• • • KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
イーオZZZエ。ォコャOセョ@
. Induk t. T , n n
') t l,
• • • " ' 4 , •
N@ D9pkos_ :
Q 「 イ QMセ@
;
Qセ Z YM_アゥN@
NO 2 3 4 5 6
Penyelenggaraan Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat adalah rangkaian' kegiatan pemulihan balita gizi buruk dengan eara rawat jalan yang dilakukan oleh masyarakat dengan bantuan kader dan s kesehatan.
Pusat Pemulihan Gizi
Kurang Energi Protein atau Kurang Kalori Protein adalah keadaan kurang gizi pada anak yang disebabkan oleh kurangnya asupan ene i dan nrr,f"a,n
KEP yang ditandai dengan BB/PB-BB/TB -250 s.d. -350 atau pada anak usia 6-59 bulan dengan LiLA 11,5 em-12,5 em.
KEP yang ditandai dengan BB/PB-BB/TB <-350 atau pada anak usia 6-59 bulan dengan
liLA <11,5 em.
Keadaan gizi anak yang ditandai dengan satu atau lebih tanda berikut:
5angat kurus
Edema, minimal pada kedua punggung kaki
c. BB/PB atau BB/TB < -3 50
LiLA < 11,5 em (untuk anak uSia 6-59 bulan)
DAFTAR ST. LAH
PENJELA5AN
7 8 9 10 11 12
Penimbunan cairan tubuh di bawah kulit yang disebabkan oleh kekurangan asupan protein. Penimbunan cairan dapat terjadi pada kedua punggung kaki (edema minimal) atau di seluruh tubuh (edema +++).
Penapisan atau penjaringan. Skrining adalah pengukuran liLA semua anak balita untuk mengetahui anak-anak yang perlu dan tidak
erlu menda an lanjut.
Lingkar Lengan Atas. liLA adalah salah satu indikator yang digunakan untuk melihat status gizi dengan cara mengukur lingkar lengan
Manajemen Terpadu Balita Sa kit. MTBS adalah suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang bertujuan menurunkan angka kematian bayi dan balita serta menekan morbiditas karena kit tertentu.
Drop Out adalah Anak yang mengundurkan diri dari pelayanan rawat jalan.
Makanan Untuk Pemulihan Gizi adalah makanan pad at energi yang diperkaya dengan vitamin dan mineral. Diberikan kepada balita
'zi buruk selama masa emulihan.
PEDOMAN PELAYANAN ANAK GlZt BURUK
--- - - -13 14 15 16 17 18
Pos Kesehatan Desa. Poskesdes adalah Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi
Jd::''''dJdkat desa.
Sistem Informasi Posyandu
Musyawarah Masyarakat Desa. MMD adalah forum pertemuan yang d ihadiri oleh perangkat desa/kelurahan, tokoh masyarakat, pemuka adat, kader, masyarakat umum, petugas puskesmas/kecamatan, yang bertujuan mencari alternatif pemecahan masalah yang di desa/ kelurahan.
Berat badan tidak naik dua kali berturut-turut.
Bawah Garis Merah. BGM adalah berat badan balita hasil penimbangan yang dititikkan dalam KMS dan berada di bawah garis merah.
Formula makanan cair yang terbuat dari susu, gula, minyak dan mineral mix, yang mengandung energi 100 kkal setiap 100 mililiternya. Formula ini dapatdiberikan kepada anak balita yang sangat kurus dan diberikan secara bertaha
PEDOMAN PELAYANAN ANAK GIZI BURUK
DAFTAR 151
Halaman
DAFTAR ISTILAH ... ... ...111
DAFTAR 151 ... ... ... ... Vll BAB I PENDAHULUAN ... ... A. Latar Belakang ... .... . ... ... ... B. Tujuan ...2
C. Sasaran ... ...3
D. Prinsip Dasar ... ... ...3
BAB II KRITERIA ANAl( Gill BURUK DAN ALUR PEMERIKSAAN ... ...5
A. Kriteria Anak Gizi Buruk ...5
B. Alur Pemeriksaan ... ... ...6
BAB III PENANGANAN ANAK Gill BURUK RAWAT JALAN ... .... ...9
A. Langkah Persiapan ... ...9
B. Langkah Pelaksanaan ... .. ... ... 11
BAB IV PENANGANAN ANAl< Gill BURUK RAWAT INAP ...23
A. Persiapan ... .... . ... .... ... .... ... ..23
B. Kegiatan pelaksanaan ... ... ...26
BAB V PEMANTAUAN DAN EVALUASI ... .. .... ...31
A. Pemantauan dan evaluasi rawat jalan ... ... ...31
B. Pemantauan dan evaluasi rawat inap ... ...33
BAB VI PENUTUP ... ... ... ...35
LAMPI RAN... ... ... ...37
PEDOMAN PELAYAIIIAN ANAK GIZI BUlUIK
BAB
(
]
PE DAHULUA
セMMMM]]MMMMZZi@
A. LATAR BELAKANG
Kurang energi dan Protein (KEP) pada anak masih menjadi masalah gizi dan kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasartahun 2010, sebanyak 13,0% memiliki berat badan kurang, diantaranya 4,9% memiliki berat badan sangat kurang. Data yang sama menunjukkan 13,3% anak kurus, diantaranya 6,0% anak sangat kurus dan 17,1% anak memiliki kategori pendek.
Keadaan ini berpengaruh kepada masih tingginya angka kematian bayi karena menurut WHO lebih dari 50% kematian bayi dan anak terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk, oleh karena itu masalah gizi perlu ditangani secara cepat dan tepat.
Salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk adalah dengan menjadikan tatalaksana gizi buruk sebagai upaya menangani setiap kasus yang ditemukan. Pada saat ini seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi tatalaksana gizi buruk menunjukkan bahwa kasus ini dapat ditangani dengan dua pendekatan. Gizi buruk dengan komplikasi (anoreksia, pneumonia be rat, anemia berat, dehidrasi berat, demam tinggi dan penurunan kesadaran) harus dirawat di rumah sakit, Puskesmas perawatan, Pusat Pemulihan Gizi (PPG) atau Therapeutic Feeding Center (TFC), sedangkan gizi buruk tanpa komplikasi dapat dilakukan secara rawat jalan.
PEDOMAN P£LAYANAN ANAK GIZI BUR UK
Penanganan gizi buruk secara rawat jalan dan rawat inap merupakan jawaban terhadap pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Perbaikan Gizi, yaitu setiap anak gizi buruk yang ditemukan harus mendapatkan perawatan sesuai dengan standar. Untuk melakukan penanganan anak gizi buruk secara rawat jalan dan rawat inap diperlukan buku pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk.
Buku Pedoman ini terdiri dari dua bagian, yang pertama mengenai penanganan Anak Gizi Buruk secara Rawat Jalan dan yang kedua mengenai proses pembentukan Pusat Pemulihan Gizi, sebagai pelengkap dari buku pedoman tatalaksana anak gizi buruk yang sudah diterbitkan sebelumnya. Diharapkan pedoman ini menjadi acuan bagi setiap petugas kesehatan di seluruh pelayanan kesehatan untuk memberikan pelayanan berkualitas kepada anak gizi buruk. Selain itu, buku ini juga hendaknya dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat serta keluarga dalam mencegah dan menangani masalah gizi kurang dan gizi buruk.
B. TUJUAN
TUjuan Umum :
Meningkatkan status gizi dan menurunkan angka kematian anak gizi buruk.
Tujuan Khusus :
1. Dilakukannya penapisan anak gizi buruk.
2. Terselenggaranya kegiatan perawatan anak glZl buruk sesual standar.
3. Tercapainya peningkatan status gizi anak.
4. Dilakukannya pendampingan anak gizi buruk pasca rawat inap dan rawat jalan.
5. Dilakukannya pemantauan dan evaluasi pelayanan anak gizi buruk.
C. SASARAN
1. Anak gizi buruk
2. Keluarga anak gizi buruk
D. PRINSIP DASAR
1. Meningkatkan jangkauan/cakupan pemulihan gizi.
Penanganan anak gizi buruk dilaksanakan agar dapat menjangkau sebanyak mungkin kasus gizi buruk yang membutuhkan perawatan.
