• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan

4.2.1 Kesepadanan Struktur

Kesepadanan struktur menunjukan adanya keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan. Hal ini dapat terlihat dari adanya subjek dan predikat, tidak ada subjek ganda, tidak ada konjungsi dalam kalimat tunggal, dan tidak ada kata yang sebelum predikat. Dari hasil penelitian, peneliti menemukan adanya bentuk kalimat yang menyimpang dari prinsip kesepadanan struktur. Penyimpangan-penyimpangan tersebut adalah sebagai berikut ini. 4.2.1.1 Ketidakjelasan Predikat

Predikat merupakan salah satu unsur pokok kalimat. Oleh karena itu, selain subjek, unsur predikat harus ada dalam sebuah kalimat. Namun, berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan masih ada kalimat yang tidak memiliki unsur predikat yang jelas. Berikut ini disajikan contoh kalimatnya.

(1) Sempel yang digunakan yaitu 89 responden

Kalimat di atas kurang tepat, karena predikat kalimat tersebut tidak jelas atau kabur. Penyebab kekaburan predikat pada kalimat di atas adalah adanya kata yang yang mendahului predikat. Penggunaan kata yang yang mendahului predikat kurang tepat. Kata yang mendahului predikat mengakibatkan kalimat kelimat tersebut kurang efektif. Hal ini berdasarkan teori Rahardi (2010:94) mengatakan bahwa, kata yang tidak boleh berada di depan predikat. Oleh karena itu, sebaiknya kata yang sebelum predikat harus ditinggalkan. Bentuk efektif dari kalimat di atas adalah sebagai berikut ini.

kalimat di atas sudah efektif, dimana pada kalimat di atas tidak terdapat kata yang sebelum predikat, sehingga kalimat predikat pada kalimat di atas cukup jelas yaitu sample (subjek ), dalam penelitian ini (predikat), 89 responden (objek).

4.2.1.2 Penggunaan Konjungsi Kurang Tepat

Konjungsi dibagi atas konjungsi antarkalimat, konjungsi intrakalimat. Konjungsi antarkalimat adalah kata penghubung yang menghubungkan ide pada kalimat yang satu dengan ide pada kalimat lainnya. Konjungsi antarkalimat biasanya terletak diawal kalimat, karena berfungsi untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Konjungsi antarkalimat diantaranya konjungsi namun, dengan demikian, akan tetapi, oleh karena itu, maka, selain itu, dan maka dari itu. Konjungsi intrakalimat adalah kata penghubung yang digunakan untuk menghubungkan dua satuan bahasa, misalnya klausa dengan klausa. Konjungsi intrakalimat diantaranya tetapi, sehingga, dan, sedangkan, padahal, serta, dan bahkan.

Berdasarkan data penelitian peneliti menemukan adanya penyimpangan penggunaan konjungsi intrakalimat yaitu penggunaan konjungsi sedangkan yang kurang tepat, sehingga menimbulkan ketidakefektifan pada kalimat tersebut. Penyimpangan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut ini.

(1) Sedangkan siswa yang memenuhi KKM pada keadaan awal yaitu 27,02%

Penggunaan konjungsi sedangkan pada kalimat di atas sama sekali tidak benar. Pada kalimat di atas penggunaan konjungsi sedangkan digunakan diawal

kalimat. Berdasarkan teori Rahardi (2009:56), konjungsi sedangkan merupakan konjungsi antarkalimat, bukan konjungsi intrakalimat. Oleh karena itu, penggunaan konjungsi sedangkan untuk mengawali kalimat tidak tepat. Adapun pemakaian bentuk efektif yang benar dari kalimat di atas adalah sebagai berikut ini.

Akan tetapi, siswa yang memenuhi KKM pada keadaan awal yaitu 27,02%

Penggunaan konjungsi akan tetapi menggantikan konjungsi sedangkan pada kalimat di atas sangatlah tepat, sehingga menimbulkan kalimat tersebut menjadi efektif. Konjungsi akan tetapi merupakan konjungsi antar kalimat, yaitu konjungsi yang digunakan pada awal kalimat.

