• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort IHC)

Tingkat aktivitas hidup manusia banyak dilakuakan didalam bangunan, untuk pegawai di gedung AHN Rektorat IPB rata-rata jam kerja adalah 8 hingga 9

28

jam. Selama rentang waktu tersebut sebagian besar aktivitas dilakukan dalam ruangan gedung setiap hari. Kenyamanan dalam ruang sangat dibutuhkan untuk menunjang produktivitas pegawai, hal ini mengingat bahwa salah satu penyakit Sick Building Syndrom. Sick Building Syndrom diakibatkan karena ketidaknyamanan penghuni dalam suatu ruangan atau gedung. Sick Building Syndrom adalah situasi dimana para penghuni gedung atau bangunan mengalami permasalahan kesehatan dan ketidaknyamanan karena waktu yang dihabiskan dalam bangunan. Faktor utama terjadinya SBS terdapat pada permasalahan kualitas udara atau polisi udara yang biasanya disebabkan oleh buruknya ventilasi udara atau cahaya, emisi ozon dari mesin foto kopi, polusi dari perabot dan panel kayu, asap rokok dan lain sebagainya (BKPRN 2011).

Setiap tolak ukur dalam aspek Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang ini merupakan salah satu strategi untuk menciptakan ruangan yang sehat dan nyaman sehingga produktivitas penghuni gedung dapat meningkat. Berikut adalah rating dan penilaian dalam aspek IHC yang terdiri dari 1 rating prasyarat dan 8 rating biasa dengan total nilai maksimal adalah 20 poin. Hasil penilaian terhadap rating aspek IHC berdasarkan greenship adalah sebagai berikut:

No Smoking Campaign

Kategori No Smoking Campaign merupakan kriteria prasyarat. Didalamnya terdapat dua tolak ukur. Tolak ukur pertama memuat adanya surat pernyataan yang memuat komitmen dari manajemen puncak untuk mendorong minimalisasi aktifitas merokok dalam gedung. Gedung AHN Rektorat IPB telah membuat surat edaran dilarang merokok didalam ruangan, toilet, dan di lingkungan gedung AHN Rektorat IPB dengan nomer surat 4279/IT3/HM/2014.

Tolak ukur kedua memuat adanya kampanye dilarang merokok yang mencakup dampak negatif dari merokok terhadap diri sendiri dan lingkungan dengan minimal pemasangan kampanye tertulis secara permanen disetiap lantai. Gedung AHN Rektorat IPB telah memenuhi tolak ukur tersebut dengan memasang kampanye berupa stiker dilarang merokok disetiap ruangan serta poster mengenai bahaya dari merokok serta surat himbauan untuk tidak merokok didalam gedung. Dengan demikian kedua tolak ukur dalam kriteria prasyarat ini terpenuhi.

Outdoor Air Introduction

Kategori Outdoor Air Introduction memuat tolak ukur mengenai kualitas udara ruangan yang menunjukkan adanya introduksi udara luar minimal sesuai dengan SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Ventilasi dan Sistem Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung. Untuk hasil dari tolak ukur tersebut dilakukan pengukuran dan perhitungan mengenai laju udara ventilasi. Pengukuran dilakukan pada 14 ruangan yang mewakili ruangan-ruangan di tiap lantai mulai dari lantai 1 hingga lantai 6. Setelah dilakukan pengukuran kebanyakan kondisi didalam ruangan menggunakan AC dan cenderung tertutup, hanya ada 2 buah ruangan saja yang menggunakan ventilasi alami yaitu ruangan Biro Keuangan di lantai 3, dan lobi lantai 6. Berikut adalah hasil perhiungan dari 2 buah ruangan tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 8:

29 Tabel 8 Laju udara ventilasi

Ruangan Kapasitas Ruang

V (m/detik)

Laju udara ventilasi Kebutuhan udara* (m3/menit)/orang Volume Ruangan (m3) Ket. Q (m3/detik) Q (m3/menit) Biro Keuangan (Lt. 3) 29 0.75 0.2918 0.0049 0.15 566,61 Tidak sesuai Lobby Lt.6 10 0.42 2.5807 0.0430 360,56 Tidak sesuai *diolah dari SNI 03‐6572‐2001 tentang Tata Cara Ventilasi dan Sistem Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung.

