• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterampilan Proses Sains Pada Lks Biologi Yang Digunakan Man Se-Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keterampilan Proses Sains Pada Lks Biologi Yang Digunakan Man Se-Jakarta Selatan"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd)

Oleh Wiwin Pratiwi NIM 108016100004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Wiwin Pratiwi

Tempat/Tgl lahir : 17 November 1990

NIM : 108016100004

Jurusan/ Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi

Judul Skripsi : “ Keterampilan Proses Sains pada LKS Biologi yang digunakan Madrasah Aliyah Negeri Se- Jakarta Selatan”

Dosen Pembimbing : 1. Ir. Mahmud Maratua Siregar, M.Si 2. Yanti Herlanti, M.Pd

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 27 Mei 2013 Mahasiswa Ybs,

Matrai 6000

(5)

iii

tercurahkan kepada seluruh hamba-Nya. Penulis senantiasa memanjatkan puji syukur kepada-Nya atas segala nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga. Dengan nikmat iman dan islam, sehat wal’afiat, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Keterampilan Proses Sains Pada LKS Biologi yang digunakan MAN Se-Jakarta Selatan”

Salawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah mengarahkan umatnya kepada jalan kebenaran dan untuk menuju cahaya kemuliaan. Semoga Allah mencurahkan salawat dan salam kepada beliau, keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga di hari kemudian.

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada orang-orang yang telah mendukung dan membantu atas terselesainya skripsi ini, orang-orang tersebut adalah:

1. Bapak Prof. Dr. Rif’at Syauqi Nawawi, MA selaku dekan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku ketua jurusan pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah

3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd selaku sekretaris jurusan pendidikan IPA 4. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd selaku ketua program studi pendidikan biologi 5. Bapak Ir. Mahmud Maratua Siregar, M.Si selaku pembimbing satu yang

telah memberikan pencerahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi

(6)

iv

9. Muhammad Ishari Magek Sutan, ST suami tersayang yang senantiasa mendukung serta mendoakan penulis

10. Seluruh Keluarga besar H. Uhmid (alm) dan Keluarga besar Drs. H. Amarullah(alm) yang telah memberikan semangat dan doa selama penyusunan skripsi ini.

11. Teman – teman kosan bunga ( Lia Kurniawati, Aan, irma, Mukromah, Wulan, Nurhabibah, Tias, Sarah, niken, yusra) yang telah memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

12. Teman – teman Biologi A dan Biologi B( Sifat, Lala, Kiki, Vivi, Fiqih, Trisu, Haris, Afan, Tifa, Indar, Fitri, Aisah) yang telah memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata teriring do’a semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan orang-orang yang penulis sebutkan di atas mendapat ganjaran yang setimpal dari Allah Subhanallahu Wata’ala.

Jakarta, 09 April 2012

(7)

v

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Teoritis ... 7

1. Lembar Kerja Siswa ... 7

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa ... 7

b. Fungsi Lembar Kerja Siswa ... 8

c. Tujuan penyusunan Lembar Kerja Siswa ... 11

d. Cara Penggunaan Lembar Kerja Siswa... 12

2. Keterampilan Proses Sains ... 13

a. Perlunya Pembelajaran Keterampilan Proses Sains ... 15

b. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains ... 16

c. Keterampilan Proses Sains dalam Praktikum ... 23

d. Peranan Guru dalam Mengembangkan Keterampilan Proses Sains .. 23

e. Keunggulan dan Kelemahan Keterampilan Proses Sains ... 24

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 24

(8)

vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

B. Metode Penelitian ... 27

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

D. Rancangan Penelitian ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Instsrumen Penelitian ... 29

G. Teknis Analisis dan Pengolahan Data ... 31

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian ... 33

B. Pembahasan .. ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60

B. Implikasi ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(9)

vii

2.2 Aspek keterampilan proses sains dan indikatornya menurut Harlen dan

Rustaman ... 21

3.1 Data LKS biologi yang digunakan Madrasah Aliyah Negeri Se-Jakarta Selatan 28 3.2 Instrumen untuk mengukur keterampilan proses sains ... 30

3.3 Kriteria Interpretasi Skor ... 31

3.4 Tabel kontigensi kesepakatan ... 32

4.1 Hasil analisis LKS antar Pengamat 1, 2, dan 3 ... 33

4.2 Persentase kemunculan keterampilan proses sains untuk setiap LKS yang dianalisis ... 41

4.3 Persentase pada setiap Aspek Keterampilan Proses Sains ... 42

4.4 Hasil observasi pada MAN B, D, dan E ... 42

4.5 Tabel kesepakatan pengamat 1 dan 2 ... 43

4.6 Tabel kesepakatan pengamat 1 dan 3 ... 44

[image:9.595.108.530.211.556.2]
(10)

viii

4.1 Grafik Hasil Analisis Lks pada Aspek Observasi ... 35

4.2 Grafik Hasil Analisis Lks pada Aspek Klasifikasi ... 35

4.3 Grafik Hasil Analisis Lks pada Aspek Interpretasi... 36

4.4 Grafik Hasil Analisis Lks pada Aspek Mengajukan pertanyaan ... 37

4.5 Grafik Hasil Analisis Lks pada Aspek Berhipotesis ... 37

4.6 Grafik Hasil Analisis Lks pada Aspek Merencanakan percobaan ... 38

4.7 Grafik Hasil Analisis Lks pada Aspek Menggunakan alat dan bahan ... 38

4.8 Grafik Hasil Analisis Lks pada Aspek Menerapkan konsep ... 39

[image:10.595.117.558.184.651.2]
(11)

1 A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan pengetahuan ilmiah, yang berupa pengetahuan dan telah mengalami uji kebenaran. Uji kebenaran yang dilakukan melalui metode ilmiah, diantaranya harus objektif, metodik, sistematis, universal dan tentative. 1

Ilmu pengetahuan alam merupakan sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.2 Dalam hal ini, ilmu pengetahuan alam berkenaan dengan cara mencari tahu mengenai gejala alam secara sistematis. Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa ilmu pengetahuan alam bukan hanya produk tetapi juga proses.

Ilmu pengetahuan alam (IPA) mencakup Biologi sebagai salah satu disiplin ilmu. Biologi termasuk ke dalam pelajaran IPA yang mulai diajarkan di tingkat Sekolah Dasar (SD). Lingkup materi yang mencakup biologi sering dimasukan ke dalam ilmu-ilmu yang mengkaji tentang manusia, selain ilmu lain, yakni sosiologi dan psikologi. Akan tetapi, biologi juga termasuk ke dalam studi tentang alam, seperti astronomi, geologi, fisika, dan kimia. 3 Terlibatnya biologi ke dalam ilmu lain, memiliki keunikan tersendiri dalam bidang yang dikaji oleh ilmu tersebut.

Sains adalah sebuah pencarian untuk pengetahuan4 Biologi sebagai salah satu cabang sains merupakan sebuah proses dan produk. Proses yang

1

Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet 1, h. 46.

2

BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: BSNP, 2006), h. 459

3

Nuryani Y Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, ( Malang : UM Press, 2005), h 12

4

(12)

dimaksud di sini adalah proses melalui kerja ilmiah, yaitu kritis terhadap masalah, sehingga peserta didik mampu merasakan adanya masalah, menggembangkan hipotesis atau pertanyaan-pertanyaan, merancang percobaan atau melakukan pengamatan untuk menjawab pertanyaan dan menarik kesimpulan. Produk dalam IPA adalah konsep-konsep, azas, prinsip, teori dan hukum. Proses melalui kerja ilmiah dapat dikembangkan oleh guru, antara lain melalui pendekatan keterampilan proses sains.5

Siswa memperoleh setiap keterampilan proses sains melalui tahapan tertentu 6 Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.7 Dalam pendekatan keterampilan proses sains, siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah dan sikap kritis melalui langkah-langkah ilmiah. Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproseskan perolehan, siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran.8 Banyak siswa tidak dapat mengembangkan pemahamanya terhadap konsep-konsep tertentu, karena antara perolehan pengetahuan dan prosesnya tidak terintegrasi dan tidak memungkinkan siswa untuk menangkap makna secara fleksibel. Sebagai contoh, siswa dapat menghafalkan berbagai konsep, fakta, namun tidak dapat menggunakannya

5

Yanti Hamdiyati dan Kusnadi, profil keterampilan proses sains mahasiswa melalui pembelajaran berbasis kerja ilmiah pada matakuliah biologi , (Jurnal Pendidikan Biologi FPMIPA UPI, 2006).

