• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesehatan dan keselamatan kerja

Dalam dokumen ADARO ENERGY Tbk 2014 (Halaman 132-135)

Kinerja keselamatan, dalam hal total cedera yang dapat dicatat, mencerminkan peningkatan yang ber- kesinambungan. Implementasi terhadap inisiatif ke- selamatan yang selaras dengan lima Pilar QHSE telah membantu perusahaan dalam mengidentii- kasi risiko-risiko utama dan menjamin bahwa pen- gendalian telah tertanam dengan baik dan memadai dalam prosedur kerja dan pengawasan demi mence- gah terjadinya kecelakaan. Perusahaan terus beker- ja sama dengan para kontraktor utama dan meny- elenggarakan rapat berkala untuk mempertemukan para kontraktor dan tim manajemen dan membahas masalah-masalah QHSE serta membuat keputusan- keputusan strategis. Karena tanggung jawab akhir QHSE ada di tangan Adaro, perusahaan mewajib- kan para kontraktor untuk mematuhi standar dan prosedur QHSE yang diterapkannya dan mengawasi kepatuhan mereka dengan seksama.

Tingkat lost time injury frequency rate (lTIFR) dan severity rate (SR) Adaro dalam skala grup ma- sing-masing mencapai 0,18 dan 122,8 untuk tahun 2014. Hal ini berarti bahwa terjadi 0,18 lTI untuk se- tiap satu juta jam kerja, sementara SR sebesar 122,8 mengindikasikan jumlah days lost dalam satu juta jam kerja. AI mencapai penurunan SR sebesar 56% dibandingkan dengan tahun 2013.

Dalam laporan keselamatan tambang yang di- publikasikan oleh Kementerian Energi dan Sumber

Perencanaan yang seksama dan penekanan yang permanen terhadap faktor keselamatan mengakibatkan jarang terjadi kejadian darurat di wilayah tambang AI, namun Tim Tanggap Darurat Adaro dilatih dan disiapkan secara terus-menerus.

130

MasYarakat sekitar

Mutu, kesehatan, keselaMatan & lingkungan

tuhi undang-undang, peraturan dan standar ling- kungan yang ketat serta memenuhi ekspektasi ma- syarakat dan pemangku kepentingan. Perusahaan telah memformulasikan dan mengimplementasikan sejumlah program untuk mengelola dan mengawasi dampak lingkungan dari operasinya.

Pada tahun 2014, pemerintah mengakui upa- ya-upaya lingkungan yang dilakukan Adaro den- gan memberikan beberapa penghargaan. Untuk lima tahun berturut-turut, Adaro menerima peng- hargaan Aditama dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk bidang pengelolaan lingkungan dalam pertambangan batubara. Adaro juga memenangkan peringkat Hijau penghargaan PROPER untuk keenam kalinya yang diselenggara- kan oleh Kementerian lingkungan Hidup. Peringkat hijau mencerminkan bahwa Adaro taat sepenuh- nya terhadap ketentuan peraturan lingkungan, dan unggul dalam hal sistem pengelolaan lingkungan, pelestarian sumber daya alam dan pengembangan masyarakat.

Pengelolaan air tambang: Operasi penamban- gan Adaro terletak di wilayah tropis dengan curah hujan tahunan yang tinggi sehingga volume air yang berlimpah tersebut harus dikelola dalam kegiatan penambangan batubara. Air tambang yang timbul Daya Mineral baru-baru ini, dilaporkan bahwa sek-

tor pertambangan Indonesia mencapai rata-rata SR sebesar 266,02. Data ini menunjukkan bahwa Adaro relatif lebih baik daripada sebagian besar perusa- haan pertambangan lainnya di Indonesia dalam hal keselamatan kerja. Adaro beroperasi sebagai salah satu perusahaan pertambangan di Indonesia yang menjalankan operasi dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi.

Namun, Adaro akan terus menargetkan pening- katan kinerja keselamatan, serta memperbaharui standar dan prosedur yang diterapkan untuk beru- paya dan mencapai tujuan tingkat cedera nihil (zero injuries) dalam operasinya. Saat ini Divisi QHSE se- dang berkoordinasi dengan Departemen Sumber Daya Manusia untuk memasukkan peran dan tang- gung jawab keselamatan kerja sebagai bagian dari indikator kinerja para pekerja lapangan.

