PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESETIMBANGAN KIMIA
Skripsi
Oleh
SEPTIANA DEWI SUSANTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan Saya juga tidak terdapat karya atau
pen-dapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam
pernyataan Saya di atas, maka Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Bandar Lampung, Februari 2013
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI
KESETIMBANGAN KIMIA
Oleh
SEPTIANA DEWI SUSANTI
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS berbasis keterampilan proses
sains pada materi faktor-faktor yang memepengaruhi kesetimbangan kimia.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian dan Pengembangan
(Research and Development) dengan subjek penelitian yaitu LKS berbasis kete-rampilan proses sains. Penyusunan LKS dilakukan setelah melakukan studi
pen-dahuluan yang terdiri dari studi kepustakaan dan studi lapangan. Setelah
penyu-sunan maka dilakukan validasi pakar oleh satu dosen ahli terhadap aspek
kese-suaian isi, konstruksi, dan keterbacaan. Setelah itu melakukan uji coba terbatas
yang meliputi uji aspek kesesuaian isi dan keterbacaan oleh guru dan aspek
keter-bacaan dan kemenarikan oleh siswa. Dari hasil uji coba terbatas dihasilkan
peni-laian guru dan respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan yaitu LKS
ber-basis keterampilan proses sains pada materi faktor-faktor yang memepengaruhi
kesetimbangan kimia. Hasil dari penilaian guru terhadap kesesuaian isi dan
keter-bacaan yaitu sudah baik yaitu dengan persentase 84,28% dan 84%. Hasil respon
siswa sangat tinggi yaitu dengan persentase 82,5% dan untuk kemenarikan respon
siswa juga tinggi yaitu dengan persentase 85%.
Kata Kunci : LKS, keterampilan proses sains, dan faktor-faktor yang
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESETIMBANGAN KIMIA
Oleh
SEPTIANA DEWI SUSANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi :PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KESETIMBANGAN KIMIA
Nama Mahasiswa : Septiana Dewi Susanti
No. Pokok Mahasiswa :0913023105
Program Studi :Pendidikan Kimia
Jurusan :Pendidikan MIPA
Fakultas :Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Noor Fadiawati, M. Si. Dra. Chansyanah Diawati, M.Si
NIP. 196608241991112001 NIP 196608241991112002
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :Dr. Noor Fadiawati, M.Si ___________
Sekretaris :Dra. Chansyanah Diawati, M.Si ___________
Penguji
Bukan Pembimbing : Dra. Nina Kadaritna, M.Si ___________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman M.Si
NIP. 19600315 198503 1 003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Endang Rejo, Kecamatan Seputih Agung Kabupaten
Lampung Tengah pada tanggal 31 November 1991 sebagai putri tunggal dari
pasangan Bapak Rasidi dan Ibu Muhyati.
Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 2 Endang Rejo lulus tahun
2003, SMP Negeri 1 Seputih Agung lulus tahun 2006, dan SMA Negeri 1 Seputih
Agung lulus tahun 2009.
Tahun 2009 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur UML.
Pada awal masuk perkuliahan penulis pernah mendapatkan beasiswa teruntuk
mahasiswa baru. Tahun 2012 penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan
(PPL) yang terintergrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di SMA
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya kepada Penulis.
Dengan kerendahan hati dan rasa sayang yang tulus, kupersembahkan
lembaran-lembaran sederhana ini untuk :
Bapak dan Ibu
Orang tua yang selalu mendoakan anaknya dan ingin selalu anaknya bahagia.
Terimakasih atas segala yang engkau berikan pada anakmu ini. Ya Allah hamba
bersyukur mempunyai orang tua seperi orang tua hamba, biarkanlah mereka selalu
dalam perlindungan-Mu dan selalu bahagia. Amiin.
Keluargaku tersayang...
Perhatian dan kasih sayang kalian adalah motivasi dan penyemangat dalam
hidupku.
Sahabat-sahabatku...
Doa, perhatian, dan kebersamaan yang telah kalian berikan adalah suatu hal yang
sangat berarti bagiku.
Almamaterku tercinta...
MOTTO
Kebahagian orang tuaku adalah kebahagianku (Septiana Dewi Susanti)
SANWACANA
Puji syukur hanyalah untuk-Mu Allah, Rabb semesta alam, yang senantiasa
men-curahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
Pengembangan LKS berbasisi Keterampilan Proses Sains Pada Materi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia sebagai salah satu syarat
untuk mencapai gelar sarjana pendidikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk Nabi besar, uswatun
hasanah, Muhammad SAW, seorang manusia biasa namun luar biasa karena
kebiasaannya.
Ucapan terima kasih pun tak lupa penulis haturkan kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
serta Pembimbing I, Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M.Si selaku pembimbing
II, Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si selaku pembahas dan Dosen Pembimbing
Akademik penulis Ibu Dra. Ila Rosilawati, M. Si. terima kasih atas
kesediaan-nya memberi bimbingan dan motivasi di sela-sela kesibukan, meminjami
se-gala fasilitas, sudi menjadi tempat mencurahkan sese-gala keluh kesah penulis.
4. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan dosen lain yang telah
iv 5. Segenap civitas akademik Jurusan Pendidikan MIPA.
6. Bapak Hi. Badruzaman, S.Pd, MM.Pd selaku Kepala SMAN 1 Bandar
Lampung, atas izin yang diberikan untuk melaksanakan penelitian. Terima
kasih juga atas bimbingan dan masukkannya.
7. Ibu Diah Eko Ermiwati, S.Pd sebagai Guru Mitra atas waktu yang
terluangkan yang diberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
Terima kasih atas bimbingan saat tindakan kelas.
8. Kedua orang tuaku tercinta yang dengan penuh kasih sayang memberikan
segalanya, Doa, dukungan dan semangat yang tiada ternilai untuk
keberhasilan penulis.
9. Wawan Gunawan yang membantuku dalam penyusunan LKS ini.
10. Teman seperjuanganku, Gusti, Manda, dan icon yang selalu ada dalam canda,
tawa, bahagia, duka, maupun tangis serta selalu memotivasi, memberikan
kepercayaan dan membantuku selama ini.
11. Rekan-rekan pengembangan, Anggi, Rully, Ricka, Susanto, Agung, Tere,
Erika, dan Odhi. Terimakasih untuk semua dukungan kalian.
12. Rekan-rekan Pendidikan Kimia 2009 baik kelas A maupun kelas B yang tidak
dapat saya sebutkan satu per satu.
13. Kakak dan adik tingkatku angkatan 2006, 2007, 2008, 2007, 2010, 2011, dan
2012.
Akhirnya, penulis meminta maaf atas segala kesalahan baik yang disengaja
mau-pun tidak. Semoga skripsi ini menyisakan kenangan dan menjadi bahan rujukan
iv sumbangsih dan masukan pembaca menjadi permintaan penulis untuk karya
selan-jutnya.
