• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keselamatan personel

Setiap personel yang melaksanakan tugas wajib memililiki sertifikat kompetensi sesuai tugasnya (Undang-undang No. 30 Tahun 2009 Pasal 44 ayat 6). Keselamatan personel, peralatan dan lingkungan dalam masa pemeliharaan sangat penting untuk diperhatikan. Detail prosedur safety yang harus diperhatikan dan dilaksanakan dalam pemeliharaan peralatan coal handling system dapat dilihat pada Lampiran 2.

43

LAMPIRAN A

Kompetensi inti dan pilihan personel pemeliharaan

coal handling system

Unit kompetensi inti pada coal handling system untuk level 2 sampai dengan level 4 adalah kompetensi memelihara conveyor system. Sedangkan kompetensi pilihan terdiri dari:

1. Ship unloader; 2. Stacker reclaimer; 3. Chute dan hopper; 4. Crusher;

5. Dust supression (dust management).

Unit kompetensi inti pada coal handling system untuk level 5 adalah kompetensi: 1. Melaksanakan penetapan hasil pemeliharaan pembangkit;

2. Memelihara coal handling system.

Unit kompetensi inti pada coal handling system untuk level 6 adalah kompetensi: 1. Mengelola pelaksanaan pemeliharaan pembangkit;

2. Manajemen pemeliharaan coal handling system.

A. Pelaksana muda (tenaga kerja bantu)

Kualifikasi jabatan pemeliharaan unit pembangkit sesuai dengan yang ditugaskan, dimana penanggungjawabnya adalah pemberi tugas.

Minimal mempunyai kompetensi level 1 yaitu: 1. Melaksanakan tugas yang diperintahkan; 2. Membuat laporan pelaksanaan tugas. Pengetahuan dan keterampilan:

1. Pengetahuan:

a. Peraturan dan Perundangan K2;

b. Fungsi dan kegunaan tool dan power tool. 2. Keterampilan:

a. Menggunakan peralatan kerja dan alat keselamatan sesuai ketentuan; b. Melaksanakan tugas yang diperintahkan;

44

B. Pelaksana madya (junior engineer)

Unit kompetensi ini berkaitan dengan pelaksanaan pemeliharaan coal handling system sesuai perintah dibawah pengawasan atasan langsung.

Pelaksana madya wajib memiliki 1 kompetensi inti dan minimal 1 (satu) kompetensi pilihan. Minimal mempunyai kompetensi level 2 pemeliharaan coal handling, yaitu:

1. Menggunakan peralatan kerja dan alat keselamatan kerja sesuai ketentuan; 2. Melaksanakan pemeliharaan coal handling system sesuai perintah kerja;

3. Menilai akurasi pembacaan alat ukur terkait pemeliharaan coal handling system; 4. Membuat laporan pelaksanaan pemeliharaan coal handling system.

Elemen kompetensi:

1. Merencanakan pemeliharaan; 2. Menyiapkan sarana pemeliharaan; 3. Melaksanakan pemeliharaan;

4. Membuat laporan hasil pemeliharaan. Memiliki pengetahuan dan keterampilan: 1. Pengetahuan:

a. Peraturan dan perundangan K2;

b. Standard Operating Procedure (SOP) pemeliharaan coal handling system; c. Diagram kerja dan prinsip kerja coal handling system;

d. Pengukuran listrik dan mekanik;

e. Memahami gambar teknik dan flow diagram; f. Teknik pembuatan pelaporan.

2. Keterampilan:

a. Menggunakan peralatan kerja dan alat keselamatan kerja sesuai ketentuan; b. Melaksanakan pemeliharaan coal handling system sesuai instruksi kerja;

c. Menggunakan dan membaca paralatan ukur terkait pemeliharaan coal handling system;

d. Merapikan peralatan dan tempat kerja/sesuai dengan standar lingkungan di tempat kerja;

e. Menggunakan hand tools and power tools;

f. Membuat laporan bagian pelaksanaan pemeliharaan coal handling system. Aspek penting pelaksana madya adalah sebagai berikut:

1. Mampu melaksanakan pemeliharaan coal handling system dengan konsisten di setiap elemen kompetensi;

2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen kompetensi dengan menggunakan teknik-teknik dan standar yang berlaku;

45

3. Menunjukkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan pemeliharaan coal handling system ini.

C. Pelaksana utama (assistant engineer)

Unit kompetensi ini berkaitan dengan pelaksanaan pemeliharaan coal handling system secara mandiri sesuai instruksi kerja dibawah pengawasan tidak langsung.

