• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI KESETIMBANGAN KIMIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI KESETIMBANGAN KIMIA"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KESETIMBANGAN KIMIA

Skripsi

Oleh

SEPTIANA DEWI SUSANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan Saya juga tidak terdapat karya atau

pen-dapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam

pernyataan Saya di atas, maka Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Bandar Lampung, Februari 2013

(3)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI

KESETIMBANGAN KIMIA

Oleh

SEPTIANA DEWI SUSANTI

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS berbasis keterampilan proses

sains pada materi faktor-faktor yang memepengaruhi kesetimbangan kimia.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian dan Pengembangan

(Research and Development) dengan subjek penelitian yaitu LKS berbasis kete-rampilan proses sains. Penyusunan LKS dilakukan setelah melakukan studi

pen-dahuluan yang terdiri dari studi kepustakaan dan studi lapangan. Setelah

penyu-sunan maka dilakukan validasi pakar oleh satu dosen ahli terhadap aspek

kese-suaian isi, konstruksi, dan keterbacaan. Setelah itu melakukan uji coba terbatas

yang meliputi uji aspek kesesuaian isi dan keterbacaan oleh guru dan aspek

keter-bacaan dan kemenarikan oleh siswa. Dari hasil uji coba terbatas dihasilkan

peni-laian guru dan respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan yaitu LKS

ber-basis keterampilan proses sains pada materi faktor-faktor yang memepengaruhi

kesetimbangan kimia. Hasil dari penilaian guru terhadap kesesuaian isi dan

keter-bacaan yaitu sudah baik yaitu dengan persentase 84,28% dan 84%. Hasil respon

(4)

siswa sangat tinggi yaitu dengan persentase 82,5% dan untuk kemenarikan respon

siswa juga tinggi yaitu dengan persentase 85%.

Kata Kunci : LKS, keterampilan proses sains, dan faktor-faktor yang

(5)

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KESETIMBANGAN KIMIA

Oleh

SEPTIANA DEWI SUSANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)

Judul Skripsi :PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KESETIMBANGAN KIMIA

Nama Mahasiswa : Septiana Dewi Susanti

No. Pokok Mahasiswa :0913023105

Program Studi :Pendidikan Kimia

Jurusan :Pendidikan MIPA

Fakultas :Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Noor Fadiawati, M. Si. Dra. Chansyanah Diawati, M.Si

NIP. 196608241991112001 NIP 196608241991112002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(7)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Dr. Noor Fadiawati, M.Si ___________

Sekretaris :Dra. Chansyanah Diawati, M.Si ___________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Nina Kadaritna, M.Si ___________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman M.Si

NIP. 19600315 198503 1 003

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Endang Rejo, Kecamatan Seputih Agung Kabupaten

Lampung Tengah pada tanggal 31 November 1991 sebagai putri tunggal dari

pasangan Bapak Rasidi dan Ibu Muhyati.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 2 Endang Rejo lulus tahun

2003, SMP Negeri 1 Seputih Agung lulus tahun 2006, dan SMA Negeri 1 Seputih

Agung lulus tahun 2009.

Tahun 2009 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur UML.

Pada awal masuk perkuliahan penulis pernah mendapatkan beasiswa teruntuk

mahasiswa baru. Tahun 2012 penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan

(PPL) yang terintergrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di SMA

(9)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya kepada Penulis.

Dengan kerendahan hati dan rasa sayang yang tulus, kupersembahkan

lembaran-lembaran sederhana ini untuk :

Bapak dan Ibu

Orang tua yang selalu mendoakan anaknya dan ingin selalu anaknya bahagia.

Terimakasih atas segala yang engkau berikan pada anakmu ini. Ya Allah hamba

bersyukur mempunyai orang tua seperi orang tua hamba, biarkanlah mereka selalu

dalam perlindungan-Mu dan selalu bahagia. Amiin.

Keluargaku tersayang...

Perhatian dan kasih sayang kalian adalah motivasi dan penyemangat dalam

hidupku.

Sahabat-sahabatku...

Doa, perhatian, dan kebersamaan yang telah kalian berikan adalah suatu hal yang

sangat berarti bagiku.

Almamaterku tercinta...

(10)

MOTTO

Kebahagian orang tuaku adalah kebahagianku (Septiana Dewi Susanti)

(11)

SANWACANA

Puji syukur hanyalah untuk-Mu Allah, Rabb semesta alam, yang senantiasa

men-curahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Pengembangan LKS berbasisi Keterampilan Proses Sains Pada Materi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia sebagai salah satu syarat

untuk mencapai gelar sarjana pendidikan.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk Nabi besar, uswatun

hasanah, Muhammad SAW, seorang manusia biasa namun luar biasa karena

kebiasaannya.

Ucapan terima kasih pun tak lupa penulis haturkan kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

serta Pembimbing I, Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M.Si selaku pembimbing

II, Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si selaku pembahas dan Dosen Pembimbing

Akademik penulis Ibu Dra. Ila Rosilawati, M. Si. terima kasih atas

kesediaan-nya memberi bimbingan dan motivasi di sela-sela kesibukan, meminjami

se-gala fasilitas, sudi menjadi tempat mencurahkan sese-gala keluh kesah penulis.

4. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan dosen lain yang telah

(12)

iv 5. Segenap civitas akademik Jurusan Pendidikan MIPA.

6. Bapak Hi. Badruzaman, S.Pd, MM.Pd selaku Kepala SMAN 1 Bandar

Lampung, atas izin yang diberikan untuk melaksanakan penelitian. Terima

kasih juga atas bimbingan dan masukkannya.

7. Ibu Diah Eko Ermiwati, S.Pd sebagai Guru Mitra atas waktu yang

terluangkan yang diberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

Terima kasih atas bimbingan saat tindakan kelas.

8. Kedua orang tuaku tercinta yang dengan penuh kasih sayang memberikan

segalanya, Doa, dukungan dan semangat yang tiada ternilai untuk

keberhasilan penulis.

9. Wawan Gunawan yang membantuku dalam penyusunan LKS ini.

10. Teman seperjuanganku, Gusti, Manda, dan icon yang selalu ada dalam canda,

tawa, bahagia, duka, maupun tangis serta selalu memotivasi, memberikan

kepercayaan dan membantuku selama ini.

11. Rekan-rekan pengembangan, Anggi, Rully, Ricka, Susanto, Agung, Tere,

Erika, dan Odhi. Terimakasih untuk semua dukungan kalian.

12. Rekan-rekan Pendidikan Kimia 2009 baik kelas A maupun kelas B yang tidak

dapat saya sebutkan satu per satu.

13. Kakak dan adik tingkatku angkatan 2006, 2007, 2008, 2007, 2010, 2011, dan

2012.

Akhirnya, penulis meminta maaf atas segala kesalahan baik yang disengaja

mau-pun tidak. Semoga skripsi ini menyisakan kenangan dan menjadi bahan rujukan

(13)

iv sumbangsih dan masukan pembaca menjadi permintaan penulis untuk karya

selan-jutnya.