Bandarlampung, Februari 2013 Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan ... 7
B. Lembar Kerja Siswa ... 8
C. Keterampilan proses Sains ... 15
D. ModelProblem Solving... 20
E. Analisis Konsep ... 21
III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Subyek Penelitian... 24
B Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ... 24
C Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 30
vii
E. Teknik Analisis Data ... 31
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Studi Pendahuluan... 34
B. Pengembangan Produk ... 36
C. Kendala-kendala dalam pengembangan LKS ... 57
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Analisis Konsep ... 64
2. Pemetaan/Analisis SK-KD ... 66
3. Silabus ... 74
4. RPP ... 86
5. Hasil Analisis Kebutuhan Guru ... 93
6. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ... 96
7. Hasil Validasi Kesesuaian Isi ... 98
8. Hasil Validasi Konstruksi ... 100
9. Hasil Validasi Keterbacaan ... 102
10. Hasil Penilaian Guru untuk Kesesuaian Isi ... 104
11. Hasil Penilaian Guru untuk Keterbacaan ... 106
12. Hasil Respon Siswa untuk Keterbacaan ... 108
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Indikator Keterampilan Proses Sains ... 17
2. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains ... 18
3. Keterampilan Proses Sains ... 19
4 Analisis Konsep ... 22
5. Penskoran Pada Angket Pernyataan Positif ... 31
6. Tafsiran Skor ... 33
7. Data Hasil Percobaan Pengaruh Konsentrasi ... 37
8. Hasil Validasi Ahli terhadap LKS yang dikembangkan ... 38
9. Hasil Penilaian Guru terhadap LKS yang dikembangkan ... 42
10. Hasil Respon Siswa untuk Keterbacaan LKS yang dikembangkan ... 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Science dalam kamus (American Heritage Digtionary, 4thed, 2004) adalah
penga-matan, identifikasi, deskripsi, investigasi, eksperimental, dan penjelasan teoritis
fenomena. Sains lebih dari sekedar bentuk pengetahuan, dan sebuah pandangan
yang lengkap tentang sains mencakup berbagai proses, anggapan, dan nilai-nilai
(Bell dalam Kustijono, 2012).
Ilmu kimia yang merupakan bagian dari sains adalah ilmu yang mencari jawaban
atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan
dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat.
Pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik kimia sebagai proses atau
kerja ilmiah; sebagai produk yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori;
dan sebagai sikap. Perkembangan pembelajaran kimia sebagai ilmu yang terkait
erat dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) harus juga mengikuti
per-kembangan IPTEK, terutama dalam pemanfaatan keterampilan proses sains siswa.
Menurut Semiawan (1992) keterampilan proses sains adalah
keterampilan-keterampilan fisik dan mental untuk menemukan dan mengembangkan sendiri
fakta dan konsep sains serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai
yang dituntut. Keterampilan proses sains dibutuhkan untuk menggunakan dan
2
seharusnya dalam rangka pembentukan pemahaman kimia. Pola pikir sains jarang
sekali diperhatikan oleh guru karena faktor ketidaktahuan (Sunyono, dkk, 2012).
Hal ini diperkuat pula dengan penelitian wiyanto, 2006 yang menyatakan bahwa
pembelajaran sains yang termasuk di dalamnya pembelajaran kimia, cenderung
monoton dengan aktivitas yang tergolong rendah. Guru cenderung berceramah
atau menjelaskan, sis-wa mendengarkan dan mencatat, sedangkan aktivitas
laboratorium jarang dilaku-kan (Wiyanto, 2006).
Menurut Gallagher dalam Sunyono, dkk (2012) paradigma pembelajaran baru
dalam pembelajaran sains adalah pembelajaran dimana guru hendaknya lebih
banyak memberikan pengalaman kepada siswa untuk lebih mengerti dan
mem-bimbing siswa agar dapat menggunakan pengetahuan kimianya tersebut dalam
ke-hidupan sehari-hari. Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah,
sering-kali siswa menemukan kesulitan dan masalah untuk memahami materi yang
dipe-lajari. Salah satu materi yang sulit untuk dipahami oleh siswa adalah materi
kese-timbangan kimia yang mencakup kesekese-timbangan dinamis, tetapan kesekese-timbangan,
faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan, dan
kesetim-bangan dalam industri. Alternatif untuk memecahkan masalah tersebut adalah
dengan dilakukannya pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains.
Menurut Sriyono, 1992 LKS adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan
atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan
pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tum-buhnya minat
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ada dua kategori LKS, yaitu LKS
3
Berdasarkan hasil studi lapangan terhadap enam sekolah di Kota Bandar
Lam-pung, sebagian besar guru sudah menggunakan LKS pada pembelajaran materi
kesetimbangan kimia. Guru-guru yang tidak menggunakan LKS, menggunakan
buku pegangan untuk pembelajaran pada materi kesetimbangan kimia. LKS-LKS
yang digunakan tersebut, ada yang LKS non eksperimen dan ada yang non
ekspe-rimen+eksperimen. LKS-LKS yang digunakan guru merupakan buatan guru
sen-diri. Sebagian besar guru menyatakan bahwa LKS yang dibuat sudah disertai
dengan pertanyaan yang mengkonstruksi konsep. Namun, masih banyak
keku-rangan dalam LKS tersebut, karena masih sangat sederhana. Ini dibuktikan, oleh
sebagian besar siswa yang merasa LKS-LKS yang digunakan kurang menarik
ka-rena tidak disertai dengan gambar submikroskopis. Sebagian siswa juga merasa
kesulitan memahami bahasa dalam LKS. Walaupun siswa merasa kesulitan dalam
memahami bahasa dalam LKS, akan tetapi dengan adanya LKS sebagian siswa
merasa lebih mudah memahami materi kesetimbangan kimia. Hal ini sesuai
dengan pernyataan guru bahwa hasil belajar siswa tinggi setelah menggunakan
LKS. Ini berarti LKS sangat membantu guru dalam proses kegiatan belajar
mengajar.