6

Adnan Menderes, An investigation of the relationship between science process skills with efficient laboratory use and achievement in chemistry education, (Journal of Turkish Science Education, volume 6, issue 3 December 2009).

7

BSNP, op.cit., h. 451.

8

(13)

untuk menjelaskan fenomena dalam kehidupan yang berhubungan dengan konsep dan fakta yang sudah di hafal tersebut. Sebagai konsekuensinya, pembelajaran biologi disekolah diharapkan mampu memberikan pengalaman kepada siswa sehingga memunkinkan siswa melakukan penyelidikan tentang fenomena biologi. 9

Belajar adalah sebuah proses yang komplek yang didalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek aspek tersebut yaitu bertambahnya jumlah pengetahuan, adanya kemampuan mengingat dan memproduksi, adanya penerapan pengetahuan, menyimpulkan makna, menafsirkan dan mengkaitkannya dengan realitas dan adanya perubahan sebagai pribadi.10 Jika belajar biologi hanya diajarkan dengan hafalan, maka siswa yang mungkin memiliki pengetahuan awal tentang berbagai fenomena biologi tidak menggunakan pengetahuan mereka selama proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru.

Pemahaman konseptual berkorelasi sangat penting kepada kinerja di berbagai bidang tertentu dari ilmu pengetahuan. begitu juga pemahaman konseptual secara luas diakui sebagai salah satu tujuan utama dari pendidikan sains11

Belajar biologi seharusnya dapat mengakomodir kesenangan dan kepuasan intelektual bagi siswa dalam usahanya membongkar dan memperbaiki berbagai konsep yang mungkin keliru. Pembelajaran biologi akan lebih bermakna jika memungkinkan siswa menjalani perubahan konsepsi.

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi disertai arus globalisasi yang cepat, menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber informasi tidak munkin lagi dapat dipertahankan. Oleh karena itu pendekatan dengan starategi belajar mengajar yang berpusat pada guru tidak sesuai lagi

9

Yuningsih Anggraini S, Skripsi, Analisis LKS biologi SMP kelas VII semester 1yang

digunakan SMP negeri dikota semarang tahun pelajaran 2005/2006, Semarang

10

Eveline Siregar, Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran, 2010, Ghalia Indonesia: Bogor, h. 4.

11

(14)

dengan perkembangan yang dihadapi dunia pendidikan. Sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan dapat mengarahkan peserta didik untuk dapat terlibat secara langsung dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 12 Dengan demikian dalam pembelajaran guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang melibatkan semua siswa serta dapat membangkitkan minat, sikap, dan kreativitas sesuai dengan apa yang dipelajarinya.

Dalam merancang pembelajaran guru harus mampu mempersiapkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian. Dalam pembelajaran guru harus secara penuh melaksanakan fungsinya sebagai perencana, pelaksana, dan pengevaluasi pembelajaran jika fungsi ini dipenuhi guru secara benar, berarti guru telah melaksanakan perannya, dan diharapkan akan memberi implikasi positif dalam proses pembelajaran dikelas. 13

Keberhasilan suatu pembelajaran tergantung pada pendekatan, metode, media, dan keterampilan-keterampilan yang dipilih guru dan semuanya itu harus sesuai dengan materi yang diberikan. 14 Dalam hal ini penggunaan LKS sebagai media mempermudah para guru untuk mengetahui penguasaan materi dari siswa itu sendiri. Disamping itu dapat mengaktifkan siswa dalam memacu pemahaman dan daya nalar yang dimiliki siswa.

Hampir setiap guru di berbagai sekolah menggunakan LKS sebagai sarana atau acuan untuk memandu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, terutama dalam kegiatan praktikum. Penggunaan LKS saat ini sangat tinggi, hampir semua siswa di tiap sekolah menggunakan LKS. Sering kali guru mewajibkan siswa mempunyai LKS. Siswa beranggapan hanya dengan memiliki LKS saja sudah cukup. Ini membuktikan fungsi LKS sudah mulai

12

Yanti Hamdiyati, op.cit., jurnal pendidikan biologi FPMIPA UPI, 2006.

13 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet 1, h. 165.

(15)

bergeser yang awalnya hanya sebagai pemandu siswa, justru dijadikan pedoman utama dalam belajar.

Hasil wawancara pada beberapa madrasah aliyah, guru banyak menggunakan LKS sebagai sarana untuk mengaktifkan siswa dan penggunaanya melebihi buku referensi. Hasil observasi terhadap LKS yang digunakan pada beberapa madrasah aliyah merupakan LKS praktikum yang memiliki beberapa komponen diantaranya tujuan, alat dan bahan, langkah kerja, hasil pengamatan, serta latihan soal. Apakah LKS yang digunakan dapat mengembangkan keterampilan proses sains? Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS) yang di gunakan Madrasah Aliyah Negeri Se Jakarta Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Tidak semua LKS dapat mengembangkan keterampilan proses.

2. Fungsi LKS sudah mulai bergeser yang awalnya hanya sebagai pemandu siswa, justru dijadikan pedoman utama dalam belajar.

3. Guru lebih suka membeli LKS daripada membuat sendiri

C. Pembatasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian yang akan dilaksanakan adalah : 1. Lembar kerja siswa yang akan dianalisis adalah LKS Biologi kelas XI IPA

yang digunakan oleh MAN Se-Jakarta Selatan

2. Analisis LKS dibatasi pada konsep yang di sesuaikan dengan pembelajaran pada masing masing sekolah.

(16)

instrumen yang memuat pengembangan keterampilan proses sains yang telah divalidasi oleh tim pakar (dosen).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada halaman sebelumnya, maka disusunlah suatu rumusan masalah yang akan dicari pemecahan masalahnya, yaitu :

“Bagaimanakah keterampilan proses sains pada lembar kerja siswa (LKS) biologi yang digunakan MAN Se-Jakarta selatan?”

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keterampilan proses sains pada LKS Biologi kelas XI yang digunakan MAN Se-Jakarta Selatan tahun pelajaran 2012/2013

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu:

1. Bagi guru, harapannya hasil penelitian ini dapat memberikan evaluasi terhadap pengguna LKS yang ada di sekolah

2. Bagi pengembang (penerbit) LKS, harapanya hasil penelitian ini dapat memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan LKS

(17)

7 A. Deskripsi Teoritis

1. Lembar Kerja Siswa (LKS) a. Pengertian LKS

Lembaran kerja siswa (LKS) merupakan panduan bagi siswa untuk mengerjakan pekerjaan tertentu yang dapat meningkatkan dan memperkuat hasil belajar. Jenis pekerjaan yang dimasukan ke dalam lembaran kerja siswa dapat berupa pengerjaan soal-soal atau pertanyaan latihan. Perintah untuk mengumpulkan data, membuat sesuatu, dan semacamnya yang bertujuan mendorong kreativitas dan pengembangan imajinasi siswa.1 Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja.

Lembar kerja siswa merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS, siswa akan mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu, siswa juga akan mendapatkan arahan yang terstuktur untuk memahami materi yang diberikan. 2Sehingga mampu memberi penguatan terhadap hasil belajar siswa dengan kegiatan mengerjakan lembaran kerja siswa. Pengerjaan lembaran kerja siswa bisa dilakukan secara perorangan atau kelompok. Dengan demikian kemampuan siswa dapat diketahui, dan penguatan serta umpan balik pun dapat dirasakan secara perorangan atau kelompok pula. Dengan disediakan lembaran kerja siswa, pemberian umpan balik dapat dilakukan secara terus menerus, sehingga dorongan untuk belajar yang

1

Abdul Madjid, perencanaan pembelajaraan, ( Bandung: PT remaja Rosdakarya, 2009), h. 171.

