7.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan serta hasil dan pembahasan Bab VI mengenai Analisis Pengaruh Emiten Ramah Lingkungan untuk Pengembangan Indeks SRI-KEHATI, maka dapat disimpulkan :
1. Berdasarkan identifikasi karakteristik Indeks SRI-KEHATI diketahui bahwa indeks tersebut menilai aspek sosial lingkungan sebagai salah satu kriteria penilaiannya untuk memilih emiten yang tercatat di BEI agar dapat masuk dalam daftar Indeks SRI-KEHATI. Sebelum itu, Indeks SRI-KEHATI melakukan seleksi awal dengan kriteria yakni emiten harus memiliki total aset di atas Rp 1 triliun berdasarkan laporan keuangan auditan tahunan, price earning ration (PER) emiten yang termasuk dalam kriteria ini adalah yang memiliki PER positif, free float ratio atau kepemilikan saham publik harus lebih besar dari 10 %.
2. Tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan IHSG dapat dikatakan cukup mempengaruhi. Hasil dari analisis statistika deskriptif menunjukkan bahwa Indeks SRI-KEHATI memberikan pengaruh yang tidak terlalu besar terhadap pergerakan IHSG. Sedangkan Indeks Manufaktur cukup mempengaruhi pergerakan IHSG karena memiliki standar deviasi yang paling besar dibandingkan variabel independen lain yang artinya Indeks Manufaktur berfluktuasi cukup tajam.
3. Hasil dari analisis menggunakan model ARCH dan GARCH untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap
model ARCH (1). Model tersebut menjelaskan bahwa terdapat 24 variabel yang secara signifikan mempengaruhi pergerakan Indeks SRI-KEHATI diantaranya Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Adhi Karya Tbk (ADHI), Aneka Tambang Tbk (ANTM), Astra Internasional Tbk (ASII), Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), Bank Mandiri Tbk (BMRI), XL Axiata Tbk (EXCL), Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), Indosat Tbk (ISAT), Kalbe Farma Tbk (KLBF), PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), Holcim Indonesia Tbk (SMCB), Semen Gresik Tbk (SMGR), Timah Tbk (TINS), Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), United Tractors Tbk (UNTR), Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan yaitu Merck Tbk (MERK).
4. Hasil dari analisis lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman pada indeks SRI-KEHATI adalah indeks SRI-KEHATI memiliki kekuatan utama yaitu mencerminkan investasi yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, dengan kelemahan utama yaitu publik tidak mengenal tentang indeks SRI-KEHATI. Sedangkan peluang utama dari indeks SRI-KEHATI adalah semakin tingginya kesadaran lingkungan dan keanekaragaman hayati, dengan ancaman utama yaitu investor masih tidak melihat aspek lingkungan dalam membeli saham.
Berdasarkan matriks SWOT didapatkan alternatif-alternatif strategi berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal yaitu :
Penguatan kelembagaan dalam menjadikan pasar modal yang ramah
lingkungan.
Menyeleksi perusahaan-perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap
lingkungan ditinjau dari PROPER.
Penguatan penilaian aspek lingkungan kepada setiap perusahaan.
SRI-KEHATI mendorong pemerintah untuk membantu penciptaan kondisi
perekonomian yang kondusif agar terciptanya investasi yang berkelanjutan dikarenakan aspek lingkungan tidak menjadi penentu dominan dalam menentukan perilaku investor.
Adanya advokasi mengenai indeks dan penegakan aturan bagi setiap
perusahaan yang tidak ramah lingkungan.
Melakukan pendataan perusahaan sehingga diperoleh peringkat dari yang
tertinggi sampai terendah yang dilihat berdasarkan kriteria penilaian. Memperbaiki aspek penilaian yang lebih transparan dari beberapa kriteria
indeks ramah lingkungan. 7.2 Saran
Sebagai harapan akan dilakukannya analisis lebih lanjut dengan hasil yang lebih baik, maka beberapa saran sebagai berikut :
1. Berdasarkan identifikasi karakteristik Indeks SRI-KEHATI diketahui bahwa indeks tersebut menilai aspek sosial lingkungan sebagai salah satu kriteria penilaiannya untuk memilih emiten yang tercatat di BEI agar dapat masuk dalam daftar Indeks SRI-KEHATI.
2. Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai Instrumen Ekonomi Lingkungan
Hidup yang dibuat oleh Kementerian Lingkungan Hidup saat ini perlu ditidaklanjuti agar dapat segera dipublikasikan untuk memberikan informasi bagi para investor akan pentingnya lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati.
3. Dalam hal pengembangan indeks SRI-KEHATI maka diperlukan adanya pengembangan indeks SRI-KEHATI mulai dari kriteria, tata cara penilaian serta publikasi mengenai SRI-KEHATI.
4. Adanya kerjasama antar lembaga terkait dalam mengembangkan indeks SRI-KEHATI.
DAFTAR PUSTAKA
Ang, R. 1997. Pasar Modal Indonesia. Mediasoft, Indonesia.
Anton. 2006. Analisis Model Volatilitas Return Saham. [tesis]. Universitas Diponegoro, Semarang.
Darmadji, T. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.
David, F. R. 2006. Manajemen Strategis : Konsep Edisi Sepuluh. Salemba Empat, Jakarta.
_______. 2009. Manajemen Strategis : Kasus Edisi Duabelas. Salemba Empat, Jakarta.
Husnan, S. 2003. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Husnan, S dan Suwarsono. 2000. Studi kelayakan Proyek. Ed Ke-4. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Indonesia Stock Exchange. 2010. Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia. Jakarta.
_______. 2011. Lampiran Pengumuman Bursa Efek Indonesia. Jakarta.
Kawengian, R.V. 2002. Analisis pengaruh investasi dan tenaga kerja dalam sektor pertanian dan sektor industri guna menentukan strategi pembangunan Irian Jaya. [makalah falsafah sains]. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kosasih, A. 2007. Peramalan Harga Saham dengan Model Time Series pada Emiten Saham Rokok Terpilih di PT Bursa Efek Jakarta. [skripsi]. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Mantegna, R.N. and Stanley H.E. 2002. Pengantar Ekonofisika : Korelasi dan Kompleksitasnya dalam Bidang Finansial. Diindonesiakan Yohanes Surya. Prenhallindo, Jakarta.
Rangkuti, F. 2006. Measuring Customer Statisfaction : Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Samsul, M. 2008. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Erlangga, Jakarta. Sartono, R. A. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE, Yogyakarta.
Sulistyorini, Agustin. 2009. Analisis Kinerja Portofolio Saham dengan Metode
Sharpe, Treynor dan Jensen. [tesis]. Universitas Diponegoro, Semarang. Sumaryanto. 2009. Analisis Volatilitas Harga Eceran Beberapa Komoditas
Pangan Utama dengan Model ARCH/GARCH. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor.
Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BPFE, Yogyakarta.
Tim Laporan Studi. 2009. Riil Investor di Pasar Modal Indonesia. Bapepam-LK, Jakarta.
Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Ketentuan Umum. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Witjaksono, A. A. 2010. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG. [tesis]. Universitas Diponegoro, Semarang.