LKS-LKS yang beredar masih bersifatcookbook(buku resep masakan) yang berisi prosedur praktikum dan pertanyaan-pertanyaan yang hanya berhubungan
dengan hasil percobaan tanpa mengaitkan dengan pengetahuan awal yang dimiliki
siswa sebelumnya. Kegiatan laboratorium yang menggunakan LKScookbook be-lum berfokus pada pengembangan keterampilan proses sains. Selain itu, siswa
hanya diberi sedikit kesempatan untuk merumuskan masalah dalam eksperimen,
menyatakan hipotesis dan mengujinya. Untuk dapat memahami hakikat IPA
ke-4
terampilan proses sains. Keterampilan proses sains ini dapat dilatihkan dengan
pembelajaran menggunakan LKS. Walaupun begitu pentingnya keterampilan
proses sains bagi siswa, akan tetapi banyak guru yang tidak mengetahui tentang
keterampilan proses sains. Ini dibuktikan dengan studi lapangan yang
menyata-kan bahwa sebagaian besar guru tidak mengetahui tentang keterampilan proses
sains, bahkan ada yang baru mengetahuinya dari wawancara.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian untuk mengembangkan
lembar kerja siswa berbasis keterampilan proses sains. Penelitian tersebut
ber-judul Pengembangan LKS Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Materi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, permasalahan yang akan
dikaji pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana karakteristik lembar kerja siswa berbasis keterampilan proses
sains pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia?
2. Bagaimana penilaian guru terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains
yang dikembangkan?
3. Bagaimana respon siswa terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains
yang dikembangkan?
4. Apakah kendala-kendala dalam pengembangan LKS berbasis keterampilan
proses sains?
5
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan LKS berbasis keterampilan proses sains guna mendiskripsikan
dan mengetahui:
1. Penilaian guru terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains yang
dikem-bangkan.
2. Respon siswa terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains yang
dikem-bangkan.
3. Kendala-kendala dalam pengembangan LKS berbasis keterampilan proses
sains.
D. Manfaat Penelitian
Dari pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains yang dihasilkan
diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Guru
Menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah dalam melaksanakan
pembe-lajaran yang efektif dan efisien.
2. Siswa
Penggunaan LKS berbasis keterampilan proses sains dalam pembelajaran
diha-rapkan mampu memberikan pengalaman belajar secara langsung dan
mempermu-dah dalam mengkonstruksi konsep-konsep yang bersifat abstrak.
3. Sekolah
Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran kimia di sekolah.
6
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Metode penelitian dan pengembangan merupakan metode yang digunakan
untuk mengembangkan produk yang sudah ada maupun membuat produk
baru yang kemudian dilakukan uji coba.
2. LKS adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang
harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan
dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Keterampilan proses sains adalah keterampilan-keterampilan fisik dan mental
untuk menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep sains serta
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2008). Metode penelitian dan pengembangan ini merupakan metode
yang digunakan untuk mengembangkan produk yang sudah ada maupun
mem-buat produk baru yang kemudian dilakukan uji coba.
Menurut Mulyatiningsih (2012), penelitian dan pengembangan (Research and Development) bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan produk. Produk penelitian dan pengembangan dalam bidang
pendidikan dapat berupa model, media, peralatan, buku, modul, alat evaluasi,
dan perangkat pembelajran; kurikulum, kebijakan sekolah, dan lain-lain. Setiap
produk yang dikembangkan membutuhkan prosedur penelitian yang berbeda.
Pengembangan produk berbasis penelitian terdiri dari 5 langkah utama yaitu
analisis kebutuhan, pengembangan produk, perancangan (desain) produk
seka-ligus pengujian kelayakan, implementasi produk atau pembuatan produk sesuai
hasil rancangan, pengujian atau evaluasi produk, dan revisi secara terus
menerus.
Borg, Gall, dan Gall dalam Sukmadinata (2011) menuliskan langkah-langkah
8
(research and information collecting); (2) perencanaan (planning; (3) pengem-bangan draft awal (develop preliminary from product); (4) uji coba lapangan awal (preliminary field testing); (5) revisi hasil uji coba (main product revisi-on); (6) uji coba lapangan (main field testing); (7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operating product revision); (8) uji pelaksanaan lapangan ( opera-sional field testing); (9) penyempurnaan dan produk akhir (final product revi-sion); dan (10) desiminasi dan implementasi (dessimination and implement-tation).
B. Lembar Kerja Siswa
Pada proses kegiatan belajar mengajar, LKS digunakan sebagai sarana
pembe-lajaran untuk menuntun siswa mendalami materi pada mata pepembe-lajaran yang telah
atau sedang dijalankan. Dengan LKS guru akan mendapat kesempatan untuk
membuat siswa lebih aktif terlibat dengan materi yang dibahas. Menurut Senam
(2008), lembar kerja siswa adalah sumber belajar penunjang yang dapat
mening-katkan pemahaman siswa mengenai materi kimia yang harus mereka kuasai. LKS
merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan
oleh guru dalam proses pembelajaran. Melalui media pembelajaran berupa LKS
ini akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan
meng-efektifkan waktu, serta akan menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa
da-lam proses pembelajaran.
LKS adalah lembar kerja bagi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun
kokurikuler untuk mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran yang
di-dapat (Azhar, 1993). Menurut Sriyono (1992), LKS adalah salah satu bentuk
9
alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu
memper-cepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Menurut
Hidayah (2007), isi pesan LKS harus memperhatikan unsur-unsur penulisan
me-dia grafis, hirarki dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang
efisien dan efektif.
Peran LKS dalam proses kegiatan belajar mengajar yaitu sebagai alat untuk
memberikan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada siswa ((Dhari dan
Haryono, 1988). Penggunaan LKS memungkinkan guru mengajar lebih optimal,
memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan, memberi
penguatan, serta melatih siswa memecahkan masalah.
Menurut Sudjana (Djamarah dan Zain, 2000), fungsi LKS adalah sebagai berikut:
a) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b) Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
c) Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian pengertian yang diberikan guru. d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran. e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada
siswa.
f) Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.
Dengan adanya media LKS diharapkan dapat menjadikan peserta didik aktif dan
cepat tanggap, serta kreatif. LKS dapat digunakan pada peserta didik untuk
mengamati kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Dapat pula digunakan dalam
pendekatan ketrampilan proses, dimana Siswa berlatih mengumpulkan konsep
kemu-10
dian didiskusikan untuk memperoleh kesimpulan mengenai definisi dan
karak-teristik materi yang dipelajari.
Pemanfaatan LKS sebagai media pembelajaran dilakukan secara optimal, yaitu
digunakan sebagai sumber perolehan informasi serta media dalam latihan soal.
Implementasi pendekatan ketrampilan proses, dilakukan sesuai bagan desain
pem-belajaran dengan pendekatan ketrampilan proses melalui media LKS. Proses
pembelajaran dilakukan dengan terlebih dahulu membagi siswa dalam kelompok
kelompok. Pembelajaran dilakukan menggunakan berbagai macam metode, yaitu
metode penemuan konsep, metode diskusi, dan metode latihan soal. Penerapan
setiap metode pembelajaran tersebut disesuaikan dengan karakteristik materi pe
lajaran pada setiap pertemuan (Darliana, 1991).
