• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA JAKARTA

2022

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Laporan Akhir Praktikum Proses Manufaktur.

Laboratorium Proses Manufaktur Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana.

KELOMPOK 4

ADHITYA HESTU NUGRAHA 2170031047

AGUNG FAJAR RIFANTO 2170031008

AHMAD YUSUF SOBARNA 2170031050

ALVA BINTANG A A 2170031027

EDI RIYANTO 2170031048

FARIS ASYHOFFAT 2170031049

MUHAMMAD KRISNA J Z 2170031015

SULTAN BILAL AKBAR 2170031077

Dengan ini telah diperiksa ( Diterima / Ditolak )

Bekasi, 17 Mei 2022

Menyetujui Mengetahui

Kepala Laboratorium Asisten Laboratorium

Arries Abbas, ST, MM, MT. Muhammad Lukman Hakim NIDN . 03290565505 NIM. 2070031092

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Modul ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Modul ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan dari Tugas Praktikum nanti nya.

Harapan kami semoga Modul ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi Modul ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Laporan akhir ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

Bekasi, 17 Mei 2022

Kelompok 4

(4)

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Maksud dan tujuan ... 1

1.2 Latar belakang masalah ... 1

1.3 Perumusan Masalah ... 1

1.4 Pembatasan masalah ... 2

1.5 Sistematika pembahasan ... 2

BAB II... 4

LANDASAN TEORI... 4

2.1 Manufaktur... 4

2.2 Proses Manufaktur... 4

2.3 Alat Pelindung Diri ... 6

2.4 Kerja Bangku ... 7

2.5 Mesin Gerinda ... 9

2.6 Pemotongan ... 10

2.7 Mesin Las... 12

BAB III ... 16

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... 16

(5)

iv

3.1 STASIUN PEMOTONGAN... 16

3.2 STASIUN DRILL ... 18

3.3 STASIUN BANDING ... 20

3.4 STASIUN PENGELASAN ... 20

3.5 STASIUN PENGECETAN ... 20

3.6 STASIUN FINISHING COVER (PELAPISAN HPL) ... 21

3.7 STASIUN PERAKITAN (ASSEMBLY DAN PENGECEKAN MEJA KOMPUTER) ... 21

BAB IV ... 23

TUGAS DAN ANALISIS ... 23

4.1 Jelaskan apa definisi ... 23

4.2 Jelaskan apa fungsi pengecekan pada produk. ... 23

4.3 Berikan penjelasan mengenai step step pembuatan meja komputer dari awal hingga akhir. ... 23

4.4 Jelaskan apa penyebab kecacatan atau kerusakan pada produk yang anda buat. ... 24

4.5 Jelaskan kendala apa yang terjadi dari setiap stasiun kerja yang ada. ... 25

4.6 Jelaskan cara penggunaan alat dari tiap tiap stasiun kerja yang ada. ... 25

BAB V ... 29

KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

5.1 Kesimpulan ... 29

5.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30

LAMPIRAN ... 31

(6)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.1 Setup Pemotongan Komponen Besi ... 31

Gambar 1.1.2 Pengukuran Pemotongan Komponen Besi ... 31

Gambar 1.1.3 Proses Pemotongan Komponen Besi ... 32

Gambar 1.2.1 Setup Pemotongan Komponen Kayu Multiplek ... 32

Gambar 1.2.2 Pengukuran Pemotongan Komponen Kayu Multiplek ... 32

Gambar 1.2.3 Proses Pemotongan Kayu Multiplek ... 33

Gambar 2.1.1 Setup Drilling Komponen Besi ... 33

Gambar 2.1.2 Pengukuran Drilling Komponen Besi ... 33

Gambar 2.2. 1 Setup Drilling Komponen Kayu Multiplek ... 34

Gambar 2.2.2 Pengukuan Drilling Komponen Kayu Multiplek ... 34

Gambar 2.2.3 Proses Drilling Komponen Kayu Multiplek ... 34

Gambar 3.1.1 Setup Banding Holo ... 35

Gambar 3.1. 2 Pengukuran Banding Holo ... 35

Gambar 3.1. 3 Proses Banding Holo ... 35

Gambar 4. 1 Setup Pengelasan ... 36

Gambar 4. 2 Pengukuran Pengelasan ... 36

Gambar 4. 3 Proses Pengelasan ... 36

Gambar 5. 1 Setup Pengecatan ... 37

Gambar 5. 2 Pengukuran Pengecatan ... 37

Gambar 5. 3 Proses Pengecatan ... 37

Gambar 6. 1 Proses Pelapisan HPL ... 38

(7)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Depan ... 16

Tabel 1. 2 Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Belakang ... 16

Tabel 1. 3 Pemotongan Holo Kerangka Cover Atas ... 16

Tabel 1. 4 Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Bawah ... 16

Tabel 1. 5 Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Samping ... 16

Tabel 2. 1 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Depan ... 17

Tabel 2. 2 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Depan ... 17

Tabel 2. 3 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Atas ... 17

Tabel 2. 4 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Bawah ... 17

Tabel 2. 5 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Samping ... 17

Tabel 3. 1 Pemotongan Hpl Cover Belakang ... 17

Tabel 3. 2 Pemotongan Hpl Cover Belakang ... 18

Tabel 3. 3 Pemotongan Hpl Cover Atas ... 18

Tabel 3. 4 Pemotongan Hpl Cover Bawah ... 18

Tabel 3. 5 Pemotongan Hpl Cover Samping ... 18

Tabel 4. 1 Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Belakang... 18

Tabel 4. 2 Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Samping ... 18

Tabel 4. 3 Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Atas ... 19

Tabel 4. 4 Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Atas ... 19

Tabel 5. 1 Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Belakang... 19

Tabel 5. 2 Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Samping ... 19

Tabel 5. 3 Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Samping ... 19

Tabel 5. 4 Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Bawah ... 20

Tabel 6. 1 Banding Besi Holo Rangka Cover Depan ... 20

Tabel 6. 2 Banding Besi Holo Rangka Cover Belakang ... 20

Tabel 6. 3 Banding Holo Rangka Cover Bawah ... 20

Tabel 7. 1 Stasiun Pengelasan ... 20

Tabel 8. 1 Stasiun Pengecatan ... 20

Tabel 9. 1 Stasiun Finishing Cover (Pelapis Hpl) ... 21

Tabel 10. 1 Stasiun Perakitan (Assembly Dan Pengecekan Meja Komputer) ... 21

Tabel 11. 1 Keterangan ... 22

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami produksi di dalam dunia manufaktur 2. Mahasiswa mampu memahami menggunakan alat kerja bangku 3. Mahasiswa mampu memahami menggunakan alat pelindung diri