Pelaksana utama wajib memiliki 1 (satu) kompetensi inti dan minimal 2 (dua) kompetensi pilihan.

Minimal mempunyai elemen kompetensi level 3, yaitu: 1. Merencanakan pemeliharaan;

2. Menyiapkan sarana pemeliharaan; 3. Melaksanakan pemeliharaan;

4. Membuat laporan hasil pemeliharaan. Persyaratan kompetensi sebagai berikut: 1. Memelihara coal handling system;

2. Mencegah dan mengendalikan ledakan debu batubara; Pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut:

1. Pengetahuan

a. Alat ukur dan alat kerja terkait pemeliharaan coal handling system; b. Material/spare part coal handling system;

c. Alignment dan balancing. 2. Keterampilan

a. Menggunakan peralatan kerja dan alat keselamatan kerja sesuai ketentuan; b. Melaksanakan pemeliharaan coal handling system sesuai perintah kerja;

c. Menilai akurasi pembacaan alat ukur terkait pemeliharaan coal handling system;

d. Membuat laporan pelaksanaan pemeliharaan coal handling system.

Aspek penting pelaksana madya adalah sebagai berikut:

1. Mampu melaksanakan pemeliharaan coal handling system dengan konsisten di setiap elemen kompetensi.

2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen kompetensi dengan menggunakan teknik-teknik dan standar yang berlaku.

3. Menunjukkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan pemeliharaan coal handling system ini.

46

D. Analis muda (junior supervisor)

Unit kompetensi ini berkaitan dengan pekerjaan memimpin pelaksanaan pemeliharaan coal

handling system yang spesifik, yang memerlukan analisis terbatas dengan memanfaatkan

ketentuan yang baku.

Analis muda wajib memiliki 1 (satu) kompetensi inti dan minimal 3 (tiga) kompetensi pilihan. Minimal mempunyai elemen kompetensi level 4, yaitu:

1. Merencanakan pemeliharaan; 2. Menyiapkan sarana pemeliharaan; 3. Melaksanakan pemeliharaan;

4. Mengevaluasi progres pemeliharaan; 5. Membuat laporan hasil pemeliharaan.

Persyaratan kompetensi:

Memelihara coal handling system bagi Pelaksana Utama. Pengetahuan dan keterampilan

1. Pengetahuan:

a. Perencanaan pemeliharaan; b. Prosedur pengujian;

c. Analisis unjuk kerja; d. Mekanika teknik;

e. Material/spare part.

2. Keterampilan:

a. Menggunakan peralatan kerja dan alat keselamatan kerja sesuai ketentuan; b. Menganalisis dan menyusun rencana pemeliharaan berkala;

c. Memimpin pelaksanaan pemeliharaan berkala;

d. Membuat laporan pelaksanaan pemeliharaan berkala. Aspek penting pelaksana madya adalah sebagai berikut:

1. Mampu melaksanakan pemeliharaan coal handling system dengan konsisten di tiap elemen kompetensi;

2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen kompetensi dengan menggunakan teknik-teknik dan standar yang berlaku;

3. Menunjukkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan pemeliharaan coal handling system ini.

E. Analis madya (senior supervisor)

Unit Kompetensi ini berkaitan dengan pekerjaan memimpin pemeliharaan coal handling yang menuntut analisis atas berbagai masalah yang tidak spesifik dengan mempertimbangkan ketentuan yang baku maupun yang belum baku.