Menurut Prianto dan Harnoko (1997), manfaat dan tujuan LKS yaitu:
a) Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. b) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.
c) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar.
d) Membantu guru dalam menyusun pelajaran.
e) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
f) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajarai melalui kegiatan belajar.
g) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
Azhar (1993) menyatakan bahwa tujuan pembuatan LKS yaitu:
yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. LKS mempunyai fungsi sebagai urutan kerja yang diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler maupun
11
Memperbaiki minat siswa untuk belajar, misalnya guru membuat LKS lebih sistematis, berwarna serta bergambar untuk menarik perhatian
Menurut tim instruktur PKG (Sudiati 2003), tujuan penggunaan LKS dalam
pro-ses belajar mengajar adalah:
1. Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik.
2. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan.
3. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan.
Ada dua kategori LKS, yaitu LKS eksperimen dan LKS non eksperimen. LKS
eksperimen adalah lembar kegiatan siswa yang berisikan petunjuk dan pertanyaan
yang harus diselesaikan oleh siswa untuk menemukan suatu konsep dan disajikan
dalam bentuk kegiatan eksperimen di laboratorium. Sedangkan LKS
noneksperi-men adalah lembar kegiatan yang berisikan perintah atau pertanyaan yang harus
diselesaikan oleh siswa untuk menemukan suatu konsep dan disajikan dalam
ben-tuk kegiatan di kelas.
LKS eksperimen merupakan media pembelajaran yang tersusun secara kronologis
agar dapat membantu siswa dalam memperoleh konsep pengetahuan yang
di-bangun melalui pengalaman belajar mereka sendiri yang berisi tujuan percobaan,
alat percobaan, bahan percobaan, langkah kerja, pernyataan, hasil pengamatan,
dan soal-soal hingga kesimpulan akhir dari eksperimen yang dilakukan pada
materi pokok yang bersangkutan.
LKS noneksperimen merupakan media pembelajaran yang disusun secara
12
yang tidak dilakukan eksperimen. Jadi, LKS noneksperimen dirancang sebagai
media teks terprogram yang menghubungkan antara hasil percobaan yang telah
dilakukan dengan konsep yang harus dipahami. Siswa dapat menemukan konsep
pembelajaran berdasarkan hasil percobaan dan soal-soal yang dituliskan dalam
LKSnoneksperimen tersebut.
Rumaharto (Hartati, 2002) mengatakan bahwa:
persyaratan konstruksi dan didaktik. Persyaratan konstruksi tersebut meliputi syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna LKS yaitu peserta didik sedangkan syarat didaktif artinya bahwa LKS tersebut haruslah memenuhi asas-asas
Karakteristik LKS, menurut Sungkono (2009) adalah:
1. LKS memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan kegiatan-kegitan seperti percobaan atau terjun ke lapangan yang harus siswa lakukan.
2. Merupakan bahan ajar cetak.
3. Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas pembahasannya tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau dilakukan oleh peserta didik.
4. Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, dan lain - lain.
Penyusunan LKS dapat dklasifikasikan menjadi:
1. Syarat didaktik, LKS sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya proses
belajar mengajar haruslah memenuhi persyaratan didaktik, artinya suatu LKS
harus mengikuti asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu memperhatikan
adanya perbedaan individual, sehingga LKS yang baik itu adalah yang dapat
digunakan baik oleh siswa yang lamban, yang sedang maupun yang pandai,
13
dapat berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi siswa untuk mencari tahu,
me-miliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa, dapat
mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan
estetika pada diri siswa, pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan
pengembangan pribadi siswa (intelektual, emosional dan sebagainya), bukan
ditentukan oleh materi bahan pelajaran.
2. Syarat konstruksi, yang dimaksud dengan syarat konstruksi adalah
syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa
kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat
guna dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik. Menggunakan bahasa
yang sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik, menggunakan struktur
kalimat yang jelas, memiliki taat urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat
kemampuan peserta didik menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, tidak
mengacu pada buku sumber yang diluar kemampuan keterbacaan, peserta
di-dik menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaaan pada
pe-serta didik untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS, menggunakan
kalimat yang sederhana dan pendek, lebih banyak menggu-nakan ilustrasi
daripada kata-kata, sehingga akan mempermudah peserta didik dalam
me-nangkap apa yang diisyaratkan LKS, memiliki tujuan belajar yang jelas serta
manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi, mempunyai identitas
untuk memudahkan administrasinya.
3. Syarat teknis, dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu:
a. Tulisan
14
menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf biasa yang diberi
ga-ris bawah, menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baga-ris,
mengguna-kan bingkai untuk membedamengguna-kan kalimat perintah dengan jawaban peserta
di-dik, mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya
gam-bar serasi.
b. Gambar
Gambar yang baik untuk LKS adalah yang dapat menyampaikan pesan/isi
dari gambar tersebut secara efektif kepada penguna LKS. Yang lebih penting
adalah kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan.
c. Penampilan
Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKS. Apabila suatu
LKS ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan
pertanya-an ypertanya-ang harus dijawab oleh peserta didik, hal ini akpertanya-an menimbulkpertanya-an kespertanya-an
jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan
dengan gambarnya saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak
akan sampai. Jadi yang baik adalah LKS yang memiliki kombinasi antara
gambar dan tulisan.
Uraian di atas merupakan syarat khusus penyususnan LKS, jika sudah terpenuhi
maka melangkah pada syarat umum yang harus dipenuhi untuk membuat LKS.
1. Melakukan analisis kurikulum baik SK,KD, indikator, maupun materi pokok.
2. Menyusun peta kebutuhan lembar kerja siswa yaitu pembuatan LKS harus
membuat suatu konsep/rancangan terlebih dahulu guna mengetahui
mate-ri/komponen perihal yang akan dibahas di dalam LKS tersebut,sehingga akan
15
3. Menentukan judul LKS dan menulis LKS dengan buku paduan yang jelas.
4. Mencetak lembar kerja siswa dan menentukan lembar penilaian.
(Siddiq, 2009)
C. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains dibutuhkan untuk menggunakan dan memahami sains
(Hartono, 2007). Untuk dapat memahami hakikat IPA secara utuh, yakni IPA
se-bagai proses, produk, dan aplikasi, siswa harus memiliki kemampuan KPS.
Kete-rampilan proses sains merupakan keteKete-rampilan-keteKete-rampilan yang dimiliki oleh
para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan produk sains (Anitah,
2007). Menurut Rustaman (2005), keterampilan proses perlu dikembangkan
me-lalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran.
Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau
kegiatan yang sedang dilakukan.
