• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesantunan Pragmatik Tuturan Imperatif dalam Tuturan Deklaratif Bahasa Melayu Jaring Halus Bahasa Melayu Jaring Halus

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Dasar

4.2 Wujud Kesantunan Pragmatik Tuturan Imperatif dalam Bahasa Melayu Jaring Halus Jaring Halus

4.2.1 Kesantunan Pragmatik Tuturan Imperatif dalam Tuturan Deklaratif Bahasa Melayu Jaring Halus Bahasa Melayu Jaring Halus

Tuturan deklaratif bermakna pernyataan, dalam hal ini yang dikatakan sebagai kesantunan pragmatik tuturan imperatif dalam tuturan deklaratif yaitu tuturan berupa deklaratif namun maknanya imperatif. Kesantunan pragmatik imperatif pada tuturan deklaratif dapat dibedakan menjadi beberapa macam, berikut uraiannya.

3. Tuturan Deklaratif yang Menyatakan Makna Pragmatik Imperatif Suruhan

Pada kegiatan bertutur yang sesungguhnya, penutur cenderung menggunkan tuturan non-imperatif untuk menyatakan makna pragmatik imperatif. Demikian pula untuk menyatakan makna pragmatik imperatif suruhan, penutur dapat menggunakantuturan yang berkontruksi deklaratif. Tuturan dengan kontruksi deklaratif banyak digunakan untuk menyatakan makna pragmatik imperatif suruhan karena dengan tuturan itu muka si mitra tutur dapat terselamatkan. Cara yang menyatakan yang demikian, dapat dianggap sebagai alat penyelamat muka karena maksud itu tidak ditujukan secara langsung kepada mitra tutur. maksud imperatif itu seolah-olah ditujukan kepada pihak ketiga yang tidak hadir di dalam kegiatan bertutur itu. Berikut ini contoh yang dapat di pertimbangkan.

(27) Hari dah gelap, jemuran belom dihangket.

„Hari sudah petang, jemuran belum diangkat.‟

Informasi indeksal:

62

Tuturan itu disampaikan oleh seorang ibu kepada anaknya untuk mengangkat pakaian di jemuran karena hari sudah sore.

(28) Aku banyak kerje, tak bise aku hantar undangan ni.

„Aku ada banyak pekerjaan, Aku tidak bisa mengantar undangan ini.‟

Informasi indeksal:

Tuturan ini disampaikan oleh seseorang kepada temannya yang memberikan undangan untuk disebarkan, namun ia terlalu banyak pekerjaan dan menolak untuk melakukannya.

Tuturan deklaratif yang menyatakan makna pragmatik imperatif suruhan diungkapkan dengan tuturan deklaratif namun maknanya pragmatik yang bersifat menyuruh.

4. Tuturan Deklaratif yang Menyatakan Makna Pragmatik Imperatif Ajakan

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, Makna imperatif ajakan sering dituturkan dengan menggunakan tuturan imperatif dengan penanda kesantunan mari dan ayo. Namun, dalam kegiatan bertutur sesungguhnya, makna pragmatik imperatif ajakan ternyata banyak diwujudkan dengan menggunakan tuturan yang berkontruksi deklaratif. Pemakaian tuturan yang demikian lazimnya memiliki ciri ketidaklangsungan sangat tinggi. Karena tuturan itu memiliki ciri ketidaklangsungan sangat tinggi, dapat dikatakan bahwa di dalam tuturan itu terkandung maksud-maksud kesantunan. Berikut ini contoh yang dapat dipertimbangkan.

63

(29) Sak lagi kita pegi, bot dah di pelabuhan.

„Sebentar lagi kita berangkat, kapal sudah berada di pelabuhan.‟

Informasi indeksal:

Dituturkan oleh seorang suami yang mengajak istrinya yang sudah bersiap diri untuk berangkat ke pelabuhan.

(30) Hang lamo dah tak datang ke rumah, biase hang selalu datang ke rumah kami,

„Kamu sudah lama tidak datang, biasanya kamu datang ke rumah.‟

Informasi Indeksal:

Dituturankan oleh seseorang yang secara tidak langsung mengajak temannya untuk mampir ke rumahnya.

Tuturan deklaratif yang menyatakan makna pragmatik imperatif ajakan diungkapkan dengan tuturan deklaratif namun maknanya pragmatik yang bersifat mengajak.

5. Tuturan Deklaratif yang Menyatakan Makna Pragmatik Imperatif Permohonan Makna tuturan imperatif permohonan secara linguistik, dapat diidentifikasi dari munculnya penanda kesantunan mohon. Namun, di dalam komunikasi keseharian yang sesungguhnya di desa Jaring Halus penanda kesantunan mohon tidak dipergunakan. Dalam tuturan deklaratif yang menyatakan makna pragmatik imperatif

64

permohonan, makna imperatif tidak diungkapkan dengan tuturan dengan kata mohon.