4.2.2 Kecermatan

Peneliti menemukan adanya penyimpangan-penyimpangan terhadap prinsip kecermatan. Penyimpangan-penyimpangan itu meliputi kesalahan penulisan ejaan dan penggunaan tanda baca. Dalam sebuah karya ilmiah penggunaan ejaan harus diperhatikan sesuai dengan PUEBI. Selain penulisan kalimat, penggunaan tanda baca juga harus diperhatikan. Misalnya, penggunaan tanda baca koma setelah kata konjungsi, tandan baca titi mengahiri sebuah kalimat, tanda tanya apabila kalimat tersebut merupakan kalimat pertanyaan dan tanda seru jika kalimat tersebut merupakan kalimat perintah. Akan tetapi, dalam skripsi makasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah terdapat kesalahan penulisan ejaan dan tanda baca. Kesalahan-kesalahan tersebut meliputi penulisan

ejaan subjek, objek, diperoleh, dan penggunaan tanda baca yang tidak benar. Kesalahan kesalah tersebut akan dipaparkan berikut ini.

4.2.2.1 Kesalahan Penulisan Ejaan

Berdasarkan data penelitian, peneliti menemukan adanya penyimpangan dalam penulisan atau ejaan. Bentuk penyimpangan tersebut akan dipaparkan sebagai berikut ini.

(1)Pada keadaan awal di peroleh 6 siswa (18,7%) dengan rata-rata nilai 68

Kalimat di atas bukanlah sebuah kalimat yang efektif. kalimat di atas penyimpang dari prinsip keefektifan dari sebuah kalimat yaitu prinsi kecermatan. Pada kalimat di atas, penulisan kata diperoleh pada kalimat di atas sama sekali tidak tepat yaitu penulisan kata di dan peroleh ditulis secara terpisah. Kata di pada kalimat tersebut bukan merupakan kata depan. Penulisan yang benar yaitu diperoleh. Kata diperoleh seharusnya ditulis sambung.

Kata di ditulis secara terpisah apabila kata di merujuk pada kata depan, jika bukan merupakan kata depan dan di merupakan gabungan kata, maka kata di ditulis secara sambung. Penulisan kata di pada penulisan kalimat diatas menyimpang dari aturan yang berlaku dalam ejaan bahasa Indonesia. Bentuk keefektifan dari kalimat di atas adalah sebagai berikut ini.

Pada keadaan awal diperoleh 6 siswa (18,7%) dengan rata-rata nilai 68

Kalimat di atas menjadi menjadi sebuah kalimat yang efektif. Penulisan kalimat diperoleh pada kalimat di atas ditulis secara sabung bukan ditulis terpisah. Hal ini merujuk pada pedoman PUEBI bahwa, kata yang ditulis secara terpisah itu kata depan seperti di, ke, dan dari ditulis secara terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.

(2) Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 2 SMA

Negeri 10 Yogyakarta berjumlah 25 siswa

Sebuah kalimat dikatakan efektif apabila kalimat tersebut harus memperhatikan ejaan yang benar. Apabila dalam sebuah kalimat, penulisan ejaan kurang tepat, maka kalimat tersebut tidak dikategorikan sebagai kalimat yang efektif. kalimat di atas bukan merupakan kalimat yeng efektif. pada kalimat di atas terdapat penyimpangan dari syarat kefektifan sebuah kalimat yaitu kecermatan.

Pada kalimat di atas terdapat kesalahan dalam penulisan ejaan. Penulisan kata subjek pada kalimat di atas kurang tepat, sehingga menimbulkan ketidakefektifan pada kalimat tersebut. Penulisan kata subjek pada kalimat di atas adalah subyek bukan subjek. Hal ini menimbulkan kalimat tersebut tidak efektif. Jadi, dapat disimpulkan kalimat di atas bukanlah kalimat yang efektif. Penulisan yang tepat pada kalimat di atas, sehingga kalimat tersebut menjadi efektif adalah sebagai berikut ini.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta berjumlah 25 siswa

Kalimat di atas merupakan hasi perbaikan kalimat yang tidak efektif menjadi kalimat kalimat yang efektif. Pada kalimat diatas, Penulisan sudah tepat sehingga, kalimat tersebut menjadi efektif. Hal ini merujuk pada KBBI yakni penulisan kata subjek yang benar adalah subjek bukan subyek. Penulisan kata subjek bukan menggunakan huruh Y, melainkan menggunakan huruf J.

(3) Obyek dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa, prestasi

belajar, dan model pembelajaran tipe picture and picture.

Sama halnya pada kalimat nomor dua, kalimat nomor tiga juga bukan merupakan kalimat yang efektif. Kalimat yang efektif adalah kalimat yang penulisan ejaan harus benar dan tepat. Akan tetapi, pada kalimat diatas terdapat kesalahan penulisan ejaan, sehingga menimbulkan ketidakefektifan sebuah kalimat.