Minimal mempunyai elemen kompetensi level 5, yaitu: 1. Merencanakan pemeliharaan;

47 2. Menyiapkan sarana pemeliharaan;

3. Melaksanakan pemeliharaan;

4. Mengevaluasi progres pemeliharaan; 5. Membuat laporan hasil pemeliharaan. Persyaratan kompetensi

Memelihara coal handling system bagi analis muda. Pengetahuan dan keterampilan

1. Pengetahuan:

a. Prosedur perbaikan coal handling; b. Prosedur pengujian coal handling; c. Analisis unjuk kerja coal handling; d. Mekanika teknik.

2. Keterampilan:

a. Menggunakan peralatan kerja dan alat keselamatan kerja sesuai ketentuan b. Menganalisis dan menyusun rencana perbaikan kerusakan coal handling; c. Memimpin pelaksanaan perbaikan kerusakan coal handling;

d. Membuat laporan komprehensif pelaksanaan perbaikan coal handling. Aspek penting:

1. Mampu melaksanakan pemeliharaan coal handling dengan konsisten di setiap elemen kompetensi;

2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen kompetensi dengan menggunakan teknik-teknik dan standar;

3. Menunjukkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan pemeliharaan coal handling ini.

F. Analis utama (manajer bagian)

Kompetensi unit yang harus dimiliki analis utama adalah menuntut pengambilan keputusan yang tepat atas penyelesaian berbagai masalah yang memerlukan kemampuan adaptasi untuk mencapai hasil yang optimal.

Minimal mempunyai elemen kompetensi level 6, yaitu: 1. Merencanakan pemeliharaan;

2. Menyiapkan sarana pemeliharaan; 3. Melaksanakan pemeliharaan;

4. Mengevaluasi progres pemeliharaan; 5. Membuat laporan hasil pemeliharaan. Persyaratan kompetensi:

Memelihara coal handling bagi analis madya. Pengetahuan dan keterampilan

48

a. Prosedur Predictive Maintenance sistem coal handling; b. Mekanika teknik;

c. Vibrasi;

d. Balancing dan alignment; e. Thermografi.

2. Keterampilan:

a. Merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan yang adaptif terhadap kondisi coal

handling system;

b. Merangkum berbagai informasi yang komprehensif untuk mengambil keputusan tepat dalam pemeliharaan coal handling system;

c. Membagi tugas dan mengevaluasi pelaksanaan pemeliharaan coal handling system berbasis kondisi;

d. Membuat laporan komprehensif atas optimasi pelaksanaan pemeliharaan coal

handling system.

Aspek penting pelaksana madya adalah sebagai berikut:

1. Mampu melaksanakan pemeliharaan coal handling system dengan konsisten di setiap elemen kompetensi;

2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen kompetensi dengan menggunakan teknik-teknik dan standar yang berlaku;

3. Menunjukkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan pemeliharaan coal handling system ini.

49

LAMPIRAN B

Personnel safety issues

Detail prosedur keselamatan personel untuk pemeliharaan komponen coal handling system adalah sebagai berikut:

A. Belt scales

Untuk belt scales, perhatikan prosedur safety/keselamatan sebagai berikut:

1. Dilarang menggunakan peralatan dengan tidak sesuai sebagaimana fungsi sebenarnya; 2. Dilarang mengoperasikan peralatan tanpa seluruh peralatan safety dalam posisi siap dan

beroperasi. Seluruh stiker perhatian dan peringatan yang ditempelkan pada peralatan harus berada di posisi yang bisa dilihat oleh personel operasi dan personel pemeliharaan dengan mudah;

3. Dilarang berjalan, duduk atau bersandar diatas/dibawah idler atau sebagian dari peralatan selama unit beroperasi atau tidak dalam status zero-mechanical;

4. Dilarang meletakkan tangan atau kaki di peralatan yang berputar sampai peralatan tersebut berhenti berputar dan sumber tenaga listrik telah diputuskan.