2

(18)

bersifat intristik dapat terpelihara pada diri siswa, hal ini sangat penting dalam upaya meningkatkan keefektifan belajar. Dalam LKS memuat materi pokok yang harus dipelajari, difahami, dan dikuasai oleh siswa. Penggunaan LKS dalam proses belajar dapat melatih siswa dalam menemukan konsep, mengaktifkan siswa dalam memacu pemahaman dan daya nalar dalam menguasai materi dalam suatu pelajaran serta mengembangkan keterampilan proses sains Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Izzaak H Wenno bahwa LKS yang disusun dengan baik, dan mengembangkan keterampilan proses sains siswa memperoleh hasil belajar yang baik. selain itu sebuah LKS dapat membantu guru dalam mencapai kompetensi yang ingin dicapai dalam kurikulum dan dapat mengembangkan keterampilan proses sains dengan tuntutan kurikulum dan karakteristik dari materi yang diajarkan.

b. Fungsi LKS

Berdasarkan pengertian dan penjelasan awal mengenai LKS pada bagian sebelumnya, dapat diketahui bahwa LKS memiliki setidaknya empat fungsi sebagai berikut: 3

1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik;

2) Sebagai bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk memahami materi yang diberikan;

3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih ; serta 4) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik

Dengan demikian fungsi LKS untuk siswa adalah sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktek maupun di luar kelas sehingga siswa berpeluang besar untuk mengembangkan kemampuan, menerapkan pengetahuan, dan melatih keterampilan.

3

(19)

Mengenai kegunaan LKS bagi kegiatan pembelajaran, tentu saja ada cukup banyak kegunaan untuk guru salah satunya melalui LKS guru mendapatkan kesempatan untuk memancing peserta didik agar secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas. 4

LKS juga merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang lain. LKS menjadi sumber belajar dan media pembelajaran tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang.

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.5 Menurut Briggs bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.6 Buku, film, majalah, LKS, dan sejenisnya yang dapat digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran dalam menyajikan atau menyerap mata pelajaran. Belajar dengan menggunakan media memungkinkan siswa belajar dengan panca inderanya. Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis. Dalam menyiapkanya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai /tidaknya sebuah kompetensi dasar dikuasai oleh peserta didik. 7 Selain itu seorang guru yang profesional akan berupaya agar siswanya belajar secara bermakna, Belajar secara bermakna baru akan dialami siswa apabila siswa terlibat secara aktif.

4 Andi Prastowo, panduan kreatif…( Jogjakarta : Diva press, 2011), Cet. 1. h. 206

5

Arief sadiman,dkk, media pendidikan, ( Jakarta : pustekkom dikbud dan CV rajawali, 1986), h 7

6

Ibid, h. 6

7

(20)

Umumnya kerangka LKS terdiri dari: judul kegiatan, tujuan kegiatan, alat dan bahan yang digunakan, langkah kerja dan sejumlah pertanyaan. Adapun ciri ciri yang dimiliki oleh suatu LKS menurut Rustaman adalah:

1) Memuat semua petunjuk yang perlu bagi siswa

2) Petunjuk ditulis dalam bentuk sederhana dengan kalimat singkat dan penggunaan kalimat dan kosakata yang sesuai dengan umur dan kemampuan penggunaan

3) Berisi pertanyaan pertanyaan yang harus diisi oleh siswa

4) Adanya ruang kosong untuk menulis jawaban serta penemuan siswa 5) Member catatan yang jelas bagi siswa atas apa yang dilakukan 6) Membuat gambar yang sederhana dan jelas

Syarat-syarat LKS yang baik menurut darmojo dan kaligis (1992) Adalah Syarat- syarat didaktik, konstruksi, dan teknis. Adapun Syarat- syarat didaktik yang mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa. LKS diharapkan mengutamakan pada pengembangan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa. Syarat konstruksi yaitu dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS dan Syarat teknis menekankan pada tulisan, gambar, penampilan dalam LKS. 8

Kualitas LKS biologi yang disusun juga harus memenuhi aspek- aspek penilaian diadaptasi dari Endang Widjajanti yang meliputi :

Aspek Pendekatan Penulisan yaitu: Menekankan keterampilan proses, Menghubungkan ilmu pengetahuan, teknologi dengan

8

(21)

kehidupan, mengajak siswa aktif dalam pembelajaran. Aspek kebenaran lonsep biologi yaitu : Kesesuaian konsep dengan konsep yang dikemukakan oleh ahli biologi, kebenaran susunan materi tiap bab dan prasyarat yang digunakan. Aspek kedalaman lonsep yaitu : Muatan latar belakang sejarah penemuan konsep, hukum, atau fakta, kedalaman materi sesuai dengan kompetensi siswa berdasarkan kurikulum KTSP. Aspek keluasan konsep : Kesesuaian konsep dengan materi pokok dalam kurikulum KTSP, hubungan konsep dengan kehidupan sehari-hari, informasi yang dikemukakan mengikuti perkembangan zaman. Aspek kejelasan kalimat yaitu: Kalimat tidak menimbulkan makna ganda, kalimat yang digunakan mudah dipahami.

Aspek kebahasaan yaitu: Bahasa yang digunakan mengajak siswa interaktif, Bahasa yang digunakan baku dan menarik, aspek penilaian hasil belajar yaitu: Mengukur kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, mengukur kemampuan siswa secara mendalam dan berdasarkan standar kompetensi yang ditentukan oleh kurikulum KTSP. Aspek kegiatan siswa / percobaan biologi yaitu : Memberikan pengalaman langsung, mendorong siswa menyimpulkan konsep, hukum atau fakta, kesesuaian kegiatan siswa / percobaan biologi dengan materi pelajaran dalam kurikulum KTSP SMP. Aspek keterlaksanaan: Materi pokok sesuai dengan alokasi waktu di sekolah, kegiatan siswa / percobaan biologi dapat dilaksanakan. Aspek penampilan fisik: Desain yang meliputi konsistensi, format, organisasi, dan daya tarik buku baik, kejelasan tulisan dan gambar, penampilan fisik buku dapat mendorong minat baca siswa.

Apabila LKS disusun secara rapi, sistematis, mudah difahami, akan menumbukan kepercayaan diri, meningkatkan motivasi, dan rasa ingin tahu siswa, mempermudah penyelesaian tugas perseorangan, kelompok, karena siswa dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan kecepatan belajarnya. Kualitas LKS yang baik sangat penting untuk peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

c. Tujuan penyusunan lembaran kerja siswa

Adapun tujuan penyusunan lembaran kerja siswa, antara lain: 9

1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan;

9

(22)

2) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan;

3) Melatih kemandirian belajar siswa;

4) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada siswa.

Sejumlah LKS telah dikembangkan dalam rangka memberi kemudahan guru untuk menerapkan prinsip-prinsip IPA.10 Peranan LKS sangat besar dalam proses pembelajaran karena dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sehingga mempengaruhi hasil belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran biologi dapat membantu guru untuk mengarahkan siswanya menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri.

Sesuai dengan pendapat Purwanto yang dukutip oleh A.Rusmiyati (1999) adalah kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah kesempatan siswa untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran, misalnya kesempatan untuk melakukan percobaan. Penyelidikan atau percobaan dapat melatih siswa untuk memperoleh keterampilan proses sains.11 LKS juga dapat mengembangkan ketrampilan proses, meningkatkan kreativitas siswa dan dapat mengoptimalkan hasil belajar.

d. Cara menggunakan lembaran kerja siswa

Cara atau langkah-langkah dalam menggunakan lembaran kerja siswa adalah sebagai berikut:

1) Cara menggunakan lembaran kerja siswa sebelum proses pembelajaran adalah guru menetapkan bahwa lembaran kerja siswa itu bisa dikerjakan secara individual, berpasangan, atau berkelompok. Materi

10

Elok sudibyo, Respon siswa sltp khodijah surabaya terhadap kegiatan ujicoba perangkat

pembelajaran ipa terpadu, jurnal pendidikan dasar, vol. 6, NO. 2, 2005: 61 - 118 11

(23)

pembelajaran untuk setiap kegiatan siswa dipilih dan ditentukan oleh guru sesuai dengan kekhasan dan tingkat kesulitan materi.

