• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Kesejahteraan sosial

Istilah kesejahteraan sosial (social welfare) tidak merujuk pada suatu kondisi yang baku dan tetap. Istilah ini dapat berubah-ubah karena ukuran sejahtera atau tidak sejahtera kadang-kadang berbeda antara satu ahli dengan ahli yang lain. Pada umumnya orang kaya dan segala kebutuhannya tercukupi itulah yang disebut orang yang sejahtera. Namun demikian, dilain pihak orang yang miskin dan segala kebutuhannya tidak terpenuhi kadang juga dianggap justru lebih bahagia karena tidak memiliki masalah yang pelik sebagaimana umumnya orang kaya.

Wilensky dan Lebeaux merumuskan kesejahteraan sosial sebagai sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga sosial, yang dirancang untuk mrmbantu individu-individu dan kelompok-kelompok agar mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan. Maksudnya agar tercipta hubungan-hubungan personal dan sosial yang memberi kesempatan kepada individu-individu pengembangan kemampuan-kemampuan mereka seluas-luasnya

dan meningkatkan kesejahteraan mereka sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat. (Mohammad suud, 2006:7)

Pengertian kesejahteraan sosial dapat dikembangkan dari hasil Pre- Conference Working for the 15th International Conference of Social Welfare, yakni Kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Di dalamnya tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. (Miftachul huda, 2009:73)

2.5.1 Negara kesejahteraan

Pandangan atau konsep yang menyatakan bahwa “kontrak sosial” sebagai awal terbentuknya suatu negara juga mengandung pengertian bahwa negara dapat dipandang sebagai asosiasi (perkumpulan) manusia yang hidup dan bekerja sama untuk mengejar beberapa tujuan bersama. Akhir tujuannya adalah menciptakan kebahagian bagi rakyatnya (bonum publicum, common good, common wealtb).

Menurut Roger H. Sultou tujuan negara ialah memungkinkan rakyatnya “berkembang serta menyeenggarakan daya cipta sebebas mungkin” (the freest possible development and creative self-expression of its members). Dan menurut Harold J. Laski “menciptakan keadaan dimana rakyatnya dapat mencapai terkabulnya keinginan-keinginan secara maksimal” (creations of those conditions under which the members of the state may attain the maximum satisfaction of their desires) (Miriam budiardjo, 1986)

Negara yang pertama muncul adalah lahirnya tipe negara yang berfungsi hanya sebagai penjaga malam (nachtwalker state). Menurut tipe ini, negara hanya melakukan tugas sebagai penjaga keamanan dan dan pengaturan keuangan negara, serta hubungan dengan luar negeri. Negara akan bertindak kalau keamanan anggota masyarakat terganggu. Pengaturan hubungan (perdagangan, tingkah laku kehidupan dan lain-lain) yang terjadi antar anggota masyarakat bukan urusan negara.

Ada tujuh ciri pokok negara kesejahteraan sebagaimana disampaikan oleh Daeng matutu (1972).

1. Terjaminnya hak asasi sosial dan hak asasi ekonomi. Negara harus terlebih dahulu mengadakan kegiatan (aktif) untuk memenuhi hak-hak asasi ini. Contohnya, antara lain, hak akan pekerjaan dan tunjangan jika menganggur,hak upah minimum dengan jam kerja maksimal, hak perumahan yang layak, hak memasuki lembaga-lembaga pendidikan dan kesehatan.

2. Model trias politica cenderung tidak dipisahkan, tapi lebih banyak berorientasi pada manajemen (efisiensi kerja).

3. Hak milik tidak diartikan secara mutlak, melainkan juga berfungsi sosial, bahkan kadang-kadang diformulasikan sebagai sesuatu “sociale plicht” (kewajiban sosial).

4. Peranan negara tidak hanya sebagai penjaga keamanan dan ketertiban, tetapi juga memenuhi kebutuhan asasi sosial, ekonomi dan kultural (ikut campur tangan).

5. Kaidah-kaidah hukum administrasi negara merupakan kaidah yang membebankan kewajiban tertentu kepada pihak yang diperintahkan dan juga

materinya lebih banyak bersangkut-paut dengan kehidupan sosial, ekonomi dan kultural masyarakat.