B. Unloading equipment

Untuk unloading equipment, perhatikan prosedur safety sebagai berikut:

1. Dilarang mengoperasikan peralatan tanpa seluruh peralatan safety dalam posisi siap dan beroperasi;

2. Seluruh stiker perhatian dan peringatan yang ditempelkan pada peralatan harus berada di posisi yang bisa dilihat oleh personel operasi dan personel pemeliharaan dengan mudah;

3. Personel harus menjauh dari unloading area selama batubara sedang dibongkar dan ketika peralatan sedang beroperasi.

C. Unloading hoppers

Untuk unloading hoppers, perhatikan prosedur safety sebagai berikut: 1. Personel harus selalu menjauh dari area keluaran hopper;

2. Personel operasi diwajibkan selalu gunakan alat pelindung diri yang diperlukan seperti, pakaian protektif, pelindung mata dan pelindung kepala;

3. Untuk menghindari keluaran batubara yang tidak disengaja dan masuk ke dalam hopper

bin, personel dilarang masuk ke hopper kecuali unloading equipment dan area sekitar hopper sudah benar-benar diputus suplai tenaganya;

4. Dilarang meletakkan tangan di bukaan keluaran hopper sampai equipment benar-benar berhenti dan suplai power sudah diputus.

D. Sampling equipment

Peringatan keselamatan yang diberikan pada crushers dan conveying equipment harus diperhatikan karena kedua jenis peralatan ini saling melengkapi pada sistem sampling.

50

E. Coal crusher

Untuk coal crushers, perhatikan prosedur safety sebagai berikut:

1. Silinder (ring hammer) yang terpasang pada crushing equipment harus ditahan supaya tidak berputar selama personel sedang mengerjakan unit. Silinder yang berputar dapat menyebabkan cedera serius;

2. Harus berhati-hati ketika melepaskan baut cover dan cover itu sendiri harus disupport oleh alat pengangkat untuk mencegah cover terlepas dari pusatnya;

3. Dilarang mengatur cover kecuali putaran rotor yang mengarah ke cover sudah diamankan;

4. Dilarang mengoperasikan peralatan tanpa seluruh peralatan safety dalam posisi siap dan beroperasi. Seluruh stiker perhatian dan peringatan yang ditempelkan pada peralatan harus berada di posisi yang bisa diliat oleh personel operasi dan personel pemeliharaan dengan mudah;

5. Dilarang berjalan, duduk atau bersender diatas ataupun dibawah lubang, cover, bagian kisi-kisi atau sebagian dari peralatan selama unit beroperasi atau tidak dalam status

zero-mechanical;

6. Dilarang meletakkan tangan atau kaki pada seluruh bukaan peralatan sampai peralatan benar-benar berhenti dan suplai power sudah diputus;

7. Ketika mengangkat batang (shaft crusher), ada kemungkinan kantung pengangkat akan terbuka dikarenakan oleh berat batang itu sendiri dan menyebabkan batang tersebut meluncur keluar dari frame. Oleh karena itu, lebih baik berdiri di satu sisi saat membuka kantung;

8. Pastikan seluruh sisa-sisa runtuhan/pecahan (umumnya batubara yang belum dipecahkan) sudah dikeluarkan seluruhnya sebelum peralatan dioperasikan.

F. Stacking dan reclaiming

Pada reclaim hopper, hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat bekerja di area tersebut adalah:

1. Memastikan jalur yang akan ada pekerjaan aman (lock out / tag out);

2. Apabila ada pekerjaan hot work supaya dilakukan prevention (pembasahan) sebelum dan sesudah pekerjaan;

3. Dilarang melakukan pekerjaan pemeliharaan termasuk pelumasan, perbaikan dan penyetelan pada saat reclaim hopper sedang beropreasi;

4. Pastikan semua peralatan terlindungi dengan benar pada tempatnya, jangan memindahkan pelindung apapun sebagai akses atau tempat perakitan drive unit kecuali semua peralatan tersebut sudah isolasi secara elektrik (tidak dalam keadaaan bertegangan) lock out/tag out;

5. Setiap personel harus berada pada posisi aman pada saat pembukaan hopper, untuk menghindari cedera atau kecelakaan kerja;