Bandarlampung, Februari 2013 Penulis,

(14)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan ... 7

B. Lembar Kerja Siswa ... 8

C. Keterampilan proses Sains ... 15

D. ModelProblem Solving... 20

E. Analisis Konsep ... 21

III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Subyek Penelitian... 24

B Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ... 24

C Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 30

(15)

vii

E. Teknik Analisis Data ... 31

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Studi Pendahuluan... 34

B. Pengembangan Produk ... 36

C. Kendala-kendala dalam pengembangan LKS ... 57

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Analisis Konsep ... 64

2. Pemetaan/Analisis SK-KD ... 66

3. Silabus ... 74

4. RPP ... 86

5. Hasil Analisis Kebutuhan Guru ... 93

6. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ... 96

7. Hasil Validasi Kesesuaian Isi ... 98

8. Hasil Validasi Konstruksi ... 100

9. Hasil Validasi Keterbacaan ... 102

10. Hasil Penilaian Guru untuk Kesesuaian Isi ... 104

11. Hasil Penilaian Guru untuk Keterbacaan ... 106

12. Hasil Respon Siswa untuk Keterbacaan ... 108

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indikator Keterampilan Proses Sains ... 17

2. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains ... 18

3. Keterampilan Proses Sains ... 19

4 Analisis Konsep ... 22

5. Penskoran Pada Angket Pernyataan Positif ... 31

6. Tafsiran Skor ... 33

7. Data Hasil Percobaan Pengaruh Konsentrasi ... 37

8. Hasil Validasi Ahli terhadap LKS yang dikembangkan ... 38

9. Hasil Penilaian Guru terhadap LKS yang dikembangkan ... 42

10. Hasil Respon Siswa untuk Keterbacaan LKS yang dikembangkan ... 45

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Science dalam kamus (American Heritage Digtionary, 4thed, 2004) adalah

penga-matan, identifikasi, deskripsi, investigasi, eksperimental, dan penjelasan teoritis

fenomena. Sains lebih dari sekedar bentuk pengetahuan, dan sebuah pandangan

yang lengkap tentang sains mencakup berbagai proses, anggapan, dan nilai-nilai

(Bell dalam Kustijono, 2012).

Ilmu kimia yang merupakan bagian dari sains adalah ilmu yang mencari jawaban

atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan

dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat.

Pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik kimia sebagai proses atau

kerja ilmiah; sebagai produk yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori;

dan sebagai sikap. Perkembangan pembelajaran kimia sebagai ilmu yang terkait

erat dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) harus juga mengikuti

per-kembangan IPTEK, terutama dalam pemanfaatan keterampilan proses sains siswa.

Menurut Semiawan (1992) keterampilan proses sains adalah

keterampilan-keterampilan fisik dan mental untuk menemukan dan mengembangkan sendiri

fakta dan konsep sains serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai

yang dituntut. Keterampilan proses sains dibutuhkan untuk menggunakan dan

(19)

2

seharusnya dalam rangka pembentukan pemahaman kimia. Pola pikir sains jarang

sekali diperhatikan oleh guru karena faktor ketidaktahuan (Sunyono, dkk, 2012).

Hal ini diperkuat pula dengan penelitian wiyanto, 2006 yang menyatakan bahwa

pembelajaran sains yang termasuk di dalamnya pembelajaran kimia, cenderung

monoton dengan aktivitas yang tergolong rendah. Guru cenderung berceramah

atau menjelaskan, sis-wa mendengarkan dan mencatat, sedangkan aktivitas

laboratorium jarang dilaku-kan (Wiyanto, 2006).

Menurut Gallagher dalam Sunyono, dkk (2012) paradigma pembelajaran baru

dalam pembelajaran sains adalah pembelajaran dimana guru hendaknya lebih

banyak memberikan pengalaman kepada siswa untuk lebih mengerti dan

mem-bimbing siswa agar dapat menggunakan pengetahuan kimianya tersebut dalam

ke-hidupan sehari-hari. Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah,

sering-kali siswa menemukan kesulitan dan masalah untuk memahami materi yang

dipe-lajari. Salah satu materi yang sulit untuk dipahami oleh siswa adalah materi

kese-timbangan kimia yang mencakup kesekese-timbangan dinamis, tetapan kesekese-timbangan,

faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan, dan

kesetim-bangan dalam industri. Alternatif untuk memecahkan masalah tersebut adalah

dengan dilakukannya pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains.

Menurut Sriyono, 1992 LKS adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan

atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan

pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tum-buhnya minat

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ada dua kategori LKS, yaitu LKS

(20)

3

Berdasarkan hasil studi lapangan terhadap enam sekolah di Kota Bandar

Lam-pung, sebagian besar guru sudah menggunakan LKS pada pembelajaran materi

kesetimbangan kimia. Guru-guru yang tidak menggunakan LKS, menggunakan

buku pegangan untuk pembelajaran pada materi kesetimbangan kimia. LKS-LKS

yang digunakan tersebut, ada yang LKS non eksperimen dan ada yang non

ekspe-rimen+eksperimen. LKS-LKS yang digunakan guru merupakan buatan guru

sen-diri. Sebagian besar guru menyatakan bahwa LKS yang dibuat sudah disertai

dengan pertanyaan yang mengkonstruksi konsep. Namun, masih banyak

keku-rangan dalam LKS tersebut, karena masih sangat sederhana. Ini dibuktikan, oleh

sebagian besar siswa yang merasa LKS-LKS yang digunakan kurang menarik

ka-rena tidak disertai dengan gambar submikroskopis. Sebagian siswa juga merasa

kesulitan memahami bahasa dalam LKS. Walaupun siswa merasa kesulitan dalam

memahami bahasa dalam LKS, akan tetapi dengan adanya LKS sebagian siswa

merasa lebih mudah memahami materi kesetimbangan kimia. Hal ini sesuai

dengan pernyataan guru bahwa hasil belajar siswa tinggi setelah menggunakan

LKS. Ini berarti LKS sangat membantu guru dalam proses kegiatan belajar

mengajar.

LKS-LKS yang beredar masih bersifatcookbook(buku resep masakan) yang berisi prosedur praktikum dan pertanyaan-pertanyaan yang hanya berhubungan

dengan hasil percobaan tanpa mengaitkan dengan pengetahuan awal yang dimiliki

siswa sebelumnya. Kegiatan laboratorium yang menggunakan LKScookbook be-lum berfokus pada pengembangan keterampilan proses sains. Selain itu, siswa

hanya diberi sedikit kesempatan untuk merumuskan masalah dalam eksperimen,

menyatakan hipotesis dan mengujinya. Untuk dapat memahami hakikat IPA

(21)

ke-4

terampilan proses sains. Keterampilan proses sains ini dapat dilatihkan dengan

pembelajaran menggunakan LKS. Walaupun begitu pentingnya keterampilan

proses sains bagi siswa, akan tetapi banyak guru yang tidak mengetahui tentang

keterampilan proses sains. Ini dibuktikan dengan studi lapangan yang

menyata-kan bahwa sebagaian besar guru tidak mengetahui tentang keterampilan proses

sains, bahkan ada yang baru mengetahuinya dari wawancara.