2) Guru memberikan arahan tentang cara mengerjakan lembaran kerja siswa lalu menugaskan kepada siswa untuk mengerjakan lembaran kerja siswa sesuai dengan pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan dipelajarinya.

3) Pada saat siswa mengerjakan tugas, latihan, kegiatan lembaran kerja siswa, hendaknya guru memberikan bimbingan dan tuntunan (bukan menunjukan) sehingga siswa dapat menemukan konsep hasil belajarnya secara mandiri.

4) Pada akhir proses pembelajaran, guru bersama siswa membahas hasil pengerjaan lembaran kerja siswa.

5) Agar pengerjaan lembaran kerja siswa lebih bermakna, diharapkan guru memberikan komentar atau tanggapan yang positif terhadap hasil kerja siswa. jika siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan lembaran kerja siswa akan segera diperbaiki. Sebaiknya jika benar dalam mengerjakan lembaran kerja siswa akan mendorong semangat untuk mengerjakan kegiatan yang berikutnya.

LKS ini sangat baik digunakan untuk menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam belajar baik dipergunakan dalam penerapan metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan pengembangan.

2. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains merupakan kemampuan berpikir untuk membangun pengetahuan dalam memecahkan masalah sehingga merumuskan hasil.12 Proses pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses adalah proses belajar mengajar yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, dan teori-teori. Dengan keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa itu

(24)

sendiri, siswa diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan dan /atau pengalaman-pengalaman ilmiah yang tak berbeda dengan apa yang dialami oleh ilmuan, Berpikir dan bersifat seperti halnya ilmuan bersikap.13 menekankan sikap seperti kejujuran, pikiran terbuka dan kritis, rasa ingin tahu yang mencirikan para ilmuan.14

Menurut Sagala, pendekatan keterampilan proses merupakan suatu pendekatan pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa dalam ikut serta menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. 15

Guru memiliki posisi sentral dalam mengembangkan keterampilan proses sains. Desain pembelajaran yang melibatkan keterampilan proses sains berarti memberi kesempatan siswa untuk mengobservasi, interpretasi, klasifikasi, menggeneralisasi sebelum konsep baru diterimanya atau memperkuat konsep yang telah diyakini siswa. dengan demikian pembelajaran siswa melalui keterampilan proses sains ini dapat meningkatkan pemahaman siswa lebih bermakna. Belajar sains atau biologi secara bermakna baru akan dialami siswa apabila siswa terlibat aktif secara intelektual, manual, dan sosial. Pengembangan keterampilan proses sains sangat ideal dikembangkan apabila guru memahami hakikat belajar sains, yaitu sains sebagai proses dan produk. Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman langsung, sebagai pengalaman belajar, dan disadari ketika kegiatannya sedang berlangsung. Namun apabila dia sekedar melaksanakan tanpa menyadari apa yang sedang dikerjakannya, maka perolehannya kurang bermakna dan memerlukan waktu lama untuk menguasainnya. Kesadaran tentang apa yang sedang dilakukanya, serta keinginan untuk melakukannya dengan tujuan untuk menguasainya adalah hal

13

Izaak h weno, praktikum fisika dengan menggunakan LKS competence based process skills sebagai alat evaluasi, jurnal pendidikan tahunXXXVIII, nomor 1, tahun 2008

14

Akinyemi Olufunminiyi akinbobola dan folashade afolabi, analysis of science process skills in west african senior secondary school certificate physics practical examinations in Nigeria, Bulgarian Journal of Science and Education Policy (BJSEP), Volume 4, Number 1, 2010

(25)

yang sangat penting. 16 Oleh karena itu, guru harus mahir dalam keterampilan proses sains pada banyak tingkat, dan harus memiliki pengetahuan dan pemahaman untuk mengajarkan keterampilan proses sains.

Keterampilan proses melibatkan keterampilan- keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan, atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan. 17

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan proses memberi kesempatan kepada siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga dengan adanya interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep, serta prinsip ilmu pengetahuan, akan mengembangkan sikap dan nilai ilmuan pada diri siswa.

a. Perlunya pembelajaran keterampilan proses sains

1) Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga para guru tidak munkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep kepada anak didiknya.

2) Siswa mudah memahami konsep – konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh – contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dengan cara mempraktekan sendiri

3) Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak namun penemuannya bersifat relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data baru yang mampu

16 Nuryani Y Rustaman, dkk. Strategi belajar mengajar biologi, cetakan 1 ( malang: universitas negeri malang, 2005) h. 86

(26)

membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi teori baru yang prinsipnya mengandung kebenaran relatif.

4) Proses pembelajaran seharusnya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dari diri anak didik.18

Beberapa alasan keterampilan proses sains diperlukan dalam pendidikan dasar dan menengah ialah:

1) Memiliki manfaat dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan

2) Memberi bekal siswa untuk membentuk konsep sendiri dan cara bagaimana mempelajari sesuatu

3) Membantu siswa mengembangkan dirinya sendiri

4) Sangat membantu siswa yang masih berada pada taraf perkembangan berpikir konkret

5) Mengembangkan kreativitas siswa

Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan manual, intelektual, dan sosial. Sesuai dengan karakteristik sains yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya fakta, konsep, prinsip saja namun menekankan pada penemuan. Kemampuan siswa dalam menemukan konsep perlu dibekalkan dengan kegiatan pembelajaran yang berorientasi proses (student centered). Dalam hal ini guru dapat mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains. 19

b. Jenis – Jenis keterampilan proses sains

Jenis – jenis keterampilan proses sains dan karakteristiknya terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu sama lain tidak bisa dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam masing masing keterampilan proses tersebut.

18Conny Semiawan, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses Sains, Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar, ( Jakarta : Gramedia, 1992), h. 17

(27)

Menurut Mary L. Ango keterampilan proses sains terdiri dari sebelas keterampilan yaitu, observing (observasi), classifiying (klasifikasi), inferring (menafsirkan), predicting (prediksi), communicating (komunikasi), interpreting data ( interpretasi data) , making operational definitions

(menerapkan konsep), posing questions (mengajukan pertanyaan), hypothesizing (hipotesis), experimenting ( bereksperimen) dan formulating

models ( membuat ekperimen).20

Menurut Zulfiani, dkk keterampilan proses sains terdiri dari sepuluh keterampilan yaitu, observasi, Menafsirkan hasil pengamatan, mengelompokan, meramalkan, keterampilan berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan, keterampilan menyimpulkan. 21

Menurut Nuryani Y. Rustaman keterampilan proses sains terdiri dari Sembilan keterampilan yaitu, observasi, menafsirkan, klasifikasi, meramalkan, berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep, dan mengajukan pertanyaan. 22

Menurut Conny Semiawan keterampilan proses sains terdiri dari Sembilan keterampilan yaitu, observasi, berhipotesis, merencanakan penelitian, mengendalikan variabel, menafsirkan, menyusun kesimpulan, meramalkan, menerapkan konsep, dan berkomunikasi.23

Menurut Wynne Harlen keterampilan proses sains terdiri dari enam keterampilan yaitu , observasi, berhipotesis, prediksi, investigasi, menarik kesimpulan, komunikasi.24

20

Mary L. Ango, Mastery of Science process Skills and their effective use in the Teaching of Science : An Educology of Science Education in the Nigerian Context, ( international Journal of Educology, Volume 16, N0 1, 2002), h 15

21

Zulfiani, dkk, Op cit .h 53

22

Nuryani Y Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi, Cetakan 1 ( Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), h 80

23

Conny Semiawan, dkk. Op cit h. 17

24

(28)

Berdasarkan yang telah diuraikan oleh para ahli diatas, maka penulis tertarik untuk memilih pendapat Zulfiani, dkk yang terdiri dari sepuluh keterampilan proses yaitu:

1) Melakukan observasi

Mengamati (observasi) merupakan keterampilan dasar dalam proses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses yang lain. Keterampilan ini berhubungan dengan penggunaan secara optimal dan proporsional seluruh alat indra untuk menggambarkan obyek dan hubungan ruang waktu atau mengukur karakteristik fisik benda-benda yang diamati. Pengamatan dilakukan secara langsung dan tidak langsung (misalnya melalui perhitungan dengan menggunakan fakta-fakta hasil pengamatan). Pengamatan juga dapat dilakukan dengan alat bantu maupun tidak. penggunaan mikroskop merupakan observasi langsung dengan menggunakan alat bantu.