Lingkungan

Dalam upaya yang berkelanjutan untuk mengim- plementasikan praktik pertambangan yang baik, Adaro memberikan upaya terbaik untuk menyeim- bangkan aspek-aspek 3P (Proit, Planet and People) dari operasinya. Sektor bisnis Adaro harus mema-

131

di wilayah penambangan AI berasal dari air hujan yang tertampung dalam tambang terbuka dan aliran air dari lahan terganggu, misalnya wilayah tempat menimbun lapisan penutup. Air dari tambang dan wilayah penimbunan lapisan penutup tersebut ber- campur dengan lumpur dan karenanya harus diolah sebelum dilepaskan kembali ke dalam lingkungan alam sekitar. AI mengambil pendekatan yang ber- hati-hati dalam menjamin supaya air yang dilepas- kan ke sungai-sungai telah memenuhi standar kuali- tas yang ditetapkan pemerintah. Dalam sistem AI, air yang dipompa dari tambang diarahkan ke kol- am pengendapan yang terdiri dari empat bagian (kolam) — kolam sedimentasi, kolam pengaman- an, kolam pengolahan dan kolam lumpur — untuk mengendapkan partikel padat yang terkandung di dalamnya. Selama tahun 2014, AI mengolah air tam- bang sebanyak 355 juta m3.

Dalam rangka memperkuat manajemen lingkun- gan, AI telah memulai program peningkatan sistem manajemen air tambang pada tahun 2014. Inisiatif peningkatan tersebut telah membuat pengelolaan air tambang lebih konservatif dan seksama untuk menjamin kepatuhan terhadap peraturan yang ber- laku dan praktik penambangan yang baik.

AI menggunakan air limbah yang telah dio-

lah untuk memenuhi berbagai kebutuhan opera- si dalam operasinya misalnya untuk mengurangi debu di sepanjang jalan angkutan. lebih lanjut, se- bagian air limbah diproses dengan fasilitas pengo- lahan air yang dinamakan WTP T-300, untuk mem- produksi air bersih yang siap digunakan untuk ke- butuhan rumah tangga dan industri. Fasilitas ini mencerminkan komitmen AI terhadap lingkungan yang melampaui aturan kepatuhan dari pemerin- tah karena hal ini menciptakan nilai dengan men- golah air limbah menjadi air bersih yang aman un- tuk dikonsumsi.

WTP T-300 dioperasikan 14-15 jam dan meng- hasilkan 1.100 m3 per hari. Mutu air yang dihasilk- an diperiksa setiap hari, dan sampelnya secara rutin dikirimkan ke laboratorium untuk dianalisa. Air ber- sih hasil pengolahan WTP T-300 tidak hanya dikon- sumsi oleh karyawan dan kontraktor AI, melainkan juga dibagikan ke masyarakat sekitar yang karena kondisi geograisnya seringkali sulit mendapatkan pasokan air bersih.

Reklamasi tanah: AI melakukan reklamasi se- cara progresif terhadap lahan yang terkena dampak operasi setelah aktivitas penambangan rampung, dengan menanam pepohonan sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan hijau yang baru mengikuti rencana penggunaan tanah yang telah disepakati se- belumnya. Selama tahun 2014, AI mereklamasi 212 hektar lahan bekas tambang dari total target 198 hektar. Selain itu, AI juga membudidayakan ikan air tawar, unggas, dan sapi di area reklamasi un- tuk mendemonstrasikan pertanian terpadu di lahan bekas tambang.

Pelestarian energi: Dalam kegiatan operasinya, AI mematuhi peraturan pemerintah mengenai peng- gunaan biodiesel yang tercermin dalam Peraturan Menteri ESDM No 25 tahun 2013 tentang penggu- naan bahan bakar hayati. Peraturan ini mewajibkan industri pertambangan, bersama dengan industri sumber daya alam lainnya, untuk menggunakan sebagian biodiesel dalam operasinya. AI berada di garis terdepan di antara perusahaan-perusahaan pertambangan di Indonesia yang mengimplementa- sikan penggunaan bahan bakar B-10 yang mengand- ung 10% bahan bakar hayati. Dengan konsumsi die- sel yang mencapai hampir 700 juta liter per tahun, pada tahun 2014 AI telah menggantikan 70 juta liter

Pemandangan dari aktivitas pengelolaan lingkungan Adaro di sekitar operasi penambangan AI di Kalimantan Selatan. Dari kiri, fasilitas pengolahan air WTP T-300; penanaman pohon di wilayah bekas tambang; kolam pengendapan; pengukuran kualitas air; persiapan tanaman untuk digunakan di rehabilitasi area bekas tambang.

Komitmen Kepemimpinan Fokus terhadap pengendalian risiko utama Pendidikan dan pelatihan bagi karyawan sistem manajemen QhsE terpadu Penegakan kebijakan dan prosedur QhsE

Lima Pilar

QhsE

132

MasYarakat sekitar

Dalam dokumen ADARO ENERGY Tbk 2014 (Halaman 132-135)