• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) .1 Lingkungan.1 Lingkungan

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 42-46)

3.5 Kegiatan PT. Kimia Farma Plant Jakarta

3.5.6 Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) .1 Lingkungan.1 Lingkungan

Limbah yang dikeluarkan oleh PT Kimia Farma Plant Jakarta dikategorikan menjadi limbah rumah tangga dan limbah produksi. Limbah rumah tangga adalah limbah baik pada maupun cair yang berasal dari kegiatan karyawan sehari-hari seperti limbah dari kantin, dari toilet dan kamar mandi, sampah kertas dari arsip kadaluarsa, sampah dari kebun dan halaman, dll yang tidak berkaitan dengan obat dan analisis. Sementara limbah pabrik adalah berasal dari proses produksi dan analisis. Bias berupa cebu di ruangan produksi, limbah dari proses pembersihan alat produksi, obat kadaluarsa, oli bekas mesin, obat-obat kadaluarsa, reagen atau limbah kimia lain dari kegiatan analisis di laboratorium, dan limbah lain yang bersifat racun atau berbahaya.

Limbah rumah tangga tidak mengalami pengolahan sebelum dibuang. Limbah cair langsung dialirkan ke saluran air menuju sungai, dan limbah

padatnya langsung ditampung di tempat sampah. Sementara limbah dari proses produksi dan proses analisis di laboratorium dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang.

Limbah padat, cair maupun debu yang masuk kategori Bahan Beracun dan Berbahaya (B-3), tidak diolah sendiri oleh plant Jakarta, akan tetapi dikirim keluar untuk diolah oleh PT lain pengolah limbah B-3 seperti PT Prasada Pemusnah Limbah Industri (PPLI) dan PT Dongwoo Environmental Indonesia. Yang diolah sendiri oleh Instalasi Pembuangan Air Limbah PT Kimia Farma Plant Jakarta adalah limbah cair selain B-3.

Instalasi Pengolahan Air Limbah 1. Proses Fisika

Pada proses ini air limbah hanya dikenakan proses penyaringan saja, yakni menyaring kotoran-kotoran kasar antara lain plastic, karet, dan sebagainya. 2. Proses Kimia

Proses yang dilakukan pada tahapan ini adalah hanya proses netralisasi saja, yang mana air limbah ini sebelum diproses lebih lanjut, dinetralkan lebih dahulu dengan menambahkan air kapur, sehingga dicapai pH 7-8.

Khusus untuk air limbah betalaktam (derivate penisilin), untuk menghilangkan cincin betalaktamnya, maka air limbah tersebut ditambahkan larutan kapur sampai pH di atas 11.

3. Proses Biologi

Proses ini merupakan proses penghilangan kontaminan-kontaminan oleh adanya aktivitas biologis. Pengolahan secara biologi ini dimaksudkan untuk menghilangkan zat-zat organik biodegradable (mudah terurai secara biologi). Prinsip pengolahan secara biologi ini adalah penguraian zat organik oleh mikro-organisme baik oleh bakteri anaerob maupun bakteri aerobi. nPK digunakan sebagai nutrisi bagi bakteri. Proses biologi ini terdiri dari:

a. Proses anaerob

Pada proses ini melibatkan sejumlah bakteri anaerob untuk menguraikan zat-zat organik yang terkandung dalam air limbah tersebut menjadi zat-zat sederhana, proses anaerob dilakukan pada bak tertutup dan berjalan secara kontinu.

Universitas Indonesia b. Proses aerob

Yaitu proses dimana zat organik yang masih ada diuraikan kembali oleh bakteri aerob yang dilakukan pada bak terbuka yang dilengkapi dengan aerator tipe air injection, menggunakan lumpur aktif sebanyak kurang lebih 20% dari volume limbah dan proses berlangsung secara kontinu. c. Proses pengendapan

Proses ini bertujuan untuk mengendapkan partikel lumpur yang berasal dari proses aerob dengan metode gravitasi, untuk kemudian endapan tersebut dipompakan kembali ke bak aerasi.

d. Proses di bak biokontrol

Bak ini berfungsi sebagai pemantau sebelum air limbah tersebut digunakan untuk menyiram tanaman dan dibuang ke badan air (Sungai Cakung) dengan memelihara ikan mas dalam bak ini sebagai biokontrol. Baku mutu limbah cair yang diterapkan oleh PT. KFPJ sesuai dengan keputusan menteri lingkungan hidup no.51 (Kep-51/MenLH/10/1995) mengenai baku mutu limbah cair untuk industry farmasi. Parameter yang diukur adalah BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Solid Suspension), total-N, fenol, dan pH.

3.5.5.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja Karyawan

Kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjaga kesehatan dan keselamatan kerja karyawan antara lain:

1. Pelatihan keselamatan kerja untuk karyawan kerja baru dan lama tentang keselamatan dan bahaya kerja,

2. Pelatihan pemadaman kebakaran

Dibentuk tim pemadam kebakaran beranggotakan kurang lebih 30 orang yang merupakan perwakilan dari tiap bagian. Tim ini diberi pelatihan prosedur pemadaman kebakaran sebanyak dua kali dalam satu bulan. Pelatihan ini antara lain seperti cara penggunaan hidran dan alat pemadam api ringan. Anggota tim pemadam kebakaran dirotasi dan berganti pada tiap tahunnya.

3. Pemeriksaan klinik

Disediakan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan dokter yang praktek 2x seminggu dan perawat yang stand by setiap hari di klinik. Untuk karyawan dan keluarganya yang memerlukan perawatan kesehatan lebih lanjut, disediakan rumah sakit rujukan yang lokasinya berada di banyak tempat. 4. Pembangunan tempat evakuasi

Penandaan ‘hollow point’ diberikan di beberapa tempat yang sekiranya aman sebagai tempat berkumpul atau tempat evakuasi apabila terjadi bencana alam seperti gempa bumi atau kebakaran. Lokasi evakuasi biasa berupa lapangan atau tempat terbuka seperti di depan gedung betalaktam, samping gudang B-3, dekat instalasi pengelolaan air limbah, dan halaman depan kantor.

5. Pembuatan lembar data keselamatan karyawan dan penyediaan kotak P3K di tempat kerja

6. Pembuatan peringatan atau spanduk mengenai keselamatan kerja sebagai pengingat.

7. Penyediaan alat pelindung diri bagi karyawan

Alat pelindung diri yang disediakan antara lain: helm, google, sarung tangan, up front, ear plug, masker, safety belt, safety shoes,

38 Universitas Indonesia PEMBAHASAN

PT. Kimia Farma merupakan salah satu perusahaan obat BUMN yang berdiri sudah lama. Jaringan distribusi dan pemasarannya luas di kawasan Indonesia dan juga dipercayai oleh pemerintah dalam menjalankan program kesehatan nasional dalam menyediakan obat untuk kebutuhan masyarakat dalam meninkatkan derajat kesehatan yang baik dengan melalui penerapan CPOB dalam semua aspek produksi dan pengawasan mutu. Pembuatan obat diperlukan pengendalian mutu secara menyeluruh untuk menjamin bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi. Pembuatan yang tidak sesuai tidak menjamin keselamatan jiwa atau memulihkan atau pun memelihara kesehatan. Oleh karena itu CPOB diterapkan oleh PT. Kimia Farma Plan Jakarta.

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 42-46)

Dokumen terkait