembling adalah proses perakitan yang merupakan menyatukan komponen menjadi satu produk dengan melakukan pengelasan pada komponen yang akan di assembling

e) Pengecatan

Proses berikut ini dimana produk yang telah setengah jadi akan di cat, Cat merupakan suatu produk yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan atau produk setengah jadi dengan tujuan memperindah, memperkuat, atau melindungi dari suatu permukaan.

f) Proses Finishing

serangkaian proses untuk melapisi permukaan suatu benda. Tujuannya adalah untuk memberikan nilai tambah pada produk tersebut.

g) Proses Assembling dan Pengecekan

Proses berikutnya ini dimana suatu produl yang telah di assembling di cek kembali kelayakan produk untuk di gunakan

4.4 Jelaskan apa penyebab kecacatan atau kerusakan pada produk yang anda buat.

Faktor yang menyebabkan kecacatan atau kerusakan pada produk yang kami buat yaitu :

4.4.1 Kurangnya pengalaman dalam proses tersebut 4.4.2 Terbatasnya alat produksi

4.4.3 Keterbatasan waktu produksi

25

4.5 Jelaskan kendala apa yang terjadi dari setiap stasiun kerja yang ada.

4.4.4 Proses Pemotongan

Terbatasnya ruang kerja dan kurangnya ketelitian dalam pengukuran

4.4.5 Proses Drill dan Pelubangan

Kurang tajam nya mata bor dan kesalahan dalam pengukuran lubang

4.4.6 Proses Bending

4.4.7 Proses Assembling Pengelasan

Kurangnya pengalaman dibidang welding 4.4.8 Proses Pengecatan

4.4.9 Proses Finishing

4.6 Jelaskan cara penggunaan alat dari tiap tiap stasiun kerja yang ada.

4.4.10 Proses Pemotongan

Penggunaan mesin gerinda

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan gerinda tangan agar aman dan selamat adalah sebagai berikut :

a) Ketika mengganti mata gerinda maka cabutlah kabel.

b) Gunakan kunci standar untuk mengganti mata gerinda.

c) RPM mata gerinda harus lebih besar dari RPM gerinda.

d) Hindari penggunaan mata gerinda yang tidak sesusai dengan fungsinya. Seperti jangan menggunakan mata gerinda cutting untuk grinding (amplas).

e) Jangan terlalu kuat saat menekan mata gerinda, sesuaikan dengan jenisnya.

f) Arahkan percikan mengarah kebawah dan singkirkan benda yang mudah terbakar pada saat proses menggerinda.

Dalam dokumen LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR (Halaman 14-0)

Dokumen terkait