4. Mahasiswa mampu mengolah bahan mentah hingga menjadi sebuah produk menggunakan mesin dan alat – alat kerja

5. Mahasiswa mampu mengasah kemampuan dalam menggunakan mesin dan alat – alat kerja

6. Mahasiswa mampu mengamati sebuah hasil produk

1.2 Latar belakang masalah

Teknik Industri merupakan ilmu yang mempelajari bidang desain, perbaikan, pemasangan dari sistem integral yang terdiri dari manusia, material, informasi, alat, metode, dan energi. Maka di dunia Industri untuk membuat suatu produk memiliki beberapa tahapan tahapan yang dilakukan sebelum membuat sebuah produk hingga menjadi sebuah komponen produk yang dimana tahapan tahapan ini dikenal juga sebagai operasi proses (processing operation). Dan dari komponen komponen untuk membuat sebuah produk akan dirakit untuk dijadikan sebuah produk utuh yang disebut juga dengan proses perakitan (assembly operation). Maka dari itu pentingnya dalam memahami setiap proses dalam produksi dan dengan alasan tersebut maka di adakannya praktek Proses Manufaktur.

1.3 Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat didalam laporan akhir sebagai berikut :

1. Apakah mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan memahami produksi di dalam dunia manufaktur.

(9)

2

2. Apakah mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dalam memahami penggunaan alat kerja bangku

3. Apakah mahasiswa dapat memahami mengolah bahan mentah hingga menjadi sebuah produk menggunakan mesin dan alat – alat kerja.

4. Apakah mahasiswa dapat memahami penggunaan alat pelindung diri 5. Apakah mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan memahami

mengamati sebuah hasil produk

1.4 Pembatasan masalah

Dalam melakukan penelitian perlu adanya pembatasan masalah yang diteliti.

Pembatasan masalah dalam penelitian diperlukan agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang akan diteliti. Penelitian ini dibatasi dalam lingkup:

1. Luas lingkup hanya meliputi informasi seputar Proses manufaktur dan proses produksi di dalam dunia manufaktur.

2. Praktikum proses manufaktur membuat meja komputer dari bahan baku sampai jadi produk.

3. Penelitian hanya membahas tentang Proses Manufaktur dan pembuatan Meja Komputer.

1.5 Sistematika pembahasan

Sistematika pembahasan dibuat untuk mmepermudah dalam membahas dan menyusun hasil laporan penelitian. Sistematika pembahasan akan diuraikan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi tentang pendahuluan, maksud dan tujuan, latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, dan sistematika pembahasan pada proses manufaktur.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Berisi tentang landasan teori, manufaktur, proses manufaktur, alat pelindung diri, kerja bangku, pemotongan, mesin las pada suatu produk.

(10)

3

BAB 3 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Berisi tentang Analisa, Rekapitulasi Data Waktu Hasil Praktikum dan Data Pengecekan

BAB 4 TUGAS DAN ANALISIS

Berisi tentang Tugas dan Analisis definisi Waktu set up, Waktu proses, Waktu pengukuran, fungsi pengecekan pada produk, step step pembuatan meja Komputer dari awal hingga akhir, penyebab kecacatan atau kerusakan pada produk, kendala apa yang terjadi dari setiap stasiun kerja, penggunaan alat dari tiap tiap stasiun kerja.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

(11)

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manufaktur

Manufaktur adalah kata yang berasal dari bahasa Latin, yang jika diartikan secara luas adalah proses merubah bahan baku menjadi suatu produk. Proses merubah bahan baku menjadi suatu produk ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat.

Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan.

Semua bendabenda yang kita jumpai dibuat melalui berbagai proses yang disebut manufaktur (manufacturing). Di samping produk-produk akhir tersebut, manufaktur juga melibatkan aktifitas dimana produk yang dibuat dipergunakan untuk membuat produk. Produk tersebut adalah mesin-mesin yang dipakai untuk membuat berbagai macam produk. Misalnya mesin press untuk membuat plat lembaran menjadi bodi mobil, mesin-mesin untuk membuat komponen, atau mesin jahit untuk memproduksi pakaian

2.2 Proses Manufaktur

Proses manufaktur adalah langkah-langkah yang dirancang untuk menghasilkan perubahan fisik dan/atau kimiawi pada benda kerja dengan tujuan untuk meningkatkan nilai material tersebut. Proses manufaktur biasanya dilakukan sebagai satu unit operasi, yang berarti satu langkah dalam urutan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengubah bahan awal menjadi sebuah produk akhir. Proses manufaktur dapat dibagi menjadi dua tipe dasar yakni processing operations (pemrosesan) dan assembly operations (perakitan). Processing operations mengubah bahan atau benda kerja dari satu kondisi mula ke kondisi mendekati produk akhir yang diinginkan. Meningkatkan nilai bahan ini dengan cara mengubah geometri, sifat, atau tampilan bahan awal

(12)

5

Secara umum, processing operations dilakukan pada benda-benda kerja yang terpisah (sparepart), namun ada juga yang dilakukan pada benda kerja yang sudah dirakit (misalnya, mengecat bodi mobil hasil spot welding). Assembly operations (perakitan) atau disebut proses perakitan adalah menggabungkan dua atau lebih komponen untuk membuat entitas baru, yang disebut assembly, sub- assembly, atau beberapa istilah lain yang mengacu pada proses penyambungan (misalnya, perakitan yang menggunakan las disebut pengelasan).

Pemrosesan dilakukan dalam urutan tertentu yang diperlukan untuk mencapai geometri dan kondisi akhir yang ditentukan oleh spesifikasi desain.

Kategori pemrosesan dibedakan dalam 3 kelompok: shappitig processes (proses pembentukan), property enhancing processes (proses peningkatan sifat), dan surfacing processesing operations (pemrosesan permukaan). Proses pembentukan mengubah geometri benda kerja awal dengan berbagai metode. Proses pembentukan yang umum digunakan adalah casting (pengecoran), forging (penempaan), dan machining (pemesinan). Property enhancing processes menambah nilai material dengan meningkatkan sifat fisiknya tanpa mengubah bentuknya. Heat treatment adalah contoh paling umum. Surfacing processesing operations dilakukan untuk membersihkan, merawat, melapisi, atau mengendapkan material ke permukaan luar area kerja. Contoh umum pelapisan adalah plating dan pengecatan.

