• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESELAMATAN KERJA PADA INSTALASI LPG

Dalam dokumen 01 Instalasi Pengisian Dan Penanganan Lpg (Halaman 64-71)

Cm 3 /menit GLP Gas / jam

6.8 KESELAMATAN KERJA PADA INSTALASI LPG

6.8.1 Fasilitas Keselamatan Kerja

Fasilitas keselamatan kerja suatu instalasi LPG, minimal terdiri dari : a. Daftar nama personil,

b. Jalur evakuasi

c. Jalur komando keadaan darurat d. Uraian tugas dan tanggung jawab e. Pelaporan

f. Pengendalian rekaman

g. Tanda peringatan pada area penyimpanan dan penimbunan LPG harus diberi plakat dan label peringatan untuk tidak merokok.

h. Site Plant

i. Alat pelindung diri, diantaranya : • Topi pelindung (helmet)

• Pakaian kerja dan sarung tangan • Pelindung mata dan wajah • Pelindung telinga (ear plug) • Pelindung kaki (safety shoes) • Pelindung pernapasan (masker) j. Alat komunikasi

57 • Radio

• Walki talky • Alarm

k. Alat pemadam kebakaran • Extinguisher (APAR) • Sistim hidran

• Selang penyemprot air

6.8.2 Pedoman Umum Keselamatan Kerja

Pedoman umum keselamatan kerja menjelaskan persyaratan dan larangan yang harus dipatuhi oleh seluruh personil di lingkungan instalasi LPG seperti yang diuraikan di bawah ini :

a. Seluruh daerah Instalasi LPG merupakan daerah terbatas dan terlarang untuk merokok dan menyalakan api. Merokok di larang keras kapan saja kecuali dalam lokasi-lokasi yang khusus diijinkan oleh Manajemen.

b. Dilarang membawa korek api atau benda apa saja yang dapat menimbulkan bunga api atau api ke dalam ”daerah instalasi”.

c. Dilarang menyalakan api dan sumber-sumber api lainnya seperti pekerjaan las tanpa surat ijin kerja panas, kecuali pada lokasi-lokasi yang khusus diperbolehkan. d. Dilarang berjalan di atas pipa saluran

e. Sebelum melakukan pekerjaan, yakinkan bahwa surat ijin atau surat keterangan yang diperlukan telah diperoleh.

f. Mencatat keadaan-keadaan yang berpotensi bahaya atau keadaan yang sudah dikatagorikan bahaya.

g. Janganlah mencoba menjalankan atau menggerakkan mesin-mesin atau alat-alat yang tidak diperlukan.

h. Petugas harus berusaha membersihkan tempat pekerjaan segera setelah pekerjaan selesai.

i. Menjaga semua perkakas dan peralatan bersih dan ditempatkan pada yang seharusnya.

58

k. Petugas tidak boleh meninggalkan pekerjaan sampai petugas yang menggantikan telah diberitahu mengenai keadaan pekerjaan.

6.8.3 Pedoman Keadaan Darurat

Pedoman dalam Keadaan Darurat menjelaskan persyaratan dan tahapan yang harus dilakukan personil di lingkungan instalasi dalam menghadapi keadaan darurat yaitu :

a. Suatu sistim alarm harus dapat didengar di seluruh daerah Instalasi pengisian LPG untuk memperingatkan personil akan keadaan darurat yang mungkin akan terjadi.

b. Apabila sistim alarm umum gagal, petunjuk lisan keadaan darurat akan diberikan dengan menggunakan radio dan sistim siaga keadaan darurat.

c. Cara yang benar untuk melaporkan keadaan darurat harus berbicara dengan jelas dan terang serta memberikan informasi yang tepat.

d. Semua panggilan keadaan darurat harus diketahui dengan ucapan ”INI KEADAAN DARURAT”.

e. Memberitahukan lokasi keadaan darurat secara benar dan tepat.

f. Menjelaskan keadaan darurat secara ringkas , seperti kebakaran, tabung meledak dll.

g. Memperkenalkan diri nama, nomor personil/petugas dan bagian/tempat bertugas. h. Jika terjadi suatu keadaan darurat, petugas yang bertanggung jawab harus

langsung merespon untuk mengendalikan keadaan darurat di daerah instalasi. i. Setiap petugas bertanggung jawab untuk mengamati keadaan-keadaan di daerah

kegiatannya dan menanggulangi atau melaporkan segera setiap kejadian yang tidak biasa di daerah itu.

j. Petugas yang menemukan adanya gas atau cairan hidrokarbon yang bocor harus segera melaporkan pada kepala instalasi tentang masalah dan situasinya. Sesudah melapor dan atas petunjuk Kepala instalasi, personil akan mengambil tindakan langsung untuk mengatasi masalah atau menjaga agar tidak meluas sampai bantuan tiba. Tindakan emergency yang harus dilakukan :

• Mencoba mengatasi dan menghentikan keadaan darurat tersebut. • Menutup seluruh katup (valve) dari tangki atau tabung

• Memberi peringatan untuk tidak merokok, menyalakan api dan menjalankan mesin.