Pada kalimat di atas, terdapat kesalahan penulisan ejaan. Penulisan kata objek pada kalimat diatas tidak tepat, sehingga kalimat tersebut tidak efektif. Penulisan kata objek pada kalimat di atas adalah obyek bukan objek. Jadi, dapat disimpulkan kalimat di atas adalah kalimat yang tidak efektif. Adapun bentuk keefektifan dari kalimat di atas adalah sebagai berikut ini.

Objek dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa, prestasi

Kalimat di atas menjadi sebuah kalimat yang efektif. Penulisan ejaan objek pada kalimat di atas sudah tepat. Hal ini merujuk pada KBBI yakni dalam penulisan ejaah objek yang benar adalah objek bukan obyek. Penulisan ejaan objek bukan menggunakan huruf Y melainkan menggunakan huruf J. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penulisan yang tepat dalam penulisan ejaan objek adalah objek.

4.2.2.2 Penggunaan Tanda Baca

Dalam sebuah kalimat efektif, penggunaan tanda baca sangatlah penting. Tanda baca dibagi atas tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda penghubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda ellipsis, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda garis miring, tanda penyingkat atau apostrof. Tanda baca tersebut digunakan berdasarkan fungsinya masing-masing.

Berdasarkan data penelitian, peneliti menemukan adanya penyimpangan dalam penggunaan tanda baca. Bentuk penyimpangan tersebut akan dipaparkan sebagai berikut ini.

(1) Namun karena belum mendapatkan pengakuan penuh dari

Belanda, perjuangan Mohammad Hatta masih terus berlanjut hingga tahun 1949.

Selain penulisan ejaan yang benar, kalimat yang efektif juga harus memperhatikan tanda baca. Kalimat di atas bukanlah sebuah kalimat yang efektif. Pada kalimat di atas tidak terdapat tanda baca koma (,) setelah penggunaan konjungsi namun. Kalimat di atas dikatakan sebagai kalimat yang efektif apabila terdapat penggunaan tanda baca yang tepat yaitu penggunaan tanda baca koma (,)

setelah penggunaan konjungsi. Adapun bentuk efektif dari kalimat di atas adalah sebagai berikut ini.

Namun, karena belum mendapatkan pengakuan penuh dari

Belanda, perjuangan Mohammad Hatta masih terus berlanjut hingga tahun 1949.

Kalimat di atas menjadi sebuah kalimat yang efektif. Pada kalimat di atas terdapat penggunaan tanda baca koma (,) setelah kata konjungsi. Hal ini merujuk pada PUEBI yakni tanda baca koma (,) digunakan atau dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubung dengan itu, namun, dan meskipun begitu.

(2) Selain itu aspek lain yang mendorongnya menjadi seorang yang

nasionalis adalah ajaran-ajaran dari pastor Van Lith

Kalimat nomor dua juga merupakan kalimat yang kurang efektif. seperti halnya dengan kalimat nomor satu, kalimat nomor dua juga tidak terdapat penggunaan tanda baca setelah penggunaan konjungsi yang menimbulkan kalimat tersebut kurang efektif. Sebuah kalimat dikatakan efektif, apabila kalimat tersebut harus memperhatikan tanda baca. Akan tetapi, dalam penelitian ini peneliti menemukan ketidakefektifan kalimat yaitu kalimat tersebut tidak menggunakan tanda baca setelah menggunaan konjungsi. Adapun bentuk yang efektif dari kalimat di atas adalah sebagai berikut ini.

Selain itu, aspek lain yang mendorongnya menjadi seorang yang nasionalis adalah ajaran-ajaran dari pastor Van Lith

Kalimat di atas dikatakan sebagai kalimat efektif, karena pada kalimat tersebut terdapat penggunaan tanda baca setelah penggunaan konjungsi selain itu. Hal ini merujuk pada PUEBI yakni tanda baca koma (,) digunakan atau dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubung dengan itu, namun, dan meskipun begitu.

Jadi, dapat disimpulkan sebuah kalimat dikatakan efektif idak hanya dilihat dari unsur-unsur kalimat tersebut misalnya kesepadanan struktur dari kalimat tersebut, tetapi juga kalimat tersebut harus memperhatikan penggunaan tanda baca, baik tanda baca koma, tanda baca titi, tanda baca seru, tanda baca tanya, tanda baca penghubung, tanda baca pemisah, tanda baca kurung, tanda baca kurung siku, tanda baca titik koma, tanda baca titik dua, tanda baca elipsisi, tanda baca petik dan tanda baca penyingkat atau apostrof.

Dokumen terkait