• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesesuaian isi LKS dengan keterampilan proses sains

G. Teknik Analisis dan Pengolahan Data

1. Kesesuaian isi LKS dengan keterampilan proses sains

LKS dapat membantu guru dan siswa dalam proses belajar mengajar terutama dalam praktikum sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep pada peserta didik, untuk itu LKS harus sesuai dengan keterampilan proses sains. Dalam keterampilan proses sains ada 14 indikator sebagai parameter yang harus dicapai dalam LKS sebagai media pembelajaran oleh siswa siswi MA kelas XI IPA. Untuk memenuhi indikator tersebut meliputi ringkasan materi, petunjuk kegiatan dan soal latihan.

Berikut hasil analisis LKS berdasarkan aspek keterampilan proses sains yang digunakan MA Se-Jakarta Selatan

a. LKS A

Menurut data yang terdapat pada tabel 4.2 LKS A memiliki persentase kesesuaian isi LKS dengan keterampilan proses sains sebesar 71,42 %, LKS A dapat dikategorikan sedang. Dari 14 indikator dalam keterampilan proses sains yang harus dipenuhi, ada 10 indikator yang dapat dipenuhi LKS A dan 4 indikator yang belum dapat dipenuhi yaitu indikator ke 2, 7, 8, dan 13 yang berbunyi “ merumusakan persamaan, merumuskan pertanyaan, melakukan perkiraan sebelum penyelidikan, dan menjelaskan hasil penyelidikan dalam bentuk tulisan atau lisan.

Pada aspek observasi menggunakan indera penglihatan, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba pada saat mengamati merupakan kegiatan yang sangat dituntut dalam belajar IPA, pada LKS A terdapat aspek observasi yang tertulis dalam LKS “siswa mengamati rangka manusia dari tulang-tulang penyusunnya”. Dengan demikian, bagian ini memuat keterampilan proses sains mengamati. LKS A menekankan siswa menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan yang juga merupakan keterampilan proses. Pada LKS A terdapat lembar pengamatan yang sudah dirancang dengan mempertimbangkan

aspek-aspek penting yang harus diamati sangat membantu siswa untuk mengungkap hasil pengamatan siswa.

LKS A pada konsep alat gerak sudah sesuai dengan aspek klasifikasi dalam keterampilan proses sains. Ini dibuktikan dengan penjelasan yang tertulis pada LKS A di latihan soal yaitu “Apa persamaan tulang-tulang tersebut, Apa perbedaan tulang – tulang tersebut”, keterampilan mengklasifikasikan atau menggolong-golongkan adalah salah satu kemampuan yang penting dalam kerja ilmiah. Dalam membuat klasifikasi perlu diperhatikan dasar dari klasifikasi, misalnya menurut ciri khusus, tujuan, atau kepentingan tertentu. Mengklasifikasikan adalah keterampilan proses untuk memilah berbagai objek dan berdasarkan sifat-sifat kuhusus, sehingga didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek yang dimaksud. LKS A mampu melatih siswa agar trampil dalam membuat klasifikasi, misalnya menggolongkan tulang-tulang pada rangka manusia. Dengan demikian latihan soal yang ada pada LKS A memuat keterampilan proses klasifikasi. Meskipun tidak semua indikator klasifikasi dapat di penuhi oleh LKS A.

Pada aspek interpretasi yaitu “ buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan kalian!” kemampuan menginterpretasikan atau menafsirkan data adalah salah satu keterampilan penting yang umumnya dikuasai oleh ilmuwan. Menurut Saminan cara melatih siswa agar menginterpretasi dengan baik adalah dengan membiarkan mereka melatih diri menarik kesimpulan hanya berdasarkan petunjuk-petunjuk atau bukti-bukti yang tidak langsung. Setelah melalui tahap observasi, mengklasifikasikan, kemudian dicatat dan siswa mampu mengartikan maksud atau maknanya, dengan menarik kesimpulan.

Pada aspek mengajukan pertanyaan LKS A belum mampu memunculkan hal ini dibuktikan dengan tidak adanya stimulus atau perintah untuk siwa mengajukan atau menuliskan hal-hal yang ingin diketahui lebih lanjut. Kemudian pada aspek berhipotesis LKS A belum

mampu memunculkan hal ini dibuktikan dengan tidak adanya perkiraan sebelum penyelidikan.

