• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

PENYAJIAN DATA

5. Kesadaran dan antusiasme

Kesadaran yang didasarkan kepada hati nurani manusia sebagai masyarakat wajib pajak serta antusiasme yang menimbulkan spontanitas, kesediaan melakukan sesuatu yang tumbuh dari dalam tubuh sendiri tanpa dipakasa orang lain. Dalam hal ini, bagaimana tingkat kesadaran masyarakat wajib pajak pada Kecamatan Lima Kaum, keberatan yang dialami oleh masyarakat wajib pajak terhadap beban pajak yang telah ditentukan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi, rendah kesadaran masyarakat tersebut.

1. Menurut pendapat Bapak Datuak Panghulu Panjang, selaku Wali Nagari Lima Kaum

“Kesadaran masyarakat nagari Lima Kaum dalam membayar PBB bisa di lihat tidak begitu tinggi, karena masih adanya masyarakat yang merasa keberatan atas beban pajak yang telah diberikan kepada mereka, contohnya saja pada masih ada masyarakat yang berpenghasilan tetap tiap bulan yang enggan melunasi pembayaran PBB mereka karena merasa terbebani dan sangat mahal, padahal PBB tersebut cuma sekali dalam setahun, bila dibandingkan dengan pembelian rokok mereka dalam satu hari yang dilakukan dalam satu tahun dapat kita lihat dalam kenyataannya lebih besar uang yang mereka bayarkan untuk pembelian rokok mereka dibandingkan dengan pembayaran PBB mereka dalam satu tahun, selain itu adanya alasan dari wajib pajak yang SPPT yang diterima sangatlah mahal, padahal tanah mereka sedikit. Disini dapat kita lihat bagaimana masalah kesadaran serta partisipasi masyarakat dalam meningkatkan pembangunan sangatlah kurang padahal pembayaran PBB yang mereka berikan secara tidak langsung memberikan keuntungan kepada mereka. Semua keberatan ini mungkin dipengaruhi oleh sosialisasi yang diberikan selama ini tidak mereka pahami, faktor ekonomi dari masyarkat yang menyebabkan masyarakat tersebut kurang sadar akan pentingnya

2. Menurut pendapat Bapak Datuak Rajo Poboh selaku Wali Nagari Baringin

“Bicara masalah kesadaran serta partisipasi masyarakat agak susah diungkapkan karena kesadaran timbul dari pribadi masyarakat sebagai manusia dan wajib pajak, kalau seorang wajib pajak yang sadar akan kewajiban mereka sebagai wajib pajak, seharusnya seorang wajib pajak yang sadar akan mengantarkan dan membayar secara langsung SPPT mereka kepada kantor nagari, tidak perlu lagi diadakan pemungutan door to door oleh petugas kolektor pajak. Selain itu, apabila mereka sadar, seharusnya tidak ada keberatan-keberatan dari masyarakat, tetapi pada kenyataannya masih ada masyarakat yang tidak terima beban yang telah mereka terima, contohnya salah satu wajib pajak yang jumlah pajaknya hanya Rp. 15.000 dalam tiap tahunnya merasa keberatan, dia bilang itu sangatlah mahal, padahal rumah yang dia tempati kecil, ini terjadi karena wajib pajak tidak memahami dan kurang mengerti akan PBB itu sendiri dan keadaan kondisi lingkungan tempat tinggal wajib pajak, hal ini terjadi karena rumah yang dia tempati berada di tengah-tengah kota yang nilai juanya tinggi yang menyebabkan PBB yang dikeluarkan juga tinggi, ada juga masyarakat yang sadar akan kewajiban mereka sebagai wajib pajak, sebelum jatuh tempo sudah membayar PBB langsung ke kantor nagari, tapi hal-hal seperti ini sangat jarang ditemui. Masyarakat lebih berbondong-bondong membayar retribusi dibanding dengan membayar pajak, padahal pembangunan yang selama ini terjadi sebagian besar berasal dari pembayaran pajak dari wajib pajak, pembangunan yang mereka nikmati seperti jalan-jalan yang dilengkapi dengan lampu jalan, berasal dari pajak salah satunya PBB, karena apabila PBB suatu nagari tidak mencapai 90% maka alokasi dana untuk pembanguan tidak dikeluarkan. Hal yang terjadi ini sangat disayangkan, betapa kurang tingginya kesadaran masyarakat dan wajib pajak yang berbangsa dan bernegara sebagai warga negara yang baik karena dengan membayar PBB masyarakat dan wajib pajak akan mendapat nilai manfaat yang tinggi dalam hal pembangunan”.