2. Ketepatan waktu.
Penemuan kasus gizi buruk secara dini sehingga bisa dilakukan penanganan lebih awal dan bersifat komprehensif.
3. Pelayanan yang tepat.
Penanganan anak gizi buruk yang disesuaikan dengan kondisi anak untuk menentukan apakah anak perlu rawat inap atau rawat jalan.
4. Pelayanan yang terintegrasi.
Penanganan anak gizi buruk merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan sistem pelayanan kesehatan yang ada.
5. Penanganan anak gizi buruk melibatkan peran lintas sektor terkait, LSM, organisasi profesi dan tokoh masyarakat.
6. Pemantauan secara rutin.
Pemantauan pelaksanaan penanganan anak gizi buruk perlu dilakukan secara terus menerus untuk menjamin kinerja pelayanan secara tepat dan efektif.
BAB
イ@
kセセセセQ@
IA ANA CIZI URUK
2
セALUR PE E IKSAA
A.. KRITERIA ANAK Gill BURUK
1) Gizi Buruk Tanpa Komplikasi a. BB/TB:
<
3 SD dan atau; b. Terlihat sangat kurus dan atau; c. Adanya Edema dan atau;d. LILA
<
11,5 em untuk anak 659 bulan2) Gizi Buruk dengan Komplikasi
Gizi buruk dengan tandatanda tersebut di atas disertai salah satu atau lebih dari tanda komplikasi medis berikut:
a. Anoreksia
b. Pneumonia berat c. Anemia berat d. Dehidrasi berat e. Demam sangat tinggi f. Penurunan kesadaran
B. ALUR PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Klinis, BB/PB, BB/TB, liLA di Poskesdes/ Pustu/Polindes/Puskesmas
Anak dengan satu Anak dengan satu
Anak dengan satu atau • BB/TB < 2 SO
lebih tanda berikut : atau lebih tanda atau lebih tanda s.d -3 SO) berikut : berikut : • Bila ULA antara
11 ,512,5 em • Terlihat Sangat kurus
• Terlihat Sangat • Terlihat kurus (untuk anak usia tubuh
• Edema pada seluruh
kurus • BB/PB atau BB/ 659 bulan)
• Ed... mln ...l. TB <3 SO • Tidak ada edema
< -3 SO
• BB/ PB atau BB/TB
pade kedue • liLA <11,5 em dan punnunc (untuk anak • Nafsu makan (untuk anak usia
• ULA < 11,5 em
tancen/kaki usia 659 bulan baik 659 bulan) dan • BB/PB atau BB/TB dan • Tanpa
<3 SO • Nafsu makan komplikasi • LiLA < II ,5cm baik medis
salah satu lltau lebih
(untuk anak usia • Tanpa
dui tanda-tanda
659 bulan dan komplikasi
kompllbsi medis
• Nafsu makan baik medis
""ut:
• Tanpa komplikasi medis
• Anoreksia • Pneumonia berat • Anemia berat • Oehidrasi berat • Oemam sangat tinggi • Penurunan kesadaran
1
Gizi buruk Gizi
Gizi buruk
Tanpa Komplikasi kurang
Oengan Komplikasi
Rawat Inap di RS/
Puskesmas perawatan/ . . ... Rawat Jalan .. ... ー・セセゥィ。ョ TFC
•
L _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _•
Ji
KETERANCAN:
1. Penemuan Anak Gizi Buruk
a. Menggunakan data rutin hasil penimbangan anak di posyandu. b. Menggunakan hasil pemeriksaan di fasilitas kesehatan
(Puskesmas dan jaringannya, Rumah Sakit dan dokter/bidan praktek swasta).
c. Hasil laporan masyarakat (media massa, LSM dan organisasi kemasyarakatan lainnya).
d. Skrining aktif (operasi tim bang anak).
2. Penapisan Anak Gizi Buruk
a. Anak yang dibawa oleh orangtuanya atau anak yang berdasarkan hasil penapisan Lila
<
12,5 em, atau semua anak yang dirujuk dari posyandu (2T dan BGM) maka dilakukan pemeriksaan antropometri dan tanda klinis.b. Semua anak diperiksa tandatanda komplikasi (anoreksia, pneumonia berat, anemia berat, dehidrasi berat, demam sangat tinggi, penurunan kesadaran).
c. Semua anak diperiksa nafsu makan dengan eara tanyakan kepada orang tua apakah anak mau makan/tidak mau makan minimal dalam 3 hari terakhir berturutturut.
3. Bila dalam pemeriksaan pada anak didapatkan satu atau lebih tanda berikut:
a. Tampak sangat kurus
b. Edema, minimal pad a kedua punggung kaki atau tanpa edema c. BB/PB atau BB/TB
<
3 SDd. LiLA
<
11,5 em (untuk anak usia 659 bulan) e. Nafsu makan baikMaka anak dikategorikan gizi buruk tanpa komplikasi dan perlu diberikan penanganan seeara rawat jalan.
PEDOMAN PELAYANAN ANAK GIZI BURUK
4. Bila hasil pemeriksaan anak ditemukan tandatanda sebagai berikut: a. Tampak sangat kurus
b. Edema pada seluruh tubuh c. BB/PB atau BB/TB
<
3 SDd. liLA
<
11,5 em (untuk anak usia 659 bulan)dan disertai dari salah satu atau lebih tanda komplikasi medis sebagai berikut:
Anoreksia, Pneumonia berat, anemia berat, dehidrasi be rat, demam sangat tinggi, penurunan (kesadaran), maka anak dikategorikan gizi buruk dengan komplikasi sehingga perlu penanganan seeara rawat inap.
5. Bila hasil pemeriksaan anak ditemukan tandatanda sebagai berikut: a. BB/TB
<
2 sid 3 SDb. liLA 11,5 sid 12,5 em c. Tidak ada edema d. Nafsu makan baik
e. Tidak ada komplikasi medis
Maka anak dikategorikan gizi kurang dan perlu diberikan PMT Pemulihan.
6. Bila kondisi anak rawat inap sudah membaik dan tidak lagi ditemukan tanda komplikasi medis, tanda klinis membaik (edema kedua punggung tangan atau kaki), dan nafsu makan membaik maka penanganan anak tersebut dilakukan melalui rawat jalan.
7. Bila kondisi anak rawat inap sudah tidak lagi ditemukan tandatanda komplikasi medis, tanda klinis baik dan status gizi kurang, nafsu makan baik maka penanganan anak dengan pemberian PMT pemulihan.
8. Anak gizi buruk yang telah mendapatkan penanganan melalui rawat jalan dan PMT pemulihan, jika kondisinya memburuk dengan ditemukannya salah satu tanda komplikasi medis, atau penyakit yang mendasari sampai kunjungan ke tiga berat badan tidak naik (keeuali anak dengan edema), timbulnya edema baru, tidak ada nafsu makan maka anak perlu penanganan seeara rawat inap.
BAB
PENA GANAN ANAK GIZI BURUK
3
RAWAT J LA
A. LANCKAH PERSIAPAN
1. Penyediaan Sarana Pendukung
a. Alat antropometri : timbangan atau dacin, alat ukur PB/TB, pita LiLA
b. Buku Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk .
c. Formulir pencatatan dan pelaporan.
d. PMT Pemulihan: makanan lokal, Makanan Untuk Pemulih an Gizi, F-100
e. Media KIE seperti Poster, Leaflet, Lembar Balik, Booklet, Food Model, dll
f. Obat gizi seperti Kapsul Vitamin A, Tablet Tambah Darah, Mineral Mix, dan Taburia
g. Obat-obatan lain, misalnya obat cacing, antibiotik h. Peralatan lain seperti: ATK, APE, alat masak, dll
2. Pertemuan Tingkat Desa/Kelurahan
Pertemuan tingkat desa merupakan forum pertemuan yang dihadiri oleh Kepala Desa, Ketua Tim Penggerak PKK, Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) atau Ketua Dewan Kelurahan (DEK'EL), tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, bidan dan kader, serta petugas puskesmas dan lintas sektor tingkat kecamatan.
