• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV FAKTOR PERUBAHAN EKOLOGI SOSIAL SUNGAI BAHARU

4.1.2 Kerusakan Lingkungan

Lingkungan hidup sebagai faktor yang dapat melakukan perubahan ekologi

sosial di kawasan Sungai Baharu dapat dilihat dari terjadinya kerusakan lingkungan

dan pencemaran lingkungan. Walaupun di dalam masyarakat terkadang mekanisme

untuk mengatur laju pertumbuhan dan kepadatan penduduk, namun kenyataannya di

beberapa tempat terdapat kepadatan penduduk yang telah melampaui daya dukung

lingkungan.64 Tanda-tanda dilampauinya daya dukung lingkungan adalah terjadinya

kerusakan pada lingkungan. Kerusakan lingkungan yang terjadi di kawasan Sungai

Baharu merupakan akibat dari kerusakan lingkungan yang terjadi dari luar kawasan

Sungai Baharu maupun di kawasan Sungai baharu sendiri.

Kerusakan lingkungan yang terjadi dari luar kawasan Sungai Baharu yang

mempengaruhi daya dukung lingkungan kawasan Sungai Baharu adalah kerusakan

lingkungan yang terjadi pada bagian hulu Sungai Baharu tepatnya di kawasan Sungai

Sibolangit dan Sungai Sunggal. Dari kawasan Sungai Sibolangit terjadi migrasi

penduduk ke kawasan hilir dikarenakan perkembangan perekonomian yang jauh lebih

63

DetikNews , Susi: Jakarta Banjir Enggak Aneh, Wong Sungai Dilurusin dan Ada Reklamasi, Selasa 04 Oct 2016

64

Daya dukung lingkungan, sering disebut juga sebagai daya dukung wilayah. Secara singkat bisa diperhitungkan pemanfaatan area untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan seperti tempat tinggal, udara, dan air bersih, produksi makanan dan kegiatan nonproduktif. Dengan perhitungan ini bahkan sudah ada usaha untuk memetakan berbagai wilayah di Indonesia berdasarkan daya dukungnya, Kompas, 3 April 1993, Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan ,Oleh Faturochman.

cepat di kawasan hilir sehingga pemukiman penduduk terkonsentrasi lebih padat di

kawasan hilir. Di kawasan Sungai Sunggal penduduk migrasi membangun

pemukiman di pinggir Sungai dan ada juga beberapa pabrik yang dimana masyarakat

memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan sampah-sampah dapur dan

sisa-sisa hasil produksi pabrik-pabrik maupun perusahaan.

Pencemaran limbah domestik mempunyai banyak akibat buruk. Yang paling

ringan ialah menurunnya keindahan lingkungan di kawasan Sungai Baharu.

Penurunan keindahan lingkungan sering diikuti dengaan adanya bau busuk, air sungai

menjadi keruh. Penurunan keindahan yang terjadi di kawasan Sungai Baharu akan

mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat 65 sebagai salah satu contoh

masyarakat di kawasan Sungai Baharu pada masa kemerdekaan masih memanfaatkan

air dari kawasan Sungai Baharu untuk dijadikan keperluan untuk air minum, mencuci,

dan memasak namun setelah tahun 2002 akibat adanya pencemaran air66 sungai tidak

lagi dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum, mandi, dan masak oleh

masyarakat sekitar dikarenakan kekeruhan air dan tingkat pencemaran air yang

kadarnya sudah sangat tinggi. Akibat yang paling berat dengan adanya kerusakan

lingkungan tersebut adalah terganggunya kesehatan. Gangguan itu dapat terjadi

karena air untuk keperluan rumah tangga tercemar, sehingga pencemaran air itu dapat

menyebabkan timbulnya wabah penyakit.

65

Otto Soemarwoto, Op. cit., hlm. 210.