Dalam pendidikan IPA, pengembangan keterampilan proses sains harus memunkinkan siswa dapat melakukan pengamatan dengan menggunakan seluruh panca indra. Menggunakan indra penglihatan, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba pada waktu mengamati cirri cirri kupu kupu, semut, dan hewan lainnya yang termasuk serangga yang sangat dituntut dalam belajar IPA. Dalam kegiatan ilmiah mengamati berarti memilih fakta-fakta yang relevan dengan tugas tertentu dari hal-hal yang diamati, atau memilih fakta-fakta untuk menafsirkan peristiwa tertentu. Dengan membandingkan hal-hal yang diamati, berkembang kemampuan untuk mencari persamaan dan perbedaan. 25

2) Menafsirkan hasil pengamatan

Interpretasi meliputi keterampilan mencatat hasil pengamatan dengan bentuk angka-angka, menghubung-hubungkan hasil

25

(29)

pengamatan, menemukan pola keteraturan dari satu seri pengamatan hingga memperoleh kesimpulan. Sedangkan inferensi adalah kesimpulan sementara terhadap data hasil observasi. Bahkan, merupakan penjelasan sederhana terhadap hasil observasi.

3) Menggelompokan

Dasar keterampilan mengklasifiksi adalah kemampuan mengidentifikasi perbedaan dan persamaan antara berbagai obyek yang diamati. Termasuk ke dalam jenis keterampilan ini adalah menggolong-golongkan, membandingkan, mengkontraskan, dan mengurutkan. Jadi, klasifikasi merupakan keterampilan proses untuk memilih berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khusus dari objek yang dimaksud.

4) Meramalkan

Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola data yang sudah ada. Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi, membuat perkiraan atau membuat ramalan pada waktu yang akan datang pada pola atau kecenderungan tertentu atau berhubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan.

5) Keterampilan berkomunikasi

Menginformasikan hasil pengamatan, hasil prediksi atau hasil percobaan kepada orang lain termasuk keterampilan berkomunikasi. Bentuk komunikasi ini bisa dalam bentuk lisan, tulisan, grafik, tabel, diagram atau gambar. Mengkomunikasikan dapat diartikan menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk visual, verbal, dan voice.

6) Hipotesis

[image:29.595.148.513.280.541.2]
(30)

dengan metode induktif, maka hipotesis didasarkan pada pemahaman suatu teori atau konsep dengan metode deduktif. Umpamanya, apabila ingin diketahui faktor faktor kecepatan tumbuh, dapat dibuat hipotesis: “ Jika diberi perlakuan pupuk, maka tanaman A akan lebih cepat tumbuh”. Dalam hipotesis tersebut terdapat dua variabel (faktor pupuk dan cepat tumbuh), ada perkiraan meningkatnya penyebabnya (meningkatkan), serta mengandung cara untuk mengujinya (diberi pupuk). Keterampilan berhipotesis dapat diartikan suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian.

7) Merencanakan percobaan atau penyelidikan

Termasuk ke dalam jenis keterampilan ini adalah keterampilan menentukan alat bahan yang diperlukan untuk menguji atau menyelidiki sesuatu. Apabila dalam LKS tidak dituliskan alat dan bahan secara khusus tetapi tersirat dalam masalah yang dikemukakan, berarti siswa diminta merencanakan dengan cara menentukan alat dan bahan untuk penyelidikan tersebut.

8) Menerapkan konsep atau prinsip

Keterampilan ini meliputi antara lain keterampilan menggunakan konsep-konsep yang telah difahami untuk menjelaskan peristiwa baru, menerapkan konsep yang dikuasai pada situasi baru atau menerapkan rumus-rumus pada pemecahan soal-soal baru. Umpamanya setelah memahami konsep pembakaran zat makanan menghasilkan kalori, barulah seorang siswa dapat menghitung jumlah kalori yang dihasilkan sejumlah gram bahan makanan yang mengandung zat makanan, apabila seorang siswa mampu menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki, berarti ia menerapkan prinsip yang telah dipelajarinya.

9) Mengajukan pertanyaan

(31)

kemampuan seorang siswa dalam memperoleh pengetahuan dan mampu meningkatkan kemampuan berfikir.

10) Keterampilan menyimpulkan

Keterampilan-keterampilan proses yang dipaparkan di atas menjadi kurang begitu bermakna bagi hasil belajar siswa, terutama dalam hal penguasaan konsep, apabila tidak ditunjang dengan keterampilan menarik suatu generalisasi dari serangkaian hasil kegiatan percobaan atau penyelidikan. 26

Tabel 2.1 Aspek keterampilan proses sains dan indikatornya menurut Harlen (1992) dan Rustaman (2005)

Observasi  Menggunakan sebanyak munkin indra

 Menggunakan fakta relevan

Klasifikasi  Mencatat setiap pengamatan

 Mencari perbedaan dan persamaan

 Mengontraskan ciri-ciri

 Membandingkan

 Mencari dasar pengelompokan

 Menghubungkan hasil pengamatan

Interpretasi  Menghubungkan hasil pengamatan

 Menemukan pola dalam 1 seri pengamatan

 Menyimpulkan

Prediksi  Menggunakan pola/hasil pengamatan

 Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada

keadaan yang belum diamati Mengajukan

pertanyaan

 Bertanya apa, bagaimana, mengapa

 Bertanya untuk meminta penjelasan

Berhipotesis  Mengetahui bahwa ada lebih dari 1 kemunkinan

26

(32)

penjelasan perlu diuji kebenaranya dengan memperoleh bukti

Merencanakan percobaan

 Menentukan alat/bahan yang digunakan

 Menentukan variabel / faktor penentu

 Menentukan apa yang akan diukur, diamati,

dicatat. Menggunakan

alat/bahan

 Memakai alat/bahan

 Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat

/bahan

 Mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan

Menerapkan konsep

 Menerapkan konsep pada situasi baru

 Menggunakan konsep pada pengalaman baru

untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi Berkomunikasi  Memberikan data empiris hasil percobaan dengan

tabel /grafik/diagram

 Menyampaikan laporan sistematis

 Menjelaskan hasil percobaan

 Membaca grafik

 Mendiskusikan hasil kegiatan

Eksperimentasi -

Pembelajaran berdasarkan keterampilan proses sains perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Keaktifan peserta didik didorong oleh kemampuan untuk belajar karena adanya tujuan yang ingin dicapai

2) Keaktifan peserta didik akan berkembang jika landasi dengan pendayagunaan potensi yang dimiliki

[image:32.595.138.515.105.556.2]
(33)

4) Dalam kegiatan pembelajaran, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar melalui bimbingan dan motivasi untuk mencapai tujuan.

c. Keterampilan Proses Sains dalam Praktikum

1) Kegiatan praktikum merupakan suatu sarana yang dapat digunakan untuk melatih peserta didik dalam melakukan keterampilan kerja laboratorium.

2) Kegiatan praktikum merupakan cara yang sesuai untuk memenuhi

tuntutan belajar sains berdasarkan hakekat sains dan melatihkan

keterampilan proses sains dan inkuiri ilmiah.

3) Keterampilan yang ditampilkan dapat segera diamati dan dapat secara tepat dan reliabel dapat diukur.27

Dengan melakukan praktikum, siswa akan menjadi yakin atas suatu hal

daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman,

pengembangan sikap ilmiah, mengembangkan keterampilan proses dan hasil

belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan peserta didik.

d. Peranan guru dalam mengembangkan keterampilan proses sains Dalam hal ini Keterampilan intelektual, dan keterampilan fisik sangat diperlukan ketika siswa berupaya untuk menerapkan gagasan mereka pada situasi baru. Tentunya hal ini perlu didukung oleh guru, atau guru berperan dalam mengembangkan keterampilan proses.