Menurut Indrawati dalam Nuh (2010) keterampilan proses sains merupakan
keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor)
yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori,
untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk
melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi). Menurut
Semiawan (1992) keterampilan proses sains adalah keterampilan-keterampilan
fisik dan mental untuk menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep
sains serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
Dahar (1985) menyatakan bahwa:
16
sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru/ mengembangkan
Menurut pendapat Tim Action Research Buletin Pelangi Pendidikan (1999)
[image:33.595.113.517.455.670.2]kete-rampilan proses sains dasar (Basic Science Proses Skill) meliputi observasi, klasifikasi, pengukuran, berkomunikasi dan menarik kesimpulan.
Tabel 1. Indikator keterampilan proses sains dasar
Keterampilan dasar Indikator
Observasi Mampu menggunakan semua indera (penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, dan peraba) untuk mengamati, mengidentifikasi, dan menamai sifat benda dan kejadian secara teliti dari hasil pengamatan.
17
Pengukuran Mampu memilih dan menggunakan peralatan untuk menentukan secara kuantitatif dan kualitatif ukuran suatu benda secara benar yang sesuai untuk panjang, luas, volume, waktu, berat dan lain-lain. Dan mampu mendemontrasikan perubahan suatu satuan pengukur-an ke satupengukur-an pengukurpengukur-an lain.
Berkomunikasi Memberikan/menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis, men-jelaskan hasil percobaan, membaca tabel, mendiskusi-kan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa.
Inferensi Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu benda atau fenomena setelah mengumpulkan, menginterpretasi data dan informasi.
Longfield dalam Nurohman (2010) membagi keterampilan proses sains menjadi
[image:34.595.113.515.84.371.2]tiga tingkatan, yaituBasic, Intermediate,danEdvancedyaitu:
Tabel 2.Klasifikasi Keterampilan Proses Sains (diadaptasi dari Longfield)
Basic
Mengobservasi Menggunakan indera untuk mengumpulkan
informasi.
Membandingkan Menemukan persamaan dan perbedaan antara
dua objek/kejadian.
Mengklasifikasikan
Mengelompokkan objek atau ide dalam kelompok atau ketegori berdasarkan bagian-bagiannya.
Mengukur Menentukan ukuran objek atau kejadian dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai
18
Membuat Model Membuat grafik, tulisan, atau untuk menjelaskan ide, kejadian, atau objek
Membuat Data
Menulis hasil observasi dari objek atau kejadian menggunakan gambar, kata-kata, maupun angka.
Intermediate
Inferring
Membuat pernyataan mengenai hasil observasi yang didukung dengan penjelasan yang msuk akal.
Memprediksi Menerka hasil yang akan terjadi dari suatu kejadian berdasarkan observasi dan biasanya pengetahuan dasar dari kejadian serupa
Edvanced
Membuat hipotesis Membuat pernyataan mengenai suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan
Merancang Percobaan Membuat prosedur yang dapat menguji hipotesis
Menginterpretasikan Data
Membuat dan menggunakan tabel, grafik atau diagram untuk mengorganisasikan dan
menjelaskan informasi.
Menurut Esler & Esler (1996) keterampilan proses sains dikelompokkan seperti
[image:35.595.110.519.81.398.2]pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3.Keterampilan Proses Sains
Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terpadu
Mengamati (observasi) Inferensi Mengelompokkan (klasifikasi) Menafsirkan (interpretasi) Meramalkan (prediksi) Berkomunikasi Mengajukan pertanyaan Berhipotesis Penyelidikan Menggunakan alat/bahan Menerapkan Konsep Melaksanakan percobaan
Menurut Mahmuddin (2010) keterampilan proses dasar diuraikan oleh sebagai
berikut:
19
2. Klasifikasi, proses pengelompokan dan penataan objek
3. Mengukur, membandingkan kuantitas yang tidak diketahui dengan jumlah yang diketahui, seperti: standar dan non-standar satuan pengukuran.
4. Komunikasi, menggunakan multimedia, tulisan, grafik, gambar, atau cara lain untuk berbagi temuan.
5. Menyimpulkan, membentuk ide-ide untuk menjelaskan pengamatan. 6. Prediksi, mengembangkan sebuah asumsi tentang hasil yang
diharapkan.
Menurut Rezba (1999), keenam keterampilan proses dasar di atas terintegrasi
se-cara bersama-sama ketika ilmuan merancang dan melakukan penelitian, maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Semua komponen keterampilan proses dasar
pen-ting baik secara parsial maupun ketika terintegrasi secara bersama-sama.
Kete-rampilan proses dasar merupakan fondasi bagi terbentuknya landasan berpikir
logis. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum
melanjutkan ke keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks.
Keterampilan proses sains dapat meletakkan dasar logika untuk meningkatkan
ke-mampuan berpikir siswa bahkan pada siswa di kelas awal tingkat sekolah dasar.
Di kelas awal, siswa lebih banyak menggunakan keterampilan proses sains yang
mudah seperti pengamatan dan komunikasi, namun seiring perkembangannya
me-reka dapat menggunakan keterampilan proses sains yang kompleks seperti
infe-rensi dan prediksi (Rezba, 1999).
D. ModelProblem Solving
Untuk mengembangkan LKS ini digunakan sebuah model yaitu modelproblem solving.
20
1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya. 2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain.
3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.
4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan kegiatan lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain. 5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada
kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi. (Nessinta, 2009)
E. Analisis Konsep
Herronet al.dalam Fadiawati (2011) menyatakan bahwa belum ada definisi ten-tang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep
disama-kan dengan ide. Menurut Markle dan Tieman (Fadiawati, 2011) mendefinisidisama-kan
konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satupun
definisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep, sehingga perlu suatu analisis
konsep yang memungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus
meng-hubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan.
Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong
guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep
(Herronet al.dalam Fadiawati, 2011). Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep,
atribut kritis, atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh. Berikut
21
Tabel 4.Analisis Konsep
Label Konsep Definisi Konsep Jenis Konsep
Atribut Posisi Konsep
Contoh Non Contoh
Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat
Kesetimbangan Dinamis
Keadaan yang terjadi pada saat reaksi maju sama dengan reaksi baliknya, dapat ebrupa reaksi homogen dan heterogen yang memiliki suatu tetapan (harga K) dan dapat mengalami pergeseran.
Konsep yang menyatakan proses
Kesetimbangan
Laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik Mengalami pergeseran Fasa zat Harga K
Reaksi kimia Reaksi reversibel dan irreversibel
Kesetimbang an statis dan kesetimbanga n dinamis
N2(g)+3 H2(g) 2NH3(g)
C2H5OH(l)+ 3 O2(g) 2 CO2(g)+ 3 H2O(l)
Kesetimbangan Disosiasi
Kesetimbangan dimana terjadi penguraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana.
Abstrak
Kesetimbangan Kesetimbanga n Dinamis Kesetimba ngan homogen dan heterogen
- 2 NH3(g) N2(g)+ 3H2(g)
-Kesetimbangan homogen
Sistem kesetimbangan yang ada pada reaksi dimana semua zat yang terlibat memiliki fasa yang sama.