66

Pencemaran air ialah masuknya suatu zat , energi maupun komponen lainnya baik itu berupa makhluk hidup maupun benda mati ke dalam air yang menyebabkan penurunan kualitas air sehingga air tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya, Arie Herlambang, Pencemaran Air dan

Selain pencemaran yang terjadi akibat adanya limbah domestik atau rumah

tangga yang berasal dari kepadatan penduduk di bagian hulu Sungai Baharu.

Pencemaran oleh pestisida juga sudah terjadi di kawasan Sungai Baharu, tetapi

untungnya masih dalam tingkat yang rendah. Namun kita sudah harus waspada,

karena mungkin telah mempengaruhi ekosistem alamiah di kawasan Sungai Baharu.

Pencemaran yang diakibatkan oleh pestisida mengakibatkan penyuburan terhadap

perairan 67 di kawasan Sungai Baharu pada bagian hulu sehingga memicu

pertumbuhan pada tanaman-tanaman lainnya seperti gulma dan enceng gondok.

Pencematan oleh perstisida dapat kita lihat di pulau-pulau pada bagian hulu yang

masih memiliki air tawar.

Di karenakan pencematan oleh pestisida pada bagian hulu tanaman-tanaman

gulma dengan cepat tumbuh pada sisi-sisi bagian pulau sehingga apabila terjadi

pasang surut air laut dan air yang mengalir dari hulu sungai Baharu mengakibatkan

proses sedimentasi lumpur-lumpur akan semakin cepat akibat adanya tumbuhan

gulma-gulma yang tumbuh subur pada bagian hulu sungai. Apabila hal tersebut

dibiarkan terjadi dalam waktu lama maka pulau-pulau yang ada pada bagian hulu

sungai akan semakin membesar sehingga aliran Sungai Baharu akan semakin kecil

dan mengakibatkan pendangkalan terhadap sungai itu sendiri.

Selain kegiatan manusia pada bagian hulu Sungai Baharu juga mempengaruhi

kerusakan lingkungan Sungai Baharu. Hal ini dapat dilihat disepanjang Daerah aliran

67

sungai terdapat industri dan pabrik yang membuang limbahnya ke hilir Sungai

Baharu. Seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Cabang Sunggal yang

mengambil dan membuang limbahnya langsung ke Sungai Sunggal. Begitu juga

dengan industry karet atau getah yang berada di pinggir Sungai Kampung Lalang.

Dalam melakukan kegiatan produksi karet industri karet mengambil dan membuang

air langsung ke Sungai Kampung Lalang yang merupakan Hulu dari Sungai Baharu.68

Hasil penelitian Bapedalda Sumut pada tahun 2003 pada 10 titik yang tersebar

di sepanjang sungai Belawan menemukan ada empat lokasi yang memiliki kandungan

logam berat. Kontribusi dari limbah Industri yang berada di sepanjang DAS yakni

berada di hilir sungai, yaitu Sungai Kampung Lalang, Kelambir Lima, dan Hamparan

Perak. 69

Dari penelitian tersebut tingkat pencemaran yang lebih tinggi terjadi di bagian

hilir sungai, yaitu Hamparan Perak, dengan kandungan Hg mencapai 0, 7012 mg/l.

Menurut standar baku mutu sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun

2001, kandungan Hg yang aman adalah 0,002 mg/l. Kandungan Zn mencapai 0, 1882

mg/l, padahal standar baku mutu hanya 0,05 mg/l, dan kandungan Pb mencapai

0,2884 mg/l, melebihi standar baku mutu sebesar 0,03 mg/l.70

Oleh karena kegiatan industri pabrik yang melakukan pencemaran dengan

membuang limbah berbahan kimia ke hilir sungai yang berakibat air Sungai Baharu

68 Media Swara Indonesia, Kembalikan Sungai Sebagai Penyangga Sumber Air Minum, 24

April 2011. 69

Bapedalda Sumut pada tahun 2003.

pada saat ini menjadi warna keruh kecoklatan sehingga tidak layak lagi dipakai untuk

kegiatan mandi, mencuci, dan memasaka bagi masyarakat.

4.2 Manusia

Dokumen terkait