Pada LKS A terdapat keterampilan proses menerapkan konsep. siswa dituntut untuk menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru dan mampu menjelaskan apa yang sedang terjadi seperti latihan soal yang terdapat pada LKS A yaitu stuktur mana yang Menopang badan saat duduk dikursi, Berperan dalam gerakan melempar, Melindungi organ-organ dalam.

Pada LKS A, siswa diminta mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman satu kelompok, kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dengan menggunakan model rangka. Dengan demikian bagian ini meminta siswa untuk mengkomunikasikan hasil pengamatan sehingga memuat keterampilan proses sains berkomunikasi. Meskipun semua indikator berkomunikasi belum dapat terpenuhi.

Secara umum LKS A pada konsep alat gerak memiliki kategori sedang dengan keterampilan proses sains. Indikator keterampilan proses sains belum terdapat pada seluruh bagian LKS A, yang meliputi ringkasan materi, petunjuk kegiatan, dan soal-soal latihan. Misalnya untuk indikator “ menemukan pola yang diamati” belum dapat dipenuhi dalam ringkasan materi, petunjuk kegiatan, maupun soal latihan. Jadi, ada indikator yang hanya dapat dipenuhi oleh satu bagian saja misalnya ringkasan materi saja, dua bagian misalnya petunjuk kegiatan dan soal-soal latihan saja, atau tiga bagian yaitu ringkasan materi, petunjuk kegiatan, dan soal soal latihan.

LKS memiliki beberapa manfaat, salah satunya yaitu untuk mengaktifkan siswa, bagian – bagian yang perlu mendapat perhatian mengenai tingkat pengaktifanya adalah petunjuk kegiatan, gambar yang ada dalam LKS dan soal soal latihan. Petunjuk kegiatan yang ada pada LKS A merupakan petunjuk kegiatan yang meminta siswa untuk melakukan percobaan atau kegiatan dengan rancangan eksperimen yang sudah ditentukan, menyajikan data dengan adanya arahan untuk

mengkomunikasikan yaitu memerintahkan siswa untuk mempersentasikan hasil diskusi. Petunjuk kegiatan ini belum sepenuhnya memenuhi prinsip keterampilan proses sains menurut Rustaman secara khusus berkomunikasi harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah kebentuk penyajian lainnya, misalnya bentuk uraian ke bentuk bagan atau bentuk tabel ke bentuk grafik.

Tuntutan yang paling besar bagi siswa pada keterampilan proses sains memiliki kompetensi untuk melakukan penyelidikan/penelitian, bertanya, mengamati, serta menemukan fakta dan konsep sendiri. Penjelasan bagi siswa pada LKS mengenai bagaimana melakukan sebuah penyelidikan atau penelitian sangat berpengaruh terhadap kesesuaian LKS tersebut dengan keterampilan proses sains.

Menurut Darmojo persyaratan LKS yang baik meliputi 3 aspek, yaitu syarat-syarat didaktik, syarat-syarat kontruksi, dan syarat-syarat teknik. LKS A memenuhi syarat didaktik dan kontruksi yaitu pada jenjang soal-soal latihan yang lebih menekankan pada proses dan menemukan konsep dan yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa. Syarat-syarat kontruksi, LKS A telah menggunakan bahasa susunan kalimat dan kejelasan yang tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pemakai atau siswa. Akan tetapi LKS A sedikit sekali memuat gambar yang memudahkan siswa dalam belajar dan melakukan kegiatan. Selain itu untuk syarat-syarat teknis LKS A masih menggunakan huruf yang ukurannya terlalu kecil, kombinasi antar gambar dengan tulisan juga tidak ada.

LKS A secara umum memiliki kualitas dengan kategori sedang dalam keterampilan proses sains, masih ada kekurangan yang perlu mendapatkan perhatian dari penyusun untuk diperbaiki. Apalagi LKS A adalah LKS yang disusun oleh penerbit, yang digunakan oleh sekolah-sekolah. Kelebihan LKS A terletak pada soal-soal latihannya yang banyak menerapkan konsep dengan kehidupan sehari hari.

b. LKS B

Menurut data yang terdapat pada tabel 4.2 LKS B pada konsep pertumbuhan dan perkembangan memiliki persentase kesesuaian dengan keterampilan proses sains sebesar 64,28%. LKS B dikategorikan sedang.