Abstrak yang contohnya konkrit
Kesetimbangan pada fasa yang sama atau terdiri dari satu fasa
Fasa zat Kesetimbanga n kimia Kesetimba ngan heterogen -N2(g)+3 H2(g) 2NH3(g)
CH4(g)+ 2 O2(g)
CO2(g)+ 2 H2O(g)
Kesetimbangan heterogen
Sistem kesetimbangan yang komponennya lebih dari satu fasa.
Abstrak yang contohnya konkrit
Kesetimbangan pada fasa yang berbeda atau terdiri dari dua fasa atau lebih
Fasa zat Kesetimbanga n kimia Kesetimba ngan homogen -CaCO3(s) CaO(s)+ CO2(g) -Tetapan kesetimbangan
Hasil kali konsentrasi produk dipangkatkan koefisian reaksinya dibagi
Konsep berdasarkan prinsip
Konsentrasi
produk Wujudzat
Kesetimbanga
n kimia
-Kc dan Kp 2SO3(g)
-22
dengan hasil kali konsentrasi reaktan dipangkatkan koefisien reaksinya dan dapat berupa tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc) dan tetapan
kesetimbangan tekanan (Kp)
Konsentrasi reaktan Tetapan kesetimbangan Konsentr asi zat
[SO2]2[O2] K=
[SO3]2
Kc Suatu tetapan kesetimbangan yang dinyatakan dengan konsentrasi spesi zat yang bereaksi. Konsep berdasarkan prinsip Kc Tetapan kesetimbangan yang dinyatakan dengan konsentrasi spesi zat yang bereaksi. Wujud zat Konsentr asi zat Tetapan kesetimbanga n Kp -2SO3(g) 2 SO2(g)+ O2(g)
[SO2]2[O2] Kc=
[SO3]2
-Kp Suatu tetapan kesetimbangan untuk fasa gas yang
dinyatakan dengan tekanan parsial gas yang bereaksi.
Konsep berdasarkan prinsip Kp tetapan kesetimbangan untuk fasa gas dinyatakan dengan tekanan parsial gas yang bereaksi. Wujud zat Tekanan parsial gas Tetapan kesetimbanga n Kc N2O4(g) 2 NO2(g) P2NO2 Kp =
24
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Subyek Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pene-litian dan pengembangan (Research and Development). Dalam penelitian dan pengembangan lembar kerja siswa berbasis keterampilan proses sains ini,
langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah menurut
Borg, Gall, dan Gall dalam Sukmadinata (2011). Namun, dalam peneli-tian
tidak semua langkah-langkah penelitian dan pengembangan tersebut dilaku-kan,
langkah-langkah yang dilakukan hanya sampai pada tahap revisi hasil uji coba.
Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan keahlian untuk melakukan ujicoba
yang tahap-tahap yan selanjutnya.
Pada penelitian ini subyeknya merupakan LKS berbasis keterampilan proses
sains.
B. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
Menurut Borg, Gall, dan Gall dalam Fadly (2012) secara garis besar metode R&D
terdiri dari tiga langkah yaitu: (1) studi pendahuluan meliputi studi pustaka dan
survey lapangan untuk mengamati produk atau kegiatan yang ada; (2) melakukan
25
produk; dan (3) pengujian produk. Berikut rancangan R & D yang digunakan
[image:42.595.119.500.165.702.2]dalam penelitian ini :
Gambar 3.1 Alur Pengembangan LK
Gambar 1. Alur Pengembangan LKS
LKS berbasis Keterampilan proses sains hasil revisi
Uji Coba Terbatas Pengembangan Produk
Penyusunan Rancangan LKS Berbasis Keterampilan proses sains
Validasi Pakar Studi Pendahuluan
Studi Kepustakaan Studi Lapangan
- Analisis SK dan KD - Pengembangan Silabus - Pembuatan Analisis Konsep - Pembuatan RPP
- Literatur LKS
- Kriteria LKS yang baik
- Wawancara guru dan siswa di enam SMA Negeri di Bandar Lampung mengenai
penggunaan LKS yang digunakan dalam proses pembelajaran.
- Analisis LKS yang digunakan oleh guru dan siswa.
Revisi LKS hasil validasi
Produk
26
Berdasarkan alur penelitian di atas, maka dapat dijelaskan langkah-langkah yang
dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Studi Pendahuluan
Tahap pertama dari penelitian ini adalah studi pendahuluan. Studi pendahuluan
adalah tahap awal atau persiapan untuk pengembangan (Sukmadinata, 2011).
Tujuan dari studi pendahuluan adalah menghimpun data tentang kondisi yang ada
sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang dikembangkan.
Studi pendahuluan terdiri dari:
a. Studi kepustakaan
Studi ini dtunjukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan
teoritis yang memperkuat suatu produk yang akan dikembangkan. Dalam tahap
ini, yang dilakukan adalah menganalisis materi SMA tentang kesetimbangan
kimia dengan cara mengkaji sumber-sumber yang berkaitan dengan Kurikulum
Satuan Pendidikan KTSP. Analisis ini dilakukan dengan mengkaji Silabus kimia
SMA tentang materi kesetimbangan kimia yaitu, Standar Isi (SI), yang meliputi
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat pada KTSP.
Selanjutnya, menganalisis LKS yang digunakan guru tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kesetimbangan kimia. Analisis yang dilakukan meliputi
identifi-kasi kelebihan dan kekurangan LKS. Hal ini menjadi acuan untuk
mengembang-kan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi faktor-faktor yang
mem-pengaruhi kesetimbangan kimia.
27
Studi lapangan dilakukan di enam sekolah, yaitu enam SMA Negeri di Bandar
Lampung. Instrument yang digunakan adalah Lembar wawancara. Wawancara
dilakukan kepada guru-guru dan siswa-siswa di enam SMA Negeri tersebut.
Wawancara guru dilakukan kepada guru kelas XI dan wawancara siswa juga
dilakukan kepada siswa kelas XI. Hal-hal yang ditanyakan berhubungan dengan
LKS yang digunakan untuk materi faktor-faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan kimia.
Setelah itu, mengidentifikasi LKS faktor-faktor yang mempengaruhi
kesetimbang-an kimia ykesetimbang-ang digunakkesetimbang-an di SMA Negeri tersebut. Sama halnya seperti studi
ke-pustakaan, yang diidentifikasi adalah kelebihan dan kekurangan yang ada di LKS
tersebut.
