• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II ETNOGRAFI UMUM MASYARAKAT DESA LUMBAN BARAT,

2.2 Masyarakat Batak Toba di Desa Lumban Barat

2.2.5 Kesenian

saring/holi pada saat mangomgkal holi merupakan hukum wajib agar prosesi yang

sedang berlangsung tidak disebut mencuri.

2.2.5 Kesenian

Masyarakat Batak juga pecinta seni. Kesenian-kesenian tersebut meliputi seni musik, seni sastra, seni tari, seni bangunan dan seni kerajinan tangan. Berikut ini adalah kesenian-kesenian yang terdapat pada masyarakat Batak Toba.

2.2.5.1 Seni Musik

Seni musik dalam masyarakat Batak Toba terdiri dari dua bagian yaitu musik vocal (ende) dan musik instrumentalia (gondang). Musik instrumen yang disebut dengan gondang terdiri dari dua ansambel musik, yaitu ansambel gondang

sabangunan dan ansambel gondang hasapi.

Ansambel gondang sabangunan terdiri dari lima buah gendang yang disebut dengan taganing, satu gordang, satu sarune bolon, empat buah ogung yang terdiri dari ogung oloan, ogung ihutan, ogung panggora, dan doal. Dan yang paling penting yaitu hesek sebagai pembawa tempo. Sedangkan ansambel gondang hasapi terdiri dari satu buah sarune etek, sulim, garantung, dan dua buah hasapi yang disebut dengan hasapi ende dan hasapi doal.

Musik vokal (ende) tradisional Batak Toba pembagiannya ditentukan oleh kegunaan dan tujuan lagu tersebut yang dapat dilihat dari liriknya. Ben Pasaribu (1986:27-28) membuat pembagian terhadap musik vokal tradisional Batak Toba dalam delapan bagian yaitu:

1. Ende mandideng adalah musik vokal yang berfungsi untuk menidurkan anak.

29

2. Ende sipaingot adalah musik vokal yang berisi pesan kepada putrinya yang akan menikah dinyanyikan pada saat senggang pada hari menjelang pernikahan tersebut.

3. Ende pargaulan adalah musik vokal yang secara umum merupakan “solo-chorus” dan dinyanyikan oleh kaum muda mudi dalam waktu senggang biasanya malam hari.

4. Ende tumba adalah musik vokal yang khususnya dinyanyikan saat pengiring tarian hiburan (tumba). Penyanyinya sekaligus menari dengan melompat-lompat dan berpegangan tangan sambil bergerak melingkar. Biasanya ende tumba ini dilakukan oleh remaja di alaman (halaman kampung) pada malam terang bulan.

5. Ende sibaran adalah musik vokal sebagai cetusan penderitaan yang berkepanjangan. Penyanyinya adalah orang yang menderita tersebut, yang menyanyi ditempat yang sepi.

6. Ende pasu-pasuan adalah musik vokal yang berkenan dengan pemberkatan berisi lirik-lirik tentang kekuasaan yang abadi dari yang maha kuasa. Biasanya dinyanyikan oleh orang-orang tua kepada keturunannya.

7. Ende hata adalah musik vokal yang berupa lirik yang diimbuhi ritem yang disajikan secara “monoton” seperti metric speech. Liriknya berupa rangkain pantun dengan bentuk aabb yang memiliki jumlah suku kata yang sama. Biasanya dimainkan oleh kumpulan kanak-kanak yang dipinpin oleh seorang yang lebih dewasa atau orangtua.

8. Ende andung adalah musik vokal yang bercerita tentang riwayat hidup seseorang yang telah meninggal dunia yang disajikan pada saat atau setelah disemayamkan. Dalam ende andung melodinya datang secara spontan

30

sehingga penyanyinya haruslah 31 penyanyi yang cepat tanggap dan trampil dalam sastra serta menguasai beberapa motif-motif lagu yang penting untuk jenis nyanyian ini.

2.2.5.2 Seni Sastra

Sastra batak khususnya cerita rakyat dalam bahasa Toba disebut turi-turi. Seni sastra ini diungkapkan berupa umpama (pantun). Bentuk dari umpama tersebut sama dengan pantun melayu yaitu berbaris empat, mengandung sampiran dan bersajak ab-ab. Pantun batak bermacam-macam jenisnya dan dapat dibedakan menurut isinya. Ada pantun yang biasa dipergunakan pada pidato-pidato dalam upacara-upacara hukum adat dan ada pula yang mengenai percintaan antar muda-mudi.

Tonggo-tonggo adalah ucapan yang disusun secara puitis dan biasanya

diungkapkan pada waktu mengadakan upacara-upacara ritual. Terkadang kalimatnya panjang dan isi kata-katanya penuh serta mengandung gaya bahasa yang indah. Pada umumnya jarang orang yang bisa mengucapkan hal tersebut dan hanya orang-orang tertentulah yang mampu mengucapkannya dengan indah.