Ada 9 indikator yang dapat terpenuhi dan 5 indikator belum dapat terpenuhi oleh LKS B. Dari 9 indikator yang dipenuhi LKS, juga dapat dipenuhi sendiri oleh siswa ketika melakukan praktikum, misalnya indikator ke 1, 3 4, 5, 10, 11, 12, 13, 14 yaitu “menggunakan panca indera, melakukan pengelompokan, menjelaskan kesimpulan yang diamati, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, membuat hasil penyelidikan dengan tabel, menjelaskan hasil penyelidikan dalam bentuk lisan atau tulisan, ikut berpartisipasi dalam diskusi.

Pada LKS B terdapat aspek observasi yang tertulis dalam LKS yaitu” amatilah pertumbuhan batangnya, untuk mendapatkan pertumbuhan yang lurus. MA B pada saat praktikum yang diamati oleh peneliti sangat memberikan kesempatan menggunakan alat-alat indera untuk memperoleh fakta dari obyek atau fenomena yang dijajagi yaitu pada konsep pertumbuhan dan perkembangan.

Dalam LKS B tidak dijelaskan secara tertulis aspek klasifikasi. Tidak adanya kriteria tertentu untuk melakukan pengelompokan, atau persamaan, sehingga secara umum LKS B belum memenuhi aspek klasifikasi. Akan tetapi dalam soal latihan LKS B memberikan pertanyaan yang berbunyi “ pertambahan yang diukur termasuk pertumbuhan primer atau sekunder?”, pertanyaan tersebut melatih siswa agar mampu membedakan perbedaan dari pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.

Pada LKS B terdapat aspek interpretasi yaitu pada latihan soal yang menugaskan siswa untuk membaca grafik dari hasil pengamatan. selain itu pada praktikum yang dilakukan siswa menjelaskan kesimpulan yang diamati. Dengan demikian kegiatan ini memuat keterampilan proses sains interpretasi.

Aspek merencanakan percobaan pada LKS B siswa diminta untuk mengikuti petunjuk langkah kerja dalam penyelidikan, menentukan apa yang akan diamati, oleh karena itu kegiatan ini memuat keterampilan proses sains pada aspek merencanakan percobaan. Kemudian pada aspek menggunakan alat dan bahan siswa menggunakan penggaris, kertas, rafia, plastik polybag beserta tanah subur, dan biji kacang panjang pada konsep pertumbuhan dan perkembangan.

Akan tetapi LKS B pada aspek mengajukan pertanyaan, aspek berhipotesis, dan menerapkan konsep belum memenuhi. Dengan tidak terpenuhinya aspek tersebut, akan mengurangi kesempatan bagi siswa untuk berlatih mengembangkan keterampilan proses sains dan berlatih menemukan konsep sendiri melalui percobaan atau ekperimen. Padahal dalam belajar, siswa memerlukan “ prinsip belajar sambil bekerja” yang akan berfungsi untuk meyalurkan dan melatih kemampuan bekerja siswa dan prinsip “menemukan” bagi siswa yaitu memberi kesempatan kepada siswa.

Siswa siswi MA B pada saat melakukan kegiatan praktikum pada konsep pertumbuhan dan perkembangan memiliki kesesuaian dengan LKS yang digunakan, hal ini dibuktikan dengan jumlah skor sama yang diperoleh pada hasil analisis LKS dengan observasi yang dilakukan pada saat praktikum yaitu berjumlah 9.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan LKS B secara umum memiliki kualitas dengan kategori sedang dalam keterampilan proses sains, masih ada kekurangan yang perlu mendapatkan perhatian dari penyusun untuk diperbaiki. Hal yang perlu diperbaiki pada LKS B untuk dapat memenuhi syarat syarat LKS yang baik menurut Darmojo adalah pada syarat teknis LKS B sedikit sekali memuat gambar yang memudahkan siswa dalam belajar dan melakukan kegiatan, pada syarat-syarat kontruksi, LKS B telah menggunakan bahasa susunan kalimat dan kejelasan yang tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pemakai atau siswa. Syarat-syarat didaktik belum dipenuhi oleh LKS B,

syarat didaktik lebih menekankan pada proses dan menemukan konsep dan yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa. LKS diharapkan mengutamakan pada pengembangan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa.

c. LKS C

Menurut data yang terdapat pada tabel 4.2 LKS C memiliki persentase kesesuaian isi LKS dengan keterampilan proses sains sebesar 64,28%, LKS C dikategorikan sedang.