http://www.idx.co.id diakses pada tanggal 20 Mei 2011
http://csrbusinessindonesia.com/CSR, Meningkatan Sri Kehati Index.htm diakses pada tanggal 07 Juli 2011
http://republika.com/perusahaan-peduli-lingkungan-untung-lebih-banyak.htm diakses pada tanggal 13 Mei 2011
Lampiran 1. Struktur Organisasi Yayasan KEHATI
Dewan Pembina
Dewan Pengurus
Direktur Eksekutif
Direktorat Pelestarian dan Pemanfaatan
Keanekaragaman Hayati
Keuangan
Bagian Sumberdaya Manusia dan Administrasi Umum Direktorat Keuangan
dan Administrasi Direktorat Komunikasi dan
Penggalangan Sumberdaya Program Komunikasi dan Pendidikan Penggalangan Sumberdaya Program Pengelolaan Pengetahuan
Program Ekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Program Ekosistem Hutan
Program Ekosistem Agro Spesialisasi Investasi dan Administrasi
Administrasi
dibantu oleh
Lampiran 2. Hasil Analisis Model ARCH (1) Dependent Variable: SRIKEHATI
Method: ML - ARCH (Marquardt) - Normal distribution Date: 08/29/11 Time: 07:03
Sample: 1 123
Included observations: 123
Convergence achieved after 7 iterations
Presample variance: backcast (parameter = 0.7) GARCH = C(27) + C(28)*RESID(-1)^2
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. Keterangan AALI 0.029417 0.002293 12.83019 0.0000 Significant ADHI 0.004554 0.002602 1.750427 0.0800 Significant ANTM 0.009988 0.003174 3.147176 0.0016 Significant ASII 0.114783 0.001448 79.27741 0.0000 Significant BBCA 0.102125 0.002490 41.01534 0.0000 Significant BBNI 0.044845 0.001881 23.84148 0.0000 Significant BBRI 0.079477 0.002799 28.39465 0.0000 Significant BDMN 0.037345 0.001383 27.01047 0.0000 Significant BMRI 0.086102 0.002337 36.83697 0.0000 Significant EXCL 0.038114 0.001803 21.14418 0.0000 Significant INDF 0.018695 0.003059 6.110984 0.0000 Significant INTP 0.027763 0.000947 29.31095 0.0000 Significant ISAT 0.024282 0.001612 15.06681 0.0000 Significant KLBF 0.018819 0.001495 12.58684 0.0000 Significant LSIP 0.003368 0.001262 2.669316 0.0076 Significant MEDC 0.011190 0.000611 18.32607 0.0000 Significant MERK -0.000431 0.000686 -0.628049 0.5300 Tidak Significant PGAS 0.050100 0.002759 18.15749 0.0000 Significant PTBA 0.042974 0.000116 372.0080 0.0000 Significant SMCB 0.019567 0.002490 7.858714 0.0000 Significant SMGR 0.036565 0.002183 16.75067 0.0000 Significant TINS 0.007351 0.002242 3.278694 0.0010 Significant TLKM 0.091563 0.002157 42.44615 0.0000 Significant UNTR 0.033480 0.002434 13.75634 0.0000 Significant UNVR 0.073662 0.002362 31.18611 0.0000 Significant C -3.920116 0.025807 -151.8987 0.0000 Significant Variance Equation
C 1.85E-07 5.36E-08 3.450526 0.0006 Significant RESID(-1)^2 0.634712 0.250120 2.537628 0.0112 Significant R-squared 0.999512 Mean dependent var 5.237626
Adjusted R-squared 0.999374 S.D. dependent var 0.047153 S.E. of regression 0.001180 Akaike info criterion -10.73436 Sum squared resid 0.000132 Schwarz criterion -10.09418 Log likelihood 688.1629 Hannan-Quinn criter. -10.47432 F-statistic 7213.628 Durbin-Watson stat 2.043673
Uji Homoskedastisitas H0 : Homoskedastisitas H1 : Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: ARCH
F-statistic 0.269759 Prob. F(1,120) 0.6044 Obs*R-squared 0.273640 Prob. Chi-Square(1) 0.6009
nilai-prob(0.6009)>alpha 10% maka terima H0 artinya sudah Homoskedastisitas
Uji Autokorelasi
Nilai DW (2.043673) maka tidak ada autokorelasi
Date: 08/29/11 Time: 07:08 Sample: 1 123
Included observations: 123
Autocorrelation Partial Correlation AC PAC Q-Stat Prob .|. | .|. | 1 -0.047 -0.047 0.2822 0.595 .|. | .|. | 2 -0.012 -0.014 0.3003 0.861 .|* | .|* | 3 0.127 0.126 2.3738 0.499 .|. | .|. | 4 -0.049 -0.038 2.6851 0.612 .|. | .|. | 5 -0.017 -0.019 2.7225 0.743 .|. | .|. | 6 -0.014 -0.033 2.7482 0.840 .|. | .|. | 7 -0.064 -0.056 3.2853 0.857 .|. | .|. | 8 -0.050 -0.055 3.6247 0.889 .|. | .|. | 9 -0.012 -0.014 3.6451 0.933 .|. | .|. | 10 -0.041 -0.031 3.8695 0.953