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian untuk mengembangkan

lembar kerja siswa berbasis keterampilan proses sains. Penelitian tersebut

ber-judul Pengembangan LKS Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Materi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, permasalahan yang akan

dikaji pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik lembar kerja siswa berbasis keterampilan proses

sains pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia?

2. Bagaimana penilaian guru terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains

yang dikembangkan?

3. Bagaimana respon siswa terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains

yang dikembangkan?

4. Apakah kendala-kendala dalam pengembangan LKS berbasis keterampilan

proses sains?

(22)

5

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan LKS berbasis keterampilan proses sains guna mendiskripsikan

dan mengetahui:

1. Penilaian guru terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains yang

dikem-bangkan.

2. Respon siswa terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains yang

dikem-bangkan.

3. Kendala-kendala dalam pengembangan LKS berbasis keterampilan proses

sains.

D. Manfaat Penelitian

Dari pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains yang dihasilkan

diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Guru

Menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah dalam melaksanakan

pembe-lajaran yang efektif dan efisien.

2. Siswa

Penggunaan LKS berbasis keterampilan proses sains dalam pembelajaran

diha-rapkan mampu memberikan pengalaman belajar secara langsung dan

mempermu-dah dalam mengkonstruksi konsep-konsep yang bersifat abstrak.

3. Sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu

pembelajaran kimia di sekolah.

(23)

6

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Metode penelitian dan pengembangan merupakan metode yang digunakan

untuk mengembangkan produk yang sudah ada maupun membuat produk

baru yang kemudian dilakukan uji coba.

2. LKS adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang

harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan

dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Keterampilan proses sains adalah keterampilan-keterampilan fisik dan mental

untuk menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep sains serta

(24)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengembangan

Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut

(Sugiyono, 2008). Metode penelitian dan pengembangan ini merupakan metode

yang digunakan untuk mengembangkan produk yang sudah ada maupun

mem-buat produk baru yang kemudian dilakukan uji coba.

Menurut Mulyatiningsih (2012), penelitian dan pengembangan (Research and Development) bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan produk. Produk penelitian dan pengembangan dalam bidang

pendidikan dapat berupa model, media, peralatan, buku, modul, alat evaluasi,

dan perangkat pembelajran; kurikulum, kebijakan sekolah, dan lain-lain. Setiap

produk yang dikembangkan membutuhkan prosedur penelitian yang berbeda.

Pengembangan produk berbasis penelitian terdiri dari 5 langkah utama yaitu

analisis kebutuhan, pengembangan produk, perancangan (desain) produk

seka-ligus pengujian kelayakan, implementasi produk atau pembuatan produk sesuai

hasil rancangan, pengujian atau evaluasi produk, dan revisi secara terus

menerus.

Borg, Gall, dan Gall dalam Sukmadinata (2011) menuliskan langkah-langkah

(25)

8

(research and information collecting); (2) perencanaan (planning; (3) pengem-bangan draft awal (develop preliminary from product); (4) uji coba lapangan awal (preliminary field testing); (5) revisi hasil uji coba (main product revisi-on); (6) uji coba lapangan (main field testing); (7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operating product revision); (8) uji pelaksanaan lapangan ( opera-sional field testing); (9) penyempurnaan dan produk akhir (final product revi-sion); dan (10) desiminasi dan implementasi (dessimination and implement-tation).

B. Lembar Kerja Siswa

Pada proses kegiatan belajar mengajar, LKS digunakan sebagai sarana

pembe-lajaran untuk menuntun siswa mendalami materi pada mata pepembe-lajaran yang telah

atau sedang dijalankan. Dengan LKS guru akan mendapat kesempatan untuk

membuat siswa lebih aktif terlibat dengan materi yang dibahas. Menurut Senam

(2008), lembar kerja siswa adalah sumber belajar penunjang yang dapat

mening-katkan pemahaman siswa mengenai materi kimia yang harus mereka kuasai. LKS

merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan

oleh guru dalam proses pembelajaran. Melalui media pembelajaran berupa LKS

ini akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan

meng-efektifkan waktu, serta akan menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa

da-lam proses pembelajaran.

LKS adalah lembar kerja bagi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun

kokurikuler untuk mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran yang

di-dapat (Azhar, 1993). Menurut Sriyono (1992), LKS adalah salah satu bentuk

(26)

9

alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu

memper-cepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Menurut

Hidayah (2007), isi pesan LKS harus memperhatikan unsur-unsur penulisan

me-dia grafis, hirarki dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang

efisien dan efektif.

Peran LKS dalam proses kegiatan belajar mengajar yaitu sebagai alat untuk

memberikan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada siswa ((Dhari dan

Haryono, 1988). Penggunaan LKS memungkinkan guru mengajar lebih optimal,

memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan, memberi

penguatan, serta melatih siswa memecahkan masalah.

Menurut Sudjana (Djamarah dan Zain, 2000), fungsi LKS adalah sebagai berikut:

a) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

b) Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

c) Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian pengertian yang diberikan guru. d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran. e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada

siswa.

f) Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.

Dengan adanya media LKS diharapkan dapat menjadikan peserta didik aktif dan

cepat tanggap, serta kreatif. LKS dapat digunakan pada peserta didik untuk

mengamati kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Dapat pula digunakan dalam

pendekatan ketrampilan proses, dimana Siswa berlatih mengumpulkan konsep

(27)

kemu-10

dian didiskusikan untuk memperoleh kesimpulan mengenai definisi dan

karak-teristik materi yang dipelajari.

Pemanfaatan LKS sebagai media pembelajaran dilakukan secara optimal, yaitu

digunakan sebagai sumber perolehan informasi serta media dalam latihan soal.

Implementasi pendekatan ketrampilan proses, dilakukan sesuai bagan desain

pem-belajaran dengan pendekatan ketrampilan proses melalui media LKS. Proses

pembelajaran dilakukan dengan terlebih dahulu membagi siswa dalam kelompok

kelompok. Pembelajaran dilakukan menggunakan berbagai macam metode, yaitu

metode penemuan konsep, metode diskusi, dan metode latihan soal. Penerapan

setiap metode pembelajaran tersebut disesuaikan dengan karakteristik materi pe

lajaran pada setiap pertemuan (Darliana, 1991).

Menurut Prianto dan Harnoko (1997), manfaat dan tujuan LKS yaitu:

a) Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. b) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.

c) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar.

d) Membantu guru dalam menyusun pelajaran.

e) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.

f) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajarai melalui kegiatan belajar.

g) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

Azhar (1993) menyatakan bahwa tujuan pembuatan LKS yaitu:

yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. LKS mempunyai fungsi sebagai urutan kerja yang diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler maupun

(28)

11

Memperbaiki minat siswa untuk belajar, misalnya guru membuat LKS lebih sistematis, berwarna serta bergambar untuk menarik perhatian

Menurut tim instruktur PKG (Sudiati 2003), tujuan penggunaan LKS dalam

pro-ses belajar mengajar adalah:

1. Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik.

2. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan.

3. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan.

Ada dua kategori LKS, yaitu LKS eksperimen dan LKS non eksperimen. LKS

eksperimen adalah lembar kegiatan siswa yang berisikan petunjuk dan pertanyaan

yang harus diselesaikan oleh siswa untuk menemukan suatu konsep dan disajikan

dalam bentuk kegiatan eksperimen di laboratorium. Sedangkan LKS

noneksperi-men adalah lembar kegiatan yang berisikan perintah atau pertanyaan yang harus

diselesaikan oleh siswa untuk menemukan suatu konsep dan disajikan dalam

ben-tuk kegiatan di kelas.

LKS eksperimen merupakan media pembelajaran yang tersusun secara kronologis

agar dapat membantu siswa dalam memperoleh konsep pengetahuan yang

di-bangun melalui pengalaman belajar mereka sendiri yang berisi tujuan percobaan,

alat percobaan, bahan percobaan, langkah kerja, pernyataan, hasil pengamatan,

dan soal-soal hingga kesimpulan akhir dari eksperimen yang dilakukan pada

materi pokok yang bersangkutan.

LKS noneksperimen merupakan media pembelajaran yang disusun secara

(29)

12

yang tidak dilakukan eksperimen. Jadi, LKS noneksperimen dirancang sebagai

media teks terprogram yang menghubungkan antara hasil percobaan yang telah

dilakukan dengan konsep yang harus dipahami. Siswa dapat menemukan konsep

pembelajaran berdasarkan hasil percobaan dan soal-soal yang dituliskan dalam

LKSnoneksperimen tersebut.

Rumaharto (Hartati, 2002) mengatakan bahwa:

persyaratan konstruksi dan didaktik. Persyaratan konstruksi tersebut meliputi syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna LKS yaitu peserta didik sedangkan syarat didaktif artinya bahwa LKS tersebut haruslah memenuhi asas-asas

Karakteristik LKS, menurut Sungkono (2009) adalah:

1. LKS memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan kegiatan-kegitan seperti percobaan atau terjun ke lapangan yang harus siswa lakukan.

2. Merupakan bahan ajar cetak.

3. Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas pembahasannya tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau dilakukan oleh peserta didik.

4. Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, dan lain - lain.

Penyusunan LKS dapat dklasifikasikan menjadi:

1. Syarat didaktik, LKS sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya proses

belajar mengajar haruslah memenuhi persyaratan didaktik, artinya suatu LKS

harus mengikuti asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu memperhatikan

adanya perbedaan individual, sehingga LKS yang baik itu adalah yang dapat

digunakan baik oleh siswa yang lamban, yang sedang maupun yang pandai,

(30)

13

dapat berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi siswa untuk mencari tahu,

me-miliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa, dapat

mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan

estetika pada diri siswa, pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan

pengembangan pribadi siswa (intelektual, emosional dan sebagainya), bukan

ditentukan oleh materi bahan pelajaran.

2. Syarat konstruksi, yang dimaksud dengan syarat konstruksi adalah

syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa

kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat

guna dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik. Menggunakan bahasa

yang sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik, menggunakan struktur

kalimat yang jelas, memiliki taat urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat

kemampuan peserta didik menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, tidak

mengacu pada buku sumber yang diluar kemampuan keterbacaan, peserta

di-dik menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaaan pada

pe-serta didik untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS, menggunakan

kalimat yang sederhana dan pendek, lebih banyak menggu-nakan ilustrasi

daripada kata-kata, sehingga akan mempermudah peserta didik dalam

me-nangkap apa yang diisyaratkan LKS, memiliki tujuan belajar yang jelas serta

manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi, mempunyai identitas

untuk memudahkan administrasinya.

3. Syarat teknis, dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu:

a. Tulisan

(31)

14

menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf biasa yang diberi

ga-ris bawah, menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baga-ris,

mengguna-kan bingkai untuk membedamengguna-kan kalimat perintah dengan jawaban peserta

di-dik, mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya

gam-bar serasi.

b. Gambar

Gambar yang baik untuk LKS adalah yang dapat menyampaikan pesan/isi

dari gambar tersebut secara efektif kepada penguna LKS. Yang lebih penting

adalah kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan.

c. Penampilan

Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKS. Apabila suatu

LKS ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan

pertanya-an ypertanya-ang harus dijawab oleh peserta didik, hal ini akpertanya-an menimbulkpertanya-an kespertanya-an

jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan

dengan gambarnya saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak

akan sampai. Jadi yang baik adalah LKS yang memiliki kombinasi antara

gambar dan tulisan.

Uraian di atas merupakan syarat khusus penyususnan LKS, jika sudah terpenuhi

maka melangkah pada syarat umum yang harus dipenuhi untuk membuat LKS.

1. Melakukan analisis kurikulum baik SK,KD, indikator, maupun materi pokok.

2. Menyusun peta kebutuhan lembar kerja siswa yaitu pembuatan LKS harus

membuat suatu konsep/rancangan terlebih dahulu guna mengetahui

mate-ri/komponen perihal yang akan dibahas di dalam LKS tersebut,sehingga akan

(32)

15

3. Menentukan judul LKS dan menulis LKS dengan buku paduan yang jelas.

4. Mencetak lembar kerja siswa dan menentukan lembar penilaian.

(Siddiq, 2009)

C. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains dibutuhkan untuk menggunakan dan memahami sains

(Hartono, 2007). Untuk dapat memahami hakikat IPA secara utuh, yakni IPA

se-bagai proses, produk, dan aplikasi, siswa harus memiliki kemampuan KPS.

Kete-rampilan proses sains merupakan keteKete-rampilan-keteKete-rampilan yang dimiliki oleh

para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan produk sains (Anitah,

2007). Menurut Rustaman (2005), keterampilan proses perlu dikembangkan

me-lalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran.

Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau

kegiatan yang sedang dilakukan.

Menurut Indrawati dalam Nuh (2010) keterampilan proses sains merupakan

keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor)

yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori,

untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk

melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi). Menurut

Semiawan (1992) keterampilan proses sains adalah keterampilan-keterampilan

fisik dan mental untuk menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep

sains serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.

Dahar (1985) menyatakan bahwa:

(33)

16

sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru/ mengembangkan

Menurut pendapat Tim Action Research Buletin Pelangi Pendidikan (1999)

[image:33.595.113.517.455.670.2]

kete-rampilan proses sains dasar (Basic Science Proses Skill) meliputi observasi, klasifikasi, pengukuran, berkomunikasi dan menarik kesimpulan.

Tabel 1. Indikator keterampilan proses sains dasar

Keterampilan dasar Indikator

Observasi Mampu menggunakan semua indera (penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, dan peraba) untuk mengamati, mengidentifikasi, dan menamai sifat benda dan kejadian secara teliti dari hasil pengamatan.