Aspek observasi yang dimuat pada LKS C yaitu “ amati pergeseran larutan warna, pada respirometer setiap 1 menit selama 5 menit atau jika pergeseran terlalu pelan, maka pengamatan setiap 5 menit selama 25 menit. LKS C berbeda dengan LKS A ataupun LKS B yang berasal dari penerbit, LKS C pada konsep respirasi pada hewan adalah LKS yang disusun sendiri oleh guru bidang studi biologi, guru MA C ini beranggapan LKS yang disusun sendiri lebih sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik pada tiap-tiap sekolah serta menjadikan guru lebih kreatif dalam memilih dan mengolah materi dalam pembelajaran.

Salah satu indikator dari aspek klasifikasi yang dimiliki oleh LKS C adalah melakukan pengelompokan, pada tabel pengamatan di LKS C menyajikan tabel yang memerintahkan siswa untuk mengelompokan penggunaan oksigen oleh jangkrik dan belalang. Dengan demikian kegiatan ini memuat keterampilan proses sains klasifikasi.

LKS C mampu memberikan aspek interpretasi dengan baik, hal ini dibuktikan dengan adanya penjelasan tertulis terkait penelitian yang sederhana kemudian mencatat hasil penelitian dan disajikan dalam bentuk tabel, kemudian siswa ditugaskan untuk menginterpretasikan data dan menyimpulkan percobaan tersebut. Misalnya menit keberapa

pergeseran zat warna pada jangkrik dan belalang, apakah pergeseran warna dari menit ke menit tetap. Dengan demikian kegiatan ini memuat keterampilan proses sains dalam aspek interpretasi.

Pada aspek berhipotesis, mengajukan pertanyaan, dan menerapkan konsep LKS C belum mampu memunculkan aspek-aspek tersebut. Sedangkan pada aspek menggunakan alat dan bahan LKS C dengan konsep respirasi pada hewan memenuhi yaitu siswa menggunakan respirometer, pipet tetes, KOH padat, lembaran kapas, jangkrik, belalang, larutan warna, dan jam.

Pada LKS C siswa diminta untuk mencatat hasil pengamatan dengan tabel. Oleh karena itu siswa dituntut untuk melakukan keterampilan proses sains pada aspek berkomunikasi.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan LKS C secara umum memiliki kualitas dengan kategori sedang dalam keterampilan proses sains, masih ada kekurangan yang perlu mendapatkan perhatian dari penyusun untuk diperbaiki. Kelebihan LKS C adalah dapat memenuhi syarat syarat LKS yang baik. Untuk syarat-syarat teknik telah dipenuhi oleh LKS C, hal ini terbukti dengan adanya penggunaan huruf cetak, huruf tebal yang agak besar untuk topik. Pada syarat didaktik LKS C memiliki jenjang soal-soal latihan yang proporsional. Yang dapat mengukur kemampuan antara siswa yang pandai dan kurang pandai, sehingga dapat memperhatikan adanya perbedaan individual. Salah satu hal yang termasuk syarat didaktik ialah memperhatikan perbedaan individual, sehingga LKS yang baik adalah dapat digunakan oleh siswa lamban, sedang, maupun pandai. Syarat yang harus diperbaiki dalam LKS, hendaknya menggunakan lebih banyak kalimat serta memuat gambar-gambar yang dapat memudahkan siswa belajar dan melakukan kegiatan.

d.LKS D

Menurut data yang terdapat pada tabel 4.2 LKS D memiliki persentase kesesuaian isi LKS dengan keterampilan proses sains sebesar 64,28%, LKS D dikategorikan sedang.