1) Dalam mengembangkan keterampilan proses peran guru dapat berupa memberi kesempatan untuk menggunakan keterampilan proses sains pada saat melakukan ekplorasi,

2) memberi kesempatan siswa dalam berdiskusi baik dalam kelompok besar maupun kelompok kecil,

3) mendengarkan pembicaraan siswa,

27

Yusuf Hilmi Adisendjaja, Peranan praktikum dalam mengembangkan keterampilan

(34)

4) mendorong siswa untuk berpikir kritis terkait kegiatan yang mereka lakukan,

5) memberikan strategi atau teknik pembelajaran yang meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

e. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa pendekatan keterampilan proses memiliki keunggulan diantaranya:28

1) Memberikan bekal cara memperoleh pengetahuan,

2) Keterampilan proses merupakan hal yang sangat penting untuk pengembangan pengetahuan masa depan,

3) Keterampilan proses bersifat kreatif, siswa aktif, dapat meningkatkan keterampilan berpikir dan cara memperoleh pengetahuan.

Sedangkan kelemahan dari pendekatan keterampilan proses diantaranya:

1) Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyelesaikan bahan pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum,

2) Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah dapat menyediakan,

3) Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan sulit, tidak setiap siswa mampu melaksanakanya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam jurnal Susiwi telah melakukan penelitian tentang analisis keterampilan proses sains siswa SMA pada pembelajaran praktikum. Hasil yang diperoleh dikategorikan baik. Dalam penelitian tersebut untuk mengukur

28

(35)

keterampilan proses sains digunakan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi kemampuan yang dikembangkan dalam praktikum. 29

Dalam jurnal Yanti Hamdiyanti telah melakukan penelitian tentang profil keterampilan proses sains mahasiswa melalui pembelajaran kerja ilmiah. Hasil yang diperoleh masuk kedalam kategori sedang. Dalam penelitian tersebut setiap mahasiswa diobservasi keterampilan menggunakan alat dan keterampilan mengobservasi oleh observer dengan menggunakan lembar observasi kinerja. 30

Pratiwi Pujiastuti telah melakukan penelitian tentang analisis dan studi komparatif muatan keterampilan proses sains antara buku sekolah elektronik sains dengan buku non BSE. Hasil yang diperoleh pada buku 1 Memenuhi 22 kriteria dari 41 kriteria dan buku 2 Memenuhi 34 kriteria dari 41 kriteria yang harus dipenuhi menurut kurikulum.31

Dalam jurnal Izaak H Wenno telah melakukan penelitian tentang pengembangan LKS keterampilan proses yang dikembangkan oleh siswa kelas X SMU Negeri 1 ambon. Hasil yang diperoleh dikategorikan baik. Hal ini disebabkan karena cara belajar yang diberikan guru kepada siswa sangat mempengaruhi respon dan minat dalam belajar, selanjutnya disarankan agar guru dapat menggunakan LKS keterampilan proses sebagai salah satu strategi pembelajaran di kelas dan labolatorium.32

C. Kerangka Berpikir

Mengembangkan keterampilan proses yang dimiliki siswa dapat dilakukan melalui kegiatan praktikum. Alat bantu dalam kegiatan tersebut adalah lembar kerja siswa. Lembar kerja siswa dapat dibuat dan disusun oleh guru yang

29

Susiwi,dkk. Analisis keterampilan proses sains siswa SMA pada model pembelajaran praktikum D-Ei- Hd, Jurnal Pengajaran MIPA Volume 14 No.2 Oktober 2009” Diterbitkan oleh FPMIPA UPI

30

Yanti Hamdiyati profil keterampilan proses sains mahasiswa melalui pembelajaran berbasis kerja ilmiah pada matakuliah biologi , jurnal pendidikan biologi FPMIPA UPI, 2006).

31

Pratiwi pujiastuti, Analisis dan studi komparatif muatan science process skills antara buku sekolah elektronik sains dengan buku sains non, laporan penelitian program dia bermutu. 2010

32

(36)

bersangkutan, maupun oleh penerbit. Lembar kerja siswa sebagai media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan praktikum, harus memiliki kemampuan dalam meningkatkan pemahaman siswa setelah pembelajaran berlangsung. Selain itu, sebuah lembar kerja siswa dapat membantu guru dalam mencapai kompetensi yang ingin dicapai dalam kurikulum dan dapat mengembangkan keterampilan proses sains dengan tuntutan kurikulum dan karakteristik dari materi yang diajarkan. Lembar kerja siswa keterampilan proses sains sebagai salah satu strategi pembelajaran biologi dikelas dan dilabolatorium. Hal ini merupakan salah satu bentuk proses pembelajaran biologi yang menghendaki siswa melakukan action (tindakan ) nyata dalam kehidupan sehari-hari. Komponen-komponen isi LKS tersebut haruslah sesuai dengan kriteria LKS yang baik, LKS yang baik yang digunakan sebagai alat bantu

dalam proses belajar mengajar harus membuat siswa aktif dalam belajar aktivitas

siswa dalam proses belajar mengajar bisa ditingkatkan baik melalui interaksi

(37)

27 A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian yang akan di teliti adalah MAN Se-Jakarta Selatan. Sedangkan waktu penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini terhitung mulai bulan Oktober - November 2012

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan melakukan survai.1

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah LKS Biologi MAN Se-Jakarta Selatan. Diantaranya LKS MAN 19 Jakarta, LKS MAN 11 Jakarta, LKS MAN 7 Jakarta, LKS MA Pembangunan UIN, LKS MAN 13 Jakarta, dan LKS MAN 4 model Jakarta.

2. Sampel

Jenis pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini purposive sampling dengan cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan pertimbangan tertentu.2 Subyek penelitian adalah LKS buatan guru dan penerbit yang digunakan Madrasah Aliyah Negeri se Jakarta selatan Yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mengandung praktikum dan konsep yang disesuaikan pada pembelajaran di bulan Oktober-November 2012. Didapatkan enam sampel yaitu LKS A, LKS B, LKS C, LKS D, LKS E, dan LKS F.

1

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, 2009, Bumi Aksara : Yogyakarta, h. 193

2

(38)

D. Rancangan Penelitian

Proses Penelitian ini direncanakan terdiri dari 3 tahap, yaitu: 1. Persiapan

[image:38.595.101.524.282.541.2]

Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah observasi untuk mendapatkan data LKS biologi MAN Se- Jakarta Selatan kelas XI IPA

Tabel 3.1 Data LKS biologi yang digunakan Madrasah Aliyah Negeri Se-Jakarta Selatan

No Nama LKS Konsep pada

LKS Penyusun Nama Sekolah

1 LKS A Alat Gerak Penerbit MA A

2 LKS B Pertumbuhan dan

Perkembangan Penerbit MA B

3 LKS C Sistem Respirasi Guru Biologi MA C

4 LKS D Jaringan Hewan Guru Biologi MA D

5 LKS E Sistem Indera Guru Biologi MA E

6 LKS F Sistem Eksresi Guru Biologi MA F

2. Pelaksanaan

a. Menentukan LKS yang akan dianalisis.

b. Mencocokan/mencari kalimat yang sesuai dengan kriteria yang dijadikan tolok ukur untuk kesesuaian dengan keterampilan proses sains. c. Menuliskan kalimat/paragraph yang sesuai dengan indikator KPS. d. Hasil observasi oleh pengamat 1 kemudian diberikan ke pengamat II dan

pengamat III untuk diobservasi kembali. Untuk mengetahui dan menentukan hasil kesepakatan antar pengamat berdasarkan hasil pengamat. Pengamat I adalah peneliti, pengamat II adalah dosen pembimbing, dan pengamat III adalah guru biologi.