Lampiran 3
KUESIONER PENENTUAN BOBOT DAN PERINGKAT DALAM FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN
IDENTITAS MAHASISWA Nama : Diyah Ayu Pramita
NRP : H44070040
Email : dyah.apramita@yahoo.com
Kuesioner ini akan digunakan untuk memperoleh informasi sebagai bahan untuk penelitian saya tentang “Analisis Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI bagi Penerapan Emiten Ramah Lingkungan”. Penelitian ini digunakan untuk penyusunan tugas akhir berupa Skripsi di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
IDENTITAS RESPONDEN Nama :
Jabatan:
Bersamaan dengan tanda tangan ini saya selaku responden bersedia mengisi Kuesioner Penelitian ini dengan sebaik-baiknya agar didapatkan data yang representative untuk menggambarkan kondisi yang sesungguhnya.
77 PENENTUAN BOBOT
Tujuan:
Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor internal maupun eksternal dari adanya Green Emiten, yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi keberlanjutan suatu perusahaan sebagai bentuk manfaat dari terpilihnya perusahaan tersebut dalam indeks SRI-KEHATI.
Petunjuk Umum:
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden
3. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden (tidak menunda) untuk menghindari jawaban yang tidak konsisten
Petunjuk Khusus:
1. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap keberlanjutan suatu perusahaan sebagai bentuk manfaat dari terpilihnya perusahaan tersebut dalam indeks SRI-KEHATI. Penentuan bobot merupakan pandangan masing-masing responden terhadap faktor strategis internal dan eksternal dari Green Emiten.
2. Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor internal-eksternal yang tersedia adalah:
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
(indikator horizontal adalah indikator yang terdapat pada kolom vertikal, dan sebaliknya)
PENENTUAN PERINGKAT (RATING) Tujuan:
Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal maupun eksternal yaitu dengan cara pemberian peringkat (rating) terhadap seberapa besar faktor mempengaruhi atau membentuk keberlanjutan suatu
perusahaan sebagai bentuk manfaat dari terpilihnya perusahaan tersebut dalam indeks SRI-KEHATI.
Petunjuk Umum:
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden
3. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden (tidak menunda) untuk menghindari jawaban yang tidak konsisten
a. Penentuan Rating Faktor Strategis Internal
Penetuan rating untuk faktor internal berbeda dengan penentuan rating pada faktor eksternal. Pada faktor internal, rating dengan skala 4 dan 3 diberikan untuk faktor kekuatan, sedangkan skala 2 dan 1 untuk faktor kelemahan. Penentuan peringkat suatu faktor internal diberikan penilaian dengan skala berikut:
4 = Kekuatan utama 2 = Kelemahan minor 3 = Kekuatan minor 1 = Kelemahan utama b. Penentuan Rating Faktor Eksternal
Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang ada pada agroindustri kelapa di pasar ekspor adalah:
4 = Respon superior 2 = Respon rata-rata 3 = Respon di atas rata-rata 1 = Reson kurang (buruk)
PENENTUAN BOBOT DAN PERINGKAT INDEKS SRI-KEHATI • Penilaian Bobot dan Peringkat Faktor Strategis Internal
1. Kekuatan
A = Mencerminkan Investasi yang Berkelanjutan dan Bertanggung Jawab B = Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks Merupakan Perusahaan Besar C = Folatilitas Cenderung Stabil Sesuai Dengan Kondisi Pasar
2. Kelemahan
D = Publikasi SRI-KEHATI Masih Kurang
E = Sulit dalam Pengumpulan Data Perusahaan Sesuai Kriteria Indeks SRI-KEHATI
79 A B C D E Total Bobot Peringkat A B C D E Total
• Penilaian Bobot dan Peringkat Faktor Strategis Eksternal 1. Peluang
A = Rancangan Peraturan Pemerintah Mengenai Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup
B = Adanya Isu-Isu Lingkungan Hidup
C = Kesadaran Akan Pentingnya Lingkungan Dan Keanekaragaman Hayati D = Perusahaan yang Memiliki Kepedulian Terhadap Lingkungan Akan