6. Peranan hukum public semakin luas dan peranannya semakin mendesak hukum perdata dalam kehidupan sosial,ekonomi dan kultural.

7. Titik beratnya bersifat negara hukum materil, yang mementingkan keadilan sosial.

Selanjutnya, kalau kita memperhatikan konsep negara republik Indonesia, sebagaimana tercermin dalam Undang Undang Dasar 1945, baik pembukaannya maupun batang tubuhnya dengan ciri-ciri pokok negara kesejahteraan akan tampak banyak persamaan.

Alinea keempat pembukaan UUD 1945 menyatakan “Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka…, berdasarkan kepada…, serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Menurut Mustamin Daeng Matutu (1972), kata melindungi dalam alinea tersebut merupakan kata yang berawalan me, yakni awalan yang menunjukkan keaktifan pokok kalimat, yaitu pemerintah negara Indonesia dalam pekerjaan/kegiatan “lindungi”. Hal yang menunjukan kehendak/cita-cita bapak perumus pembukaan UUD dan UUD, supaya setiap pemerintah negara Indonesia menjadikan salah satu kewajibannya, yaitu melindungi bangsa Indonesia dan tumpah darahnya terhadap bahaya-bahaya yang mungkin mengancam.

Selanjutnya Mustamin juga menyatakan, kata-kata memajukan kesejahteraan umum menunjukan pula bahwa adalah menjadi kewajiban pemerintah untuk menggarap dan menggembangkan segala hal yang bersangkut paut dalam memajukan kesejahteraan umum, misalnya pembuatan jalan, jembatan, memajukan kesehatan rakyat, pembuatan system irigasi, telekomunikasi dan sebagainya. Pemerintah pun menurut pembukaan UUD 1945 juga mempunyai kewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan mendirikan sekolah-sekolah untuk memberantas buta huruf.

Kemudian sila kelima pancasila yang hendak mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memberikan petunjuk akan sifat negara kita sebagai negara kesejahteraan. Lebih jauh lagi, kalau kita perhatikan pasal-pasal pada batang tubuh UUD 1945, seperti pasal 27, 31, 33, dan 34 terlihat bahwa kesemuanya berindikasi kepada asas-asas dan ciri-ciri pokok negara kesejahteraan.

Plato, Aristoteles, dan Jhon Locke (F. Isjwara, 1982) pernah mengemukakan tentang tujuan negara, sebagai berikut. “Tiada negara yang dibentuk untuk menimbulkan kesukaran-kesukaran dan kekacauan bagi umat manusia, setidak-tidaknya secara teoritis. Semua negara yang pernah ada dalam sejarah, yang masih ada dan yang akan ada di masa depan, selalu akan dibentuk dan dipertahankan demi tujuan-tujuan baik dan luhur itu.

Maka dari itu, secara teoritis dapat diaktakan bahwa semua tujuan negara dahulu, kini dan di masa depan adalah sama dan baik adanya. Semua tujuan baik itu dipusatkan pada penciptaan kesejahteraan bagi warga negara, dan kesejahteraan ini pulalah yang menjadi hukum tertinggi bagi negara dan penguasa

negara itu. “salus populi, suprema lex”. (Djoko Triyanto dalam jurnal Kiprah Jamsostek Pada Millenium Ketiga, 1999 : 33).

2.6 Kerangka Pemikiran

Sebagai bagian dari masyarakat yang produktif, amatlah wajar bila para pekerja diberikan perlindungan, pemeliharaan serta secara bertahap ditingkatkan kesejahteraannya. Peningkatan kesejahteraan tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan upah dan memberikan jaminan sosial.

Sehubungan dengan upaya untuk memberikan perlindungan dan pemeliharaan keselamatan kerja, demi meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja maka pemerintah telah mengambil kebijaksanaan penting dengan membuat peraturan dan Undang-Undang perlindungan tenaga kerja seperti UU Jaminan Sosial Tenaga Kerja Nomor 3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja yang hanya mengatur kepesertaan bagi tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja dengan pengusaha yang berbadan hukum maupun pengusaha perorangan dengan menerima upah. Sedangkan kepesertaan dalam program Jamsostek bagi tenaga kerja yang bekerja di luar hubungan kerja masih menunggu diterbitkannya Peraturan Pemerintah yang dimaksud bagi tenaga kerja di luar hubungan kerja yang melakukan kegiatan ekonomi atau usaha-usaha ekonomi, kepesertaannya dalam program Jamsostek saat ni diatur dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER-24/MEN/VI/2006 tentang Pedoman Penyelenggara Program Jaminan Sosial Bagi Tenaga Kerja yang melakukan Pekerjaan di Luar Hubungan Kerja (TKLHK), yang dapat memberikan perlindungan jaminan kecelakaan kerja, jaminan pemeliharaan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan. Jaminan Sosial Tenaga Kerja

