• Tidak ada hasil yang ditemukan

48.2 Keselamatan Kerja

Dalam dokumen PRA RANCANGAN PABRIK (Halaman 128-133)

SPESIFIKASI PERALATAN

VIII- 48.2 Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, sehingga tenaga kerja dapat berada dalam kondisi yang aman. Keselamatan dan kesehatan kerja pada suatu pabrik atau tempat kerja merupakan salah satu aspek penting yang perlu mendapatkan perhatian serius, karena apabila diabaikan maka kecelakaan yang dialami pekerja akan mengakibatkan turunnya kualitas pekerja, sehingga akan menghambat seluruh proses produksi ataupun kegiatan lain, dan tenaga kerja yang dibutuhkan akan semakin berkurang (Hasibuan, 2014).

Kecelakaan dapat disebabkan oleh mesin, bahan baku, produk kondisi tempat kerja. Oleh sebab itu, perlu mendapat perhatian yang serius dan dapat dikendalikan dengan baik oleh pihak perusahaan. Salah satu faktor yang penting dalam menjamin keselamatan kerja adalah dengan menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran dari karyawan dan pentingnya menjamin keselamatan kerja.

Adapun beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan pabrik untuk menjamin keselamatan kerja yaitu sebagai berikut.

1. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja bagi karyawan 2. Pada area proses yang rawan diberi tanda dengan memasang papan peringatan 3. Memasang tanda bahaya berupa alarm, sehingga apabila terjadi bahaya dapat

segera diketahui

4. Menempatkan peralatan keselamatan dan penanggulangan kebakaran di daerah yang rawan terhadap api.

5. Adanya sistem penerangan yang cukup memadai dan juga sistem pertukaran udara atau ventilasi yang baik

6. Adanya poliklinik dengan sarana yang memadai untuk pertolongan pertama, apabila terjadi hal yang tidak diinginkan.

8.3 Keselamatan Kerja pada Pabrik Margarin

Dalam pra rancangan pabrik pembuatan margarin terdapat beberapa bahaya yang mungkin dapat terjadi. Adapun bahaya kerja tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bahaya yang disebabkan oleh energi

VIII-5

- Bahaya dalam penggunaan energi listrik. Hal ini dapat terjadi ketika memasukkan tangan apabila hendak membuka kotak instalasi listrik, ketika melakukan perbaikan dengan cara yang salah ataupun pada saluran-saluran listrik yang tidak sempurna.

- Bahaya dalam menggunakan energi pemanas, misalnya tempat keluarnya steam (uap panas) yang tidak terisolasi.

- Bahaya kebakaran dan ledakan akibat kebocoran bahan bakar cair atau gas.

2. Bahaya yang disebabkan oleh mesin, peralatan, dan perkakas - Bahaya karena tekanan yang lebih dalam peralatan - Bahaya karena alat, perkakas yang rusak

- Bahaya cedera akibat jatuhnya perkakas atau beban pada saat perbaikan alat.

- Bahaya karena bagian yang bergerak, misalnya tangan menyentuh alat yang berputar.

Untuk menanggulangi bahaya-bahaya tersebut, terdapat 2 metode penanggulangan yang efektif dilakukan yaitu sebagai berikut:

8.3.1 Penanggulangan Preventif

Penanggulangan preventif yaitu penanggulangan sebelum terjadinya bahaya.

Untuk menangani permasalahan ini perlu ditinjau bahaya yang muncul dari pabrik, adapun kemungkinan bahaya yang terjadi yaitu sebagai berikut:

a) Mechanical Hazards, yaitu bahaya yang disebabkan oleh mesin, b) Construction Hazards, yaitu bahaya disebabkan oleh konstruksi, c) Chemical Hazards, yaitu bahaya yang disebabkan oleh bahan kimia, d) Electrical Hazards, yaitu bahaya yang disebabkan oleh tenaga listrik.

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam penanggulangan preventif yaitu sebagai berikut:

a) Pencegahan terhadap kebakaran dan peledakan, tindakan yang dilakukan berupa:

- Penyediaan peralatan pemadam kebakaran,

VIII-6

- Penyediaan alarm kebakaran yang akan memberikan tanda berupa bunyi khusus (audible alarm),

- Penyediaan perlengkapan energi seperti pipa bahan bakar, saluran udara, saluran steam, dan air dibedakan warnanya dan letaknya tidak menggangu gerakan karyawan.