Meningkatkan Citra Perusahaan 2. Ancaman
E = Kondisi Perekonomian Indonesia yang Kurang Kondusif
F = Investor Masih Tidak Melihat Aspek Lingkungan dalam Membeli Saham
G = Sulit Menilai Aspek Lingkungan
A B C D E F G Total Bobot Peringkat A B C D E F G Total
Lampiran 4. Dokumentasi
Yayasan KEHATI Wawancara dengan staf divisi Administrasi Investasi
Wawancara dengan staf divisi Administrasi Investasi
Kementerian Lingkungan Hidup Wawancara dengan perwakilan KLH bidang Insentif Pendanaan Lingkungan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 Desember 1988 sebagai putri kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Solekan Suwito dan Ibu Sukini. Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1994 di TK Kusuma Djaya. Pada tahun 2001, penulis menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN Kereo IV dan melanjutkan pendidikan di SLTPN 245 Jakarta dan lulus pada tahun 2004. Selanjutnya, penulis bersekolah di SMAN 90 Jakarta dan dinyatakan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Untuk melengkapi kompetensi Mayor, penulis memilih Supporting Course (SC).
Selama kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan dan kepanitiaan. Penulis aktif pada salah satu lembaga kemahasiswaan intra kampus yakni Resource and Environmental Economics Student Association (REESA) Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, FEM-IPB pada tahun 2008-2009 dan 2008-2009-2010 sebagai staf divisi Internal Development (ID). Selain itu, penulis juga aktif di berbagai kegiatan baik sebagai peserta maupun sebagai panitia. Selama menempuh studi di Institut Pertanian Bogor penulis mendapatkan beasiswa Coca-Cola pada tahun 2009 hingga 2011.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan nasional harus berjalan seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. Pembangunan suatu negara digambarkan ke dalam suatu proses perbaikan yang berkesinambungan yaitu dengan adanya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan dalam era globalisasi saat ini membawa dampak yang luas bagi perekonomian Indonesia dimana sektor industri merupakan dampak yang dirasakan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi akan lebih baik jika suatu negara dapat bersaing dengan negara lain dalam memasarkan hasil produksi dari investasi yang masuk. Investasi merupakan syarat mutlak dalam pembangunan nasional.
Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi saat ini yang mengalami perkembangan sangat pesat dan merupakan sumber potensi untuk pengembangan dunia usaha nasional. Pasar modal (capital market) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), ekuiti (saham) maupun reksadana. Pasar modal berperan sebagai sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana untuk kegiatan investasi. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor (Husnan 2003). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksadana, dan lain-lain, sehingga masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen.
Kegiatan investasi adalah kegiatan menanamkan modal baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut (Samsul 2008). Bagi para investor, melalui pasar modal dapat memilih obyek investasi dengan beragam tingkat pengembalian dan tingkat risiko yang dihadapi, sedangkan bagi para penerbit (issuers atau emiten) melalui pasar modal dapat mengumpulkan dana jangka panjang untuk menunjang kelangsungan usaha. Salah satu kegiatan investasi yang dapat dipilih oleh investor adalah berinvestasi di pasar modal. Di Indonesia, investor yang berminat untuk berinvestasi di pasar modal dapat berinvestasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI sendiri merupakan penggabungan dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 1 Desember 2007. Penggabungan ini dilakukan demi efisiensi dan efektivitas operasional dan transaksi.