LKS memiliki beberapa manfaat, salah satunya yaitu untuk mengaktifkan siswa, bagian – bagian yang perlu mendapat perhatian mengenai tingkat pengaktifanya adalah petunjuk kegiatan, gambar yang ada dalam LKS dan soal soal latihan. Petunjuk kegiatan yang ada pada LKS D merupakan petunjuk kegiatan yang meminta siswa untuk melakukan percobaan. LKS D adalah LKS yang disusun sendiri oleh guru bidang studi Biologi. Ada 9 indikator yang dapat terpenuhi dan 5 indikator yang belum terpenuhi. 5 indikator yang belum terpenuhi diantaranya adalah “merumuskan persamaan, menemukan pola yang diamati, merumuskan pertanyaan, melakukan perkiraan sebelum penyelidikan, dan ikut berpartisipasi dalam diskusi”.

Aspek observasi pada LKS D yaitu “ mengamati jaringan hewan secara mikroskopis, Pengamatan organ penyusun pada sistem organ manusia”. MA D pada saat praktikum yang diamati oleh peneliti sangat memberikan kesempatan menggunakan alat-alat indera untuk memperoleh fakta dari obyek atau fenomena yang dijajagi yaitu pada konsep jaringan hewan. Dengan demikian kegiatan ini memuat keterampilan observasi.

Pada LKS D setelah siswa mengamati kemudian siswa di minta untuk menggambar otot polos, otot lurik, otot jantung, jaringan syaraf, dan jaringan epitel, yang diberi keterangan, sehingga siswa mengetahui perbedaan dari jaringan tersebut. Dengan demikian kegiatan ini memuat keterampilan proses sains observasi, klasifikasi dan komunikasi.

Pada LKS D tidak ditemukan adanya keterampilan proses sains dalam aspek interpretasi. akan tetapi pada saat praktikum siswa Menjelaskan kesimpulan yang diamati pada konsep jaringan hewan. LKS D dengan konsep jaringan hewan, siswa menggunakan alat dan bahan

yaitu mikroskop, preparat kering, dan torso manusia. Akan tetapi pada LKS D belum memuat keterampilan proses sains pada aspek mengajukan pertanyaan, berhipotesis dan menerapkan konsep.

Tuntutan yang paling besar bagi siswa pada keterampilan proses sains memiliki kompetensi untuk melakukan penyelidikan/penelitian, bertanya, mengamati, serta menemukan fakta dan konsep sendiri. Penjelasan bagi siswa pada LKS mengenai bagaimana melakukan sebuah penyelidikan atau penelitian sangat berpengaruh terhadap kesesuaian LKS tersebut dengan keterampilan proses sains.

Siswa siswi MA D pada saat melakukan praktikum pada konsep jaringan hewan memiliki kesesuaian dengan LKS yang digunakan, hal ini dibuktikan dengan jumlah skor sama yang diperoleh pada hasil analisis LKS dengan observasi yang dilakukan pada saat praktikum yaitu berjumlah 9.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan LKS D secara umum memiliki kualitas dengan kategori sedang dalam keterampilan proses sains, masih ada kekurangan yang perlu mendapatkan perhatian dari penyusun untuk diperbaiki.

Untuk memenuhi syarat-syarat LKS yang baik menurut Darmojo terletak pada syarat teknik yaitu penggunaan huruf yang terlalu kecil untuk topik serta tidak ada huruf yang dicetak tebal pada setiap judul kegiatan yang dilakukan menyebabkan LKS D kurang bisa memenuhi syarat-syarat teknik. Syarat kontruksi telah dipenuhi oleh LKS D, hal ini terbukti LKS menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek. Kalimat yang panjang tidak menjamin kejelasan intruksi atau isi. Pada syarat – syarat didaktik telah dipenuhi oleh LKS D, hal ini terbukti dengan pemberian penekanan proses untuk menemukan konsep.

e.LKS E

Menurut data yang terdapat pada tabel 4.2 LKS E memiliki persentase kesesuaian isi LKS dengan keterampilan proses sains sebesar 71,42%, LKS E dikategorikan sedang.

Terdapat 10 indikator yang terpenuhi oleh LKS E yaitu pada indikator 1, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 14. Indikator yang belum terpenuhi oleh LKS E yaitu pada indikator 2, 7, 8, 13 yang berbunyi “ merumuskan persamaan, merumuskan pertanyaan, melakukan perkiraan sebelum penyelidikan, dan ikut berpartisipasi dalam diskusi”.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, LKS E pada konsep sistem indera memperoleh hasil yang baik dalam aspek observasi hal ini disebabkan karena konsep yang dipelajari pada saat itu adalah sistem indera yang menjelaskan secara tertulis penggunaan panca indera pada LKS E tersebut. Aspek observasi yang terdapat di LKS E yaitu “ meraba dengan ujung jari, mencium baunya hingga tak lagi berbau, mengoleskan tiap-tiap larutan pada permukaan tepi depan, samping

kanan-kiri, belakang dan depan”. LKS E menekankan siswa

menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan yang juga merupakan keterampilan proses.