59

• Menghubungi pemadam kebakaran terdekat • Memutuskan aliran listrik

k. Kepala instalasi langsung menuju ke tempat kejadian, mengamati keadaan dan meyakinkan bahwa prosedur keadaan darurat dilaksanakan dengan baik.

6.8.4 Prosedur Penanggulangan Kebocoran/Penyebaran LPG

Apabila LPG tertumpah di tanah, gas yang terlepas akibat penguapan cairan LPG akan menimbulkan campuran udara dan gas hidrokarbon yang berpotensi menimbulkan kebakaran. Karena LPG sifatnya dingin, gas ini akan mengkondensasi air dari udara dan disebut kabut gas. Tindakan segera dan tepat dalam menanggulangi kejadian tersebut harus ditangani sesuai dengan pedoman prosedur sebagai berikut :

a. Setiap pekerja yang mengetahui adanya kebocoran atau penyebaran LPG yang ditandai dengan terciumnya bau tertentu, agar segera berusaha mencari tahu sumbernya.

b. Apabila sumber kebocoran/penyebaran gas telah ditemukan, segera memberitahukan dan melapor kepada kepala satuan penyelamatan produk LPG. c. Kepala satuan penyelamatan produk LPG dan bagian yang terkait harus

memeriksa situasi pada lokasi kejadian kemudian meneliti dan menyelidiki sumber kebocoran dan berupaya mengatasi dan memperbaikinya.

d. Melakukan tindakan segera untuk mengatasi masalah atau agar masalah tidak meluas sampai bantuan tiba, seperti menutup katup atau mengisolasi pipa atau tabung yang bocor, mengaktifkan sistim alat pemadam kebakaran dsb.

e. Apabila tindakan di atas tidak berhasil, hentikan semua aktifitas yang berkaitan dengan penerimaan dan penyerahan produk LPG

f. Menghentikan semua aktifitas pengisian produk LPG dan menutup semua katup yang diperkirakan akan memutuskan atau paling tidak akan mengurangi besarnya penyebaran gas LPG dan mengeluarkan kendaraan angkutan tabung LPG.

g. Melarang/menghimbau kepada para pekerja, masyarakat/penduduk yang ada di sekitar lokasi instalasi dalam radius 50 m, untuk tetap tenang dan tidak melakukan kegiatan yang menggunakan atau dapat menimbulkan nyala api terbuka.

h. Semua kegiatan perbaikan yang tidak ada hubungannya dengan kejadian dalam jarak 300 m dari kabut gas harus dihentikan dan semua sumber api (mesin las, motor bakar dll) harus dimatikan.

60

i. Orang-orang yang tidak berkepentingan dalam menangani kejadian tersebut harus mengungsi dari daerah kejadian dan tidak boleh berada di daerah 300 m dari kabut gas.

j. Petugas emergensi bertanggung jawab untuk mengukur konsentrasi gas di sekeliling tumpahan untuk menjamin bahwa daerah dalam jarak 300 m adalah aman.

k. Zona yang berbahaya mungkin akan meluas apabila konsentrasi gas dalam jarak 300 m lebih tinggi dari pada 60 % dari LEL (Lower Explosion Limit) gas.

l. Menyiapkan regu penanggulangan keadaan darurat serta pompa pemadam dan perlengkapannya agar setiap saat siap segera melakukan tindakan atas berbagai kemungkinan yang akan terjadi, serta mengaktifkan water sprinkler system.

m. Karena berat jenis uap LPG lebih berat dari udara, maka uap LPG akan merambat di atas tanah sebelum menyebar di atmosfir. Petugas emergensi akan menentukan zona yang aman sesudah pengukuran konsentrasi gas dilakukan. n. Air tidak boleh diarahkan langsung ke tumpahan LPG karena ini akan membentuk

gumpalan uap gas yang lebih besar.

o. Hanya High Expansion Foam (HEF) dengan ratio pengembangan busa 500 : 1 yang boleh digunakan dalam pengendalian penguapan tumpahan LPG agar penyebaran uap gas di atmosfir dapat terkendali.

p. Alat pernapasan harus dipakai oleh personil yang bertugas`dalam mengatasi keadaan darurat tersebut.

q. Terkena cairan LPG dapat menyebabkan luka bakar dingin . Apabila ini terjadi, hangatkan bagian yang terkena dengan air hangat yang bersih sampai warnanya menjadi merah dan segera ke dokter untuk memperoleh pengobatan.