Assembly Operations

Tipe dasar proses manufaktur yang kedua adalah perakitan (assembly), di mana dua atau lebih komponen atau material yang terpisah digabungkan untuk membentuk entitas baru. Komponen entitas baru tersambung secara permanen atau semipermanen. Proses penyambungan permanen meliputi pengelasan (welding), pematrian (brazing), penyolderan (soldering), dan pengikatan perekat (adhesive bonding). Kesemuanya membentuk sambungan antar komponen yang erat dan tidak rnudah dilepaskan. Metode perakitan mekanis (mechanical assembly) digunakan untuk mengikat dua (atau lebih) bagian menjadi satu dalam satu sambungan yang dapat dibongkar. Sekrup, baut, dan pengencang berulir lainnya merupakan metode tradisional yang paling lazim digunakan dalam kategori ini.

(13)

6

Teknik perakitan secara mekanis lainnya membentuk sambungan yang lebih permanen meliputi paku keling (rivet), press fitting, and expansion fits.

2.3 Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja (Depnaker, 2006). APD adalah alat pelindung diri yang dipakai oleh tenaga kerja secara langsung untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh berbagai faktor yang ada atau timbul di lingkungan kerja (Soeripto, 2008).

Dari pengertian tersebut, maka Alat Pelindung Diri (APD) dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu :

1. Safety Helmet

Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.

2. Safety Belt

Safety belt berfungsi sebagai pelindung diri ketika pekerja bekerja/berada di atas ketinggian.

3. Safety Shoes

Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.

4. Sepatu Karet

Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk pekerja yang berada di area basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan sepatu karet di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

5. Sarung Tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

6. Masker (Respirator)

(14)

7

Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

7. Jas Hujan (Rain Coat)

Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).

8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).

9. Penutup Telinga (Ear Plug)

Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

10. Pelindung Wajah (Face Shield)

Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda).

2.4 Kerja Bangku

Kerja bangku adalah pekerjaan perkakas tangan yang digunakan untuk melakukan pembentukan, perbaikan, dan perakitan yang sesuai dengan masing- masing fungsi peralatan tangan dengan mesin dan semua pekerjaan dilakukan di atas meja kerja (work bench). Kerja bangku meliputi pekerjaan yang bisa atau dapat dilakukan di atas meja.

1. Kikir

Suatu alat untuk mengikir benda kerja agar diperoleh permukaan yang rata dan yang dilakukan dengan tangan. Material kikir adalah dari baja karbon tinggi / baja special. Alat ini digunakan untuk mengurangi sebagian material dengan jalam memarut sehingga menjadi rata, cekung, cembung, bulat dan lainnya.

2. Ragum

Digunakan untuk menjepit benda kerja saat melaksanakan pekerjaan mekanik seperti mengikir, menggergaji, mengebor, memahat dan lain – lain. Agar benda kerja tidak mengalami kerusakan / luka maka pada mulut ragum dilengkapi dengan vice klem.

(15)

8 3. Gergaji (Hacksaw)

Gergaji besi adalah alat untuk memotong benda kerja panjang dengan ukuran yang telah ditentukan.

4. Jangka Penggores

Jangka penggores mempunyai fungsi yang sama dengan penggores biasa, kelebihannya yaitu bisa membuat dua garis lurus yang sejajar. Hal ini untuk memudahkan saat memberi tanda pada benda kerja dengan ukuran yang sama 5. MEJA PERATA (surface table)

Meja Perata ini berfungsi untuk menguji kerataan permukaan. Selain itu meja datar di gunakan untuk meletakkan benda kerja serta alat-alat menggambar.

6. CAP (STAMP)

Stempel terbuat dari baja paduan yang tidak dikeraskan karena sifatnya harus ulet (tought) dan cukup keras bisa mengalahkan benda yang distempel. Stampel adalah alat yang digunakan untuk mencetak angka – angka atau huruf pada benda kerja.

7. PAHAT (CISLE)

Pahat, adalah peralatan yang sangat penting dalam kerja bangku. Peralatan tersebut merupakan peralatan pokok untuk membuat celah sambungan, melubangi dan membentuk benda kerja. Pahat untuk membuat celah dan melubangi harus dipukul dengan palu.

8. PENITIK (SCRIBER)

Penitik adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja.

9. PENGGORES (SCRATCHER)

Penggores (alat gores) adalah suatu alat untuk menarik garis-garis gambar pada permukaan benda kerja yang akan di kerjakan selanjutnya.

10. MISTAR BAJA (steel ruler)

Mistar baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat.

11. Penyiku

Penyiku adalah siku-siku yang digunakan untuk menyiku benda kerja.

(16)

9 2.5 Mesin Gerinda

Mesin gerinda adalah salah satu mesin yang digunakan untuk mengasah atau memotong benda kerja. Prinsip kerja dari mesin gerinda adalah batu gerinda yang berputar kemudian bergesekan dengan benda kerja sehingga terjadi pemotongan atau pengasahan

Macam-macam Mesin Gerinda a. Mesin gerinda datar

Mesin gerinda datar adalah salah satu jenis mesin gerinda yang digunakan untuk penggerindaan datar dan bertujuan untuk meratakan suatu permukaan benda kerja yang tidak rata.

b. Mesin gerinda silindris

Mesin gerinda silindris adalah mesin gerinda yang digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan bentuk silindris, silindris bertingkat, dsb.

c. Mesin gerinda tangan

Mesin gerinda tangan merupakan mesin gerinda yang digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan tujuan untuk membentuk benda kerja atau merapihkan hasil pemotongan, merapihkan hasil las.

d. Mesin gerinda duduk (Pedestal)

Mesin gerinda duduk adalah mesin gerinda yang digunakan untuk mengasah alat potong seperti mata bor, pahat bubut juga untuk pengasahan atau pembentukan benda kerja lain seperti pisau dapur, kampak, golok, dan perkakas pisau lainnya sesuai dengan kapasitas dan peruntukannya.

e. Mesin gerinda potong

Mesin gerinda potong adalah mesin gerinda yang digunakan untuk memotong benda kerja yang berbentuk pelat atau silinder. Roda gerinda yang digunakan berbentuk piringan gerinda tipis yang berputar dengan kecepatan tinggi. Prinsip kerja mesin ini yaitu piringan batu gerinda yang berputar memotong benda kerja yang tercekam.