(34)

17

Pengukuran Mampu memilih dan menggunakan peralatan untuk menentukan secara kuantitatif dan kualitatif ukuran suatu benda secara benar yang sesuai untuk panjang, luas, volume, waktu, berat dan lain-lain. Dan mampu mendemontrasikan perubahan suatu satuan pengukur-an ke satupengukur-an pengukurpengukur-an lain.

Berkomunikasi Memberikan/menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis, men-jelaskan hasil percobaan, membaca tabel, mendiskusi-kan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa.

Inferensi Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu benda atau fenomena setelah mengumpulkan, menginterpretasi data dan informasi.

Longfield dalam Nurohman (2010) membagi keterampilan proses sains menjadi

[image:34.595.113.515.84.371.2]

tiga tingkatan, yaituBasic, Intermediate,danEdvancedyaitu:

Tabel 2.Klasifikasi Keterampilan Proses Sains (diadaptasi dari Longfield)

Basic

Mengobservasi Menggunakan indera untuk mengumpulkan

informasi.

Membandingkan Menemukan persamaan dan perbedaan antara

dua objek/kejadian.

Mengklasifikasikan

Mengelompokkan objek atau ide dalam kelompok atau ketegori berdasarkan bagian-bagiannya.

Mengukur Menentukan ukuran objek atau kejadian dengan

menggunakan alat ukur yang sesuai

(35)

18

Membuat Model Membuat grafik, tulisan, atau untuk menjelaskan ide, kejadian, atau objek

Membuat Data

Menulis hasil observasi dari objek atau kejadian menggunakan gambar, kata-kata, maupun angka.

Intermediate

Inferring

Membuat pernyataan mengenai hasil observasi yang didukung dengan penjelasan yang msuk akal.

Memprediksi Menerka hasil yang akan terjadi dari suatu kejadian berdasarkan observasi dan biasanya pengetahuan dasar dari kejadian serupa

Edvanced

Membuat hipotesis Membuat pernyataan mengenai suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan

Merancang Percobaan Membuat prosedur yang dapat menguji hipotesis

Menginterpretasikan Data

Membuat dan menggunakan tabel, grafik atau diagram untuk mengorganisasikan dan

menjelaskan informasi.

Menurut Esler & Esler (1996) keterampilan proses sains dikelompokkan seperti

[image:35.595.110.519.81.398.2]

pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3.Keterampilan Proses Sains

Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terpadu

Mengamati (observasi) Inferensi Mengelompokkan (klasifikasi) Menafsirkan (interpretasi) Meramalkan (prediksi) Berkomunikasi Mengajukan pertanyaan Berhipotesis Penyelidikan Menggunakan alat/bahan Menerapkan Konsep Melaksanakan percobaan

Menurut Mahmuddin (2010) keterampilan proses dasar diuraikan oleh sebagai

berikut:

(36)

19

2. Klasifikasi, proses pengelompokan dan penataan objek

3. Mengukur, membandingkan kuantitas yang tidak diketahui dengan jumlah yang diketahui, seperti: standar dan non-standar satuan pengukuran.

4. Komunikasi, menggunakan multimedia, tulisan, grafik, gambar, atau cara lain untuk berbagi temuan.

5. Menyimpulkan, membentuk ide-ide untuk menjelaskan pengamatan. 6. Prediksi, mengembangkan sebuah asumsi tentang hasil yang

diharapkan.

Menurut Rezba (1999), keenam keterampilan proses dasar di atas terintegrasi

se-cara bersama-sama ketika ilmuan merancang dan melakukan penelitian, maupun

dalam kehidupan sehari-hari. Semua komponen keterampilan proses dasar

pen-ting baik secara parsial maupun ketika terintegrasi secara bersama-sama.

Kete-rampilan proses dasar merupakan fondasi bagi terbentuknya landasan berpikir

logis. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum

melanjutkan ke keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks.

Keterampilan proses sains dapat meletakkan dasar logika untuk meningkatkan

ke-mampuan berpikir siswa bahkan pada siswa di kelas awal tingkat sekolah dasar.

Di kelas awal, siswa lebih banyak menggunakan keterampilan proses sains yang

mudah seperti pengamatan dan komunikasi, namun seiring perkembangannya

me-reka dapat menggunakan keterampilan proses sains yang kompleks seperti

infe-rensi dan prediksi (Rezba, 1999).

D. ModelProblem Solving

Untuk mengembangkan LKS ini digunakan sebuah model yaitu modelproblem solving.

(37)

20

1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya. 2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain.

3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.

4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan kegiatan lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain. 5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada

kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi. (Nessinta, 2009)

E. Analisis Konsep

Herronet al.dalam Fadiawati (2011) menyatakan bahwa belum ada definisi ten-tang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep

disama-kan dengan ide. Menurut Markle dan Tieman (Fadiawati, 2011) mendefinisidisama-kan

konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satupun

definisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep, sehingga perlu suatu analisis

konsep yang memungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus

meng-hubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan.

Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong

guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep

(Herronet al.dalam Fadiawati, 2011). Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep,

atribut kritis, atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh. Berikut

(38)
[image:38.842.31.826.110.483.2]

21

Tabel 4.Analisis Konsep

Label Konsep Definisi Konsep Jenis Konsep

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

Kesetimbangan Dinamis

Keadaan yang terjadi pada saat reaksi maju sama dengan reaksi baliknya, dapat ebrupa reaksi homogen dan heterogen yang memiliki suatu tetapan (harga K) dan dapat mengalami pergeseran.

Konsep yang menyatakan proses

 Kesetimbangan

 Laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik  Mengalami pergeseran Fasa zat Harga K

Reaksi kimia Reaksi reversibel dan irreversibel

Kesetimbang an statis dan kesetimbanga n dinamis

N2(g)+3 H2(g) 2NH3(g)

C2H5OH(l)+ 3 O2(g) 2 CO2(g)+ 3 H2O(l)

Kesetimbangan Disosiasi

Kesetimbangan dimana terjadi penguraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana.

Abstrak

 Kesetimbangan Kesetimbanga n Dinamis Kesetimba ngan homogen dan heterogen

- 2 NH3(g) N2(g)+ 3H2(g)

-Kesetimbangan homogen

Sistem kesetimbangan yang ada pada reaksi dimana semua zat yang terlibat memiliki fasa yang sama.

Abstrak yang contohnya konkrit

Kesetimbangan pada fasa yang sama atau terdiri dari satu fasa

Fasa zat Kesetimbanga n kimia Kesetimba ngan heterogen -N2(g)+3 H2(g) 2NH3(g)

CH4(g)+ 2 O2(g)

CO2(g)+ 2 H2O(g)

Kesetimbangan heterogen

Sistem kesetimbangan yang komponennya lebih dari satu fasa.