6. Apabila ada pekerjaan hot work supaya dilakukan prevention (pembasahan) sebelum dan sesudah pekerjaan.

51

G. Discharge hopper feeder

Pada discharge hopper feeder, hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat bekerja di area tersebut adalah:

1. Memastikan jalur yang akan ada pekerjaan aman (lock out / tag out);

2. Apabila ada pekerjaan hot work supaya dilakukan prevention (pembasahan) sebelum dan sesudah pekerjaan, serta melakukan pembilasan ventilasi (untuk membuang gas berbahaya);

3. Dilarang menggunakan peralatan yang tidak sesuai peruntukannya;

4. Dilarang mengoperasikan peralatan yang bergetar sebelum peralatan tersebut terpasang dengan sempurna dan juga dilarang mengoperasikan peralatan sebelum memastikan jalur tersebut tidak ada penghalang/ material lainnya. Setiap personel harus berada pada posisi aman, peralatan telah seluruhnya di cek (termasuk kekencangan baut);

5. Dilarang mengoperasikan peralatan tanpa dilengkapi peralatan standar keselamatan, setiap tag/stiker/rambu-rambu K3 peringatan dipasang pada posisi yang tidak terhadang dan dapat dilihat oleh semua personel pemeliharaan dan operator;

6. Dilarang berjalan, duduk atau bersandar pada bagian bawah penutup, kisi atau bagian manapun pada peralatan pada saat sedang beroperasi;

7. Dilarang meletakkan tangan, kaki dan anggota tubuh lainya hingga peralatan tersebut mati dan tidak dalam keadaan bertegangan;

8. Sebelum melakukan perawatan, pastikan peralatan dalam kondisi mati (semua daya telah dimatikan, jalur pneumatik dan hidrolik tidak bertekanan, peralatan pada posisi aman, dsb);

9. Setiap personel yang bekerja pada jalur conveyor yang cenderung berisiko/berbahaya (terdapat potensi terlepas dari jalurnya) terutama pada area underground hopper harus dilengkapi dengan pakaian pelindung (bahan fire resistant) yang mendukung serta gas

detector portable (untuk O2, dll, sesuai dengan standar OSHA 1910.146 : 2004);

10. Setiap personel yang bekerja pada area tersebut harus memiliki pandangan yang jelas dan tidak terhalang untuk setiap peralatan, akses, emergency stop dan peralatan keselamatan pada poin bongkar/perpindahan batubara;

11. Dilarang memasuki underground hopper tanpa petugas lain yang memonitor di luar; 12. Dilarang meletakkan bahkan menumpuk material seperti sampah, peralatan, material

bekas pakai dan material sisa pada jalur batubara. Memastikan area discharge hopper

feeder (termasuk di bawah area tersebut) terbebas dari tumpahan batubara dan material

bekas lainnya;

13. Melakukan pengecekan kondisi korosif dan keausan pada peralatan wire rope dan kabel secara regular, termasuk pada sistem yang bersifat suspensif. Pengecekan secara regular tersebut juga diterapkan pada wire rope dan sistemnya untuk mencegah slip. 14. Melakukan pengecekan secara perodik pada semua kabel-kabel untuk motor terhadap

kondisi keausan atau kerusakan. Semua kabel grounding harus terpasang dengan benar dan aman.

52

H. Telescopic chute

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pengoprasian dan atau pemeliharaan dan pengoperasian telescopic chute adalah:

1. Telescopic chute terdiri dari beberapa part seperti benda berputar yang dapat menimbulkan cedera jika tidak hati-hati;

2. Menerapkan standar keselamatan yang tinggi untuk perbaikan telescopic chute; 3. Dilarang menempatkan anggota badan ke bagian blade;

4. Jauhkan anggota tubuh dan hindari pakaian terlalu kendor dari peralatan telescopic

chute;

5. Dilarang melakukan pekerjaan apabila peralatan sedang dalam kondisi operasi;

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat instalasi telescopic chute khususnya terhadap berat telescopic chute tersebut adalah:

1. Memastikan bahwa sling tidak kelebihan berat pada saat pemasangan telescopic chute; 2. Selalu memperhatikan manual book dari manufacture terkait dengan batasan berat; 3. Dilarang menggunakan bagian telescopic chute dan aktuator sebagai pijakan saat

melakukan operasi dan pemeliharaan.