(39)

3. Pemaparan

Masing – masing hasil analisis penelitian dibuat kesimpulan, kemudian dibuat deskriptif kualitas LKS biologi yang digunakan MAN Se- Jakarta Selatan kelas XI IPA.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan beberapa metode diantaranya:

1. Survai merupakan kegiatan penelitian yang mengumpulkan data pada saat tertentu dengan tujuan penting yaitu mendeskripsikan keadaan alami, mengidentifikasi secara terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan.3 2. Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. 4

3. Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi LKS, modul, RPP, foto-foto, dan rekaman. 4. Wawancara yaitu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.5

F. Instrumen Penelitian

1. Rubrik penilaian untuk mengukur LKS yang memuat pengembangan keterampilan proses sains

Rubrik penilaian untuk mengukur tingkat kesesuaian isi LKS diambil berdasarkan kriteria keterampilan proses sains. Seluruh alat ukur yang digunakan dalam penelitian telah di validasi oleh tim pakar (dosen).

Instrumen yang digunakan memiliki 9 aspek yang dirangkum dari berbagai sumber, khususnya dari Winne Harlen dengan modifikasi hasil

3

Sukardi, loc.cit 4

Riduwan, Ibid, h.76

5

(40)

penelitian. Berikut disajikan aspek-aspek keterampilan proses sains yang perlu dikembangkan melalui pengalaman langsung (eksperimen).

Tabel 3.2 Instrumen untuk mengukur keterampilan proses sains

No Aspek KPS No Item Instrumen

1 Observasi 1

2 Klasifikasi 2, 3, 4

3 Interpretasi 5, 6

4 Mengajukan pertanyaan 7

5 Berhipotesis 8

6 Merencanakan percobaan 9

7 Menggunakan alat dan bahan 10

8 Menerapkan konsep 11

9 Berkomunikasi 12, 13, 14

2. Kalibrasi Instrumen Validitas Instrumen

Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas instrument yang akan diungkap berupa validitas isi. Validitas isi ialah derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan subtansi yang ingin diukur.6 validitas instrument pada penelitian ini diperoleh dari konsultasi dengan dosen pembimbing.

6

(41)

G. Teknik Analisis dan Pengolahan Data

1. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menjumlahkan kemunculan indikator keterampilan proses sains untuk setiap kategori pada LKS yang dianalisis

b. Menghitung persentase kemunculan indikator keterampilan proses sains untuk setiap kategori pada setiap LKS yang dianalisis

Persentase kategori keterampilan proses sains

[image:41.595.107.520.290.548.2]

Persentase = X 100%

Tabel 3.3 Kriteria Interpretasi Skor7

No Interval Skor (%) Kategori

1 90-100 Sangat Tinggi

2 75-89 Tinggi

3 55-74 Sedang

4 31-54 Rendah

5 <30 Sangat Rendah

2. Menentukan Reliabilitas Pengamatan

Dari berbagai metode pengumpulan data, pengamatan merupakan metode yang dapat dikatakan tingkat kemantapannya paling rendah, walaupun pengamat sudah bersikap netral, subjektivitas diri tentu masih mengiringi kegiatan sehingga hasil tidak 100% objektif. Maka dari itu perlu adanya pengamat lain untuk menekan sedikit mungkin unsur subjektifitas peneliti. Lembar penilaian LKS yang sudah dibuat oleh peneliti diisi oleh pengamat 1 kemudian diserahkan ke pengamat

7

(42)
[image:42.595.116.511.178.593.2]

2 dan 3 untuk diteliti kembali kemudian hasil yang didapat dimasukan kedalam tabel kontigensi kesepakatan.

Tabel 3.4 Tabel Kontigensi Kesepakatan

Pengamat LKS

A B C D E F

I dan II I dan III KK Rata-rata

3. Menentukan Koefisien Kesepakatan Pengamat

Untuk menentukan koefisien kesepakatan pengamat dihitung dengan rumus: 8

= 2S

1 + 2

Keterangan :

KK = Koefisien Kesepakatan

S = Sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama N1 = Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat I

N2 = Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II

Chiappeta dalam penelitian Yusup Hilmi Adisendjaja menginterpretasikan koefisien kesepakatan sebagai berikut:

Kurang dari 0,40 = Sangat buruk 0,40 – 0,75 = Bagus

Lebih dari 0,75 = Sangat Bagus

8

(43)

33 A. Temuan Penelitian

Di Jakarta Selatan terdapat Madrasah Aliyah Negeri yang terdiri dari 5 diantaranya MA A, MA B, MA C, MA D, MA E, dan MA F, dalam hal ini MA D diikut sertakan dengan alasan madrasah ini terakreditasi unggul dan setara dengan negeri. Guru biologi di masing-masing sekolah tersebut menggunakan lembar kerja siswa (LKS) yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada 6 sekolah, di dapatkan sampel sebanyak 6 macam LKS biologi kelas XI yang digunakan sekolah tersebut.

Analisis Data Tingkat Kesesuaian Isi LKS dengan Keterampilan Proses Sains

[image:43.595.130.517.236.568.2]

Lembar kerja siswa (LKS) biologi kelas XI IPA yang digunakan oleh Madrasah Aliyah Negeri Se-Jakarta Selatan tahun pelajaran 2012/2013 terdapat dua jenis yaitu LKS dari penerbit dan LKS buatan guru biologi. Dari dua jenis LKS tersebut yang paling banyak digunakan adalah LKS buatan guru biologi sendiri dengan beranggapan LKS yang dibuat sendiri lebih kontektual dengan situasi dan kondisi sekolah dan peserta didik. Semua LKS akan dianalisis baik dari LKS penerbit maupun LKS buatan guru biologi untuk menggambarkan keterampilan proses sains yang ada pada LKS tersebut. Berikut hasil analisis dari pengamat 1, 2, dan 3.

Tabel 4.1 Hasil Analisis LKS antar Pengamat 1, 2, dan 3

No Aspek KPS

LKS A LKS B LKS C LKS D LKS E LKS F

Pengamat pengamat Pengamat Pengamat Pengamat Pengamat 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Observasi

a Menggunakan

panca indera √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 Klasifikasi

(44)

persamaan b Merumuskan

perbedaan √ √ √ √ - √ √ √ - √ √ - √ √ √ √ √ √ c Melakukan

pengelompokan √ - √ √ - √ √ - - √ - √ √ - - √ - √

3 Interpretasi

a Menjelaskan kesimpulan yang diamati

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ -

b Menemukan pola yang diamati

- - - - √ √ √ √ √ - - - √ - √ - - -

4 Mengajukan

Pertanyaan a Merumuskan

pertanyaan yang akan dijawab

- - - -

5 Berhipotesis

a Mengemukakan perkiraan sebelum penyelidikan

- - √ - - √ - - - √ - -

6 Merencanakan

percobaan a Adanya

petunjuk langkah demi langkah

√ - √ √ - √ √ - √ √ - √ √ - √ √ - √

7 Menggunakan

alat dan bahan a Mengetahui

menggunakan alat dan bahan

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8 Menerapkan

konsep a Menerapkan

konsep yang sudah dipelajari

√ √ √ - √ - - √ √ √ √ - √ √ - - √ -

9 Berkomunikasi

a Membuat hasil penyelidikan dengan tabel

- - - √ √ √ √ √ √ √ - √ √ - √ √ - √

b Menjelaskan dalam bentuk lisan atau tulisan

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

c Ikut

berpartisipasi dalam diskusi

(45)

Berikut ini akan disajikan masing masing jumlah kemunculan indikator keterampilan proses sains pada setiap LKS yang digunakan MA Se-Jakarta Selatan

1. Jumlah kemunculan indikator keterampilan proses sains pada LKS A, B, C, D, E, dan F pada setiap kategori KPS

a. Observasi

Gambar 4. 1 Grafik Hasil Analisis LKS pada Aspek Observasi

Keterangan Indikator :

- Menggunakan panca indera penglihatan

Dari grafik 4.1 diketahui bahwa dalam LKS A, B, C, D, E, dan F adanya keterampilan proses sains dalam indikator mengunakan panca indera yang dijelaskan secara tertulis dalam LKS.

b. Klasifikasi

Gambar 4.2 Grafik Hasil Analisis LKS pada Aspek Klasifikasi

Keterangan Indikator:

- Merumuskan persamaan

0% 100%

LKS A LKS B LKS C LKS D LKS E LKS F

Observasi

0% 50% 100%

LKS A LKS B

LKS C LKS D LKS E LKS F

(46)

- Merumuskan perbedaan

- Melakukan pengelompokan

Dari grafik 4.2 diketahui bahwa pada LKS A terdapat indikator klasifikasi yaitu merumuskan persamaan, merumuskan perbedaan, dan melakukan pengelompokan. kemudian pada LKS B dan C yaitu

indikator melakukan pengelompokan, LKS D yaitu merumuskan perbedaan dan melakukan pengelompokan, Kemudian LKS E dan LKS

F yaitu merumuskan perbedaan dan melakukan pengelompokan, indikator-indikator tersebut dituliskan dan dijelaskan dalam lks.

c. Interpretasi

Gambar 4.3 Grafik Hasil Analisis LKS pada Aspek Interpretasi

Keterangan Indikator :

- Menjelaskan kesimpulan yang diamati

- Menemukan pola yang diamati

Dari grafik 4.3 diketahui terdapat aspek interpretasi pada LKS A dan B, yaitu menjelaskan kesimpulan yang diamati, pada LKS C yaitu

menjelaskan kesimpulan yang diamati dan menemukan pola yang

diamati, selanjutnya LKS D tidak ditemukan aspek interpretasi pada lks

tersebut, kemudian pada LKS E dan F yaitu menjelaskan kesimpulan yang diamati dan menemukan pola yang diamati.

0% 50% 100%

LKS A LKS B LKS C LKS D LKS E LKS F

(47)

d. Mengajukan pertanyaan

Gambar 4.4 Grafik Hasil Analisis LKS pada Aspek Mengajukan pertanyaan

Keterangan Indikator :

- Merumuskan pertanyaan yang akan dijawab

Dari grafik 4.4 diketahui Keterampilan proses sains dalam indikator mengajukan pertanyaan tidak terdapat dalam LKS A, B, C, D, E, dan F yaitu merumuskan pertanyaan yang akan dijawab. pada LKS , A, B, C, D, E, dan F tidak dituliskan bahwa siswa diperintahkan untuk mengajukan pertanyaan pada lks tersebut.

e. Berhipotesis

Gambar 4.5 Grafik Hasil Analisis LKS pada Aspek Berhipotesis

Keterangan Indikator :

- Mengemukakan perkiraan sebelum penyelidikan

Dari grafik 4.5 diketahui dalam LKS A, B, C, D, dan E tidak dituliskan dan dijelaskan indikator untuk “ mengemukakan perkiraan dalam penyelidikan, selanjutnya pada LKS F terdapat aspek

berhipotesis yaitu mengemukakan perkiraan dalam penyelidikan.

0% 100%

LKS ALKS BLKS CLKS DLKS ELKS F

M engajukan Pert anyaan

0% 100%

LKS A LKS B LKS C LKS D LKS E LKS F

(48)

f. Merencanakan percobaan

Gambar 4.6 Grafik Hasil Analisis LKS pada Aspek Merencanakan percobaan

Keterangan indikator:

- Adanya petunjuk langkah demi langkah

- Merancang sendiri langkah penyelidikan

- Penilaian sendiri pada rancangan penyelidikan

- Menyempurnakan kesesuaian prosedur penelitian

Dari grafik 4.6 diketahui keterampilan proses sains yang muncul dalam LKS A yaitu dalam indikator “adanya petunjuk langkah demi langkah” kemudian pada LKS B tidak ditemukan indikator dalam aspek

merencanakan percobaan. Selanjutnya pada LKS C, D, dan F yaitu indikator “ adanya petunjuk langkah demi langkah” kemudian pada LKS E yaitu “ adanya petunjuk langkah demi langkah” dan “ penilaian sendiri pada rancangan percobaan, yang ditulis dan dijelaskan dalam lks.

g. Menggunakan alat dan bahan

Gambar 4.7 Grafik Hasil Analisis LKS pada Aspek Menggunakan alat dan bahan

0% 50% 100%

LKS A LKS B LKS C LKS D LKS E LKS F

M erencanakan Percobaan

0% 100%

LKS ALKS BLKS CLKS DLKS ELKS F

(49)

Keterangan:

- Mengetahui menggunakan alat dan bahan

Dari grafik 4.7 diketahui pada LKS A, B, C, D, E, dan F terdapat keterampilan proses sains yaitu dalam indikator “mengetahui menggunakan alat dan bahan”, dalam hal ini siswa mengetahui

penggunaan alat dan bahan dalam praktikum, bukan hanya mengetahui tapi mampu menggunakan alat dan bahan secara baik.

[image:49.595.151.520.292.549.2]

h. Menerapkan konsep

Gambar 4.8 Grafik Hasil Analisis LKS pada Aspek Menerapkan konsep

Keterangan Indikator :

- Menerapkan konsep pelajaran yang sudah dipelajari

Dari grafik 4.8 diketahui Terdapat satu indikator dalam menerapkan konsep yaitu “ menerapkan konsep yang sudah dipelajari” dalam LKS A dan F yaitu terdapat indikator tersebut, kemudian pada LKS B, C, D, dan F tidak ditulis dan dijelaskan dalam lks indikator menerapkan konsep pelajaran yang sudah dipelajari.

0% 100%

LKS ALKS BLKS CLKS DLKS ELKS F

(50)

i. Berkomunikasi

Gambar 4.9 Grafik Hasil Analisis LKS pada Aspek Berkomunikasi

Keterangan Indikator :

- Membuat hasil penyelidikan dengan tabel

- Membuat data hasil penyelidikan dengan grafik

- Menyampaikan laporan penyelidikan

- Menjelaskan hasil penyelidikan dalam bentuk lisan dan tulisan - Ikut berpartisipasi dalam diskusi

Dari grafik 4.9 diketahui bahwa dalam LKS A terdapat keterampilan proses sains yaitu dalam indikator “ menjelaskan hasil penyelidikan dalam bentuk lisan atau tulisan, dan ikut berpartisipasi

dalam diskusi, pada LKS B yaitu membuat hasil penyelidikan dengan

tabel, membuat data hasil penyelidikan dengan grafik, menjelaskan

hasil penyelidikan dalam bentuk lisan atau tulisan, kemudian pada LKS

C yaitu membuat hasil penyelidikan dengan tabel, menyampaikan

laporan penyelidikan, pada LKS D dan E yaitu membuat hasil

penyelidikan dengan tabel, “ menjelaskan hasil penyelidikan dalam

bentuk lisan atau tulisan, pada LKS F yaitu membuat hasil penyelidikan dengan tabel, menyampaikan laporan penyelidikan.

0% 50% 100%

LKS A LKS B LKS C LKS D LKS E LKS F

[image:50.595.160.515.278.624.2]
(51)

Gambar

Tabel
Gambar
gambar. Mengkomunikasikan
tabel /grafik/diagram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini berupa deskripsi hasil rekapitulasi data LKS IPA Biologi SMP Kelas VIII Semester II yang digunakan di Karesidenan Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016

LKS yang digunakan oleh guru dan siswa, maka dilakukanlah penelitian mengenai Analisis Kualitas Isi Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Biologi SMP Kelas VIII Semester II

Dari penelitian yang dilakukan mendapatkan kesimpulan bahwa LKS biologi SMP kelas VII semester 1 yang digunakan SMP Negeri di kota Semarang tahun pelajaran 2005/2006 memiliki

Keefektifan LKS Precise Card Book untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa SMP dengan materi fotosintesis yang dikembangakan dinyatakan layak berdasarkan

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis model discovery learning pada materi pencemaran lingkungan untuk meningkatkan keterampilan proses sains dinyatakan layak berdasarkan

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian dengan tujuan mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Nata de Pina untuk melatihkan keterampilan proses sains

Jadi, berdasarkan hasil kelayakan ahli dari media dan materi, dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains dapat digunakan sebagai alternatif

Dari penelitian yang dilakukan mendapatkan kesimpulan bahwa LKS biologi SMP kelas VII semester 1 yang digunakan SMP Negeri di kota Semarang tahun pelajaran 2005/2006 memiliki