Abstrak yang contohnya konkrit

Kesetimbangan pada fasa yang berbeda atau terdiri dari dua fasa atau lebih

Fasa zat Kesetimbanga n kimia Kesetimba ngan homogen -CaCO3(s) CaO(s)+ CO2(g) -Tetapan kesetimbangan

Hasil kali konsentrasi produk dipangkatkan koefisian reaksinya dibagi

Konsep berdasarkan prinsip

 Konsentrasi

produk Wujudzat

Kesetimbanga

n kimia

-Kc dan Kp 2SO3(g)

(39)

-22

dengan hasil kali konsentrasi reaktan dipangkatkan koefisien reaksinya dan dapat berupa tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc) dan tetapan

kesetimbangan tekanan (Kp)

 Konsentrasi reaktan  Tetapan kesetimbangan Konsentr asi zat

[SO2]2[O2] K=

[SO3]2

Kc Suatu tetapan kesetimbangan yang dinyatakan dengan konsentrasi spesi zat yang bereaksi. Konsep berdasarkan prinsip  Kc  Tetapan kesetimbangan yang dinyatakan dengan konsentrasi spesi zat yang bereaksi. Wujud zat Konsentr asi zat Tetapan kesetimbanga n Kp -2SO3(g) 2 SO2(g)+ O2(g)

[SO2]2[O2] Kc=

[SO3]2

-Kp Suatu tetapan kesetimbangan untuk fasa gas yang

dinyatakan dengan tekanan parsial gas yang bereaksi.

Konsep berdasarkan prinsip  Kp  tetapan kesetimbangan untuk fasa gas dinyatakan dengan tekanan parsial gas yang bereaksi. Wujud zat Tekanan parsial gas Tetapan kesetimbanga n Kc N2O4(g) 2 NO2(g) P2NO2 Kp =

(40)
(41)

24

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Subyek Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

pene-litian dan pengembangan (Research and Development). Dalam penelitian dan pengembangan lembar kerja siswa berbasis keterampilan proses sains ini,

langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah menurut

Borg, Gall, dan Gall dalam Sukmadinata (2011). Namun, dalam peneli-tian

tidak semua langkah-langkah penelitian dan pengembangan tersebut dilaku-kan,

langkah-langkah yang dilakukan hanya sampai pada tahap revisi hasil uji coba.

Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan keahlian untuk melakukan ujicoba

yang tahap-tahap yan selanjutnya.

Pada penelitian ini subyeknya merupakan LKS berbasis keterampilan proses

sains.

B. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan

Menurut Borg, Gall, dan Gall dalam Fadly (2012) secara garis besar metode R&D

terdiri dari tiga langkah yaitu: (1) studi pendahuluan meliputi studi pustaka dan

survey lapangan untuk mengamati produk atau kegiatan yang ada; (2) melakukan

(42)

25

produk; dan (3) pengujian produk. Berikut rancangan R & D yang digunakan

[image:42.595.119.500.165.702.2]

dalam penelitian ini :

Gambar 3.1 Alur Pengembangan LK

Gambar 1. Alur Pengembangan LKS

LKS berbasis Keterampilan proses sains hasil revisi

Uji Coba Terbatas Pengembangan Produk

Penyusunan Rancangan LKS Berbasis Keterampilan proses sains

Validasi Pakar Studi Pendahuluan

Studi Kepustakaan Studi Lapangan

- Analisis SK dan KD - Pengembangan Silabus - Pembuatan Analisis Konsep - Pembuatan RPP

- Literatur LKS

- Kriteria LKS yang baik

- Wawancara guru dan siswa di enam SMA Negeri di Bandar Lampung mengenai

penggunaan LKS yang digunakan dalam proses pembelajaran.

- Analisis LKS yang digunakan oleh guru dan siswa.

Revisi LKS hasil validasi

Produk

(43)

26

Berdasarkan alur penelitian di atas, maka dapat dijelaskan langkah-langkah yang

dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Studi Pendahuluan

Tahap pertama dari penelitian ini adalah studi pendahuluan. Studi pendahuluan

adalah tahap awal atau persiapan untuk pengembangan (Sukmadinata, 2011).

Tujuan dari studi pendahuluan adalah menghimpun data tentang kondisi yang ada

sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang dikembangkan.

Studi pendahuluan terdiri dari:

a. Studi kepustakaan

Studi ini dtunjukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan

teoritis yang memperkuat suatu produk yang akan dikembangkan. Dalam tahap

ini, yang dilakukan adalah menganalisis materi SMA tentang kesetimbangan

kimia dengan cara mengkaji sumber-sumber yang berkaitan dengan Kurikulum

Satuan Pendidikan KTSP. Analisis ini dilakukan dengan mengkaji Silabus kimia

SMA tentang materi kesetimbangan kimia yaitu, Standar Isi (SI), yang meliputi

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat pada KTSP.

Selanjutnya, menganalisis LKS yang digunakan guru tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kesetimbangan kimia. Analisis yang dilakukan meliputi

identifi-kasi kelebihan dan kekurangan LKS. Hal ini menjadi acuan untuk

mengembang-kan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi faktor-faktor yang

mem-pengaruhi kesetimbangan kimia.

(44)

27

Studi lapangan dilakukan di enam sekolah, yaitu enam SMA Negeri di Bandar

Lampung. Instrument yang digunakan adalah Lembar wawancara. Wawancara

dilakukan kepada guru-guru dan siswa-siswa di enam SMA Negeri tersebut.

Wawancara guru dilakukan kepada guru kelas XI dan wawancara siswa juga

dilakukan kepada siswa kelas XI. Hal-hal yang ditanyakan berhubungan dengan

LKS yang digunakan untuk materi faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan kimia.

Setelah itu, mengidentifikasi LKS faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbang-an kimia ykesetimbang-ang digunakkesetimbang-an di SMA Negeri tersebut. Sama halnya seperti studi

ke-pustakaan, yang diidentifikasi adalah kelebihan dan kekurangan yang ada di LKS

tersebut.

2. Pengembangan Produk

a. Penyusunan Produk Awal

1) Optimasi Kondisi Percobaan

Setelah menganalisis LKS yang beredar dan digunakan di beberapa sekolah,

dilakukan optimasi kondisi percobaan. Optimasi kondisi percobaan dilakukan

untuk penyusunan LKS eksperimen. Optimasi dilakukan dengan tujuan untuk

mendapatkan waktu optimal, alat efektif yang digunakan dan jumlah bahan yang

sesuai agar mendapatkan hasil yang optimal sesuai waktu yang telah ditentukan.

(45)

28

LKS yang disusun berbasis Keterampilan proses sains. LKS disusun dengan

modelproblem solving. LKS yang disusun merupakan LKS eksperimen dan non eksperimen. Setelah selesai dilakukan penyusunan LKS berbasis keterampilan

proses sains maka LKS tersebut divalidasi oleh pakar. Validasi ini merupakan

proses penilaian kesesuaian isi, konstruksi LKS, dan keterbacaan LKS. Proses

penilain-penilaian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah LKS yang disusun

telah sesuai dengan kebutuhan sekolah berdasarkan studi pendahuluan

b. Uji Coba Terbatas

Setelah dihasilkan LKS berbasis keterampilan proses sains serta telah divalidasi

oleh pakar kemudian dilakukan revisi hasil validasi pakar. Setelah itu, dilakukan

uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Bandar Lampung untuk mengetahui kelayakan

LKS tersebut. Uji coba terbatas ini, meliputi uji kesesuaian isi LKS, uji

keterbacaan LKS, dan uji kemenarikan LKS.