Berdasarkan persamaan (2), contoh perhitungannya sebagai berikut: Q Biro keuangan (lt.3) = 0,35 x 1,1115 m2 x 0,75 m/detik

= 0.2918 m3/detik = 0,0049 m3/menit

Pada Tabel 8 terlihat bahwa nilai laju udara ventilasi untuk ruangan Biro Keuangan belum sesuai dengan baku mutu hal ini dikarenakan pada saat pengukuran jendela yang terbuka hanya 1 dari 7 jendela yang ada, dengan luasan bukaan jendela 1,17 m x 0,95 m. Untuk lobi lantai 6 pun sama nilai yang didapatkan belum sesuai dengan baku mutu hal ini dikarenakan kecepatan angin saat pengukuran hanya 0,42 m/detik dibawah kecepatan angin normal sebesar 0,58 m/detik. Namun, ketika kedua ruangan tersebut dihitung kembali dengan kondisi laju udara saat kecepatan angin normal dan maksimal didapatkan hasil seperti pada Tabel 9:

Tabel 9 Laju udara ventilasi pada kondisi lain Ruangan Kapasitas

Ruang

V (m/detik)

Laju udara ventilasi Kebutuhan udara*** (m3/menit)/orang Volume Ruangan (m3) Ket. Q (m3/detik) Q (m3/menit) Biro Keuangan (Lt. 3) 29 0.5833* 4.4114 0.0572 0.15 566,61 Tidak sesuai Biro Keuangan (Lt. 3) 29 0.75** 3.4311 0.0735 566,61 Tidak sesuai Lobby Lt.6 10 0.75** 10.6857 0.1781 360,56 Sesuai Lobby Lt.6 10 0.5833* 8.31 0.1385 360,56 Tidak sesuai *Kecepatan angin rata-rata Kabupaten Bogor. Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bogor **Kecepatan angin maksimal di area Gedung AHN Rektorat IPB

***diolah dari SNI 03‐6572‐2001 tentang Tata Cara Ventilasi dan Sistem Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung.

30

Pada Tabel 9 terlihat bahwa kondisi laju udara saat kecepatan angin normal dan maksimal di lobi lantai 6 adalah 0,1781 m3/menit saat kondisi 15 jendela, 3 pintu dan 20 ventilasi terbuka dengan luasan bukaan masing-masing (1,12x0,95) m2/jendela, (2,1x0,95) m2/pintu dan (0,95x0,95) m2/ventilasi. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut hanya lobi lantai 6 saja yang dapat menggunakan ventilasi alami dan untuk Biro Keuangan Lantai tiga harus menggunakan ventilasi mekanis untuk memnuhi kebutuhan kualitas udara bersihnya. Dengan demikian kategori ini mendapatkan nilai 2 poin.

Environmental Tobacco Smoke Control

Tolak ukur pada kategori Environmental Tobacco Smoke Control adalah dilarang merokok diseluruh area gedung dan tidak menyediakan bangunan/area khusus didalam gedung untuk merokok. Apabila menyediakan area khusus untuk merokok diluar gedung harus berjarak minimal 5 m dari pintu masuk, tempat masuknya udara segar dan bukaan jendela dengan tindak lanjut prosedur pemantauan, dokumentasi dan sistem tanggap terhadap larangan merokok. Himbauan dan aturan untuk dilarang merokok telah dilakukan oleh gedung AHN Rektorat IPB, sedangkan area khusus untuk merokok diluar gedung belum tersedia. Dengan demikian kategori ini mendapatkan 2 poin nilai.