I. Magnetic separator

Pada magnetic separator, hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat bekerja dan melakukan perbaikan di area tersebut adalah:

1. Apabila ada pekerjaan hot work supaya dilakukan prevention (pembasahan) sebelum dan sesudah pekerjaan;

2. Memastikan jalur yang akan ada pekerjaan aman (lock out/tag out);

3. Pada saat melakukan perbaikan, setiap langkah standar pabrikan harus dipatuhi termasuk pengecekan peralatan yang menggunakan magnet tidak tetap (kecuali pada saat pengambilan data pembacaan listrik yang membutuhkan magnet berenergize),

drive motor dalam posisi mati dan terkunci sehinga magnetic separator tersebut tidak

beroperasi secara tiba-tiba dan tidak disengaja;

4. Memperhatikan permukaan magnet yang akan dilakukan perbaikan/inspeksi. Suhu permukaan dapat mencapai 110℃ pada saat beroperasi sehingga diharuskan menunggu magnet dalam kondisi temperatur ruangan sebelum melakukan pekerjaan perbaikan;

5. Ketika peralatan tersebut dalam keadaan bertegangan, harus dipastikan tidak ada benda magnet yang berada pada area / dekat dengan magnetic separator;

6. Semua bagian badan termasuk tangan dan lengan maupun peralatan bantu tidak berada pada area belt conveyor dan pulley;

7. Memastikan personel yang bekerja pada area magnetic sperator tidak menderita penyakit jantung (apalagi yang telah memakai fasilitas “ring” jantung) karena magnetic

separator yang sedang beroperasi dapat menghasilkan medan magnet yang sangat

53

J. Slide gates

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat instalasi slide gate adalah: 1. Memastikan jalur yang akan ada pekerjaan aman (lock out/lag out);

2. Apabila ada pekerjaan hot work supaya dilakukan prevention (pembasahan) sebelum dan sesudah pekerjaan;

3. Slide gates dan diverter valve terdiri dari beberapa part termasuk sliding blade yang dapat menimbulkan cedera jika tidak hati-hati;

4. Menerapkan standar keselamatan yang tinggi untuk pemasangan slide gate; 5. Dilarang menempatkan anggota badan ke bagian blade;

6. Dilarang memindahkan blade kecuali cover pelindung telah terpasang pada blade; 7. Dilarang menghidupkan (memasukkan daya listrik) hingga instalasi telah selesai secara

sempurna dan setiap langkah/prosedur keselamatan telah dilakukan dengan benar. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pengoperasian dan atau pemeliharaan slide gate terkait label/stiker bahaya pada peralatan slide gate adalah:

1. Dilarang memasang produk tersebut jika label/stiker bahaya belum terpasang;

2. Cara instalasi dilakukan dengan sangat memperhatikan faktor keselamatan seuai dengan label/stiker bahaya yang terpasang;

3. Label/stiker bahaya harus mudah terlihat dari semua arah dan tidak terhalang ketika orang mendekati area tersebut, jika ditemukan label/stiker bahaya tersebut terhalang oleh peralatan atau peralatan pendukung instalasi, diwajibkan segera meminta tambahan label/stiker bahaya kepada manufaktur;

4. Jika ditemukan kerusakan pada label/stiker bahaya dan jika diperlukan tambahan label/stiker bahaya, diharuskan segera menghubungi pabrikan;

5. Jika arti tulisan label/stiker/tanda bahaya kurang jelas, diharuskan segera menghubungi pabrikan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat instalasi slide gate khususnya terhadap berat slide

gates tersebut adalah:

1. Memastikan bahwa penyangga dan tiang penggantung tidak kelebihan berat pada saat pemasangan slide gate;

2. Berdasarkan aturan umum, slide gate dengan berat lebih dari 91 kg tidak diperbolehkan disupport oleh hanya 1 (satu) penyangga atau tiang gantung;

3. Selalu memperhatikan manual book dari manufacture terkait dengan batasan berat;

4. Gate yang memiliki ukuran lebih besar dari 31 cm atau pengalih yang lebih besar dari 15 cm serta dilengkapi dengan tabung udara atau aktuator, membutuhkan dukungan

dari actuator tersebut untuk memastikan blade pada posisi yang sesuai; 5. Jangan menggunakan gate dan aktuator sebagai pijakan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat perbaikan khususnya pada saat pemasangan baut dan penyambungannya adalah :

54

2. Kedua lubang baut harus sejajar/sama dengan lubang pada gate/diverter. Semua baut harus terpasang secara sempurna untuk memastikan seal dan flange dan antar bagian terpasang dengan sempurna;

3. Pada saat pemasangan, dilarang menggunakan mekasnime bor melalui flange valve. jika itu tetap dilakukan maka garansi produk sudah tidak berlaku.

4. Baut minimal menggunakan grade 5 dengan mur sesuai kunci yang direkomendasikan;

5. Dilarang mengunci mur pada valve dengan daya berlebih (torsi maksimum adalah 7 kaki / 2,1 m);

6. Gunakan gasket yang sesuai untuk menghindari defleksi gate/valve.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat perbaikan khususnya terhadap gaya tekan

coupling penghubung adalah :

1. Belt conveyor harus disupport pada sisi yang berlawanan dengan gate/diverter untuk menghindari gate/diverter berpindah menjadi 1 (satu) layer.

2. Dilarang memasang tiang penyangga dan penggantung sebagai akses dengan beban lebih dari 200 lb / 91 kg di diverter gate untuk mencegah gate/diverter berpindah menjadi 1 (satu) layer.

3. Untuk mencegah gate/diverter berpindah menjadi 1 (satu) layer maka dimungkinkan penambahan atau pengurangan belt conveyor.

K. Dust control system

Perhatian utama terhadap keselamatan pada sistem dust control/colecting/suppression terletak pada kipas. Pemasangan dan pengoperasian yang tidak tepat pada kipas dapat menimbulkan bahaya yang besar bagi peralatan dan manusia, oleh sebab itu hanya orang terlatih dan berpengalaman saja yang dapat memasang kipas tersebut.

Setiap kipas didesain dapat dioperasikan secara aman pada RPM dan temperatur tertentu, jangan melebihi batas angka tersebut. Kipas tersebut merupakan alat yang di desain secara khusus dan terhubung dengan berbagai peralatan berputas dengan kecepatan tinggi, sehingga dapat sangat berbahaya jika dioperasikan tidak benar. Person in Charge (PIC) yang belum terbiasa dengan peralatan dan metode perngoperasiannya mungkin tidak menyadari jika ada bahaya pada dirinya sendri maupun peralatan, sehingga PIC yang bekerja di area kipas diwajibkan terlatih dan berpengalaman. Pabrikan berasumsi bahwa konsumen telah mengetahui dan menyadari risiko bahaya pada elemen yang berputar termasuk kipas tersebut sehingga hanya orang yang terlatih dan berpengalaman sajalah yang diperbolehkan untuk mengoperasikannya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan kipas di sistem dust control/colecting/suppression adalah:

1. Memastikan jalur yang akan ada pekerjaan aman (lock out/tag out);

2. Apabila ada pekerjaan hot work supaya dilakukan prevention (pembasahan) sebelum dan sesudah pekerjaan;

3. Flexible coupling dan V belt drives harus dilengkapi pelindung secara menyeluruh pada semua peralatan yang memutar. Dilarang menyalakan dan mengoperasikan peralatan tersebut tanpa memasang pengaman;

55

4. Pemasangan pelindung harus dilengkapi pada beberapa shaft sesuai dengan rekomendasi pabrikan, pelindung harus bisa mengcover bearing juga;

Dokumen terkait