Uji kesesuaian isi LKS dilakukan oleh satu guru kimia kelas XI IPA di SMA

Ne-geri 1 Bandar Lampung. Penilaian kesesuaian isi terhadap LKS yang

dikembang-kan ini dilakudikembang-kan untuk menilai kesesuain materi dengan SK dan KD, indikator

yang dikembangkan, indikator-indikator keterampilan proses sain, dan kesesuaian

gambar submikroskopis terhadap materi. Tujuan penilaian tersebut adalah untuk

mengetahui apakah LKS yang disusun telah sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Penilaian uji kesesuaian isi ini menggunakana instrument penilaian yang diisi

oleh guru setelah guru membaca-baca LKS yang dikembangkan tersebut.

Instrument penilaian tersebut disajikan dalam bentuk pertanyaan untuk menilai

(46)

29

Selanjutnya dilakukan uji keterbacaan,uji keterbacaan terhadap LKS berbasis

ke-terampilan proses sains pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetim-bangan kimia dilakukan oleh guru dan siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1

Ban-dar Lampung. Uji keterbacaan yang dilakukan oleh guru kimia tersebut dilakukan

untuk mengetahui penilaian guru terhadap keterbacaan LKS yang dikembangkan

dan uji ketebacaan yang dilakukan pada siswa dilakukan untuk mengetahui respon

atau tanggapan siswa terhadap LKS yang dikembangkan tersebut.

Pada guru seperti halnya uji kesesuai isi penilaian uji keterbacaan ini

mengguna-kan instrument penilaian yang diisi oleh guru setelah guru membaca-baca LKS

yang dikembangkan tersebut. Instrument penilaian tersebut disajikan dalam

ben-tuk pertanyaan unben-tuk menilai keterbacaan LKS berbasis keterampilan proses sains

yang dikembangkan. Sedangkan pada siswa untuk mengetahui respon siswa,

sis-wa diminta untuk mengisi angket. Angket tersebut juga disajikan dalam bentuk

pertanyaan. Tujuan dari dilakukan uji keterbacaan adalah untuk mengetahui

apakah LKS yang disusun telah sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Dan untuk uji kemenarikan terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains pada

materi faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia dilakukan oleh

siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Bandar Lampung. Uji kemenarikan yang

dilakukan pada siswa dilakukan untuk mengetahui respon atau tanggapan siswa

terhadap LKS yang dikembangkan tersebut. Untuk mengetahui respon siswa,

siswa diminta untuk mengisi angket. Angket disajikan dalam bentuk pertanyaan.

Tujuan dari dilakukan uji kemenarikan adalah untuk mengetahui apakah LKS

(47)

30

Setelah dilakukan uji coba terbatas, tahap akhir pada penelitian ini adalah revisi

dan penyempurnaan lembar kerja siswa berbasis keterampilan proses sains. Revisi

dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil uji coba terbatas, yaitu analisis pada

instrument penilaian guru dan angket respon siswa .

C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari guru kimia dan siswa beberapa SMA

Negeri di Bandar Lampung serta LKS yang digunakan guru.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan wawancara,

instru-ment penilaian guru dan angket (kuisioner). Wawancara adalah dialog yang

dila-kukan pewawancara (interviwer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara

(interviewer) Arikunto (2010). Menurut Sugiyono (2008), kuisoner merupakan

teknik pengumpulan data dengan memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawab.

Pada penelitian ini, wawancara dilakukan pada studi lapangan. Wawancara

dila-kukan terhadap guru mata pelajaran kimia dan siswa di enam SMAN di kota

Ban-dar Lampung. Instrumen penilaian guru digunakan untuk mengetahui penilaian

guru terhadap LKS. Dan angket digunakan untuk mengetahui respon siswa

terha-dap LKS. Pengumpulan data menggunakan angket dilakukan pada uji coba

terba-tas.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk menilai LKS yang dikembangkan, yaitu

(48)

31

penelitian ini adalah instrument validasi pakar, instrumen penilaian guru dan

angket respon siswa.

Instrument validasi pakar digunakan untuk menilai aspek kesesuaian isi,

kons-truksi, dan keterbacaan LKS yang dikembangkan. Instrument penilaian guru

di-gunakan untuk menilai aspek kesesuaian isi dan keterbacaan LKS yang

dikem-bangkan yaitu LKS berbasis keterampilan proses sains. Sedangkan angket respon

siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap aspek keterbacaan, dan

kemenarikan LKS yang dikembangkan yaitu LKS berbasis keterampilan proses

sains.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data untuk instrument validasi, instrument penilaian guru, dan

angket respon siswa adalah sebagai berikut:

a. Memberi skor jawaban setiap pertanyaan. Penskoran berdasarkan skala Likert.

[image:48.595.123.391.526.614.2]

Adapun skor berdasarkan skala Likert adalah sebagai berikut:

Tabel 5.Penskoran pada angket pertanyaan positif

b. Mengolah jumlah skor jawaban. Pengolahan jumlah skor jawaban (S) adalah sebagai berikut:

1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS)

Skor = 5 x jumlah yang menjawab SS

2) Skor untuk pernyataan Setuju (ST)

No Pilihan Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (ST) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

(49)

32

Skor = 4 x jumlah yang menjawab ST

3) Skor untuk pernyataan Kurang Setuju (KS)

Skor = 3 x jumlah yang menjawab KS

4) Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS)

Skor = 2 x jumlah yang menjawab TS

5) Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS)

Skor = 1 x jumlah yang menjawab STS

c. Menghitung persentase jawaban pada setiap pertanyaan dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

% 100 % maks in S S

X (Sudjana, 2005)

Keterangan:

in X

% = Persentase skor jawaban

S = Jumlah total skor jawaban

maks

S = Skor maksimum yang diharapkan

d. Menghitung rata-rata persentase jawaban pertanyaan untuk mengetahui

ting-kat kesesuaian isi, konstruksi, keterbacaan, dan kemenarikan dengan rumus

sebagai berikut:

n X Xi % in

% (Sudjana, 2005)

Keterangan :

i X

% = Rata-rata persentase skor jawaban pertanyaan

in X

% = Jumlah persentase skor jawaban pertanyaan

(50)

33

e. Menafsirkan persentase jawaban secara keseluruhan menggunakan tafsiran

[image:50.595.113.306.160.315.2]

Arikunto (1997):

Tabel 6.Tafsiran skor

Skor (%) Kriteria

80,1%-100% Sangat tinggi

60,1%-80% Tinggi

40,1%-60% Sedang

20,1%-40% Rendah

(51)

58

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Karakteristik pada LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi

faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia ini terdapat pada kesesuaian

isi, konstruksi, keterbacaan, dan kemenarikan. Berikut adalah ka-rakteristik

LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi faktor-faktor yang

mempengaruhi pergeseran kesetimbangan:

a. Pada kesesuaian isi, LKS yang dikembangkan merupakan LKS berbasis

keterampilan proses sains.

b. Pada kesesuaian isi, LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi

faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia telah menyajikan

sebagian besar indikator-indikator keterampilan proses sains yaitu

observasi, klasifikasi, pengukuran, berkomunikasi, dan inferensi.

c. Pada kesesuaian isi, LKS yang dikembangkan telah menyajikan gambar

submikroskopis yang sesuai dengan materi.

d. Pada konstruksi, LKS yang dikembangkan disusun berdasarkan model

problem solving.

e. Pada keterbacaan, LKS yang dikembangkan menyajikan bahasa yang

(52)

59

f. Pada pada kemenariakan, LKS yang dikembangkan menyajikan

gambar-gambar dan warna-warna yang menarik.