Pertemuan ini bertujuan untuk mensosialisasikan rencana kegiatan penanganan anak gizi buruk secara rawat jalan. Pertemuan ini membahas permasalahan gizi/kesehatan yang ada di desa/kelurahan dan langkahIangkah tindak lanjut yang diperlukan, misalnya antara lain untuk mendapat dukungan pamong dan pemuka masyarakat dalam kegiatan penanganan anak gizi buruk secara rawat jalan.
3. Pelatihan
Pelatihan tenaga kesehatan menggunakan modul yang ada dengan materi meliputi:
Pemantauan pertumbuhan anak seperti menimbang, mengisi dan interpretasi KMS, mengukur LiLA, konseling dan mengisi SIP),
Pendampingan dalam melaksanakan PHBS, konseling pemberian makanan, kepatuhan melaksanakan atau mengonsumsi paket pemulihan gizi,
Peranan kader posyandu dalam penanganan anak gizi buruk secara rawat jalan.
a. Tenaga Kesehatan
Pelatihan dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota oleh tim fasilitator. Tenaga kesehatan yang dilatih berasal dari Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Poskesdes, dengan melibatkan tenaga kesehatan sebagai berikut:
Puskesmas: dokter, ahli gizi (TPG), perawat, tenaga promosi kesehatan;
Puskesmas Pembantu: perawat atau bidan; Poskesdes: bidan di desa.
セ@ .
MILIK PERPUSTAKAA N KEMENTERJAN KES EHATAN
b. Kader Posyandu
Pelatihan di Posyandu dilaksanakan oleh petugas Puskesmas dan melibatkan petugas dari Puskesmas Pembantu atau Poskesdes.
B. LANGKAH PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan Rawat Jalan di Fasilitas Kesehatan
a. Tenaga Pelaksana
Tenaga pelaksana adalah Tim Pelaksana yang terdiri dari dokter, ahli gizi (TPG), perawat, tenaga promosi kesehatan (promkes) dan bidan di desa. Dalam pelaksanaan rawat jalan masyarakat yang dibantu oleh Kader Posyandu, anggota PKK dan perangkat desa.
Peran Tim Pelaksana:
1) Dokter melakukan pemeriksaan klinis dan penentuan
komplikasi medis, pemberian terapi dan penentuan rawat jalan atau rawat inap
2) Perawat melakukan pendaftaran dan asuhan
keperawatan
3) Ahli gizi (TPG) melakukan pemeriksaan antropometri,
konseling, pemberian Makanan untuk Pemulihan Gizi, makanan therapeutic/gizi siap saji, makanan formula
4) Tenaga Promosi kesehatan melakukan penyuluhan
PHBS, advokasi, sosialisasi dan Musyawarah masyarakat desa
5) Bidan di desa sebagai koordinator di wilayah kerjanya,
melakukan skrining dan pendampingan bersama kader
6) Kader melakukan penemuan kasus, merujuk dan melakukan pendampingan
7) Anggota PKK membantu menemukan kasus dan
menggerakkan masyarakat
8) Perangkat desa, BPO/Oekel melaksanakan perencanaan
anggaran dan penggerakan masyarakat
b. Waktu dan frekuensi pelaksanaan
Pelayanan pemulihan anak gili buruk dilaksanakan sampai dengan anak berstatus gili kurang (2 SO sampai 3 SO). Pelayanan anak gili buruk dilakukan dengan frekuensi sebagai berikut:
3 bulan pertama, anak gili buruk datang dan diperiksa setiap minggu
Bulan ke 4 sampai ke 6, anak gili buruk datang dan diperiksa setiap 2 minggu
Anak yang belum dapat mencapai status gili kurang (2 SO sampai 3 SO, dan tidak ada edema) dalam waktu 6 bulan, dapat melanjutkan kembali proses pemulihan, dengan ketentuan, jika:
Masih berstatus gili buruk, rujuk ke RS atau Puskesmas Perawatan atau Pusat Pemulihan Gili (PPG)
Sudah berstatus gili kurang, maka dilanjutkan dengan program pemberian makanan tambahan dan konseling.
Co Alur pelayanan penanganan anak secara rawat jalan
1. Pendaftaran
2. Pengukuran antropometri
Penimbangan berat badan dilakukan setiap minggu Pengukuran ー。ョェ。セァOエゥョァァゥ@ badan dilakukan setiap bulan
Pengukuran antropometri dilakukan oleh Tim Pelaksana dan hasilnya dicatat pada kartu status. Selanjutnya dilakukan ploting pada grafik dengan tiga indikator pertumbuhan anak (TB/U atau PB/U, BB/U, BB/PB atau BB/TB).
3. Pemeriksaan klinis
Dokter melakukan anamnesa untuk mencari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan mendiagnosa penyakit, serta menentukan ada atau tidak penyakit penyerta, tanda klinis atau komplikasi.
4. Pemberian konseling
Menyampaikan informasi kepada ibu/pengasuh tentang hasil penilaian pertumbuhan anak
Mewawancarai ibu untuk mencari penyebab kurang
glZl
Memberi nasi hat sesuai penyebab kurang gizi
Memberikan anjuran pemberian makan sesuai umur dan kondisi anak dan cara menyiapkan makan formula, melaksanakan anjuran makan dan memilih atau mengganti makanan
5. Pemberian paket obat dan Makanan untuk Pemulihan Cizi
a. Obat
Bila pada saat kunjungan ke puskesmasanak dalam keadaan sakit, maka oleh petugas kesehatan anak diperiksa dan diberikan obat
Vitamin A dosis tinggi diberikan pada anak gizi buruk dengan dosis sesuai umur pad a saat pertama kali ditemukan
b. Makanan untuk Pemulihan Cizi
Makanan untuk pemulihan gizi dapat berupa makanan lokal atau pabrikan
1. Jenis pemberian ada 3 pilihan: makanan therapeutic atau gizi siap saji, F100 atau makanan lokal dengan densitas energi yg sama terutama dari lemak (minyak/santan/margarin)
2. Pemberian jenis Makanan untuk pemulihan glZl disesuaikan masa pemulihan (rehabilitasi) :
1 minggu pertama pemberian F 100.
Minggu berikutnya jumlah dan frekuensi
F100 dikurangi seiring dengan penambahan makanan keluarga.
3. Petugas kesehatan memberikan makanan untuk pemulihan gizi kepada orangtua anak gizi buruk pada setiap kunjungan sesuai kebutuhan hingga kunjungan berikutnya.
Untuk lebih jelasnya tentang cara pembuatan makanan untuk pemulihan gizi racikan dan makanan utama atau makanan selingan dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8.
6. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah bertujuan untuk menggali permasalahan yang dihadapi keluarga termasuk kepatuhan mengonsumsi makanan untuk pemulihan gizi dan memberikan nasehat sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Dalam melakukan kunjungan, petugas atau kader membawa kartu status, cheklist kunjungan rumah, formulir rujukan, makanan untuk pemulihan gizi dan bahan penyuluhan.
Hasil kunjungan dicatat pada checklist kunjungan dan kartu status. Bagi anak yang harus dirujuk, petugas mengisi formulir rujukan.
Petugas atau kader melakukan kunjungan rumah pada anak gizi buruk rawat jalan, bila:
• Berat badan anak sampai pada minggu ketiga tidak naik atau turun dibandingkan dengan berat badan pada saat masuK (kecuali anak dengan edema).
• Anak yang 2 kali berturutturut tidak datang tanpa pemberitahuan.