2. Pengembangan Produk
a. Penyusunan Produk Awal
1) Optimasi Kondisi Percobaan
Setelah menganalisis LKS yang beredar dan digunakan di beberapa sekolah,
dilakukan optimasi kondisi percobaan. Optimasi kondisi percobaan dilakukan
untuk penyusunan LKS eksperimen. Optimasi dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan waktu optimal, alat efektif yang digunakan dan jumlah bahan yang
sesuai agar mendapatkan hasil yang optimal sesuai waktu yang telah ditentukan.
28
LKS yang disusun berbasis Keterampilan proses sains. LKS disusun dengan
modelproblem solving. LKS yang disusun merupakan LKS eksperimen dan non eksperimen. Setelah selesai dilakukan penyusunan LKS berbasis keterampilan
proses sains maka LKS tersebut divalidasi oleh pakar. Validasi ini merupakan
proses penilaian kesesuaian isi, konstruksi LKS, dan keterbacaan LKS. Proses
penilain-penilaian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah LKS yang disusun
telah sesuai dengan kebutuhan sekolah berdasarkan studi pendahuluan
b. Uji Coba Terbatas
Setelah dihasilkan LKS berbasis keterampilan proses sains serta telah divalidasi
oleh pakar kemudian dilakukan revisi hasil validasi pakar. Setelah itu, dilakukan
uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Bandar Lampung untuk mengetahui kelayakan
LKS tersebut. Uji coba terbatas ini, meliputi uji kesesuaian isi LKS, uji
keterbacaan LKS, dan uji kemenarikan LKS.
Uji kesesuaian isi LKS dilakukan oleh satu guru kimia kelas XI IPA di SMA
Ne-geri 1 Bandar Lampung. Penilaian kesesuaian isi terhadap LKS yang
dikembang-kan ini dilakudikembang-kan untuk menilai kesesuain materi dengan SK dan KD, indikator
yang dikembangkan, indikator-indikator keterampilan proses sain, dan kesesuaian
gambar submikroskopis terhadap materi. Tujuan penilaian tersebut adalah untuk
mengetahui apakah LKS yang disusun telah sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Penilaian uji kesesuaian isi ini menggunakana instrument penilaian yang diisi
oleh guru setelah guru membaca-baca LKS yang dikembangkan tersebut.
Instrument penilaian tersebut disajikan dalam bentuk pertanyaan untuk menilai
29
Selanjutnya dilakukan uji keterbacaan,uji keterbacaan terhadap LKS berbasis
ke-terampilan proses sains pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi
kesetim-bangan kimia dilakukan oleh guru dan siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1
Ban-dar Lampung. Uji keterbacaan yang dilakukan oleh guru kimia tersebut dilakukan
untuk mengetahui penilaian guru terhadap keterbacaan LKS yang dikembangkan
dan uji ketebacaan yang dilakukan pada siswa dilakukan untuk mengetahui respon
atau tanggapan siswa terhadap LKS yang dikembangkan tersebut.
Pada guru seperti halnya uji kesesuai isi penilaian uji keterbacaan ini
mengguna-kan instrument penilaian yang diisi oleh guru setelah guru membaca-baca LKS
yang dikembangkan tersebut. Instrument penilaian tersebut disajikan dalam
ben-tuk pertanyaan unben-tuk menilai keterbacaan LKS berbasis keterampilan proses sains
yang dikembangkan. Sedangkan pada siswa untuk mengetahui respon siswa,
sis-wa diminta untuk mengisi angket. Angket tersebut juga disajikan dalam bentuk
pertanyaan. Tujuan dari dilakukan uji keterbacaan adalah untuk mengetahui
apakah LKS yang disusun telah sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Dan untuk uji kemenarikan terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains pada
materi faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia dilakukan oleh
siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Bandar Lampung. Uji kemenarikan yang
dilakukan pada siswa dilakukan untuk mengetahui respon atau tanggapan siswa
terhadap LKS yang dikembangkan tersebut. Untuk mengetahui respon siswa,
siswa diminta untuk mengisi angket. Angket disajikan dalam bentuk pertanyaan.
Tujuan dari dilakukan uji kemenarikan adalah untuk mengetahui apakah LKS
30
Setelah dilakukan uji coba terbatas, tahap akhir pada penelitian ini adalah revisi
dan penyempurnaan lembar kerja siswa berbasis keterampilan proses sains. Revisi
dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil uji coba terbatas, yaitu analisis pada
instrument penilaian guru dan angket respon siswa .
C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari guru kimia dan siswa beberapa SMA
Negeri di Bandar Lampung serta LKS yang digunakan guru.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan wawancara,
instru-ment penilaian guru dan angket (kuisioner). Wawancara adalah dialog yang
dila-kukan pewawancara (interviwer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(interviewer) Arikunto (2010). Menurut Sugiyono (2008), kuisoner merupakan
teknik pengumpulan data dengan memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab.
Pada penelitian ini, wawancara dilakukan pada studi lapangan. Wawancara
dila-kukan terhadap guru mata pelajaran kimia dan siswa di enam SMAN di kota
Ban-dar Lampung. Instrumen penilaian guru digunakan untuk mengetahui penilaian
guru terhadap LKS. Dan angket digunakan untuk mengetahui respon siswa
terha-dap LKS. Pengumpulan data menggunakan angket dilakukan pada uji coba
terba-tas.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk menilai LKS yang dikembangkan, yaitu
31
penelitian ini adalah instrument validasi pakar, instrumen penilaian guru dan
angket respon siswa.
Instrument validasi pakar digunakan untuk menilai aspek kesesuaian isi,
kons-truksi, dan keterbacaan LKS yang dikembangkan. Instrument penilaian guru
di-gunakan untuk menilai aspek kesesuaian isi dan keterbacaan LKS yang
dikem-bangkan yaitu LKS berbasis keterampilan proses sains. Sedangkan angket respon
siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap aspek keterbacaan, dan
kemenarikan LKS yang dikembangkan yaitu LKS berbasis keterampilan proses
sains.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data untuk instrument validasi, instrument penilaian guru, dan
angket respon siswa adalah sebagai berikut:
a. Memberi skor jawaban setiap pertanyaan. Penskoran berdasarkan skala Likert.