3. Menurut pendapat Bapak Emot Sinaro Basa selaku Wali Nagari Labuh

“Kesadaran masyarakat dalam membayar PBB bisa di bilang tinggi, bisa dibilang juga rendah, tinggi dikarenakan target PBB tiap tahun Alhamdulillah terpenuhi, bahkan saya sebagai nagari mendapatkan reward dari pemerintah sebagai tanda terima kasih karena telah membantu dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membayar PBB, semua hal ini diupayakan karena pelunasan pembayaran PBB pemancing dana yang besar dari pemerintah demi kelangsungan pembangunan nagari. Dikatakan rendah masih adanya masyarakat yang keberatan dalam membayar SPPT yang telah diberikan biasanya berupa jumlahnya yang tidak sesuai dengan besarnya tanah yang mereka miliki. Yang mempengaruhi tinggi, rendah pembayaran PBB yaitu faktor ekonomi karena nagari labuh merupakan nagari tadah hujan sehingga menyebabkan penghasilan masyarakat menjadi kurang, karena pada umumnya mata pencarian warga nagari adalah petani, selain itu

dikarenakan pemahaman masyarakat mengenai PBB kurang walaupun sudah diberikan sosialisasi, yang paling penting nilai moral masyarakat sangatlah kurang pada zaman sekarang”.

4. Menurut pendapat Bapak Jasianin selaku Wali Nagari Parambahan

“Kesadaran masyarakat nagari paramabahan dalam memenuhi kewajiban mereka dalam membayar PBB bisa dibilang rendah karena masih ada yang menanggap pembayaran PBB tersebut sebagai suatu beban, kebanyakan yang terjadi pada masyarakat sekarang hanya menuntut hak dan tidak menjalankan kewajiban sebagai warga negara yang baik. Selain itu, masyarakat apabila tidak mendapatkan untung secara langsung tidak mau memunuhi kewajiban mereka, dapat saja kita lihat, apabila diberikan bantuan seperti BLT, dan PNPM mandiri masyarakat berbondong-bondong datang ke kantor nagari menuntut hak mereka, sebaliknya dalam pembayaran PBB yaitu kewajiban mereka, jarang yang ditemukan pada kenyataan mereka yang secara langsung mengantarkan ke kantor nagari, dalam hal ini saja dapat kita lihat bagaimana sikap masyarakat kita sekarang. Senua ini terjadi kurangnya pemahaman dari wajib pajak mengenai PBB, selain itu kondisi geografis dari nagari Parambahan hampir sama dengan nagari Labuh yaitu daerah tadah hujan , sehingga menyebabkan penghasilan masyarakat menjadi kurang karena tergantung pada kondisi cuaca. Keberatan dari wajib pajak mengenai beban pajak yang mereka terima, yaitu adanya kenaikan PBB dari tahun ke tahun, wajib pajak tidak menerima dan melakukan penolakan, padahal ini sudah menjadi ketentuan dari pemerintah sedangkan nagari hanya melaksanakan tugas dari pemerintah”.

5. Menurut pendapat Bapak Zulfikar Gatot selaku Wali Nagari Cubadak

“Kesadaran masyarakat nagari Cubadak dalam membayar PBB bisa dibilang biasa-biasa saja tidak tinggi, tidak rendah. Karena kalau tinggi kesadaran masyarakat dalam membayar PBB maka tidak perlu lagi diadakan pemungutan door to door, masyarakat secara langsung dan sadar mengantarkan SPPT mereka ke kantor nagari, dan tidak perlu bantuan aparat polisi maupun tentara mendampingi petugas kolektor dalam melakukan pemungutan PBB. Keberatan masyarakat atas beban pajak yang diberikan juga relatif bagi mereka yang sadar tidak ada keberatan dan bagi yang kurang sadar merasa SPPT yang mereka terima menjadi beban. Yang mempengaruhi hal-hal di atas sepert, faktor ekonomi masyarakat yaitu penghasilan masyarakat , situasi negara, kondisi masyarakat, alokasi pembangunan, masyarakat yang terlalu banyak dituntut”.

“Pada umumnya kesadaran masyarakat Kecamatan Lima Kaum dalam membayar PBB termasuk tinggi ini dibuktikan kecamatan Lima Kaum paling tinggi partisipasi masyarakatnya dalam membayar PBB dibandingkan dengan kecamatan lainnya yang ada dalam kabupaten Tanah Datar. Keberatan masyarakat masih ada terhadap beban yang diberikan seperti adanya wajib pajak yang tidak terima kenaikan PBB yang dia terima, karena tidak adanya kejelasan dari pemerintah dasar kenaikan PBB tersebut.tinggi atau rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar PBB seperti faktor ekonomi masyarakat yang paling menentukan, selain itu hati nurani, nilai moral dari masyarakat akan kewajiban mereka sebagai warga negara yang baik dalam berbangsa dan bernegara dalam melancarkan dan meningkatkan pembangunan nasional”.