menanggulangi resiko-resiko kerja sekaligus akan menciptakan ketenangan kerja yang pada gilirannya akan membantu meningkatkan produktifitas kerja.

Respon positif Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TKLHK) setuju dengan program Jamsostek, yaitu mengetahui dan memahami mengenai program, tujuan dan sasaran, manfaat dari program Jamsostek dengan memenuhi segala peraturan dengan adanya program Jamsostek, yaitu membayar iuran tiap bulannya sehingga mengharapkan hasil yang memuaskan dari program Jamsostek.

Respon negatif Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TKLHK) tidak setuju dengan program Jamsostek, yaitu mengetahui dan memahami mengenai program, tujuan dan sasaran, manfaat dari program Jamsostek, bersikap apatis terhadap program Jamsostek sehingga tidak mengharapkan hasil apa-apa dari program Jamsostek.

Respon Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TKLHK) baik positif maupun negatif, bersifat pasif ataupun aktif dapat ditujukan kepada pihak PT. Jamsostek secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk lebih jelasnya, program Jamsostek bagi Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TKLHK), penulis menggambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :

BAGAN ALUR PEMIKIRAN

Wadah PAMI (Pembinaan Anak Mandiri Indonesia) Medan PT. Jamsostek Program khusus TKLHK Peraturan Menteri No : PER-24/MEN/VI/2006

Program Jaminan Sosial Wadah PAMI 1. Jaminan Kecelakaan Kerja 2. Jaminan Kematian

3. Jaminan Hari Tua

4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Respon Negatif (-) :

1. Tidak setuju dengan program Jamsostek.

2. Bersikap apatis terhadap program Jamsostek.

3. Tidak mengharapkan apa-apa dari program Jamsostek.

Respon Positif (+) :

1. Setuju dengan program Jamsostek.

2. Mematuhi peraturan Jamsostek. 3. Mengharapkan hasil yang

memuaskan dari program Jamsostek.

2.7 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.7.1 Defenisi Konsep

Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena sosial, yang harus dipahami untuk memahami kerangka acuan dalam sebuah penelitian. Defenisi konsep adalah perumusan gejala atau permasalahan yang akan diteliti (Bungin, 2001: 40 & 57). Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah yang digunakan secara mendasar tentang apa yang akan diteliti serta menghindari pemahaman yang salah yang dapat mengaburkan tujuan dari penelitian. Adapun yang menjadi defenisi konsep yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Respon adalah tanggapan, reaksi maupun jawaban.

2. Tenaga Kerja luar hubungan kerja (TKLHK) adalah tenaga kerja yang bekerja sendiri tanpa ikatan dengan perusahaan atau perorangan, biasa disebut dengan tenaga kerja bebas, misalnya dokter yang membuka praktik, pengacara (advokad), petani yang menggarap sawahnya sendiri, wirausahawan yang melakukan usaha dalam perdagangan dan lain-lainya.

3. Program adalah cara yang disusun secara sistematis yang disahkan untuk mencapai tujuan. Program merupakan pengorganisasian rencana agar lebih mudah untuk dioperasionalkan dalam pelaksanaan di lapangan.

4. Jaminan Sosial Tenaga Kerja merupakan program pemerintah yang bertujuan memberi perlindungan terhadap tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti dari sebagian penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat dari peristiwa atau keadaan yang dialami tenaga kerja seperti kecelakaan kerja, sakit, hamil, hari tua dan meninggal dunia.

5. Jaminan Kecelakaan Kerja adalah Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan resiko yang harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam menghadapi pekerjaannya.

6. Jaminan Kematian diperuntukan bagi ahli waris tenaga kerja yang menjadi peserta Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja.