Physical and Chemical Pollutants

Salah satu tolak ukur dalam Physical and Chemical Pollutants adalah apabila hasil pengukuran kualitas udara dalam ruang memnuhi standar gas pencemar pada Tabel 10. Gas pencemar untuk tempat kerja perkantoran,

Tabel 10 Gas pencemar untuk tempat kerja perkantoran

No Parameter Konsentrasi Maksimal

mg/m3 ppm

1 Asam Sulfida (H2S) 1 -

2 Amonia (NH3) 17 -

3 Karbonmonoksida (CO) - 8

4 Nitrogen dioksida (NO2) 5,6 3

5 Sulfur dioksida (SO2) 5,2 2

Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1405/menkes/SK/XI/2002/ tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri (Lampiran I, Bab 3, A.3. Gas Pencemar)

Pengukuran kualitas udara yang dilakukan pada gedung AHN Rektorat IPB hanya dilakukan pada 3 parameter yaitu Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur dioksida (SO2) dan Amonia (NH3). Berikut adalah hasil pengukuran kualitas udara di gedung AHN Rektorat IPB yang dapat dilihat pada Tabel 11:

31 Tabel 11 Hasil pengukuran kualitas udara di gedung AHN Rektorat IPB No Ruangan Parameter

Konsentrasi (mg/m3)

Ket. Terukur Baku Mutu*

1 Lobby Basement (Lt. 1) NO2 0 5.6 Sesuai SO2 0.0022 5.2 NH3 0 17.0 2 Biro Umum (Lt. 1) NO2 0 5.6 Sesuai SO2 0.0009 5.2 NH3 0 17.0 3 Lobby Utama (Lt. 2) NO2 0 5.6 Sesuai SO2 0.0016 5.2 NH3 0 17.0 4 WR RK (Lt. 2) NO2 0 5.6 Sesuai SO2 0.0014 5.2 NH3 0 17.0 5 Dit. Sarpras (Lt. 3) NO2 0 5.6 Sesuai SO2 0.0026 5.2 NH3 0 17.0 6 R. Sidang (Lt. 6) NO2 0 5.6 Sesuai SO2 0.0003 5.2 NH3 0 17.0

*diolah dari Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 11 terlihat bahwa pada 6 ruangan yang mewakili tiap lantai nilai kualitas udaranya di bawah baku mutu, sehingga dinyatakan kualitas udara pada setiap ruangan di gedung AHN Rektorat IPB memiliki kualitas udara yang baik, tidak tercemar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Biological Pollutant

Salah satu tolak ukur pada kategori Biological Pollutant adalah pembersihan filter, coil pendingin dan alat bantu VAC (Ventilation and Air Conditioning) sesuai dengan jadwal perawatan berkala untuk mencegah terbentuknya lumut dan jamur sebagai tempat berkembangnya mikroorganisme. Gedung AHN Rektorat IPB melakukan perawatan secara berkala setiap 3 bulan sekali berupa pembersihan AC. Dengan demikian kategori ini mendapatkan nilai 1 poin.

Accoustic Level

Tolak ukur pada kategori Acoustic Level memuat hasil pengukuran menunjukkan tingkat bunyi di ruang kerja sesuai dengan SNI 03-6386-2000 tentang Spesifikasi Tingkat Bunyi dan Waktu Dengung dalam Bangunan Gedung dan Perumahan. Pengukuran di gedung AHN Rektorat IPB dilakukan sesuai prosedur pada tolak ukur yaitu pengukuran dilakukan secara acak sebanyak lima titik sampel dari minimal setiap ruang per dua lantai. Maka ruangan yang dilakukan pengukuran adalah ruangan Biro Umum lantai 1, Direktorat Sarana dan

32

Prasarana Lantai 3, dan Lobi lantai 6. Berikut adalah hasil pengukuran tingkat kebisingan di gedung AHN Rektorat IPB:

Tabel 12 Hasil pengukuran tingkat kebisingan di gedung AHN Rektorat IPB

Ruangan Tingkat bunyi terukur (dBA)