(17)

10

1. Faktor-faktor yang harus diperhatikan agar dalam melakukan pengerjaan gerinda yang aman

1. Periksa batu gerinda apakah ada retakan sebelum dipasang.

2. Lakukan pengetesan batu gerinda untuk kesenteran sumbunya.

3. Lakukan uji coba putaran sebelum digunakan.

4. Jangan melebihi kecepatan putar yang diizinkan.

5. Gunakan kacamata pengaman.

6. Saat menggerinda pada gerinda duduk, dudukan benda kerja harus berjarak 2 mm dari batu gerinda; jika tidak benda kerja akan masuk di antara dudukan dan batu gerinda sehingga dapat merusak batu gerinda.

7. Selama melakukan penggerindaan kering, beram harus disingkirkan.

8. Jangan membuka tutup pengaman.

9. Jangan menyentuh batu gerinda yang berputar

2.6 Pemotongan

Langkah awal dalam pembuatan sebuah sistem atau sebuah penggambaran perencanaan dan pembuatan sketsa sebuah sistem. Perancangan sangat penting karena dalam proses penerapannya akan lebih mudah, karena sudah memahami sistem secara sistematis hasilnya pun akan lebih efektif dan efisien serta akan menghemat tenaga, pikiran dan waktu.

Mesin Dasar dalam Pengolahan Kayu

Berikut ini adalah beberapa mesin dasar yang sering digunakan untuk pegolahan kayu :

a. Gergaji Belah dan Potong

Mesin jenis ini bisa berupa circle saw atau band saw (gergaji pita) dengan fungsi utamanya adalah membelah kayu atau logs. Terdiri dari satu bilah gergaji lingkaran pada satu poros motor penggerak. Konfigurasi pemasangannya pada mesin bisa bermacammacam. Anda bisa melakukan berbagai pekerjaan kayu dengan mesin ini misalnya: membelah kayu, memotong papan dalam berbagai sudut, membuat pen dan alur. Prinsip kerja mesin ini adalah untuk membelah kayu hingga pada ukuran mendekati ukuran jadi. harus disisakan beberapa milimeter untuk proses pengetaman dengan mesin serut (planner).

(18)

11 b. Mesin Serut (planner)

Berfungsi untuk menghaluskan sisi kayu setelah proses penggergajian.

Mesin ketam standar bekerja dengan menghaluskan permukaan satu demi satu sisi kayu. Hanya satu meja kerja yang terdapat pisau penyerut. Pada perkembangannya mesin ini bisa sekaligus menyerut 4 sisi kayu dan dikombinasi dengan jenis pisau lainnya. Poros pisau terpasang horisontal dengan meja penghantar vertikal. Hasil kerja dari mesin ini harus menjadi ukuran final yang tidak mungkin lagi dikurangi kecuali dengan amplas. Hasil permukaan dari kerja mesin ini akan halus, lebih halus dari mesin gergaji karena tidak akan terdapat cuttermark sebesar gergaji.

c. Mesin Bor (drilling)

Terdiri dari satu poros motor pada prinsipnya untuk membuat lubang pen, dowel atau lubang untuk sekrup dan alat tambahan lain yang berbentuk bulat.

Perkembangannya saat ini mesin bor bisa untuk melakukan pengeboran beberapa lubang sekaligus pada satu permukaan secara horisontal maupun vertikal.

Pengeboran sebaiknya dilakukan setelah seluruh permukaan kayu diserut dan dipotong pada ukuran jadi yang diinginkan.

d. Mesin Profil (spindle)

Poros pisau terpasang vertikal pada sebuah permukaan meja mesin dan berfungsi untuk membuat bentuk profile pada sisi samping kayu. Jenis pisau bisa diganti sesuai dengan desain yang diinginkan. Pada kombinasi lain jumlah pisau bisa lebih dari satu dan seluruhnya terpasang secara vertikal. Proses bisa dilakukan setelah proses penggergajian karena hasil kerja mesin ini hampir sama dengan mesin serut, permukaan halus dan cukup dengan mesin amplas sebelum proses finishing.

(19)

12 2.7 Mesin Las

Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan caramencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atautanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu.

Lingkup penggunaanteknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.

Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnyauntuk mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam – macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuanutama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yanglebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan danmemperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan kontruksi serta kegunaandisekitarnya.Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam penngetahuan. Karena itu didalam pengelasan, penngetahuan harus turut sertamendampingi praktek, secara lebih bterperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkanfungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang

Jenis-jenis mesin las

1. Shielded Metal Arc Welding (SMAW)

Pengelasan SMAW adalah pengelasan yang menggunakan elektroda terbungkus yang ikut mencair dan sekaligus sebagai bahan pengisi. Elektroda berfungsi sebagai kutub negatif dan benda kerja sebagai kutub positif. Panas yang dihasilkan berasal dari adanya busur listrik yang menyebabkan elektroda dan logam

(20)

13

dasar melebur secara bersamaan. Pengelasan SMAW digunakan hampir pada semua jenis material karena caranya yang sederhana, dan biaya yang ringan.

2. Gas Metal Arc Welding (GMAW/MIG)

Jenis pengelasan berikutnya adalah Gas Metal Arc Welding. Ada 2 macam pengelasan jenis ini yaitu MIG (Metal Inert Gas) dan MAG (Metal Active Gas).

Perbedaan keduanya adalah pada gas yang digunakan dalam proses pengelasan.

Proses MIG memakai gas mulia saja seperti Argon, Helium, sedangkan MAG menggunakan gas CO2 atau campuran dengan Argon. Pengelasan GMAW biasanya digunakan pada pengelasan fabrikasi steel structure material CS menggunakan CO2 atau campurannya. Sangat menguntungkan untuk tonase yang besar karena kecepatannya sangat tinggi tanpa harus mengganti kawat las.

3. Submerged Arc Welding (SAW)

Selanjutnya ada Submerged Arc Welding (SAW). Busur listrik dan logam cair dilindungi oleh fluks cair dan lapisan partikel fluks yg berbentuk granular.

