• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesaksian Misi: Suku Cholanaikkan dari India

Dalam dokumen publikasi e-jemmi (Halaman 101-106)

Penelitian mengenai kelompok-kelompok bangsa yang belum terjangkau sudah

berlangsung selama lebih dari 10 tahun sampai sekarang ini, dan untunglah, beberapa kelompok yang mula-mula digolongkan sebagai belum terjangkau kini sudah dijangkau. Salah satu studi kasus yang mengasyikkan datang dari kawan baik saya, George

Samuel dari Kerala, India. George Samuel adalah seorang peserta pada Kongres Lausanne tahun 1974. Ketika membuka-buka Unreached People Directory, ia melihat sekelompok yang berjumlah sekitar 100 orang banyaknya, dinamakan suku

Cholanaikkan. Mereka tinggal di daerah perbukitan Mangeri di bagian India dimana ia tinggal.

Kemudian ia menemukan keterangan yang asli dari sekelompok penebang kayu. Pada tahun 1972, para penebang kayu itu telah menemukan orang- orang telanjang berkulit kuning langsat yang tinggal di gua-gua. Beberapa wartawan yang mendengar tentang kelompok ini, melalui para penebang kayu itu, menyelidiki dan menulis ceritanya di surat kabar. Informasi ini merembes melalui jaringan World Vision, mencapai Edward Dayton dan dimuat di dalam buku petunjuk. George Samuel belum pernah mendengar tentang orang Cholanaikkan, tetapi ketika ia melihat nama mereka, Allah membuat dia merasa terbeban bagi mereka.

Ketika kembali ke India, Samuel mengumpulkan beberapa orang Kristen untuk mendoakan orang-orang Cholanaikkan. Mereka memutuskan untuk mengorganisasi suatu perwakilan misi baru yang dinamakan Tribal Mission, lalu mereka mengutus sekelompok orang untuk mengadakan hubungan. Setelah menumpang kendaraan untuk mencapai sejauh mungkin dengan kendaraan, mereka lalu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melintasi hutan rimba menuju Perbukitan Mangeri. Mereka dikerumuni dan diserang oleh nyamuk-nyamuk yang ganas dan rakus sehingga mereka tidak meneruskan perjalanan.

Pada usaha yang kedua beberapa kali mereka harus melawan gerombolan gajah liar, namun mereka berhasil mencapai tujuan. Orang-orang Cholanaikkan itu takut kepada orang-orang aneh yang berpakaian ini dan mereka berpencar-pencar ke bagian-bagian yang dalam dari gua-gua mereka. Setelah mereka tidak mau keluar meskipun dibujuk terus- menerus, rombongan misionaris India ini mencoba cara lain. Mereka

menanggalkan kemeja dan celana, menyisakan sedikit pakaian melilit pinggul mereka dan mendekati gua-gua itu lagi. Dengan demikian beberapa orang Cholanaikkan yang berani mulai keluar dan mereka mengadakan hubungan yang bersahabat.

Mereka menemukan bahwa orang-orang Cholanaikkan tinggal di dalam gua-gua sebab takut kepada gajah liar. Makanan mereka adalah buah- buahan, sayur-mayur mentah dan madu hutan. Mereka tidak tahu bagaimana memasak makanan. Mereka tidak pernah menyikat gigi, mencukur, mandi atau memangkas rambut mereka. Bila cuaca dingin mereka menutup tubuhnya dengan potongan-potongan kulit kayu. Bahasa mereka adalah campuran bahasa Malayalam, Tamil, dan Kannada. Mereka sangat lemah karena penyakit dan borok-borok pada tubuh mereka.

102

Sepasang misionaris India yang mampu berbahasa Malayalam dan Tamil menetap di tengah-tengah mereka. Sepasang suami istri ini mengobati borok-borok mereka,

mengajarkan mereka cara memasak dan berbagai kebiasaan ilmu kesehatan, memberi obat bila mereka sakit dan menunjukkan kepada mereka bagaimana memakai pakaian. Sepasang misionaris ini juga mulai menyampaikan berita Injil dan beberapa orang Cholanaikkan menyerahkan hidup mereka kepada Yesus Kristus.