7. Menurut pendapat dari bapak Sukirman niniak mamak Nagari Lima Kaum

“Secara garis besar kesadaran masyarakat dalam membayar PBB bisa dikatakan kurang. Karena sebagian masyarakat ada yang merasa keberatan dengan beban pajak yang dikenakan kepada wajib pajak, dengan alasan tidak sesuainya luas tanah yang sebenarnya dengan luas tanah yang ada dalam SPPT, masih adanya masyarakat yang merasa pembayaran PBB ini menjadi suatu beban. Faktor ekonomi juga mempengaruhi rendahnya partisipasi masyarakat tersebut dalam membayar PBB. Ada juga sebagian kecil dari masyarakat nagari yang bermata pencaharian petani, mereka bukan tidak mau melunasi pajak mereka, tetapi dengan luas tanah sawah yang besar menyebabkan mereka menjadi sulit dalam memenuhi kewajiban mereka sebagai wajib pajak, hidup mereka sebagai petani tergantung pada keadaan cuaca”.

8. Menurut pendapat bapak Baharudin niniak mamak Nagari Baringin

“Keasadaran masyarakat dalam membayar PBB pada masyarakat nagari khususnya dan masyarakat kecamatan Lima Kaum umumnya bisa dinilai masih kurang. Kalau dalam diri masyarakat kesadaran itu ada maka tidak perlu adanya pemungutan door to door, kami sebagai ninik mamak pun tidak perlu mengadakan pertemuan untuk membahas pembayaran PBB ini. Selain itu masih adanya keberatan dari masyarakat mengenai beban pajak yang diberikan kepada mereka, masih adanya masyarakat yang menganggap pembayaran PBB membuat rugi bagi mereka. Mungkin pemikiran seperti ini dampak dari masyarakat yang tidak datang dalam sosialisasi sehingga mereka tidak mengerti akan maksud dan manfaat dari PBB itu sendiri bagi pembangunan masyarakat nagari.

Faktor yang mempengaruhi kesadaran masyarakat bisa dibilang karena kondisi ekonomi masyarakat yang sebagian besar pedagang, yang mengalami kendala dalam penjualan mereka sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka susah apalagi dalam membayar PBB mereka, petani yang penghasilan mereka tergantung pada cuaca. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah yang membuat

masyarakat kurang mengerti akan tujuan pembayaran PBB menyebabkan masyarakat kurang sadar dan kurang berpartisipasi”.

9. Menurut pendapat bapak Amril naniak mamak Nagari Labuh

“Kesadaran masyarakat dalam membayar PBB bisa dikatakan cukup rendah. Karena sebagian masyarakat hidup tergantung dengan cuaca, mata pencaharian masyarakat di Nagari ini adalah petani. Apalagi di Nagari ini merupakan Nagari tadah hujan, sehingga mempengaruhi penghasilan dari warga nagari. Tetapi, ada juga masyarakat yang sadar akan kewajiban mereka tetapi karena kondisi hidup mereka yang seperti ini menyebabkan mereka tidak melunasi kewajiban mereka untuk membayar PBB. Keberatan dari masyarakat dilihat juga masih ada, tetapi untuk menyampaikan keberatan tersebut sangat susah, karena kantor pajak sangat jauh, tetapi ada juga masyarakat yang sebenarnya merasa keberatan tetapi didiamkan saja”.

10. Menurut pendapat bapak Zulkifli niniak mamak Nagari Parambahan

“Kesadaran masyarakat disini bisa dikatakan tinggi karena ada masyarakat yang berusaha melunasi PBB mereka sebelum jatuh tempo. Yang dipengaruhi oleh pendidikan wajib pajak dan pemanfaatan uang PBB tersebut yang terlihat hasilnya bagi masyarakat dalam bentuk pembangunan dalam nagari. Sebaliknya bisa dikatakan rendah masih ada juga wajib pajak yang merasa keberatan dengan beban pajak yang diberikan kepada mereka. Dipengaruhi oleh faktor ekonomi, kondisi masyarakat”.

11. Menurut pendapat bapak Indra Junaedi niniak mamak Nagari Cubadak

“Kesadaran masyarakat dalam membayar PBB bisa dikatakan relatif, tidak tinggi tidak juga rendah, semua ini dipengaruhi oleh faktor ekonomi, kondisi sosial masyarakat, tanggungjawab wajib pajak dalam melancarkan pembangunan. Terhadap keberatan masyarakat yang merasa keberatan dengan beban pajak mereka, ada yang melakukan keberatan kepada kantor pajak langsung, ada juga yang menerima keberatan tersebut walaupun merasa tidak sesuai beban tersebut dengan objek pajak mereka”.

Kesadaran masyarakat bisa dikatakan kurang, karena masih adanya masyarakat wajib pajak yang merasa keberatan dengan beban pajak yang diberikan kepada mereka. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran masyarakat wajip pajak antara lain kurangnya

dalam hal ini penghasilan wajib pajak, kondisi masyarakat, kurangnya sosialiasasi kepada masyarakat dan situasi negara.

Dokumen terkait