7. Jaminan Hari tua adalah Program jaminan yang ditujukan sebagai pengganti terputusnya penghasilan tenaga kerja meninggal, cacat atau hari tua dan diselenggarkan dengan sistem tabungan hari tua

8. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan adalah salah satu program jamsostek yang membantu tenaga kerja dan keluarganya dalam mengatasi masalah kesehatan. Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik kesehatan, rumah sakit, kebutuhan alat bantu peningkatan pengetahuan dan pengobatan secara efektif dan efisien. 9. Kesejahteraan sosial adalah sebagai sistem yang terorganisasi dari pelayanan- pelayanan dan lembaga-lembaga sosial, yang dirancang untuk mrmbantu individu-individu dan kelompok-kelompok agar mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan. Maksudnya agar tercipta hubungan-hubungan personal dan sosial yang memberi kesempatan kepada individu-individu pengembangan kemampuan-kemampuan mereka seluas-luasnya dan meningkatkan kesejahteraan mereka sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

2.7.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah informasi ilmiah yang membantu peneliti dengan menggunakan suatu variabel atau dengan kata lain definisi operasional

adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989 : 46).

Untuk memberikan kemudahan dan memahami variabel dalam penelitian ini, maka diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut :

1. Respon Positif :

a. Setuju dengan program Jamsostek. b. Mematuhi program Jamsostek.

c. Mengharapkan hasil yang memuaskan dari program Jamsostek. 2. Respon Negatif :

Respon negatif terjadi apabila informasi atau program yang didengar atau perubahan sesuatu objek tidak mempengaruhi tindakannya atau menghindari dan membenci objek tertentu.

a. Tidak setuju dengan program Jamsostek. b. Bersikap apatis terhadap program Jamsostek.

c. Tidak mengharapkan apa-apa dari program Jamsostek.

METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian Deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran untuk melukiskan kenyataan yang ada tentang masyarakat atau sekelompok orang tertentu di lapangan secara analisis yang prosesnya meliputi penguraian hasil observasi dari suatu gejala yang diteliti atau lebih (Soehartono, 2004 : 35). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan respon atau tanggapan Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TKLHK) terhadap Program Khusus PT. Jamsostek yang didafatarkan melalui wadah Pembinaan Anak Mandiri Indonesia (PAMI).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Wadah Pembinaan Anak Mandiri Indonesia (PAMI) sebuah wadah atau kelompok yang tergolong tenaga kerja luar hubungan kerja, berdiri sendiri bergerak dalam bidang perdagangan/wiraswasta, yang berlokasi di Kelurahan Sei Kambing B Kecamatan Medan Sunggal.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti dari manusia, benda, hewan, dan tumbuhan, gejala, peristiwa, nilai-nilai atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakter tertentu dalam suatu peristiwa. (Nawawi, 1991 : 61). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh anggota dalam Wadah Pembinaan Anak Mandiri Indonesia (PAMI) yang berjumlah 23 orang.

Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah wakil dari populasi yang dianggap representatif atau memenuhi syarat untuk menggambarkan keselururahan dari populasi yang diwakilinya. Jika populasi lebih dari 100 maka dianjurkan sampel yang diambil antara 10-15% atau 20-25% (Arikunto, 2002 : 107). Dikarenakan jumlah populasinya dibawah dari 100 orang, maka dalam penelitian ini tidak menggunakan sampel, melainkan menggunakan seluruh populasi yang ada di wadah Pembinaan Anak Mandiri Indonesia (PAMI).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. Teknik pengumpulan data sekunder

Dengan cara Studi Kepustakaan yakni Teknik pengumpulan data yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, surat kabar, majalah, jurnal, blog, ataupun tulisan lain yang relevansi terhadap penelitian.

3.4.2 Teknik Pengumpulan data primer

Dengan cara Studi Lapangan yakni Pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan tentang masalah yang diteliti, Melalui :

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

b. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi data yang diperoleh.

c. Angket, yaitu Kegiatan mengumpul data dilakukan dengan cara menyebar suatu daftar pertanyaan tertutup dan terbuka untuk Tanya jawab kepada responden.

3.5 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data Deskriptif Kuantitatif, dimana pengelolaan data dilakukan dengan manual, data dikumpulkan dari hasil kuesioner (angket) dan wawancara. Kemudian ditabulasikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan kemudian dianalisa.