Pada tahun yang ketiga mereka telah membangun sebuah gereja kecil dan menurut laporan yang terakhir ada 50 orang yang hadir secara teratur. Beberapa orang Cholanaikkan diundang ke kota untuk memberi kesaksian pada konferensi tahunan Tribal Mission. Sekarang ada empat orang yang mengikuti pendidikan di sebuah

Sekolah Alkitab jangka pendek. Hampir tidak ada orang Cholanaikkan lagi yang tinggal di dalam gua. Seluruh standar kehidupan kelompok itu telah berubah.

Tetapi itu baru permulaannya. Menemukan orang-orang Cholanaikkan ini telah memacu Tribal Mission untuk meneruskan penelitian tentang kelompok-kelompok yang belum terjangkau di kawasan mereka. Sewaktu menulis buku ini, mereka mempunyai 44 misionaris India yang bekerja di antara 14 suku di wilayah itu. Misalnya, Suku Paniyan adalah buruh pertanian yang mirip dengan orang Afrika yang berkulit hitam; Suku Kurichiya menganggap dirinya lebih tinggi dari kasta Brahmana dan menolak untuk makan bersama-sama mereka; Suku Aramadan, yang kotor dan tidak beragama, menjalankan poligami dan poliandri.

Tribal Mission adalah satu contoh dari sejumlah pewakilan misi antar budaya yang berkembang dengan pesat. Perwakilan-perwakilan itu dibentuk di dua pertiga bagian dunia. Hal ini mengingatkan kita bahwa pekerjaan misionaris tak perlu semata-mata dihubungkan dengan orang Eropa dan Amerika. Banyak suku yang belum terjangkau akan diinjili oleh orang Amerika dan orang Eropa. Akan tetapi, yang lain akan dijangkau oleh orang Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Misalnya, di Nigeria, Evangelical Missionary Society of the Evangelical Churches of West Africa (yang berkembang dari Sudan Interior Mission) kini mengutus dan menyokong lebih dari 600 orang Nigeria yang melayani sebagai misionaris antar budaya. Diedit dari sumber:

Judul Buku:Strategi Perkembangan Gereja Penulis : C. Peter Wagner

Penerbit : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 1996 Halaman : 161 - 164

103

Surat Anda

Dari: rudy umar <rudypuding@>

>Sebelumnya saya mewakili teman-teman redaksi yang lain mau >mengucapkan terima kasih untuk kiriman artikel dan informasi- >informasi lainnya terutama yang berkaitan dengan kegiatan misi. >Kami adalah redaksi dari sebuah bulletin gereja.

>

>Sebenarnya kami memang sedang mempertimbangkan untuk menambah >halaman bulletin kami, supaya dapat memuat rubrik-rubrik tambahan >khususnya yang berkaitan dengan kegiatan misi. Dengan harapan >pembaca kami bisa lebih peduli kepada anggota tubuh Kristus yang >lain yang mungkin menjalani hidup berimannya dengan susah payah >(spt gereja bawah tanah yang teraniaya dsb), sehingga mereka juga >terbeban untuk mendukung baik melalui dana maupun doa. Serta >membuat pembaca lebih mengkoreksi sikap kurang menghargai atau >kurang mengucap syukur atas segala fasilitas yang dimiliki dan atas >kebebasan beragama yang kita nikmati, karena ternyata tidak semua >gereja bisa merasakan hal yang sama.

>

>Dan untuk itu kami sudah mencari-cari lembaga mana yang mungkin >bisa kami ajak bekerja sama, namun memang sampai saat ini belum >sempat kami menghubungi mereka. Nah bagi kami saat ini Tuhan >seolah-olah mempertemukan kami dengan bulletin e-JEMMi, agar kami >bisa mengusulkan rencana kerjasama dengan teman-teman dari bulletin >e-JEMMi.

>

>Kami sangat mengharapkan dan membutuhkan informasi-informasi >seperti kesaksian atau artikel-artikel lainnya yang terkait dengan >kegiatan misi. Melalui surat ini kami berharap teman-teman dari >e-JEMMi bersedia secara rutin mengirimkan kepada kami tentang >informasi-informasi tersebut.