Teka-teki yang singkat disebut dalam bahasa batak toba disebut

huling-hulingan. Kalau teka-teki itu memerlukan jawaban dan disampaikan berupa cerita,

maka hal tersebut dinamakan torkan-torkan. Hal ini adalah umpama oleh para orang tua terhadap anak-anak.

2.2.5.3 Seni Tari

Tor-tor merupakan tarian, namun makna yang paling dalam dari

31

1953:64). Tor-tor Batak Toba memiliki arti yang mendalam pada gerakannya, karena dulunya tor-tor digunakan sebagai media komunikasi bagi masyarakat Batak Toba.

Seni tari (tor-tor) adalah ekspresi gerakan tubuh yang diikuti dengan gerakan tangan dan diiringi oleh gondang. Tari tor-tor ini dapat dilakukan oleh perorangan, berpasangan ataupun berkelompok. Tarian perorangan misalnya yang berhubungan dengan ritus. Tarian seperti ini antara lain tarian tunggal panaluan, dimana sang dukun menari, berdoa dan sambil memegang tongkat sihir tersebut.

Tarian bersama dalam upacara-upacara adat menurut tradisinya merupakan tarian yang dilakukan bersama-sama dari masing-masing unsur dalihan natolu dan semua pelaku tor-tor ini mendukung upacaranya. Biasanya tarian yang melibatkan ketiga unsur dalihan natolu ini menunjuk seorang pemimpin tor-tor yang akan mengatur gerakan yang sesuai dan selaras dengan pola gerakan etika di dalam

tor-tor. Di dalam pola gerakan tor-tor Batak Toba ada sebuah gerakan berputar yang

berlawanan dengan jarum jam, hal ini dilakukan apabila orang-orang manortor (menari) menarikan tor-tor gondang mangaliat di upacara adat.

2.2.5.4 Seni Bangunan dan Ukir-ukiran

Rumah adat tradisional Batak Toba terbuat dari kayu dengan tiang-tiang yang besar dan kokoh. Atapnya terbuat dari bahan ijuk dan bentuk atapnya adalah melengkung. Diujung atap bagian depan terdapat tanduk kerbau. Motif ornament pada rumah adat Batak biasanya diukur. Secara anatomis struktur bangunan rumah adat Batak toba dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1. Bagian langit-langit (lambang dunia atas) 2. Bagian dinding/lantai (lambang dunia tengah)

32

3. Bagian kolom dan tiang-tiang (lambang dunia bawah)

Pada umumnya rumah-rumah adat batak selalu dihiasi dinding depan dan samping dengan berbagai macam atau ornamen, yang terdiri dari warna merah, hitam dan putih. Merah melambangkan benua tengah, hitam melambangkan benua atas dan putih melambangkan benua bawah.

Berdasarkan pola (bentuk) ornamen etnik Batak dapat digolongkan atas beberapa pola ornamen yaitu :

1. Pola manusia seperti Gorga Adep (payudara susu) 2. Pola hewan seperti Gorga Boraspati (cecak hoda-hoda)

3. Pola khayati seperti Gorga Singa-singa (Ulu Paung dan Jorngom) 4. Pola tumbuh-tumbuhan: Gorga Sitompi (iran-iran dan simeol-meol) 5. Pola geometris, Gorga Dalihan na tolu (sitangan dan simataniari)

6. Pola kosmos atau alam Bintang Maratur (Ombun Marhehe dan ipon-ipon) Sekarang ini, rumah adat tradisional sudah mulai menuju kepunahan dari daerah batak. Hal itu disebabkan karena masyarakat tidak lagi menjaga kelestarian rumah adat tersebut.

2.2.5.5 Seni Kerajinan Tangan (Ulos)

Ulos merupakan kain tenun khas Batak berbentuk selendang. Ulos adalah salah satu seni tenun yang berasal dari sub-suku Batak yaitu Batak Toba yang merupakan salah satu bagian dari suku-suku yang ada di provinsi Sumatera Utara (Radjab,1958). Pada upacara secara umum wanita Batak menggunakan ulos sebagai penghias bahu/selendang, penutup kepala dan juga sebagai penutup dada, dan

33

dilengkapi dengan sarung suji. Ulos juga dipakai pada saat manortor27 dalam acara adat.

Ulos pada mulanya identik dengan jimat, dipercaya mengandung "kekuatan" yang bersifat religius magis dan dianggap keramat serta memiliki daya istimewa untuk memberikan perlindungan. Tetapi pada masa sekarang ini ulos dipergunakan pada waktu upacara, kepercayaan dan adat istiadat serta belakangan ini bernilai ekonomis (sebagai mata pencaharian).

27Tarian yang menjadi ciri khas orang Batak Toba adalah tari tortor dengan berbagai jenis nama tari untuk berbagai jenis kegiatan yang berbeda-beda. Tortor atau tari menari merupakan salah satu kebudayaan batak yang tertua.

34

Dokumen terkait