PEDOMAN PELAYANAN ANAK GIZI BURUK
7. Rujukan, dilakukan apabila ditemukan :
a. Anak dengan komplikasi medis atau penyakit penyerta
b. Sampai kunjungan ketiga berat badan anak tidak naik (kecuali anak dengan edema)
c. Timbul edema baru 8. Drop Out (DO)
DO dapat terjadi pada anak yang pindah alamat dan tidak diketahui, menolak kelanjutan perawatan dan meninggal dunia. Anak yang menolak kelanjutan perawatan dilakukan kunjungan rumah untuk diberikan motivasi, bila tetap menolak diminta untuk membuat pernyataan tertulis atas penolakan.
9. Anak yang telah pulih keadaan gizinya,
Dipantau pertumbuhannya di posyandu.
d. Tempat Pelaksanaan
a. Pelayanan kesehatan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan
b. Pemberian makanan dilakukan di rumah tangga
2. Makanan untuk Pemulihan Gizi
a. Prinsip
1) Makanan untuk Pemulihan Gizi adalah makanan padat energi yang diperkaya dengan vitamin dan mineral. 2) Makanan untuk Pemulihan Gizi diberikan kepada anak
gizi buruk selama masa pemulihan.
3) Makanan untuk Pemulihan Gizi dapat berupa: F100, makanan therapeutic/gizi siap saji dan makanan lokal. Makanan lokal dengan bentuk mulai dari makanan bentuk cair, lumat, lembik, padat.
4) Bahan dasar utama Makanan Untuk Pemulihan Gizi dal'am formula F100 dan makanan gizi siap saji (therapeutic feeding) adalah minyak, susu, tepung, gula, kacang-kacangan dan sumber hewani. Kandungan lemak sebagai sumber energi sebesar 3060 % dari total kalori.
5) Makanan lokal dengan kalori 200 kkal/Kg BB per hari, yang diperoleh dari lemak 3060% dari total energi, protein 46 g/Kg BB per hari.
6) Apabila akan menggunakan makanan lokal tidak dilakukan secara tunggal (makanan lokal saja) tetapi harus dikombinasikan dengan makanan formula.
b. Jumlah dan Frekuensi
Makanan untuk Pemulihan Gizi bukan makanan biasa tetapi merupakan makanan khusus untuk pemulihan gizi anak yang diberikan secara bertahap:
1) Anak gizi buruk dengan tanda klinis diberikan secara bertahap:
Fase rehabilitasi awal 150 kkal/kg BB per hari, yang diberikan 57 kali pemberian/hari. Diberikan selama satu minggu dalam bentuk makanan cair (Formula
100).
Fase rehabilitasi lanjutan 200220 kkal/kg BB per hari, yang diberikan 57 kali pemberian/hari (Formula
100).
2) Anak gizi buruk tanpa tanda klinis langsung diberikan fase rehabilitasi lanjutan 200220 kkal/kg BB per hari, yang diberikan 57 kali pemberian/hari (Formula 100).
Rehabilitasi lanjutan diberikan selama 5 minggu dengan pemberian makanan secara bertahap dengan mengurangi frekuensi makanan cair dan menambah frekuensi makanan pad at.
Contoh Frekuensi Pemberian Makanan per hari
label 1: Anak gizi buruk tanpa tanda klinis:
Minggu Ke Formula 100 Makanan Utama
+ Buah
Makanan Selingan
I 5 ka li 1 ka li 1 kali
II 4 ka li 2 kali 1 kali
III 4 kali 2 kali 1 kali
IV 3 ka li 3 kali 2 kali
V 3 kali 3 kali 2 kal i
label 2: Anak gizi buruk dengan tanda klinis
Minggu Ke Formula 100 Makanan Utama
+
Buah
Makanan Selingan
I 6 kali -
II 5 kali 1 kali 1 kali
III 4 kali 2 kali 1 kali
IV 4 kali 2 kali 1 kal i
V 3 kali 3 kali 2 kali
VI 3 kali 3 kali 2 kali
Bila be rat badan anak
<
7 Kg ; diberikan makanan bayi (Iumat)• Bila berat badan anak
>
7 Kg ; diberika n makanan anak (Iunak)a. Pemberian makanan rehabilitasi lanjutan dapatditeruskan bila kondisi anak gizi buruk masih memerlukan makanan formula.
b. Bagi anak yang status glZlnya pulih Hセ@ -2 SD) maka berangsur menuju ke makanan anak sehat sesuai dengan anjuran makan menu rut kelompok umur (besar porsi, macam makanan, frekuensi pemberian).
c. Cara pemberian
Makanan untuk Pemulihan Gizi diberikan sesuai anjuran petugas kesehatan .
Cara Pemberian Makanan untuk Pemulihan Gizi kepada anak di rumah :
1) Sebelum menyiapkan makanan, cucilah tangan dengan sabun.
2) Berikan makanan kepada anakdengan memperhatikan jarak waktu makan.
3) Usahakan makanan tersebut dihabiskan sesuai dengan porsi yang ditentukan.
4) Berikan makanan dalam bentuk cair dengan menggunakan gelas, hindari menggunakan boto. atau dot.
Makanan untuk Pemulihan Gizi :
• diberikan sebelum pemberian ASI bagi bayi yang masih mendapat ASI
diberika n sebelum pemberian makanan kel ua rga bagi ana k yang sudah mendapat ma kan an utama
d. Cara penyimpanan
1) Makanan untuk Pemulihan Gizi dalam bentuk cair
(Formula 100) harus segera diberikan dan dihabiskan. Makanan dalam bentuk cair tersebut hanya dapat disimpan dalam suhu ruang maksimal 2 jam.
2) Makanan untuk Pemulihan Gizi dalam bentuk kering
yang diracik secara terpisah oleh petugas Puskesmas dapat disimpan maksimal 7 hari, dan disimpan di tempat yang sejuk dan kering, aman, tertutup dan terhindar dari bahan cemaran dan binatang pengganggu (semut, tikus, kecoa, cicak, kucing, anjing, unggas, dll).
3) Makanan untuk Pemulihan Gizi dalam kemasan agar diperhatikan masa kadaluarsa yang terdapat pada kemasan.
BAB
4
CA AN N
WAY I AP
A. PERSIAPAN
Pusat Pemulihan Gizi (PPG) atau yang dikenal sebagai Therapeutic Feeding Centre (TFC) berfungsi sebagai tempat perawatan dan pengobatan secara intensif, dengan melibatkan ibu atau keluarga dalam perawatan anak. Penyelenggaraan PPG dapat memanfaatkan fasilitas bangunan yang sudah ada di Puskesmas perawatan/Rumah Sakit atau membuat bangunan khusus atau baru.
• Pembentukan PPG
PPG dapat dibentuk bila dalam satu wilayah kecamatan memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Global Acute Malnutrition (GAM) atau Prevalensi gizi kurang akut> 15%
b. GAM/Prevalensi gizi kurang akut antara 1014% dengan faktor penyulit seperti adanya bencana baik alam maupun non alam.
Anak dengan BBjPB atau BB/TB
< -
2 SOGAM = ---x 1000/0
Ju mlah anak yang ada di wilayah kerja Puskesmas
(sumber: Mokbel Genequand Mirel/a, UNHCR consultant, 2009. Revised selective feeding guidelines for the management of malnutrition in emergencies)
PEDOMAN PELAYANAN ANAK GIZI BURUK
• Penentuan Lokasi
PPG dapat diselenggarakan pada fasilitasfasilitas sebagai berikut:
a. Puskesmas perawatan b. Rumah Sakit
c. Bila berupa bangunan di luar Puskesmas atau bangunan baru, lokasinya harus berdekatan dengan Puskesmas.
• Tenaga dan Waktu Kerja a. Tenaga
Rasio tenaga yang dibutuhkan untuk merawat 1020 anak: Dokter : 1 orang
Perawat : 4 orang Ahli Gizi/ Nutrisionis : 1 orang Juru Masak : 1 orang
Tenaga kebersihan dibantu oleh ibu atau anggota keluarga yang mendampingi anak yang dirawat.