>

>Berikut ini adalah sekilas mengenai bulletin kami. Bulletin kami

>bernama Shining Star bersifat non profit, dengan sasaran utama kami >adalah usia remaja. Saat ini kami memasuki tahun V penerbitan >bulletin tersebut. Dengan tebal sebanyak 28 halaman (pertama kali 4 >halaman) Shining Star terbit sebanyak 650 eksemplar setiap

>bulannya. Dibagi-bagikan selain dalam kalangan sendiri juga kepada >jemaat-jemaat tetangga dan gereja cabang (Tangerang, Bogor, >Bandung, Jogkakarta, Solo, Indramayu, Surabaya, dsb). Untuk

>kalangan luar kami membagikan masing-masing 2-5 eksemplar, dengan >tujuan memperkenalkan bulletin kepada kalangan yang lebih luas dan >sebagai upaya studi banding dengan gereja atau lembaga-lembaga >tertentu. ==cut==

104

>

>Sekali lagi terima kasih yach! Semoga melalui kerjasama ini,

>keesaan gereja di mana-mana tempat dapat semakin terwujud. Dan >gereja semakin menjadi berkat dimanapun Tuhan menempatkan kita! >Tuhan memberkati kita semua!

>Salam,

>Rudy -- Redaksi Bulletin Shining Star

Redaksi:

Kami bersyukur dan bersuka cita untuk surat Anda yang sangat membesarkan hati ini. Kami sangat terbuka untuk menjalin kerjasama dengan lembaga manapun, khususnya untuk pelebaran pekerjaan misi di negara kita Indonesia yang tercinta ini. Oleh karena itu silakan memanfaatkan e-JEMMi sebagai salah satu bahan bagi warta gereja/ buletin yang Anda terbitkan. Untuk itu mohon dengan sangat jangan lupa mencantumkan

sumber asli dari mana artikel/kesaksian tersebut diambil sebagai penghargaan terhadap penerbit dan penulisnya. Juga promosi sedikit tentang e-JEMMi, ya supaya lebih

banyak orang bisa berlangganan e-JEMMi.

Sebaliknya, jangan segan-segan Redaksi SS untuk mengirimkan artikel atau kesaksian yang dapat kami muat di e-JEMMi. Marilah kita bersatu padu membangun umat Tuhan agar cinta Firman Tuhan dan pekerjaan-Nya di dunia ini.

Untuk mendapatkan e-JEMMi secara rutin, silakan berlangganan ke: ==> <subscribe-ikan-misi@xc.org>

Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?"

Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"'

105

e-JEMMi 11/Maret/2004

Editorial

Salam dalam kasih Kristus.

Nama Bala Keselamatan sering kita dengar. Nah, pada kesempatan ini, Redaksi ingin menampilkan tokoh pendiri organisasi Bala Keselamatan, yaitu William Booth. Ulasan dalam kolom Tokoh Misi ini menyajikan alasan mengapa organisasi ini didirikan, apa tujuannya, dan cara- cara unik dalam melakukan pelayanannya. di balik pelayanan yang dilakukan, kita boleh belajar banyak hal dari organisasi pelayanan Bala Keselamatan ini -- bagaimana kita bisa memperhatikan orang- orang di sekitar kita dan bagaimana kita memberikan pelayanan kepada mereka yang membutuhkan dan bagaimana menjalin kerja sama dengan gereja-gereja yang ada.

Simak juga kesaksian menarik dari China, Senegal, dan India. Plus jangan lupa untuk mendoakan setiap pergumulan yang dihadapi saudara- saudara kita seiman di ketiga negara tersebut. Juga dalam kolom Doa Bagi Indonesia kami memberikan pokok-pokok doa untuk korban narkoba yang diambil dari Kalender Jaringan Doa Nasional agar Saudara terdorong untuk berdoa bagi mereka, baik untuk para korban maupun orang-orang yang terbeban melayani mereka dan juga bagi pemerintah yang menanganinya.

Tips kami minggu ini: Mari bersama-sama bersatu hati sebagai anggota Tubuh Kristus untuk mewartakan Kabar Sukacita yang telah kita terima melalui setiap perkataan, tindakan, dan pemikiran kita dimanapun kita berada. Selamat melayani!

Redaksi Buletin e-JEMMi

"Traveling together as a united body of Christ" (Misi World Evangelical Alliance untuk Abad 21)

106

Tokoh Misi: William Booth Mendirikan Bala Keselamatan

Dalam dokumen publikasi e-jemmi (Halaman 101-106)