Untuk mengetahui apakah hasil dari respon tersebut maka digunakan interval sebagai skala pengukuran.

i = Nilai Atas – Nilai Bawah Variabel = 1-(-)1 3 = 2 3 = 0.667

Dan untuk mengetahui hasil respon Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja dari setiap program jaminan sosial di PT. Jamsostek, maka dapat dilihat dari ketentuan interval berikut :

1. -1.000  (-) 0.667 = Negatif 2. -0.668  0.335 = Netral 3. 0.336  1.000 = Positif

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITAN

4.1 Sejarah Latar Belakang Wadah Pembinaan Anak Mandiri Indonesia (PAMI) PT. Jamsostek.

Wadah Pembinaan Anak Mandiri Indonesia (PAMI) merupakn salah satu wadah yang ada pada program Luar Hubungan Kerja di PT. Jamsostek cabang Medan yang bergerak dalam dunia wirausaha yang berdiri sejak tahun 2006 dan berkerja sama dengan PT. Jamsostek cabang Medan sejak tahun tersebut sebagai penyelenggara jaminan sosial bagi wadah PAMI.

Wadah PAMI juga dapat disebut sebagai wadah inisiator dari pendirian Program Luar Hubungan Kerja (LHK) di PT. Jamsostek cabang Medan. Pendiri atau inisiaor wadah PAMI yang sekaligus juga sebagai ketua pada wadah ini dahulunya merupakan penasehat di PT. Jamsostek cabang Medan untuk program LHK ini, beliau sering memberikan masukan pada PT. Jamsostek mengenai sosialisasi yang baik agar mudah diterima pada masyarakat.

4.2 Struktur Organisasi

Untuk melaksanakan kegiatan dari aktivitas wadah PAMI maka perlu disusun suatu tugas struktur organisasi yang memberi batasan tugas dan tanggung jawab pada setiap organisasi. Didalam struktur organisasi tersebut dapat diketahui garis komando dan pemberian perintah serta tanggungjawab yang dilakukan.

Mengingat pentingnya struktur organisasi itu mengharuskan setiap perusahaan untuk membentuk dan menyusun struktur sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat lembaga, agar prinsip penempatan orang yang benar

dapat dilakukan untuk mengefektifkan dan mengefesiensikan pekerjaan dalam mencapai tujuan.

Secara struktur yang cukup sederhana hanya memiliki ketua, sekretaris dan bendahara.

SUSUNAN STRUKTUR

WADAH PEMBINAAN ANAK MANDIRI INDONESIA

KETUA

H. Ayun Jaya

SEKRETARIS

4.3 Bidang-Bidang Kerja

Secara sistematis Struktur organisasi wadah Pembinaan Anak Mandiri Indonesia (PAMI) dipimpin oleh seorang ketua, dan sebagai pelaksana fungsi sekretariat adanya sekretaris dan pengelola keuangan ada bendahara. Yang masing-masing memiliki tanggungjawab yang berbeda adalah sebagai berikut : 1. Ketua

Tugas dan tanggung jawabnya pada wadah ini adalah melakukan pembinaan terhadap anggota, berbeda tugas dan tanggung jawab dengan pemimpin yang ada diperusahaan. Pemimpin setiap wadah LHK (Luar Hubungan Kerja) bertugas untuk melakukan pembinaan terhadap anggota, melakukan sosialisasi terhadap program ini.

2. Sekretaris

Tugas dan tanggunjawab dari seorang sekretaris adalah membuat surat menyurat, mencatat segala agenda serta kesekretariatan

3. Bendahara

Tugas dan tanggunjawab dari seorang bendahara mengelola keuangan yang dibayarkan anggota dan penyetoran kepada PT. Jamsostek cabang Medan.

4.4 Program LHK (Luar Hubungan Kerja) 4.4.1 Pengertian

Tenaga Kerja yang melakukan pekerjaan di Luar Hubungan Kerja (LHK) adalah orang yang berusaha sendiri yang pada umumnya bekerja pada usaha- usaha ekonomi informal.

4.4.2 Tujuan

 Memberikan perlindungan jaminan sosial bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja pada saat tenaga kerja tersebut kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya risiko-risiko antara lain kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

 Memperluas cakupan kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja.