Bentuk deklaratif banyak digunakan untuk menyatakan makna pragmatik imperatif permohonan. Dengan menggunakan tuturan deklaratif itu, maksud imperatif permohonan menjadi tidak terlalu ketara dan dapat dipandang lebih santun. Berikut ini tuturan-tuturan yang dapat dipertimbangkan.

(31) Pak, sak lagi kite mulai acara di kantor jam empat. Bapak nanti yang bukak acara tu, ni kami dah besiap.

„Pak, sebentar lagi acara di kantor mulai jam empat. Bapak nanti yang membuka acara itu, kami sudah bersiap.‟

Informasi indeksal:

Dituturkan oleh salah satu pegawai di kantor desa kepada kepala desa yang secara tidak langsung memohon supaya bapak kepala desa hadir dan membuka acara yang akan diselenggarakan di kantor desa.

Tuturan deklaratif yang menyatakan makna pragmatik imperatif permohonan diungkapkan dengan tuturan deklaratif namun maknanya pragmatik yang bersifat permohonan.

6. Tuturan Deklaratif yang Menyatakan Makna Pragmatik Imperatif Persilaan

Tuturan imperatif yang menyatakan makna persilaan, biasanya ditandai oleh penanda kesantunan silakan. Namun, dalam komunikasi kesaharian, seringkali ditemukan bahwa makna pragmatik imperatif persilaan diungkapkan dengan

65

menggunakan tuturan yang berkontruksi deklaratif. Dengan cara yang demikian, makna pragmatik imperatif persilaan itu dapat diungkapkan dengan lebih santun.

Berikut ini tuturan-tuturan yang dapat dipertimbangkan.

(32) Wak boleh tak sak lagi kami singgah kat rumah?

„Wak boleh tidak kami singgah ke rumah?‟

(33) Oh…Silakan. Boleh-boleh datang je sak lagi uwak balek dekat rumah.

Oh...Silakan, Boleh-boleh datang saja sebentar lagi uwak balik ke rumah.

Oh..silakan. Boleh, datang saja sebentar lagi uwak sudah di rumah.

Informasi indeksal:

Tuturan (o1) dan (o2) merupakan cuplikan percakapan antara seorang mahasiswa dengan kepala adat desa setempat yang dikunjunginya. Mahasiswa tersebut hendak hingga ke rumah kepala adat untuk membicarakan sesuatu.

Tuturan deklaratif yang menyatakan makna pragmatik imperatif persilaan diungkapkan dengan tuturan deklaratif namun maknanya pragmatik yang bersifat mempersilakan.

7. Tuturan Deklaratif yang Menyatakan Makna Pragmatik Imperatif Larangan Imperatif yang bermakna larangan dapat ditemukan pada tuturan imperatif yang berpenanda kesantunan jangan. Selain itu, imperatif larangan juga ditandai oleh

66

pemakaian bentuk pasif dilarang, tidak diperkenankan, dan tidak diperbolehkan pada tuturan.

(34) Tidak diperbolehkan membuang sampah di area pantai.

Informasi indeksal:

Bunyi sebuah peringatan di sepanjang ruas pantai di desa Jaring Halus.

Secara pragmatik, makna imperatif larangan seringkali diungkapkan tidak menggunakan tuturan-tuturan seperti yang diungkapkan dalam contoh di atas.

Dengan digunakannya tuturan yang demikian, ciri ketidaklangsungan imperatif larangan itu menjadi sangat ketara. Karena tuturan itu memiliki ciri ketidaklangsungan yang sangat jelas, dengan sendirinya tuturan tersebut memiliki tingkat kesantunan lebih tinggi jika diandingkan dengan penggunakan penanda kesantunan di atas. Berikut ini contoh tuturan yang dapat dipertimbangkan.

(35) Makan tak boleh bersuare.

„Makan tidak boleh bersuara‟

Informasi indeksal:

Dituturkan oleh seorang ibu kepada anaknya yang sedang makan dan mengecap makanannya.

(36) Selop yo tak dipakai dalam rumah.

„Sendal tidak dipakai di dalam rumah.‟

67 Informasi indeksal:

Dituturkan oleh seorang ibu kepada anaknya yang memakai sandal ke dalam rumah.

Tuturan deklaratif yang menyatakan makna pragmatik imperative larangan diungkapkan dengan tuturan deklaratif namun maknanya pragmatik yang bersifat larangan. Berikut ini tuturan-tuturan yang dapat dipertimbangkan.

4.2.2 Kesantunan Pragmatik Tuturan Imperatif dalam Tuturan Interogatif

Dokumen terkait