2. Persentase penilaian guru terhadap kesesuaian isi LKS yang dikembangkan

sebesar 84,28%, ini berarti dikatagorikan sangat tinggi, sehingga dapat

disim-pulkan bahwa kesesuaian isi LKS berbasis keterampilan proses sains sudah

sangat baik.

3. Persentase penilaian guru terhadap keterbacaan LKS yang dikembangkan

sebesar 84%, ini berarti dikatagorikan sangat tinggi, sehingga dapat

disim-pulkan bahwa keterbacaan LKS berbasis keterampilan proses sains sudah

sangat baik.

4. Respon siswa sangat tinggi ditinjau dari aspek keterbacaan pada LKS yang

dikembangkan yaitu dengan persentase 82,5%.

5. Respon siswa sangat tinggi ditinjau dari aspek kemenarikan pada LKS yang

dikembangkan yaitu dengan persentase 85%.

6. Kendala yang dihadapi yaitu kurangnya dana untuk mengembangkan LKS,

kurangnya respon saat studi pendahuluan, referensi untuk pengembangan LKS

kurang sehingga sulit untuk mengembangkan LKS, kurangnya waktu yang

diberikan sekolahan untuk melakukan uji coba terbatas, dan lain sebagainya.

B. Saran

(53)

60

1. Melakukan penelitian efektifitas pembelajaran menggunakan LKS berbasis

keterampilan proses sains pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan kimiaini.

2. Mengembangkan penelitian sejenis dengan basis yang berbeda dan

menyer-takan lebih banyak konsep-konsep kehidupan terkait dengan materi dalam

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Darliana. 1991.Metode Pembelajaran Ketrampilan Proses. Jakarta: Depdikbud Depdiknas. 2008.Pengembangan Pembelajaran Yang Efektif. Jakarta: Ditjen

Dikti

Dhari, HM. dan Haryono, AP. 1988.Perangkat Pembelajaran. Malang: Depdikbud Djamarah, S.B. 2000.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi edukatif. Jakarta: Rineka

Cipta

Esler, W.K. dan Esler, M.K. 1996.Teaching Elementary Sience. California Wadsworth

Fadiawati, Noor. 2011.Perkembangan Konsepsi Pelajar Tentang Struktur Atom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Bandung : UPI

Fadly, Wirawan. Pengembangan Program Pembelajaran Praktikum Fisika Dasar Berorientasi Heuristik Terbimbing untuk Meningkatkan Kecakapan Akademik

Siswa. . Re-Orientasi Pembelajaran

Sains.Surabaya: Unesa

Hartono. 2007. Profil Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Program Pendidikan Jarak Jauh SI PGSD Universitas Sriwijaya. Seminar Proseeding of The International Seminar of Science Education, 27 Oktober 2007. Bandung Hidayah.2007.Workshop Pendidikan Matematika 2.Semarang: Jurusan Matematika

UNNES

Kustijono, Rudy. 2012. Keterampilan Proses Sains dalam Praktikum Fisika Dasar di

Jurusan Fisika FMIPA Unesa.

(55)

Mahmuddin. 2010.Belajar Jadi Manusia: Komponen Penilaian Keterampilan Proses Sains. Diakses 03 November 2012 dari http://mahmuddin.wordpress.com Mulyatiningsih, Endang. 2012.Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.

Bandung: Alfabeta

Nuh, Usep. 2010. Fisika SMA Online: Keterampilan Proses Sains.Artikel Pendidikan. Diakses 03 November 2012 dari http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/03/keterampilan-proses-sains.html

Nurohman, Sabar. 2010. Penerapan Seven Jump Method (SJM) Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Prianto dan Harnoko.1997.Perangkat Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud

Rustman, N.Y., (2003). Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah Dalam Sains, Makalah Disusun Untuk Disajikan dalam Seminar Pendidikan Biologi, Bandung.

Semiawan, Cony. 1992.Pendidikan Ketrampilan Proses. Jakarta. Gramedia. Senam, Arianingrum, R., Permanasari, R., L., dan Suharto. (2008).Efektivitas

Pembelajaran Kimia untuk Siswa SMA Kelas XI dengan Menggunakan LKS Kimia Berbasis Life Skill.Diakses 08 November 2012 dari

http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/9308280290.pdf

Siddiq, M. Djauhar, dkk. 2009. Pengembangan Bahan Pembalajaran SD. Jakarta. Direktorat

Sriyono. 1992.Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA.Jakarta: Rineka Cipta Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2008.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana S. 2011.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sungkono, dkk. 2009.Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sunyono, dkk. 2012. Pengembangan Model LKS Berbantuan Animasi Berorientasi Keterampilan Generik Sains Pada Materi Ikatan Kimia.Prosiding Seminar

(56)

Gambar

Tabel 1. Indikator keterampilan proses sains dasar
Tabel 2. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains (diadaptasi dari Longfield)
Tabel 3. Keterampilan Proses Sains
Tabel 4. Analisis Konsep
+4

Referensi

Dokumen terkait

BAB II MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA A.. Multimedia

Berdasarkan ketiga aspek di atas dapat disimpulkan bahwa LKPD berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk melatihkan Keterampilan Proses Sains pada

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu Buku Panduan Praktikum Kimia Berbasis Keterampilan Proses Sains Pokok Bahasan

Hasil dari aktivitas siswa terhadap LKS berbasis etnosains pada materi bioteknogi untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa kelas IX yaitu pada aspek

Pada pengembangan topik dilakukan analisis materi untuk mengetahui aspek keterampilan proses sains yang ada di dalam materi larutan penyangga sehingga modul kimia

Judul TAS : Penyusunan LKS Berbasis Guided Inquiry untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Pengetahuan Siswa SMA Kelas X IPA pada Materi

Perangkat pembelajaran LKS IPA berbasis keterampilan proses sains terintegrasi nilai keislaman dipilih untuk menunjang pembelajaran karena dapat digunakan siswa untuk belajar mandiri

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Pada Materi Kesetimbangan Kimia Kelas XI SMAN Ngoro Jombang.. Unesa Journal of