4.4.3 Jenis Program & Manfaat (sesuai PP 14/1993):

 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), terdiri dari biaya pengangkutan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja, biaya perawatan medis, biaya rehabilitasi, penggantian upah Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB), santunan cacat tetap sebagian, santunan cacat total tetap, santunan kematian (sesuai label), biaya pemakaman, santunan berkala bagi yang meninggal dunia dan cacat total tetap

 Jaminan Kematian (JK), terdiri dari biaya pemakaman dan santunan berkala

 Jaminan Hari Tua (JHT), terdiri dari keseluruhan iuran yang telah disetor, beserta hasil pengembangannya

 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), terdiri dari rawat jalan tingkat pertama meliputi: pemeriksaan dan pengobatan dokter umum dan dokter gigi, pemeriksaan diberikan dalam bentuk tindakan medis sederhana; rawat inap; pertolongan persalinan; penunjang diagnostic berupa pemeriksaan laboratorium, radiologi, EEG dsb; pelayanan khusus berupa penggantian biaya prothese, orthose dan kacamata; dan pelayanan gawat darurat.

4.4.4 Kepesertaan

 Sukarela

 Usia maksimal 55 tahun

 Dapat mengikuti program Jamsostek secara bertahap dengan memilih program sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta

 Dapat mendaftar sendiri langsung ke PT Jamsostek (Persero) atau mendaftar melalui wadah / kelompok yang telah melakukan Ikatan Kerjasama (IKS) dengan PT Jamsostek (Persero).

4.4.5 Iuran

Iuran TK LHK ditetapkan berdasarkan nilai nominal tertentu berdasarkan upah sekurang-kurangnya setara dengan Upah Minimum Provinsi / Kabupaten / Kota. Besaran Iurannya yakni :

Tabel 1. Besaran Iuran

No Program Persentase JUMLAH

1 Jaminan Kecelakaan Kerja 1% Rp. 10.000,-

2 Jaminan Hari Tua 2% Rp. 20.000,-

3 Jaminan Kematian 0.3% Rp. 10.000,-

(di genapkan) 4 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 6% (Keluarga) RP. 60.000,-

3% (Lajang) Rp. 30.000,- Ket: Iuran ditanggung sepenuhnya oleh peserta dengan asumsi penghasilan

sebesar Rp. 1.000.000,-

Total iuran yang harus dibayarkan per anggota : 1. Yang sudah berkeluarga = Rp. 100.000,- 2. Yang Berkeluarga = Rp. 70.000,-

Diperbolehkan terhadap anggota untuk membayar lebih atau penggenapan untuk penambahan jumlah tabungan hari tua.

4.4.6 Cara Pembayaran

 Setiap bulan atau setiap tiga bulan dibayar didepan.

 Dibayarkan langsung oleh peserta sendiri atau melalui Penanggung Jawab Wadah/Kelompok secara lunas.

 Pembayaran iuran melalui Wadah/Kelompok dibayarkan pada tanggal 10 bulan berjalan disetorkan ke Wadah/Kelompok, dan tanggal 13 bulan berjalan Wadah/Kelompok setor ke PT. Jamsostek (Pesero).

 Pembayaran iuran secara langsung oleh Peserta baik secara bulanan maupun secara tiga bulanan dan disetor paling lambat tanggal 15 bulan berjalan.

 Dalam hal peserta menunggak iuran, masih diberikan grace periode selama 1 (satu) bulan untuk mendapatkan hak jaminan program yang diikuti.

 Peserta yang telah kehilangan hak jaminan dapat memperoleh haknya kembali jika peserta kembali membayar iuran termasuk satu bulan iuran yang tertunggak dalam masa grace periode.

4.5 Jenis pekerjan yang terdaftar dalam wadah PAMI (Pembinaan Anak Mandiri Indonesia)

1. Perdagang ( membuka warung atau toko),

2. Pedagang jasa (tukang doorsmeer, tukang tempel ban, tukang bangunan, salon).

4.6 VISI dan MISI wadah PAMI (Pembinaan Anak Mandiri Indonesia) Visi dan Misi wadah PAMI mengikuti visi misi dari PT. Jamsostek yakni :

Dokumen terkait