• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Analisis Data

IV. PEMBAHASAN

4. Kerjasama Internasional Dalam Penegakan Hukum

Berdasarkan Pasal 20 UNIA, negara-negara yang menjadi anggota organisasi atau pengaturan internasional konservasi pengelolaan perikanan sub regional atau regional memiliki kewajiban untuk bekerjasama berkaitan dengan upaya penegakan hukum. Setiap negara berkewajiban untuk memenuhi permintaan negara lain yang sedang melakukan penyelidikan atas pelanggaran terhadap tindakan konservasi dan pengelolaan sediaan ikan yang beruya terbatas dan sediaan ikan yang beruaya jauh. Apabila terdapat sebuah negara yang sedang melaksanakan penyelidikan atas pelanggaran tersebut, maka negara lain harus berupaya memenuhi permintaan negara tersebut yang berkaitan dengan proses penyelidikan.

Suatu negara dalam proses penyelidikan tersebut dapat melakukannya secara langsung, bekerjasama dengan negara lain yang berkaitan, maupun melalui

organisasi internasional atau pengaturan internasional pengelolaan perikanan sub regional atau regional yang terkait. Informasi yang berkenaan dengan pelaksanaan dan hasil penyelidikan harus dapat disediakan untuk semua negara, baik negara yang berkepentingan maupun negara yang akan terpengaruh oleh hasil penyelidikan terhadap dugaan pelanggaran tersebut.18

4.1. Kerjasama sub regional dan regional dalam penegakan hukum

Demi menjamin penaatan tindakan-tindakan konservasi dan pengelolaan sediaan ikan yang beruaya terbatas dan sediaan ikan yang beruaya jauh, suatu negara yang menjadi anggota pada organisasi atau pengaturan pengelolaan sub regional dan regional melalui inspektur yang berwenang dapat naik ke atas kapal dan memeriksa kapal-kapal perikanan yang mengibarkan bendera negara lain di wilayah laut lepas yang dinaungi oleh suatu organisasi atau pengaturan perikanan sub regional dan regional.

Prosedur untuk menaiki kapal perikanan yang diduga melakukan pelanggaran atas tindakan konservasi dan pengelolaan sub regional dan regional dibuat oleh negara-negara melalui organisasi atau pengaturan pengelolaan sub regional dan regional. Prosedur yang akan dibuat tidak membedakan antara negara anggota dan bukan anggota dari organisasi atau pengaturan sub regional dan regional. Negara- negara harus mengumumkan prosedur-prosedur yang telah disepakati kepada negara-negara yang kapal-kapalnya melakukan penangkapan ikan di laut lepas.

18

Sebelum melakukan tindakan pemeriksaan kapal, baik langsung maupun melalui organisasi atau pengaturan pengelolaan perikanan sub regional atau regional, harus menginformasikan semua negara yang kapal-kapalnya melakukan kegiatan penangkapan ikan pada sub regional dan regional dalam bentuk identifikasi masalah kepada inspektur berwenang negara tersebut. Kapal yang akan digunakan untuk memeriksa kapal perikanan harus mempunyai tanda yang jelas, sehingga dapat teridentifikasi sebagai kapal pemerintah.

Setelah menaiki kapal dan melakukan pemeriksaan, apabila terdapat alasan yang cukup untuk menduga bahwa kapal tersebut melakukan pelanggaran terhadap tindakan konservasi dan pengelolaan, negara yang memeriksa secepatnya melindungi bukti yang didapat dan menginformasikan negara bendera kapal tersebut. Negara bendera harus menanggapi informasi tersebut dalam jangka waktu 3 hari dalam 5 hari kerja setelah menerima informasi tersebut atau jangka waktu yang lain yang mungkin ditentukan dalam prosedur yang dibuat oleh negara-negara melalui organisasi atau pengaturan pengelolaan perikanan sub regional atau regional. Negara bendera yang telah diinformasikan tersebut harus memenuhi kewajiban-kewajibannya untuk melakukan penyelidikan dan mengambil tindakan hukum apabila terdapat bukti yang meyakinkan, kemudian memberikan wewenang kepada negara yang melakukan pemeriksaan untuk melakukan penyelidikan.