Tenaga kesehatan yang bertugas merawat anak, seharusnya telah mendapat pelatihan Tatalaksana anak gizi buruk. Tenaga kesehatan merawat secara bergantian selama
24 jam, 7 hari dalam seminggu. Pada kondisi tertentu dokter diharapkan bertugas selama 24 jam apabila terdapat pasien dalam keadaan gawat darurat.
b. Waktu kerja
Waktu kerja terbagi dalam 3 shift yaitu: Shift I : PK. 08.00 sid 14.00
Shift II : PK. 14.00 sid 20.00
Shift III : PK. 20.00 sid 08.00
Pembagian kerja disesuaikan dengan kondisi setempat
PEOOMAN PELAYANAN ANAK GIZI BURUK
• Fa5 ilita5
a. Ruang Perawatan
Ruang perawatan khusus, terpisah dari ruang perawatan lainnya.
1) Ruang perawatan dengan ventilasi dan pencahayaan cukup, tanpa AC dan kipas angin .
2) Tempat tidur anak gizi buruk dijauhkan dari jendela atau pintu masuk.
Luas ruangan ditentukan berdasarkan jumlah tempat tidur. Untuk 10 tempat tidur diperlukan luas ruangan
10 m x 6 m.
b. Fasilitas Ruangan dan Penunjang
1) Ruangperawatandengantempattidurdankelengkapannya (bantal, sprei, selimut, perlak, lemari pakaian dll)
2) Ruang petugas/ administrasi
3) Ruang konseling kesehatan dan gizi 4) Tempat bermain anak
5) Tempat penyimpanan obat
6) Oapur: ruang persia pan dan penyiapan formula makanan (F75, F1 00, ReSoMal, dll)
7) Tempat penyimpanan bahan makanan 8) Fasilitas air bersih, Mandi Cuci Kakus (MCK) 9) Fasilitas pembuangan lim bah
c. Peralatan
1) Peralatan medis dan obatobatan
2) Pemeriksaan laboratorium sederhana (Pemeriksaan HB, kadar gula darah dan mantoux tes)
3) Alat Antropometri (alat ukur BB, TB atau PB)
4) Media KIE (food model, leaflet, poster, buku pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk I dan II)
5) Peralatan dapur dan peralatan pembuatan formula. 6) Peralatan kebersihan (sapu, kemoceng, kain pel, dll) 7) Peralatan mandi dan cuci (ember, sabun, sikat gigi, pasta
gigi, dll)
8) Alat Permainan Edukasi (APE)
B. KEGIAYAN PELAKSANAAN
1. Penerapan Tatalaksana Anak Gizi Buruk (Iihat buku
pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk I dan II)
a. Pelayanan Medis, keperawatan dan konseling glZl sesual dengan penyakit penyerta/penyulit.
b. Pemberian formula dan makanan sesuai dengan fase sebagai berikut:
1) Fase Stabilisasi
Diberikan makanan formula 75 (F-75) dengan asupan gizi 80-100 KKal/kgBB/hari dan protein 1-1,5 g/KgBB/hari. ASI tetap diberikan pad a anak yang masih mendapatkan AS!. 2) Fase Transisi
Pada fase transisi ada perubahan pemberian makanan dari F-75 menjadi F-100. Diberikan makanan formula 100 (F-100) dengan asupan gizi 100-150 KKal/kgBB/ hari dan protein 2-3 g/kgBB/hari.
3) Fase Rehabilitasi
Diberikan makanan seperti pada fase transisi yaitu F-1 00, dengan penambahan makanan untuk anak dengan BB
<
7 kg diberikan makanan bayi dan untuk anak denganBB
>
7 kg diberikan makanan anak. Asupan gizi 150-220KKal/kgBB/hari dan protein 4-6 g/kgBB/hari.
4) Fase Tindak Lanjut (dilakukan di rumah)
Setelah anak pulang dari PPG, anak tetap dikontrol oleh Puskesmas pengirim secara berkala melalui kegiatan Posyandu atau kunjungan ke Puskesmas. Lengkapi imunisasi yang belum diterima, berikan imunisasi campak sebelum pulang. Anak tetap melakukan kontrol (rawat jalan) pada bulan I satu kali/ minggu, bulan II satu kali/ 2 minggu, selanjutnya sebulan sekali sampai dengan bulan ke6. Tumbuh kembang anak Anak dipantau oleh petugas Puskesmas pengirim sampai anak berusia 5 tahun.
Kriteria sembuh:
Bila BB/TB atau BB/PB
>
2 SD dan tidak ada gejala klinis dan memenuhi kriteria pulang sebagai berikut:a) Edema sudah berkurang atau hilang, anak sadar dan aktif
b) BB/PB atau BB/TB
>
3 SD c) Komplikasi sudah teratasid) Ibu telah mendapat konseling gizi
e) Ada kenaikan BB sekitar 50 g/kgBB/minggu selama 2 minggu berturutturut
f) Selera makan sudah baik, makanan yang diberikan dapat dihabiskan.
Stabll/s4sl Transisi Rehabilitasi TirMIak iarljut
c. Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan
Selama perawatan di PPG anak diberikan stimulasi tumbuh kembang dengan APE sesuai umur dan kondisi anak mulai dari fase stabilisasi, transisi maupun rehabilitasi, karena anak gizi buruk sering terjadi keterlambatan tumbuh kembang seperti gangguan motorik dan sensorik. Kegiatan ini mengacu pada Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
d. Rujukan Kasus
1) Rujukan ke Rumah Sakit dilakukan bila terdapat tanda kegawatan/kesakitan yang tidak dapat diatasi dan memerlukan penanganan lebih lanjut oleh dokter spesialis anak.
1. Atasi/cegah hipogl ikernia
2 . Atasi/cegah hipotennia 3 . Atasi/cegah
dchidrasi
セイゥ・ョ@ rnikro
7 . Makanan stab & trans
8. MakQIIQn Turnb .kejar
H 1 - 2 H 3 7 '"9 2 6 mg 7 26
--_
...
_---
••...
セ!""----_..._-,.•.-...•
エセ Fe + Fe
セ • • •• セッゥ@ • • • • • • • • • • • • セqMゥッB[B[[G... _ _ _ _セ
2) Anak gizi buruk pasca perawatan di PPG, dikirim ke Puskesmas/ Puskesmas Pembantu/ Posyandu terdekat dengan rumah pasien untuk dilakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan serta penyakit penyerta (contoh: TBParu) secara rutin.
e. Pencatatan dan Pelaporan
Selama anak dirawat di PPG dilakukan pencatatan dan pelaporan kondisi anak gizi buruk dengan menggunakan formulir sebagai berikut:
1) Buku registrasi pasien 2) Form status pasien
3) Buku catatan penerimaan dan pemakaian bahan makanan
4) Buku inventarisasi peralatan 5) Form rujukan
6) Form pencatatan dan pemantauan perkembangan pasien (contoh form sesuai Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk (buku 1 & 2))
7) Dokumentasi pertumbuhan serta perkembangan anak sebelum dan sesudah perawatan
f. Pendidikan Kesehatan dan Gizi bagi keluarga anak gizi buruk Selama anak gizi buruk dirawat di PPG, keluarga anak yang dirawat diberi pendidikan, kesehatan, gizi, stimulasi perkembangan, higiene perorangan dan sanitasi lingkungan. Dengan pendidikan kesehatan dan gizi serta konseling, diharapkan keluarga anak yang dirawat dapat meneruskan hal positif yang diperoleh di rumah sehingga anak tidak mengalami gizi buruk lagi serta mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
g. Pembiayaan
Biaya penyelenggaraan PPG menjadi bagian dari Biaya Operasional Kesehatan Puskesmas (BOK) yang diajukan Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Biaya terse but bersumber dari APBD, JAMKESMAS, JAMKESDA, dan sumber lain yang tidak mengikat berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Komponen pembiayaan meliputi biaya perawatan, penyelenggaraan makanan dan insentif/gaji petugas pelaksana PPG, diberikan sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah setempat.