Proses pengoperasiannya dilakukan secara mekanik bila posisi pengelasan flat dan semi otomatis bila pekerjaan memerlukan kualitas las yang konsisten.

4. Flux Core Arc Welding (FCAW)

Pengelasan FCAW hampir sama dengan proses pengelasan GMAW. Proses pengelasan FCAW menggunakan elektroda berinti sebagai pengganti solid electrode dan digunakan untuk menyambung logam ferrous. Inti logam dapat mengandung mineral, serbuk paduan besi dan material yang dapat berfungsi sebagai shielding gas, deoxidizer dan pembentuk slag.

5. Gas Tungsten Arc Welding (GTAW/TIG)

Pengelasan selanjutnya yang cukup populer adalah Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) atau sering disebut Tungsten Inert Gas (TIG). Dalam proses pengelasan ini, elektroda yang digunakan (tungsten) tidak ikut melebur, yang melebur hanya bahan pengisi (filler) yang biasa disebut welding rod. Proses pengelasan GTAW pada umumnya menggunakan pengaturan arus secara DCSP (DCEN/ direct current electrode negative) untuk material CS, SS, Ti. Sedangkan untuk pengelasan pengelasan Aluminium, magnesium menggunakan DCEP (direct

(21)

14

current electrode positive). Gas yang digunakan adalah gas mulia; argon, helium atau campuran argon dan helium.

Peralatan keamanan dalam melakukan pengelasan, yaitu : 1. Topeng las, untuk melindungi mata dari sinar las

2. Masker las / blower hisap, untuk melindungi hidung dan pernafasan akibat asap api

3. Apron / pelindung dada, untuk melindungi badan dari percikan api 4. Sarung tangan welding

5. Sepatu pelindung

Langkah untuk mendapatkan hasil pengelasan yang baik

1. Bersihkan bahan yang akan dilas. Gunakan palu untuk membersihkan kerak pada permukaan area yang akan dilas. Gunakan sikat baja untuk hasil yang maksimal.

2. Letakkan bahan yang akan dilas pada tempat yang telah disediakan. Baik itu menggunakan meja kerja atau hanya meletakkannya di lantai. Atur kerapatan antara dua bahan. Gunakan klem jika diperlukan.

3. Letakkan masa mesin las pada salah satu bagian bahan yang akan dilas.

Masukkan elektroda pada panel penjepit elektroda di mesin las. Pasang kemiringan elektroda menyesuaikan dengan posisi bahan. Biasanya sudah ada tempat khusus kemiringan elektroda pada tang penjepit elektroda. Baik itu tegak lurus 90 derajat, 30 atau 40 derajat.

4. Setelah bahan siap untuk di las, perlahan dekatkan ujung elektroda pada bahan yang akan dilas.

5. Jarak antara ujung elektroda dengan bahan yang akan dilas sangat mempengaruhi kualitas pengelasan. Jika jarak terlalu jauh, akan timbul percikan seperti hujan bintik-bintik api. Proses pengelasanpun akan tidak sempurna. Jika jarak terlalu dekat, api tidak menyala dengan sempurna. Dan tidak ada cukup jarak untuk tempat lelehan elektroda. Jarak yang baik adalah seperdelapan dari tebal elektroda.

6. Dengan menggunakan masker pelindung atau kacamata las, anda dapat memperhatikan bagian elektroda yang sudah mencair yang menyatukan

(22)

15

antara dua bahan yang dilas tersebut. Perlahan gerakkan elektroda ke sepanjang area yang dilas.

7. Hasil yang baik saat proses pengelasan dapat dilihat saat permukaan yang dilas berbentuk seperti gelombang rapat dan teratur menutup sempurna bagian yang dilas.

8. Setelah selesai, bersihkan kerak yang menutupi bagian yang dilas dengan menggunakan palu. Periksa kembali apakah terdapat bagian yang belum sempurna. Jika belum sempurna, ulangilah bagian yang belum tersatukan dengan baik tersebut. Pada beberapa kasus, bahan yang sudah dilas harus di gerinda lagi jika pengelasan tidak sempurna. Namun jika tidak terlalu fatal, kita cukup mengelas bagian yang belum terlas secara sempurna tersebut.

Faktor yang membuat adanya udara yang terjebak pada hasil lasan ada 3 yaitu : 1. Penggunaan kawat las yang basah atau lembab

2. Benda Kerja kotor

3. Jarak pengelasan yang terlalu lebar

(23)

16

16

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 STASIUN PEMOTONGAN

3.1.1 PEMOTONGAN KOMPONEN BESI

A. PEMOTONGAN BESI HOLO KERANGKA COVER DEPAN

SET-UP PENGUKURAN PROSES

5.7 Menit 3.3 Menit 15.3 Menit

Tabel 1. 1 Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Depan

B. PEMOTONGAN BESI HOLO KERANGKA COVER BELAKANG

SET-UP PENGUKURAN PROSES

5.7 Menit 3.6 Menit 14.26 Menit

Tabel 1. 2 Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Belakang C. PEMOTONGAN BESI HOLO KERANGKA COVER ATAS

SET-UP PENGUKURAN PROSES

5.7 Menit 30 Detik 44 Detik

Tabel 1. 3 Pemotongan Holo Kerangka Cover Atas

D. PEMOTONGAN BESI HOLO KERANGKA COVER BAWAH

SET-UP PENGUKURAN PROSES

5.7 Menit 25 Detik 37 Detik

Tabel 1. 4 Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Bawah

E. PEMOTONGAN BESI HOLO KERANGKA COVER SAMPING

SET-UP PENGUKURAN PROSES

5.7 Menit 28 Detik 1.47 Menit

Tabel 1. 5 Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Samping

(24)

17

3.1.2 PEMOTONGAN KOMPONEN KAYU MULTIPLEK A. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER DEPAN

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.10 Menit 3.2 Menit 2.9 Menit

Tabel 2. 1 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Depan

B. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER BELAKANG

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.10 Menit 2.58 Menit 2.9 Menit

Tabel 2. 2 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Depan C. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER ATAS

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.10 Menit 1.16 Menit 2.59 Menit

Tabel 2. 3 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Atas

D. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER BAWAH

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.10 Menit 2.1 Menit 2.4 Menit

Tabel 2. 4 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Bawah

E. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER SAMPING

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.10 Menit 5.4 Menit 2.21 Menit