Standar tingkat bunyi yang dianjurkan Keterangan Baik (dBA) Maks. (dBA)

Biro Umum (Lt. 1) 48.7 40 45 Tidak sesuai

Dit. Sarpras (Lt.3) 44.6 40 45 Sesuai

Lobby (Lt.6) 50.6 45 50 Tidak sesuai

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa untuk ruangan Biro Umum di lantai 1 tingkat bunyi yang dihasilkan masih di atas baku mutu yaitu 48,7 dBA dari baku mutu maksimal 45 dBA, kemudian untuk Dit. Sarpras di lantai 3 tingkat bunyi yang dihasilkan sudah sesuai yaitu 44,6 dBA dan lebih kecil dari baku mutu maksimal yaitu 45 dBA dan yang terakhir adalah Lobi di lantai 6 tingkat bunyi yang dihasilkan masih diatas baku mutu yaitu 50,6 dBA dari baku mutu maksimal 50 dBA sehingga kategori mendapatkan poin 0.

Building User Survey

Tolak ukur dalam kategori Building User Survey adalah mengadakan survey kenyamanan pengguna gedung antara lain meliputi suhu udara, tingkat pencahayaan ruang, kenyamanan suara, kebersihan gedung dan keberadaan hama pengganggu. Responden sebanyak 30% dari total pengguna gedung tetap. Survey pada gedung AHN IPB Rektorat dilakukan dengan menggunakan pengisian kuisioner kepada 100 responden atau 31,8% dari total 318 pengguna tetap gedung AHN Rektorat IPB. Hasilnya adalah 74,3% pengguna gedung merasa nyaman dan sisanya 25,7% pengguna gedung merasa tidak nyaman. Dengan demikian kategori ini mendapatkan nilai 2 poin.

Hasil Penilaian Indoor Health and Comfort-IHC

Hasil assessment terhadap aspek IHC yang dilakukan pada gedung AHN Rektorat IPB menunjukkan bahwa perolehan poin nilai yang didapat adalah 7 poin dari nilai maksimal 20 poin sehingga telah memenuhi 35% dari rating yang telah di tetapkan greenship GBCI. Rekomendasi dan saran bagi beberapa kategori yang belum terpenuhi pada aspek IHC adalah:

a) Pada kategori CO2 and CO Monitoring dapat mencoba untuk memasang sensor gas karbon dioksida (CO2) untuk ruangan-ruangan dengan kepadatan tinggi. Hal ini mengingat sumber utama CO2 di gedung perkantoran berasal dari respirasi penghuni bangunan. Konsentrasi CO2 yang tinggi dapat membuat konsentrasi O2 berkurang, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas bahkan keracunan pada penggunanya. Peningkatan kadar CO2 dalam ruangan juga dapat menjadi penyebab gejala sick building syndrom

(SBS) berupa sakit kepala, kelelahan, iritasi mata, iritasi hidung, dan gangguan saluran pernapasan. Oleh karena itu diperlukan sistem monitor

33 kandungan CO2 yang dapat menjaga konsentrasi CO2 dalam ruangan dengan bukaan ventilasi.

b) Pada kategori Visual Comfort hasil pengukuran menunjukkan tingkat pencahayaan yang tidak sesuai baku mutu, yaitu 1 titik di lobi basement lantai 1, 1 titik di Ruang Biro umum lantai 1, 1 titik di ruang Dit. AP lantai 1, 2 titik di lobi utama lantai 2 titik di ruang WR RK lantai 2 hasil pengukuran dapat dilihat pada Lampiran 11. Rekomendasi dalam kategori ini adalah penggantian lampu dengan jenis lampu LED yang hemat energi.

c) Pada kategori Acoustic Level, gedung AHN Rektorat IPB dapat mencoba untuk menggunkan material kedap suara dan meletakkan tanaman diantara gedung dan jalan.

6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-