[image:48.595.123.391.526.614.2]Adapun skor berdasarkan skala Likert adalah sebagai berikut:
Tabel 5.Penskoran pada angket pertanyaan positif
b. Mengolah jumlah skor jawaban. Pengolahan jumlah skor jawaban (S) adalah sebagai berikut:
1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS)
Skor = 5 x jumlah yang menjawab SS
2) Skor untuk pernyataan Setuju (ST)
No Pilihan Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (ST) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
32
Skor = 4 x jumlah yang menjawab ST
3) Skor untuk pernyataan Kurang Setuju (KS)
Skor = 3 x jumlah yang menjawab KS
4) Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS)
Skor = 2 x jumlah yang menjawab TS
5) Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor = 1 x jumlah yang menjawab STS
c. Menghitung persentase jawaban pada setiap pertanyaan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
% 100 % maks in S S
X (Sudjana, 2005)
Keterangan:
in X
% = Persentase skor jawaban
S = Jumlah total skor jawaban
maks
S = Skor maksimum yang diharapkan
d. Menghitung rata-rata persentase jawaban pertanyaan untuk mengetahui
ting-kat kesesuaian isi, konstruksi, keterbacaan, dan kemenarikan dengan rumus
sebagai berikut:
n X Xi % in
% (Sudjana, 2005)
Keterangan :
i X
% = Rata-rata persentase skor jawaban pertanyaan
in X
% = Jumlah persentase skor jawaban pertanyaan
33
e. Menafsirkan persentase jawaban secara keseluruhan menggunakan tafsiran
[image:50.595.113.306.160.315.2]Arikunto (1997):
Tabel 6.Tafsiran skor
Skor (%) Kriteria
80,1%-100% Sangat tinggi
60,1%-80% Tinggi
40,1%-60% Sedang
20,1%-40% Rendah
58
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Karakteristik pada LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi
faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia ini terdapat pada kesesuaian
isi, konstruksi, keterbacaan, dan kemenarikan. Berikut adalah ka-rakteristik
LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran kesetimbangan:
a. Pada kesesuaian isi, LKS yang dikembangkan merupakan LKS berbasis
keterampilan proses sains.
b. Pada kesesuaian isi, LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi
faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia telah menyajikan
sebagian besar indikator-indikator keterampilan proses sains yaitu
observasi, klasifikasi, pengukuran, berkomunikasi, dan inferensi.
c. Pada kesesuaian isi, LKS yang dikembangkan telah menyajikan gambar
submikroskopis yang sesuai dengan materi.
d. Pada konstruksi, LKS yang dikembangkan disusun berdasarkan model
problem solving.
e. Pada keterbacaan, LKS yang dikembangkan menyajikan bahasa yang
59
f. Pada pada kemenariakan, LKS yang dikembangkan menyajikan
gambar-gambar dan warna-warna yang menarik.
2. Persentase penilaian guru terhadap kesesuaian isi LKS yang dikembangkan
sebesar 84,28%, ini berarti dikatagorikan sangat tinggi, sehingga dapat
disim-pulkan bahwa kesesuaian isi LKS berbasis keterampilan proses sains sudah
sangat baik.
3. Persentase penilaian guru terhadap keterbacaan LKS yang dikembangkan
sebesar 84%, ini berarti dikatagorikan sangat tinggi, sehingga dapat
disim-pulkan bahwa keterbacaan LKS berbasis keterampilan proses sains sudah
sangat baik.
4. Respon siswa sangat tinggi ditinjau dari aspek keterbacaan pada LKS yang
dikembangkan yaitu dengan persentase 82,5%.
5. Respon siswa sangat tinggi ditinjau dari aspek kemenarikan pada LKS yang
dikembangkan yaitu dengan persentase 85%.
6. Kendala yang dihadapi yaitu kurangnya dana untuk mengembangkan LKS,
kurangnya respon saat studi pendahuluan, referensi untuk pengembangan LKS
kurang sehingga sulit untuk mengembangkan LKS, kurangnya waktu yang
diberikan sekolahan untuk melakukan uji coba terbatas, dan lain sebagainya.
B. Saran
60
1. Melakukan penelitian efektifitas pembelajaran menggunakan LKS berbasis
keterampilan proses sains pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan kimiaini.
2. Mengembangkan penelitian sejenis dengan basis yang berbeda dan
menyer-takan lebih banyak konsep-konsep kehidupan terkait dengan materi dalam
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Darliana. 1991.Metode Pembelajaran Ketrampilan Proses. Jakarta: Depdikbud Depdiknas. 2008.Pengembangan Pembelajaran Yang Efektif. Jakarta: Ditjen
Dikti
Dhari, HM. dan Haryono, AP. 1988.Perangkat Pembelajaran. Malang: Depdikbud Djamarah, S.B. 2000.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi edukatif. Jakarta: Rineka
Cipta
Esler, W.K. dan Esler, M.K. 1996.Teaching Elementary Sience. California Wadsworth
Fadiawati, Noor. 2011.Perkembangan Konsepsi Pelajar Tentang Struktur Atom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Bandung : UPI
Fadly, Wirawan. Pengembangan Program Pembelajaran Praktikum Fisika Dasar Berorientasi Heuristik Terbimbing untuk Meningkatkan Kecakapan Akademik
Siswa. . Re-Orientasi Pembelajaran
Sains.Surabaya: Unesa
Hartono. 2007. Profil Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Program Pendidikan Jarak Jauh SI PGSD Universitas Sriwijaya. Seminar Proseeding of The International Seminar of Science Education, 27 Oktober 2007. Bandung Hidayah.2007.Workshop Pendidikan Matematika 2.Semarang: Jurusan Matematika
UNNES
Kustijono, Rudy. 2012. Keterampilan Proses Sains dalam Praktikum Fisika Dasar di
Jurusan Fisika FMIPA Unesa.
Mahmuddin. 2010.Belajar Jadi Manusia: Komponen Penilaian Keterampilan Proses Sains. Diakses 03 November 2012 dari http://mahmuddin.wordpress.com Mulyatiningsih, Endang. 2012.Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: Alfabeta
Nuh, Usep. 2010. Fisika SMA Online: Keterampilan Proses Sains.Artikel Pendidikan. Diakses 03 November 2012 dari http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/03/keterampilan-proses-sains.html
Nurohman, Sabar. 2010. Penerapan Seven Jump Method (SJM) Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Prianto dan Harnoko.1997.Perangkat Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud
Rustman, N.Y., (2003). Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah Dalam Sains, Makalah Disusun Untuk Disajikan dalam Seminar Pendidikan Biologi, Bandung.
Semiawan, Cony. 1992.Pendidikan Ketrampilan Proses. Jakarta. Gramedia. Senam, Arianingrum, R., Permanasari, R., L., dan Suharto. (2008).Efektivitas
Pembelajaran Kimia untuk Siswa SMA Kelas XI dengan Menggunakan LKS Kimia Berbasis Life Skill.Diakses 08 November 2012 dari
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/9308280290.pdf
Siddiq, M. Djauhar, dkk. 2009. Pengembangan Bahan Pembalajaran SD. Jakarta. Direktorat
Sriyono. 1992.Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA.Jakarta: Rineka Cipta Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2008.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, Nana S. 2011.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sungkono, dkk. 2009.Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sunyono, dkk. 2012. Pengembangan Model LKS Berbantuan Animasi Berorientasi Keterampilan Generik Sains Pada Materi Ikatan Kimia.Prosiding Seminar