PEDOMAN PElAYANAN ANAK GIZI BURUK
-BAB
[
t
u
D
E\l lUASIJ
5 .
PE
A. PEMANTAUAN DAN EVALUASI RAWAT JALAN
1. Pemantauan Rawat Jalan
a. Cara Pemantauan dilakukan berdasarkan : 1) Status gizi
Pengukuran BB setiap minggu, pengukuran TB setiap 1 bulan dilakukan oleh petugas kesehatan.
2) Konsumsi makanan
Pengisian formulir catatan harian konsumsi khusus makanan cair diisi oleh kader/keluarga di posyandu atau saat kunjungan rumah. Formulir ini dibawa ke Puskesmas 1 minggu sekali.
3) Pemeriksaan Klinis
Diperiksa oleh dokter Puskesmas setiap kali kunjungan.
b. Indikator yang dipantau berdasarkan : indikator input, indikator proses dan indikator output.
1) Indikator input dilihat dari ketersediaan: mineral mix
makanan formula tenaga
alat antropometri obat
media konseling
Indikator Input dilakukan p da tingkat Puskesmas dengan melihat hasil pengisian formu ir.
2) Indikator Proses
Terlaksananya proses skrining Kunjungan rumah
Kelengkapan pencatatan pelaporan Tidak terlambat melakukan rujukan
Semua anak gizi buruk tidak ada yang Drop Out (DO).
Semua anak rutin hadir pada setiap jadwal buka Penanganan Anak Gizi Buruk Secara Rawat Jalan
3) Indikator Output
Semua anak gizi buruk yang sesuai kriteria mengikuti rawat jalan.
Peningkatan status gizi anak yang mengikuti rawat jalan
2. Evaluasi Rawat Jalan
a. Dilakukan selama 6 bulan untuk anak yang mengikuti program pelayanan anak gizi buruk
b. Evaluasi program satu tahun sekali: mencakup jumlah anak yang mengikuti program, lulus, Drop Out (DO), dan meninggal.
B. PEMANTAUAN DAN EVALUASI RAWAT INAP
Pemantauan dan evaluasi dilakukan terhadap aspek pelaksanaan PPG dan keadaan klinis serta status gizi anak.
1. Pemantauan Rawat Inap
a. Pemantauan Pelaksanaan PPG
Pemantauan merupakan kegiatan pengawasan sekaligus penilaian secara periodik terhadap proses pelaksanaan kegiatan perawatan anak gizi buruk di PPG dengan menggunakan form pemantauan (checklist), mengacu pada Buku Pemantauan Gizi Buruk.
Tindak lanjut pemantauan:
(1) Umpan balik laporan hasil pemantauan dan solusinya (2) Bimbingan Teknis
b. Pemantauan keadaan klinis dan status gizi anak
(1) Selama perawatan di PPG, pemantauan dilakukan oleh petugas PPG/tim asuhan gizi dengan menggunakan status pasien/formulir rekam medik.
(2) Pasca perawatan di Puskesmas, Puskesmas pembantu dan Posyandu oleh petugas Puskesmas dan atau kader dengan menggunakan KMS.
2. Evaluasi Rawat Inap
Evaluasi rawat inap dilakukan secara bertahap yaitu di awal, pertengahan dan akhir pelaksanaan kegiatan. Penilaian dengan menggunakan Buku Pemantauan Tatalaksana Anak Gizi Buruk.
Evaluasi dilakukan:
1) terhadap proses pelaksanaan dan hasil kegiatan PPG. Evaluasi dilakukan pada saat perawatan (Iihat formulir laporan bulanan pelayanan anak gizi buruk secara rawat inap pada lampiran 14).
Indikator keberhasilan PPG dikatakan baik jika kematian
<
5% per tahun dari semua kasus yang dirawat, tidak termasuk kematian pada 24 jam pertama.2) secara berkala setiap 6 bulan sekali
Pencatatan dan pelaporan untuk pemantauan dan evaluasi menggunakan formulir pelaporan rutin Puskemas.
AB
B6
l'
.
PENUTUP
セj
セ]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]セ@
Dalam rangka menurunkan angka kematian Anak akibat gizi buruk, sangat diperlukan keterlibatan Pemerintah Daerah secara langsung, serta melibatkan partisipasi masyarakat terutama tokoh masyarakat, untuk mengelola penanganan anak gizi buruk baik, sehingga diharapkan semua kasus gizi buruk dapat ditangani dengan baik.
Penanganan anak gizi buruk dapat dilakukan secara rawat jalan maupun rawat inap. Penanganan dengan rawat inap hanya dilakukan di Puskesmas. Sedangkan penanganan anak gizi buruk dengan rawat jalan, merupakan pelayanan yang diberikan dan dilakukan di fasilitas kesehatan lain seperti, Puskesmas Pembantu ataupun Poskesdes, dan lebih membutuhkan partisipasi masyarakat.
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi tenaga kesehatan di berbagai tingkatan dan lintas sektor terkait lainnya dalam pelaksanaan penanganan anak gizi buruk secara rawat jalan dan rawat inap, berkaitan dengan pembentukan dan penyelenggaraan.
PEDOMAN PELAYANAN ANAK GIZI BURUK
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
KEBUTUHAN ENERGI DAN PROTEIN SEHARI ANAK UMUR 1-12 TAHUN
I
r
セM r
セMMMNセMMMMMG@'I
-
MMLセNG@.
セtMMBGB@I I
.
I
,I
.'I '";,
_.' セ@ t_. G[セ@_"1 8,9 105 900 2,5 22
2 11,2 100 1100 28
3 13,1 100 1300 33
4 14,8 98 1500 3,0 44
5 16,5 91 1500 50
6 19,4 86 1700 59
7 21 ,7 82 1800 2,8 61
8 24,1 78 1900 67
9 26,5 75 2000 74
Ukl-laki
10 29,3 74 2200 2,0 59
11 31,7 71 2300 - ! - 63
-- --12 34,S 67 2300 69
Peremp...n
10 28,7 68 2000 2,0 57
11 32,2 62 2000 64
12 35,S 57 2000 70
PEDOMAN PUAYANAN ANAK GIZI BURUK
--LAMPIRAN 2
FORMULIR SKRINING GIZI BURUK ANAK USIA 6-59 BULAN
Nama Posyandu Nama Desa
PenanggungJavvab Petugas Puskesmas
(...)
LAMPIRAN 3
FORMULIR PENCATATAN KARTU STATUS
N.JIm.JI Anak: Nomor Pend,ilftaran:
Desa/Kelurahan: Umur (bulan):
Nama Orangtua: Tanggal Masuk:
Alamat: Kembar: n.t.k
r
Masy.r.tat
I
I
Posyen....... I
I
. . . . e I I _ . t
Rujukan dari LSM llanlltuh ...u.s
- -
lumlah Anxxola Jarak dillri Rumah: Keluarga:
1 -
....
..:.J. セMMGGGG@
ZセMZZ。ィ オtZエセ|ァ。@ IIka ya, kapan
mendapat Y. n.t... telilkhir menerima
makanan: bantuan makanan?:
.
l(iFT? イBBtBLセLNNNNNNMMセセ@
••ZᆪLNセ ••
Berat Badan (kg): BB/PBBBITB (Iscore):
PB/ TB (em): LILA:
Kriteria Masuk: セ@ ULA
I
B./'. . . ./TB Lainnya:
<1I.s <SSD
.
Diare: Y. n.t.. Buang Air Besa,' HクOィ。セIZ@ 13 I
C·,
1 >sMunlah: Y. 1Wal Buang Air Kecil: Y. n.t.k Baluk: Y. n.t.l lika edema, sudah berapa lama?