Pada LKS E siswa merumuskan perbedaan yaitu membedakan letak pada masing masing rasa yaitu rasa asin terletak di lidah bagian depan, rasa manis terletak di lidah bagian tepi, rasa asam terletak di lidah bagian samping, dan rasa pahit terletak di lidah bagian belakang. Siswa dituntut untuk mampu membedakan, oleh karena itu kegiatan pada LKS E memuat keterampilan proses sains pada aspek klasifikasi.

Pada LKS E terdapat perintah yang meminta siswa untuk menyimpulkan hasil dari percobaan alat indera peraba, indera pembau, dan indera pengecap. Oleh karena itu soal ini memuat keterampilan proses sains pada aspek interpretasi.

LKS E dengan konsep alat indera, siswa menggunakan alat dan bahan yaitu kertas koran, senar, parfum, tisue, garam, gula, obat, dan jeruk nipis.

Pada LKS E siswa diminta menggunakan panca indera sebaik mungkin. Seperti mengetahui kepekaan kulit terhadap sentuhan, kepekaan hidung terhadap bau, dan mengetahui daerah-daerah pengecap pada lidah. Dengan demikian LKS A dan E memuat keterampilan proses menerapkan konsep.

Pada LKS E siswa diminta untuk mencatat hasil pengamatan dengan tabel. Oleh karena itu siswa dituntut untuk melakukan keterampilan proses sains pada aspek berkomunikasi. Akan tetapi pada LKS E belum terdapat aspek mengajukan pertanyaan dan berhipotesis.

Bagi siswa pada keterampilan proses sains memiliki tuntutan yang besar dalam kompetensi untuk melakukan penyelidikan/penelitian, bertanya, mengamati, serta menemukan fakta dan konsep sendiri. Penjelasan bagi siswa pada LKS mengenai bagaimana melakukan sebuah penyelidikan atau penelitian sangat berpengaruh terhadap kesesuaian LKS tersebut dengan keterampilan proses sains.

Siswa siswi MA E pada saat melakukan praktikum pada konsep pertumbuhan dan perkembangan memiliki kesesuaian dengan LKS yang digunakan, hal ini dibuktikan dengan jumlah skor sama yang diperoleh pada hasil analisis LKS dengan observasi yang dilakukan pada saat praktikum yaitu berjumlah 10.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan LKS E secara umum memiliki kualitas dengan kategori sedang dalam keterampilan proses sains, masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki.

Kekurangan yang dimiliki LKS E untuk memenuhi syarat-syarat LKS yang baik menurut Darmojo terletak pada syarat teknik yaitu penggunaan huruf yang terlalu kecil untuk topik, pada syarat kontruksi LKS E memenuhi salah satu syarat kontruksi yaitu mempunyai identitas untuk memudahkan identitas administrasi dengan mencantumkan nama

kelompok dan nama-nama anggota kelompok. Pada syarat didaktik LKS E memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa.

f. LKS F

Menurut data yang terdapat pada tabel 4.2 LKS F memiliki persentase kesesuaian isi LKS dengan keterampilan proses sains sebesar 64,28%, LKS F dikategorikan sedang.

Dari 14 indikator dalam keterampilan proses sains yang harus dipenuhi, ada 9 indikator yang dapat dipenuhi LKS F pada konsep sistem eksresi dan 5 indikator yang belum dapat dipenuhi yaitu indikator ke-2, 6, 7, 11, 13. Dengan tidak adanya beberapa indikator yang seharusnya dapat dipenuhi oleh LKS, akan mengurangi kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengetahuan dasar yang penting untuk diterapkan dalam pembelajaran sains. Hal ini kurang sesuai dengan fungsi mata pelajaran sains. Beberapa fungsi mata pelajaran sains adalah mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah, mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang melek sains dan teknologi, dan menguasai konsep

Dokumen terkait