Apabila negara bendera memberikan wewenang kepada negara yang melakukan pemeriksaan untuk melakukan penyelidikan, negara yang menerima wewenang tersebut harus memberitahukan hasil penyelidikannya tersebut kepada negara

bendera. Setelah negara bendera menerima hasil penyelidikan, maka negara bendera harus memenuhi kewajibannya untuk mengambil tindakan penegakan hukum. Sebagai alternatif, negara bendera juga dapat memberikan wewenang kepada negara yang melakukan penyelidikan untuk mengambil tindakan penegakan hukum yang telah ditentukan oleh negara bendera terhadap kapal perikanannya.

Apabila negara yang memeriksa sebuah kapal perikanan yang telah cukup bukti melakukan pelanggaran serius dan negara bendera telah gagal menanggapi atau mengambil tindakan sebagaimana ditentukan di atas, maka inspektur yang memeriksa dapat tetap berada di atas kapal dan meminta nakhoda kapal tersebut untuk membantu penyelidikan lanjutan, bahkan apabila memungkinkan membawa kapal tersebut ke pelabuhan terdekat atau pelabuhan lain yang telah ditentukan dalam prosedur yang telah dibuat. Setelah sampai di pelabuhan, negara pemeriksa secepatnya menginformasikan negara bendera letak dan nama pelabuhan tersebut. Negara pemeriksa dan negara bendera, apabila memungkinkan negara pelabuhan harus menjamin kesejahteraan para anak buah kapal tanpa memandang kewarganegaraannya. Hasil penyelidikan negara pemeriksa harus diinformasikan kepada negara bendera dan organisasi yang terkait.

Inspektur dari negara pemeriksa harus memperhatikan kesejahteraan para anak buah kapal dan mengurangi campur tangan dengan operasi penangkapan ikan serta menghindari tindakan yang akan merugikan hasil tangkapan di atas kapal. Negara pemeriksa harus menjamin bahwa menaiki dan pemeriksaan tidak dilaksanakan apabila mengganggu kapal perikanan.

Negara bendera dapat setiap saat mengambil tindakan untuk memenuhi kewajibannya mengenai penaatan dan penegakan hukum oleh negara bendera. Apabila kapal yang melakukan pelanggaran berada dalam pengarahan oleh negara pemeriksa, negara pemeriksa harus menyerahkan kapal tersebut kepada negara bendera dengan seluruh informasi dan hasil penyelidikannya, atas instruksi negara bendera.

Apabila terdapat alasan yang memungkinkan untuk mencurigai bahwa sebuah kapal perikanan di laut lepas tanpa kebangsaan, suatu negara dapat menaiki dan memeriksa kapal tersebut. Bila bukti yang didapat memungkinkan, maka negara tersebut dapat mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan hukum internasional. Adapun pelanggaran serius yang diatur dalam Pasal 21 UNIA adalah:

a) melakukan penangkapan ikan tanpa lisensi, otorisasi atau izin yang masih berlaku yang dikeluarkan oleh negara bendera sesuai dengan Pasal 18 ayat 3 (a);

b) gagal untuk memelihara catatan-catatan yang akurat mengenai tangkapan dan data yang berkaitan dengan tangkapan, sebagaimana diminta atau dipersyaratkan oleh organisasi atau pengaturan pengelolaan perikanan sub regional atau regional yang terkait, atau salah pelaporan yang serius terhadap tangkapan, bertentangan dengan persyaratan-persyaratan pelaporan dari organisasi atau pengaturan tersebut;

c) melakukan penangkapan ikan pada suatu wilayah yang tertutup, melakukan penangkapan ikan selama musim yang tertutup atau melakukan penangkapan ikan tanpa, atau setelah pencapaian dari, suatu kuota yang ditetapkan oleh organisasi atau pengaturan pengelolaan perikanan sub regional atau regional yang terkait;

d) mengarahkan penangkapan ikan untuk suatu sediaan yang tunduk pada moratorium atau untuk mana kegiatan penangkapan ikan dilarang;

e) menggunakan alat tangkap yang dilarang;

f) memalsukan atau menyembunyikan tanda-tanda, identitas, atau pendaftaran dari kapal perikanan;

g) menyembunyikan, merusak atau membuang bukti-bukti yang berkaitan dengan suatu penyelidikan;

h) melakukan pelanggaran yang berulang-ulang yang bersama-sama membentuk suatu pelanggaran yang serius terhadap tindakan konservasi dan pengelolaan; atau

i) pelanggaran-pelanggaran lainnya yang mungkin ditetapkan dalam prosedur yang ditentukan oleh organisasi atau pengaturan pengelolaan perikanan sub regional atau regional yang terkait.19

Dokumen terkait