Halsu Makan: Ya 1Wal Masih diberi AS!? Y. TIcI.k Masalah Lain:
,
• '
Tarikan
Halas (x/menit): <3.
,11,.
C_.
>50 Dinding Dada: Y. ncl.ok Suhu rC): Telapak Tangan Y. TIcI.kPucat:
Mata: No....1 I CHIIIII I Kotonn Dehidr. si: nak I s.d.", I Berat Telinga: H o _ KaI.r c.l..n Mulut: hoBBNi セ BGB@
I
J.mar-
Kelenjar n.t.l
...
KetI.k Upalan (acat: Y. ncl.ok Gelah Bening: AM,.ha
Perubahan Kulit: n.t.. AM SbIII..
..-
L... Tangan dan Kaki: NOI'IIUII DlnglnNAMA PEYVGAS
LAMPIRAN 4
KARTU PENERIMA MAKANAN UNTUK PEMUUHAN CiIZI
LAMPIRAN 5
CATAlAN HARlAN
(DIISI OLEH KADER/KELUARGA)
Nama Anak Nama Orangtua Nama PPG
* Diisi jumlah Makanan Untuk Pemulihan Gizi yang dimakan (1 kemasan, 3/4 kemasan , 1/4 kemasan, 1h kemasan)
** Diisi dengan keterangan sebagai berikut:
D = Diare M = Muntah P = Panas B = Batuk
LAMPIRAN 6
PERALATAN DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN UNTUK PENANGANAN ANAK GIZI BURUK
SECARA RAWAT JALAN
Pedoman. R/ R dan Media KIE
PEDOMAN PELAYANAN ANAK GIZI BURUK
-5
10
15
20
25
Makanan dan Obat-obatan
AIr mmum 1. Gula 2. Makanan Untuk 'PemulilianGlzl 4.
Amoxlcillin sirup 125 mg/5 ml .
MeDenoaZOle 100 mg 6.
[image:54.410.15.384.44.331.2]Parachek (test cepat malaria) 7. FanslOar 8. Tablet artesunate 9. Kapsul vltamm A dOSLS IInggl . Vaksm campak 11 . Sirup atau ッセ。エセッイ。ュャ・ョャォッャ 12. Salep mata tetraslJ(Jm 13. Nystatm suspension 14 .
Sirup paracetamol atau tablet 100 mg .
Benzyl Benzoate 200 ml 16.
Salep whitfields 17.
ACT (Arteminsinin Combination Therapic) 18.
19. Betadine cair . Tablet bes ifolat
Tablet vitamin C 21 .
22. Tablet vitamin 86 Tablet vitamin BComplek 23.
24. Tablet Kalk . Kapas 26. Sarung tangan 27. Tas obat 28. Taburia 29. Mineral mix Oralit 30.
LAMPIRAN 7
CARA PEMBUATAN MAKANAN FORMULA 100
a. Larutan mineral mix (dalam sachet)
Komposisi larutan elektrolit/mineral terdiri dari:
KcI : 1,792 gram
Tripotasium citrat : 0,648 gram MgC12.6H20 : 0,608gram Zn asetat 2H20 : 0,066 gram CuS04.5H20 : 0,011 gram Bahan tambahan secukupnya
Cara membuat larutan mineral mix:
1 (satu) sachet serbuk mineral mix (8 gr) dilarutkan dalam 20 ml atau 2 sendok makan air matang + menjadi 20 ml larutan
mineral mix.
Kebutuhan larutan mineral mix untuk membuat 1 liter Formula
WHO
Air 400 cc sid 1 liter
b. Formula 100
Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan larutan mineral mix, kemudian masukkan susu skim sedikit demi sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Encerkan dengan air hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen dan volume menjadi 1000 ml. Larutan ini bisa langsung diminum.
LAMPIRAN 8
MAKANAN UTAMA DAN MAKANAN SELINGAN (PRAKTEK PEMBUATAN MAKANAN)
a. Bubur Preda (untuk diare kronik)
Bahan:
Tepung beras : 15 gram Tepung maizena : 15 gram Daging ayam tanpa lemak : 50 gram Minyak kelapa : 1 sendok teh Minyak jagung/minyak sayur : 1 sendok teh Garam dan daun seledri secukupnya
Tambahkan 1 tablet vitamin B kompleks dan vitamin C 25 mg
Cara membuat:
1. Daging ayam direbus sampai empuk lalu dipotong kecilkecil. 2. Daging ayam dan kuah sebanyak 200 cc diblender bersama
minyak kelapa dan minyak jagung.
3. Campuran tersebut dibuat bubur bersama tepung beras dan tepung maizena sampai masak.
4. Tambahkan garam dan daun seledri kemudian angkat dari api. 5. Untuk menambah warna, daun seledri bisa diblender bersama
ayam
Nilai Gizi:
Energi : 277
Protein : 10,2 gram Lemak : 14,5 gram
KH
: 25 gramPEDOMAN PELAYANAN ANAK GIZI BURUK
b. Makanan Formula Ikan
Bahan:
Tepung beras : 45 gram (7 sendok makan rata) Oaging ikan : 60 gram (130 gram ikan segar) Gula pasir : 20 gram (2 sendok makan rata) Minyak goreng : 20 gram (2 sendok makan) Pisang ambon : 100 gram (1 buah sedang) Garam beryodium dan air secukupnya.
Cara membuat:
1. Siapkan masingmasing bahan sesuai jumlahnya.
2. Ikan dibersihkan dan dilumuri jeruk nipis + kunyit atau menggunakan daun kunyit, untuk menghilangkan bau amis. Kemudian ikan direbus dengan satu gelas belimbing air hingga matang, lalu ambil bagian daging putihnya dan hancurkan (pisahkan dari duri/tulang ikan).
3. Pisang direbus/dikukus/dibakar agar getahnya hilang, lalu ambil bagian putihnya (bagian tengahnya dibuang). Campurkan tepung beras dan pisang. Kemudian aduk sambil ditekan pakai punggung sendok makan sampai membentuk adonan. Campurkan ikan dan kaldunya ke dalam adonan, lalu tambah gula, minyak dan garam.
4. Lanjutkan pemasakan sambil diadukaduk di atas api kecil hingga masak (5 menit).
c. Nasi goreng campur
Bahan:
Fillet ikan : 50 gram Nasi : 50 gram Taoge : 10 gram Wortel : 10 gram
Minyak sayur : 30 ml
Bumbu
Bawang merah : 2 buah Bawang putih : 1 siung Garam secukupnya
Bawang goreng secukupnya
Cara membuat:
1. Fillet ikan dicincang
2. Bumbu diulek, kemudian ditumis dengan minyak
3. Masukkan fillet ikan cincang ke dalam tumisan bumbu sampai setengah matang
4. Masukkan cincangan wortel dan taoge
5. Masukkan nasi ke dalam tumisan, masak sampai matang 6. Taburkan bawang goreng
Nilai Gizi:
Energi : 409,2 Protein : 10,26 gram Lemak : 31,75 gram
KH
: 26,64 gramd. Makanan Formula Kentang
Bahan:
Kentang/beras : 250 gram (2 buah besar)
Gula pasir : 10 gram ( 1 sendok makan rata) Susu : 20 gram ( 2 sendok makan penuh) W o r t e l : 50 gram (21/2 jari telunjuk)
Minyak goreng : 10 gram (1 sendok makan) Garam beryodium dan air secukupnya
Cara membuat:
1. Siapkan masingmasing bahan sesuai jumlahnya
2. Kentang dan wortel dipotongpotong, lalu direbus dengan 400 cc (2 gel as) air hingga matang
3 . Haluskan dengan saringan kawat, masukkan susu, garam, gula dan minyak
4. Lanjutkan pemasakan sambil diadukaduk di atas api kecil hingga masak (5 men it).
e. Bubur Campur
Bahan:
Fillet ikan : 30 gram Tepung beras : 20 gram Bayam : 10 gram Wortel : 10 gram Minyak sayur : 30 gram Gula pasir : 5 gram
Bumbu:
Kunyit : 1 ruas kelingking diparut Jahe : 1 ruas kelingking diparut
Bawang merah : 1 buah Bawang putih : 1 siung
Air : 100 cc
Cara membuat: 1. Fillet ikan dicincang
2. Bumbu diulek, kemudian ditumis dengan minyak
3. Masukkan fillet ikan cincang ke dalam tumisan bumbu sampai setengah matang
4. Masukkan cincangan wortel dan bayam
5 . Tepung beras dilarutkan dalam 100 cc air
6. Tepung beras yang telah dilarutkan masukkan ke dalam tumisan ikan, dimasak dengan api kecil sampai matang.
Cara membuat:
1. Siapkan masingmasing bahan sesuai jumlahnya
2. Kentang dan wortel dipotongpotong, lalu direbus dengan 400 cc (2 gelas) air hingga matang
3. Haluskan dengan saringan kawat, masukkan susu, garam, gula dan minyak
4. Lanjutkan pemasakan sambil diadukaduk di atas api kecil hingga masak (5 men it).
e. Bubur Campur
Bahan:
Fillet ikan : 30 gram Tepung beras : 20 gram Bayam : 10 gram Wortel : 10 gram Minyak sayur : 30 gram Gula pasir : 5 gram
Bumbu:
Kunyit : 1 ruas kelingking diparut Jahe : 1 ruas kelingking diparut
Bawang merah : 1 buah Bawang putih : 1 siung
Air : 100 cc
Cara membuat:
1. Fillet ikan dicincang
2. Bumbu diulek, kemudian ditumis dengan minyak
3. Masukkan fillet ikan cincang ke dalam tumisan bumbu sampai setengah matang
4. Masukkan cincangan wortel dan bayam 5. Tepung beras dilarutkan dalam 100 cc air
6. Tepung beras yang telah dilarutkan masukkan ke dalam tumisan ikan, dimasak dengan api kecil sampai matang.
Nilai Gizi :
Energi : 389,93
Protein : 7,27 gram Lemak : 30,93 gram KH : 22,28 gram
f. Bubur Saring Kacang Hijau Kuning Telur
Bahan:
Tepung beras : 35 gram Kacang hijau : 40 gram Kuning telur : 30 gram Gula : 15 gram Minyak : 5 gram Garam : 1 gram Air : secukupnya
Cara membuat :
1. Kacang hijau direbus dengan 800 cc air hingga lunak lalu dihancurkan (saring).
2. Campur semua bahan tambahkan air 50 cc aduk sampai rata dan masak diatas api sedang hingga matang.
Nilai Gizi :
Energi : 463 Protein : 16,5 gram Lemak : 17,4 gram
PEDOMAN PELAYANAN ANAK GIZI BURUK
.
,
=_ _ _ ____LAMPIRAN 9
BERAT BADAN MENURUT PANJANG BADAN ANAK LAKILAKI DAN PEREMPUAN USIA 0 SID 14 BULAN STAN DAR WHO 1005
PEDOMAN PELAYANAN ANAK GIZI BURUK
LAMPIRAN 10
BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN ANAK LAKILAKI DAN PEREMPUAN USIA 24 SID 60 BULAN STAN DAR WHO 2005
'LAM PI RAN 11
CONTOH MONITORING BERAT BADAN ANAK GIZI BURUK SELAMA DALAM PERAWATAN
Contoh mm itoring Serat Badan
pacta anal< lakHaki usia 1 tat'll'" 3 bulan, BB 6,8 kg, PB 74 em
_00_
w..".. ... ...u CD t .
_ _ ... II ....
セ NLBGiャLAMMjMBoG
...
c.. _ ... __ ... _ j-,..._. ... ...,. "' .I
...
...
セ|....
"..
セ@=...
f ' _ ... _ _ _ _ _ . _ . . . _ ...LNNNNセ@ セ M M .I,...,.,
セ⦅MNNBBGMッNiッMMN Qiim@
LAMPIRAN 12
CONTOH PENGISIAN FORM CATATAN ASUPAN MAKANAN SELAMA 14 JAM
N A M A : ...LQ...K..Q'_ _ _ _ _ __ Nomor Registrasl PPG: _ _ 561
セセMM , MMセMMZMMゥセMMLLセMGM Lセ@ ,. MMセ⦅LセL⦅[Lセ@ "
_ ., _ : NセN@ " l " " • I MセL@ ... セセN[セ@ GセBセBZ@ • I . , F ". I
iセ⦅Gセ@
セセ⦅
Lセ
____
JI •..,;..セBBGセiNNij@
lumlah pemberian lumlah pemberian Perkiraan
Berak cair
ャオュャ 。 ィケ。ョセ@ lewat mulut (ml) lewat NS. ャオュャ。ィセ。ョァ
lam diberikan (m ) (a jumlah sisa di jika diperlukan (ml) dimunta kan (jika ada. ya) (a) tempat (c) (m!) (d) (e)
pembenan) (b)
08:00 75 0 75 Va (sedang)
10:00 75 45 30
11:00 75 45 30
14:00 75 55 20
16:00 75 55 20
18.00 75 75 Va (sedi kit)
10.00 75 75 Sedang ( 50 ml)
11.00 75 75 Va (cair)
14.00 75 75
01.00 75 75
04.00 7S 75 06.00 75 75
Total b. 715 ml c. 175 ml d. 40 ml Total ya: 1
ToUl Volume ... 14". .. jumlah pemberian lewat mulut Hセ@ + jumlah pemberian lewat NS (c) total jumlah yang dimuntahkan ( ) 8'10 ml
LAMPIRAN 13
PERALATAN DAN OBAT-OBATAN RAWAT INAP
a. Peralatan
1) Termometer aksila
2) Tensimeter air raksa dan manset anak 3) Stetoskop anak
4) Oksigen (tabung, manometer, cup) siap pakai 5) Pipa lambung (NGT)
6) Infuse set, abbocate, wing needle
7) Alat pemeriksaan gula darah yang berfungsi baik
8) Bahan habis pakai (kapas, alcohol, sarung tangan, disposable syringe 1 ml & 3 ml
9) Peralatan untuk pembuatan formula yang higienis (stenlis, keramik)
b. Obat-obatan
1) Cairan infuse: glukosa/dekstrosa 10%, Ringer Laktat, Ringer Dekstrosa 5%
2) Mineral mix
3) Parasetamol sirup/tablet 4) Adrenalin
5) Amoxicilin 6) Ampicilin
7) Gentamisin injeksi 8) Kloramfenikol injeksi 9) Bensil penicillin injeksi
10) Metronidasol suspensi/tablet 11) Asam nalidiksat
12) Combipack anak/FDC 13) Asam nalidiksat 14) Albendazol
15) Tetrasiklin tetes mata (1 %)
16) Kloramfenikol tetes mata (0,25 1%)
17) Atropin tetes mata (1 %)
18) Vitamin A 100.000 IU 19) Vitamin A 200.000 IU
20) Larutan kalium permanganate 1/10.000 atau larutan disinfektan yang lain
21) Salep/krim yang mengandung Zn 22) Furosemid injeksi
23) Preparat yang mengandung Fe (sirup/tablet) 24) Asam folat
25) Fenobarbital atau diazepam injeksi, supositoria 26) Vaksin DPT, BCG, Polio, Campak, Hepatitis B
Obat-obatan khusus untuk daerah endemik malaria:
a) Kinin injeksi b) Fansidar tablet
c) ACT (arteminsinin Combination Therapic) d) Artemeter
e) Amodiakuin
f) Artesunat g) Doksisiklin h) Klindamisin
Lampiran 14
FORMULIR LAPORAN BULANAN KASUS Gill BURUK DI PUSKESMAS.••••••••••••••••••••BULAN... .
TAHUN... .
..
Ii;.•
W
セ@
.
セ
,'.•
セセN@
-.- :0:'
•
I 1 :s 4 5
•
7 8