Tabel 2. 5 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Samping

3.1.3 PEMOTONGAN KOMPONEN PELAPIS COVER MEJAKOMPUTER (HPL)

A. PEMOTONGAN HPL COVER DEPAN

SET-UP PENGUKURAN PROSES

14 Detik 55 Detik 27 Detik

Tabel 3. 1 Pemotongan Hpl Cover Belakang

(25)

18

B. PEMOTONGAN HPL COVER BELAKANG

SET-UP PENGUKURAN PROSES

17 Detik 53 Detik 27 Detik

Tabel 3. 2 Pemotongan Hpl Cover Belakang C. PEMOTONGAN HPL COVER ATAS

SET-UP PENGUKURAN PROSES

18 Detik 55 Detik 32 Detik

Tabel 3. 3 Pemotongan Hpl Cover Atas D. PEMOTONGAN HPL COVER BAWAH

SET-UP PENGUKURAN PROSES

13 Detik 51 Detik 49 Detik

Tabel 3. 4 Pemotongan Hpl Cover Bawah E. PEMOTONGAN HPL COVER SAMPING

SET-UP PENGUKURAN PROSES

17 Detik 47 Detik 32 Detik

Tabel 3. 5 Pemotongan Hpl Cover Samping

3.2 STASIUN DRILL

3.2.1 DRILLING KOMPONEN BESI

A. DRILLING LUBANG BAUT BESI HOLO RANGKA COVER BELAKANG

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.35 Menit 1.12 Menit 3.10 Menit

Tabel 4. 1 Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Belakang B. DRILLING LUBANG BAUT BESI HOLO RANGKA

COVER SAMPING

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.23 Menit 1.56 Menit 3.05 Menit Tabel 4. 2 Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Samping

(26)

19

C. DRILLING LUBANG BAUT BESI HOLO RANGKA COVER ATAS

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.15 Menit 1.08 Menit 2.15 Menit

Tabel 4. 3 Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Atas D. DRILLING LUBANG BAUT BESI HOLO RANGKA

COVER BAWAH

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.17 Menit 1.20 Menit 2.37 Menit

Tabel 4. 4 Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Atas

3.2.2 DRILLING KOMPONEN KAYU MULTIPLEK

A. DRILLING LUBANG KOMPONEN KAYU COVER BELAKANG

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.35 Menit 1.12 Menit 3.10 Menit

Tabel 5. 1 Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Belakang B. DRILLING LUBANG KOMPONEN KAYU COVER

SAMPING

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.23 Menit 1.56 Menit 3.05 Menit Tabel 5. 2 Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Samping C. DRILLING LUBANG KOMPONEN KAYU COVER ATAS

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.15 Menit 1.08 Menit 2.15 Menit

Tabel 5. 3 Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Samping

(27)

20

D. DRILLING LUBANG KOMPONEN KAYU COVER BAWAH

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.17 Menit 1.20 Menit 2.37 Menit

Tabel 5. 4 Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Bawah

3.3 STASIUN BANDING

A. BANDING BESI HOLO RANGKA COVER DEPAN

SET-UP PENGUKURAN PROSES

7.2 Menit 4.37 Menit 11.12 Menit

Tabel 6. 1 Banding Besi Holo Rangka Cover Depan B. BANDING BESI HOLO RANGKA COVER BELAKANG

SET-UP PENGUKURAN PROSES

4.2 Menit 3.27 Menit 14 Menit

Tabel 6. 2 Banding Besi Holo Rangka Cover Belakang C. BANDING BESI HOLO RANGKA COVER BAWAH

SET-UP PENGUKURAN PROSES

5.1 Menit 4.3 Menit 11 Menit

Tabel 6. 3 Banding Holo Rangka Cover Bawah

3.4 STASIUN PENGELASAN

SET-UP PENGUKURAN PROSES

4.45 Menit 33 Menit 5 jam

Tabel 7. 1 Stasiun Pengelasan

3.5 STASIUN PENGECETAN

SET-UP PENGUKURAN PROSES

3.32 Menit 1.27 Menit 17.51 Menit Tabel 8. 1 Stasiun Pengecatan

(28)

21

3.6 STASIUN FINISHING COVER (PELAPISAN HPL)

SET-UP PENGUKURAN PROSES

1.45 Menit 2.30 menit 12.14 Menit Tabel 9. 1 Stasiun Finishing Cover (Pelapis Hpl)

3.7 STASIUN PERAKITAN (ASSEMBLY DAN PENGECEKAN MEJA KOMPUTER)

SET-UP PENGUKURAN PROSES

- - -

Tabel 10. 1 Stasiun Perakitan (Assembly dan Pengecekan Meja Komputer)

NO PENGECEKAN KETERANGAN

1 Pengelasan Pada saat melakukan pengelasan untuk suhu terkadang terlalu besar sehingga menyebabkan besi yang akan di las menjadi berlubang / bolong.

2 Pengecetan Untuk pengecatan seharusnya dilakukan menggunakan spray sehingga hasilnya lebih rata dan maksimal

3 Lubang Komponen Cover

Alangkah baiknya untuk ukuran ketebalan kayu disamakan sehingga lebih mudah dan rapih pada saat melakukan pelubangan

4 Lapisan HPL Untuk HPL kurang tebal sehingga mudah bolong pada saat melakukan penmpelan pada multiplek

5 Pemasangan Baut Baut yang tersedia kurang besar dan kurang panjang sehingga kurang presisi pada saat pemasangan.

(29)

22 6 Pemasangan Komponen

Lain-lain

-

Tabel 11. 1 Keterangan

(30)

23

BAB IV

TUGAS DAN ANALISIS

4.1 Jelaskan apa definisi

• Waktu set up

Waktu set up merupakan periode waktu yang digunakan untuk persiapan mesin / alat dalam proses produksi.

• Waktu proses

Waktu proses adalah total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu unit produk yang telah ditetapkan atau terjadwal.

• Waktu pengukuran

Waktu pengukuran adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu- waktu kerja baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat- alat yang telah disiapkan

4.2 Jelaskan apa fungsi pengecekan pada produk.

Fungsi pengecekan pada produk adalah untuk memastikan bahwa produk yang disediakan memenuhi persyaratan spesifik perusahaan standar kualifikasi.