6.8.5 Instalasi pengisian Gas yang tidak memiliki fasilitas odorisasi

Untuk menjaga sistem kemanan dan keselamatan instalasi, harus dilengkapi dengan : a. Emergency shut-down system

Instalasi pengisian LPG yang tidak memiliki fasilitas odorisasi harus dilengkapi dengan suatu Emergency shut-down system yang secara otomatis menghentikan aliran gas jika detektor gas mendeteksi adanya konsentrasi gas di udara lebih dari 25 % LEL (lower explosive limit). Apabila jenis gas yang disimpan lebih dari satu, detektor sebaiknya di atur/diset untuk gas dengan LEL terendah.

b. Penempatan detektor gas Detektor gas harus dipasang :

61 • Di sekitar instalasi LPG

• Pada titik pemuatan LPG jika pengisian langsung tidak digunakan • Pada titik penggunaan gas yang tidak diodorisasi

c. Fungsi dari detektor gas • Menghentikan aliran gas

• Menginisiasi berfungsinya alarm pada level 105 desibel dan alarm tersedia

6.8.6 Tanda-tanda Keadaan Darurat

Tanda-tanda keadaan darurat meliputi beberapa kondisi, diantaranya : 6.8.6.1 Peringatan Tanda Bahaya

a. Alarm berbunyi selama 2 menit terus menerus

b. Petugas mengamankan daerah yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan prosedur .

c. Petugas keamanan wajib mengamankan daerah kejadian dan mengamankan Instalasi pengisian LPG secara keseluruhan.

d. Petugas penanggulangan keadaan darurat menuju dan melapor ke bagian kebakaran

e. Personil lain menghentikan semua kegiatan dan menuju assembly poin t terdekat. 6.8.6.2 Tanda Evakuasi

a. Alarm akan berbunyi 5 detik ”ON” dan 5 detik ”OFF” secara terus menerus b. Personil yang berada di assembly point akan diungsikan oleh petugas.

c. Personil yang berada di dalam gedung atau kantor, segera meninggalkan kantor atau gedung menuju muster area (Assembly point) dan selanjutnya akan diungsikan oleh petugas.

6.8.6.3 Tanda Keadaan Aman

a. Alarm akan berbunyi 10 detik ”ON” dan 2 detik ”OFF” secara terus menerus selama 2 menit.

62

b. Semua personil kembali ke tempat kerja dan bekerja seperti biasa, kecuali kalau ada instruksi lain dari Petugas.

6.8.7 Bencana Alam

Bencana Alam meliputi gempa bumi, banjir, badai topan, gelombang pasang dll.

Langkah yang harus dilakukan setiap personil dan atau petugas Badan Usaha jika terjadi kondisi alam seperti dimaksudkan di atas adalah berusaha secepat mungkin untuk melakukan langkah-langkah pengamanan baik untuk diri sendiri, orang lain dan asset perusahaan atau badan usaha.

6.8.8 Kualifikasi Personil

Persyaratan petugas yang dapat melaksanakan kegiatan penanganan dan penanggulangan bahaya kebocoran dan kebakaran yang disebabkan oleh LPG adalah :

a. Personil yang berkompeten.

b. Memiliki sertifikasi personil dan mendapatkan pelatihan tata cara penanggulangan bahaya kebocoran dan kebakaran LPG.

c. Mengetahui pengetahuan tentang produk LPG dan bahayanya

d. Memiliki sertifikat yang masih berlaku dan dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.

e. Pelatihan sebaiknya diberikan minimal setiap 3 tahun sekali dan terdokumentasi f. Melaksanakan tugas sesuai dengan instruksi kerja yang telah ditetapkan.

63

Lampiran A

Dalam dokumen 01 Instalasi Pengisian Dan Penanganan Lpg (Halaman 64-71)

Dokumen terkait