Adapun sistem pemadam kebakaran yang tidak kalah pentingnya dalam perancangan pabrik pembuatan margarin untuk menanggulangi bahaya kebakaran yaitu adanya fasilitas fire station, markas mobil pemadam kabakaran untuk berjaga-jaga jika suatu waktu terjadi kebakaran atau ledakan.

b) Peralatan perlindungan diri

Untuk menghindari resiko kecelakaan kerja, maka setiap karyawan harus dilengkapi dengan alat pelindung diri berupa:

- Pakaian pelindung, berfungsi untuk mengisolasi tubuh atau melindungi tubuh dari suhu panas maupun dingin,

- Masker, berfungsi untuk mencegah debu atau bahan-bahan kimia berbahaya agar tidak terhirup oleh hidung,

- Sarung tangan, berfungsi untuk melindungi tangan dari bahan-bahan kimia berbahaya yang bersifat korosif,

- Topi pengaman (Safety helmet), berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan ataupun bendayang jatuh,

- Sepatu pengaman, berfungsi untuk melindungi kaki dari panas atau bahan kimia lainnya.

c) Keselamatan kerja terhadap listrik

Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga keselamatan kerja terhadap listrik yaitu sebagai berikut:

- Peralatan listrik harus diamankan dengan sekring pemutus listrik untuk menjaga keselamatan kerja,

- Setiap peralatan yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan alat penangkal petir,

VIII-7

- Kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan peralatan yang beroperasi pada suhu tinggi harus diisolasi secara khusus,

- Isolasi kawat hantaran listrik harus disesuaikan dengan kebutuhan, - Pemasangan motor-motor listrik tidak boleh mengganggu jalur pekerja.

d) Pencegahan terhadap bahaya mekanis

Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga keselamatan kerja terhadap listrik yaitu sebagai berikut:

- Setiap alat dilengkapi dengan penahan yang cukup berat agar kecil kemungkinan untuk jatuh atau terguling,

- Letak setiap alat diatur dengan baik agar setiap pekerja dapat bekerja dengan tenang apabila ada perbaikan alat,

- Setiap ruangan karyawan harus dirancang cukup lebar supaya tidak menghambat kegiatan karyawan,

- Untuk peralatan yang bergerak ataupun berputar sebaiknya dilengkapi penutup untuk menghidari kecelakaan kerja.

8.3.2 Penanggulangan Curative

Penanggulangan curative yaitu penanggulangan setelah terjadinya bahaya.

Seperti halnya dengan pencegahan terhadap kebakaran yang diatasi dengan penyediaan peralatan kebakaran, dan setiap bangunan juga harus dilengkapi dengan fasilitas jalan yang memadai. Selain itu, pada ruangan kantor yang berisi arsip-arsip penting sebaiknya disediakan APAR/ fire protection.

Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keselamatan kerja pada proses produksi yaitu sebagai berikut:

1) Setiap proses yang sensitif harus diisolasi pelaksanaannya, 2) Setiap ruang gerak harus aman dan tidak boleh licin,

3) Dilengkapi fasilitas pengungsian apabila terjadi kebakaran (assembly point), 4) Jarak antar mesin dan alat lainnya harus diberi ruang yang cukup luas,

5) Adanya tanda-tanda gambar pengaman sangat penting dipasang untuk setiap tempat yang berbahaya,

VIII-8

6) Setiap bahan kimia yang selama proses pembuatan, penggunaanya dapat menimbulkan ledakan atau kebakaran harus ditangani dengan cepat.

7) Dilarang merokok dan minum minuman yang beralkohol.

8.3.3 Peralatan Perlindungan Diri

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keselamatan kerja bagi karyawan pada pabrik margarin adalah dengan menyediakan fasilitas sesuai bidang kerjanya.

Adapun peralatan perlindungan diri yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Pelindung Badan

Berfungsi untuk mengisolasi tubuh atau melindungi tubuh dari suhu panas maupun dingin. Adapun bahan untuk melindungi tubuh terbuat dari kulit, karet, kain katun untuk melindungi diri dari benda yang panas atau tajam.

2. Pelindung Kepala

Pelindung kepala sangat penting, karena cidera kepala dapat berakibat fatal bagi pekerja. Alat pelindung kepala atau helm yang digunakan harus tahan terhadap benturan, sehingga mampu melindungi kepala dari benturan atau benda tajam.

3. Pelindung Mata

Alat pelindung mata dan muka merupakan alat pelindung yang digunakan untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, percikan benda kecil, panas, atau uap panas dan pancaran cahaya yang dapat merusak mata.

4. Pelindung Tangan

Alat pelindung tangan atau sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari bahaya bahan kimia yang mudah terabsorbsi oleh kulit, bahan kimia yang mudah terbakar, korosif, benda tajam, bahan yang bersuhu tinggi maupun rendah. Jika sarung tangan terkontaminasi, maka harus segera dibersihkan dan dibuang segera mungkin. Adapun yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sarung tangan yaitu dilihat dari permeabilitas bahannya, waktu pemakaian bahan kimia, ketebalan sarung tangan.

VIII-9

Dalam dokumen PRA RANCANGAN PABRIK (Halaman 128-133)

Dokumen terkait