4.3 Berikan penjelasan mengenai step step pembuatan meja komputer dari awal hingga akhir.

a) Proses Pemotongan

Pada stasiun kerja ini akan di lakukan pengukuran dan pemotongan komponen-komponen yang akan dilanjutkan ke stasiun berikutnya.

b) Proses Drill dan Pelubangan

Proses drill dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata bor (twist drill). Proses drill digunakan untuk pembuatan lubang silindris.

(31)

24 c) Proses Bending

Bending adalah proses pembengkokan maupun penekukan suatu benda kerja dengan menggunakan mesin tertentu. Sebelum melakukan prosesnya, maka perlu memperhatikan hal paling penting. Salah satunya adalah material yang akan dikenakan proses perlu benar-benar mampu

dijadikan sebagai benda kerja. Selain itu, ketebalan material juga masih masuk ke dalam kapasitas alat yang digunakan.

d) Proses Assembling Pengelasan

Proses assembling adalah proses perakitan yang merupakan menyatukan komponen menjadi satu produk dengan melakukan pengelasan pada komponen yang akan di assembling

e) Pengecatan

Proses berikut ini dimana produk yang telah setengah jadi akan di cat, Cat merupakan suatu produk yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan atau produk setengah jadi dengan tujuan memperindah, memperkuat, atau melindungi dari suatu permukaan.

f) Proses Finishing

serangkaian proses untuk melapisi permukaan suatu benda. Tujuannya adalah untuk memberikan nilai tambah pada produk tersebut.

g) Proses Assembling dan Pengecekan

Proses berikutnya ini dimana suatu produl yang telah di assembling di cek kembali kelayakan produk untuk di gunakan

4.4 Jelaskan apa penyebab kecacatan atau kerusakan pada produk yang anda buat.

Faktor yang menyebabkan kecacatan atau kerusakan pada produk yang kami buat yaitu :

4.4.1 Kurangnya pengalaman dalam proses tersebut 4.4.2 Terbatasnya alat produksi

4.4.3 Keterbatasan waktu produksi

(32)

25

4.5 Jelaskan kendala apa yang terjadi dari setiap stasiun kerja yang ada.

4.4.4 Proses Pemotongan

Terbatasnya ruang kerja dan kurangnya ketelitian dalam pengukuran

4.4.5 Proses Drill dan Pelubangan

Kurang tajam nya mata bor dan kesalahan dalam pengukuran lubang

4.4.6 Proses Bending

4.4.7 Proses Assembling Pengelasan

Kurangnya pengalaman dibidang welding 4.4.8 Proses Pengecatan

4.4.9 Proses Finishing

4.6 Jelaskan cara penggunaan alat dari tiap tiap stasiun kerja yang ada.

4.4.10 Proses Pemotongan

Penggunaan mesin gerinda

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan gerinda tangan agar aman dan selamat adalah sebagai berikut :

a) Ketika mengganti mata gerinda maka cabutlah kabel.

b) Gunakan kunci standar untuk mengganti mata gerinda.

c) RPM mata gerinda harus lebih besar dari RPM gerinda.

d) Hindari penggunaan mata gerinda yang tidak sesusai dengan fungsinya. Seperti jangan menggunakan mata gerinda cutting untuk grinding (amplas).

e) Jangan terlalu kuat saat menekan mata gerinda, sesuaikan dengan jenisnya.

f) Arahkan percikan mengarah kebawah dan singkirkan benda yang mudah terbakar pada saat proses menggerinda.

(33)

26 4.4.11 Proses Drill dan Pelubangan

a) Pakai Alat Pelindung Diri.

b) Hindari Penggunaan Aksesoris yang Menggantung.

c) Gunakan Mata Bor yang Sesuai.

d) Pasang Mata Bor dengan Cermat.

e) Pastikan Listrik Memadai.

f) Memulai dengan Langkah Kecil.

g) Posisi Bor Harus Tegak Lurus.

h) Maksimalkan Fitur Pengaturan Kecepatan.

4.4.12 Proses Bending

a) Periksalah terlebih dahulu dies atau sepatu pembentuk, sudut pembengkokan yang diinginkan.

b) Tandailah sisi bagian tepi begel yang akan dibengkokan.

c) Posisi tanda pembengkokan ini harus sejajar dengan dies pembengkok.

d) Penjepit begel harus kuat

e) Atur sudut pembengkokan sesuai dengan sudut pembengkokan yang dikehendaki.

f) Sesuaikan dies landasan dengan pembengkok yang diinginkan.

g) Mulailah proses pembengkokan dengan memperhatikan sisi-sisi yang akan dibengkokan, hal ini untuk menjaga agar lebih dahulu mengerjakan posisi yang mudah.

h) Jika ingin melakukan pembengkokan dengan jumlah yang banyak buatlah jig atau alat bantu untuk memudahkan proses pembengkokan. Jig ini bertujuan untuk

memudahkan pekerjan sehingga menghasilkan bentuk pembengkok yang sama.

i) Periksalah terlebih dahulu dies atau sepatu pembentuk, sudut pembengkokan yang diinginkan.

(34)

27

j) Tandailah sisi bagian tepi begel yang akan dibengkokan.

k) Posisi tanda pembengkokan ini harus sejajar dengan dies pembengkok .

4.6.4 Proses Assembling Pengelasan

a) Periksa kondisi mesin las sebelum digunakan.

b) Tarik dan rentangkan kabel las dan jepitan kabel masa (-) pada benda kerja.

c) Tekan tombol “ON” untuk menghidupkannya.

d) Sesuaikan arus listrik dengan benda kerja yang akan di las (DC+) / (DC-).

e) Sesuaikan arus listrik mesin las dengan besarnya elektroda yang digunakan.

f) Lakukan terlebih dahulu pengetesan elektroda pada plate untuk menyesuaikan besarnya arus pada benda yang akan di las.

g) Pakailah PPE yang sesuai dengan pekerjaan ini.

h) Lakukan pengelasan dengan baik dan selamat.

i) Setelah selesai pengelasan tekan tombol “OFF” untuk mematikan mesin las.

j) Gulung kabel-kabel las dan letakkan pada tempatnya.

k) Bersihkan mesin las dan alat-alat yang digunakan.

4.6.5 Proses Pengecatan

a) Persiapkan alat pengecatan

b) Bersihkan area meja yang ingin di cat c) Tutupi bagian yang tidak dicat

d) Aduk cat terlebih dahulu sebelum digunakan.

e) Campur cat dengan thinner

f) Beri warna dasar terlebih dahulu lalu tambahkan lapisan yang lebih tebal

(35)

28

g) Gunakan kuas kecil untuk bagian yang sulit dijangkau dan kuas besar untuk hasil yang merata

4.6.6 Proses Finishing

a) Cek kesesuaian setiap part yang telah dibuat sebelum masuk ke proses finishing

b) jika ada bagian part yang dianggap cacat atau NG langsung masuk proses repair

c) amplas lagi bagian yang sudah dicat dengan amplas halus lakukan secara merata agar mendapatkan hasil cat yang bagus

d) setelah selesai pengampalasan lakukan pengecatan kembali

e) jika cat sudah kering lakukan proses vernis agar mengkilap lakukan secara merata

(36)

29

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a) Saat proses penempelan , besi harus dipotong dengan sejajar atau sama rata agar bisa berdiri tegak . Jika besi tidak dipotong sama rata maka harus dilakukan pemotongan ulang menggunakan mesin gerinda lalu dilas .

b) Pada proses pemotongan , mesin gerinda ( mata pisau ) harus sering diperhatikan , jika sudah tumpul wajib diganti agar lebih tajam

5.2 Saran

a) Pada saat melakukan pemotongan triplek , pemotongan besi menggunakan gerinda dan proses pengelasan wajib menggunakan APD agar tidak terjadi kecelakan kerja

b) ketika proses pemotongan besi dan pengelasan kerangka lebih baik didampingi full supaya tidak miss ukuran dan pengelasannya . contoh : kemarin sangat banyak sudut yang kurang presisi ketika proses pemotongan batangan besi .

(37)

30

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, R. (2017). LANDASAN TEORI Mesin Gerinda.

Dwi Hadi Sulistyarini, O. N. (2018). Pengantar Proses Manufaktur untuk Teknik Industri. Malang: UB Press.

Eko Budiyanto, L. D. (2021). Proses Manufaktur. Lampung: CV. LADUNY ALIFATAMA.

Erlian Supriyanto, M. (2013 , Desember ). “MANUFAKTUR“ DALAM DUNIA TEKNIK.

klikmro. (2017, March). 8 Cara Pengelasan / Welding yang Baik dan Benar.

Mangkurat, U. L. (2019). Tinjauan Pustaka Pengolahan Kayu.

Manufaktur, T. A. (2022). Modul Asisten Laboratorium.

RAFE’I, A. (2012). MAKALAH PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

Rokhman, T. (2015, Sept). Proses Manufaktur.

Safety, A. ( 2015, October ). Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri (APD) Beserta Fungsinya.

Setiawan, W. (2021, April). Apa Itu Mesin Frais: Bagian Komponen, Jenis Serta Prinsip Kerjanya.

Yudha, Y. (2019, June). MENGENAL HASIL LAS YANG BENAR DAN SALAH.

Yuono, E. B. (2021). PROSES MANUFAKTUR. Lampung: CV. LADUNY ALIFATAMA.

(38)

31

LAMPIRAN

1. STASIUN PEMOTONGAN

1.1 PEMOTONGAN KOMPONEN BESI

Gambar 1.1.1 Setup Pemotongan Komponen Besi

Gambar 1.1.2 Pengukuran Pemotongan Komponen Besi

(39)

32

Gambar 1.1.3 Proses Pemotongan Komponen Besi

1.2 PEMOTONGAN KOMPONEN KAYU MULTIPLEK

Gambar 1.2.1 Setup Pemotongan Komponen Kayu Multiplek

Gambar 1.2.2 Pengukuran Pemotongan Komponen Kayu Multiplek

(40)

33

Gambar 1.2.3 Proses Pemotongan Kayu Multiplek

1.3 PEMOTONGAN KOMPONEN PELAPIS COVER MEJA KOMPUTER (HPL)

2. STASIUN DRILL

2.1 DRILLING KOMPONEN BESI

Gambar 2.1.1 Setup Drilling Komponen Besi

Gambar 2.1.2 Pengukuran Drilling Komponen Besi

(41)

34

2.2 DRILLING KOMPONEN KAYU MULTIPLEK

Gambar 2.2. 1 Setup Drilling Komponen Kayu Multiplek

Gambar 2.2.2 Pengukuan Drilling Komponen Kayu Multiplek

Gambar 2.2.3 Proses Drilling Komponen Kayu Multiplek

3. STASIUN BANDING 3.1 BANDING HOLO

(42)

35

Gambar 3.1.1 Setup Banding Holo

Gambar 3.1. 2 Pengukuran Banding Holo

Gambar 3.1. 3 Proses Banding Holo

4. STASIUN PENGELASAN

(43)

36

Gambar 4. 1 Setup Pengelasan

Gambar 4. 2 Pengukuran Pengelasan

Gambar 4. 3 Proses Pengelasan

5. STASIUN PENGECATAN

(44)

37

Gambar 5. 1 Setup Pengecatan

Gambar 5. 2 Pengukuran Pengecatan

Gambar 5. 3 Proses Pengecatan

6. STASIUN FINISHING COVER (PELAPISAN HPL)

(45)

38

Gambar 6. 1 Proses Pelapisan HPL

Referensi

Dokumen terkait

Bagi orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang

Sementara, hasil dari kemampuan menceritakan kembali pada siswa kelas sebelas SMK Rohmatul Ummah Jekulo Kudus pada tahun ajaran 2011/2012 sebelum mereka diajarkan

Maka masalah yang dihadapi adalah bagaimana menganalisis data mahasiswa periode 2014/2015 di Universitas Siliwangi untuk menentukan pengelompokan UKT dengan menggunakan

Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan penalaran berbasis konsep melalui strategi pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning

Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga yang berwenang dalam menyelesaikan perkara Yudicial Review maka melalui Putusan Nomor 10/PUU-VI/2008 yang menyatakan

Nilai R 2 pada kondisi kering adalah 0,72 dan RSME 3,5, hal ini menunjukkan bahwa model penyerapan CO 2 pada tanaman kelapa sawit yang dibangun dapat digunakan untuk

Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 15, dapat dilihat beberapa karakteristik rata-rata yang dapat dideskripsikan dari variabel lama keanggotaan, aset anggota, omset usaha

Sementara meninjau ulang pengecualian audit dan tindakan korektif, para anggota komite audit pasak berembuk bersama untuk menentukan apa pelatihan keuangan yang diperlukan,