Bursa Efek Indonesia menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik untuk memberikan informasi yang lebih lengkap bagi
investor tentang perkembangan bursa. Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyai sebelas macam indeks saham1, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks LQ45, Jakarta Islamic Indeks, Indeks Kompas100, Indeks BISNIS-27, Indeks PEFINDO25, Indeks SRI-KEHATI, Indeks Papan Utama, Indeks Papan Pengembangan, dan Indeks Individual.
Salah satu indeks yang sering diperhatikan investor ketika berinvestasi di BEI adalah IHSG. Hal ini disebabkan IHSG berisi atas seluruh saham yang tercatat di BEI. Melalui pergerakan IHSG maka seorang investor dapat melihat kondisi pasar sedang baik atau tidak. Perbedaan kondisi pasar ini memerlukan strategi yang berbeda dari investor dalam berinvestasi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi indeks saham, antara lain perubahan tingkat suku bunga bank sentral, keadaan ekonomi global, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara (Samsul 2008). Selain faktor tersebut, perilaku investor juga akan memberi pengaruh terhadap pergerakan indeks saham. Seluruh indeks yang terdapat di BEI menggunakan metode perhitungan yang sama, yaitu metode rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat. Perbedaan utama pada masing-masing indeks adalah jumlah emiten dan nilai dasar yang digunakan untuk perhitungan indeks, misalnya untuk indeks SRI-KEHATI menggunakan 25 emiten sedangkan Indeks LQ45 menggunakan 45 emiten.
Pencapaian pembangunan berkelanjutan diketahui dapat diperoleh dengan investasi. Hal ini dikenal dengan istilah investasi berkelanjutan (responsible investment) selain mempertimbangkan keuntungan finansial, pemodal (investor)
juga memperhatikan faktor-faktor sosial seperti masalah lingkungan hidup, hak asasi manusia, pengutamaan gender. Indeks SRI-KEHATI adalah indeks saham dari emiten-emiten yang dinilai menjalankan prinsip-prinsip ramah lingkungan dalam pengelolaan bisnisnya. Hasil kajian indeks SRI-KEHATI berpijak pada enam prinsip dasar, yaitu lingkungan, pengembangan masyarakat, tata kelola perusahaan, hak asasi manusia, perilaku bisnis, dan prinsip ketenagakerjaan.
Perusahaan yang tidak masuk indeks adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi senjata yang disebut ethical investment, peralatan perang, alkohol, tembakau, produk transgenik, perusahaan nuklir power (PLTN), pertanian menggunakan pestisida, perjudian dan pornografi. Terdapat 25 perusahaan yang terdaftar pada indeks SRI-KEHATI periode November 2010 hingga April 2011. Adapun saham perusahaan yang tercatat keluar dari penghitungan Indeks SRI-KEHATI yaitu Berlian Laju Tanker Tbk, Global Mediacom Tbk, Jasa Marga Tbk, Lippo Karawaci Tbk, Bank Pan Indonesia Tbk. Sedangkan saham perusahaan yang tercatat masuk adalah Adhi Karya Tbk, XL Axiata Tbk, PP London Sumatera Indonesia Tbk, Merck Tbk, Semen Gresik Tbk (Tabel 1).
Indeks SRI-KEHATI secara berkala memperbaharui daftar emiten indeks SRI-KEHATI yang dilakukan dalam periode waktu enam bulan atau dua kali setahun. Hasil yang diharapkan dari adanya pembaharuan daftar perusahaan emiten adalah dapat memberikan informasi bagi investor yang memiliki sensitivitas terhadap kepedulian sosial khususnya dalam bidang lingkungan dan juga dapat mengubah paradigma bagi para investor umum untuk berinvestasi kepada perusahaan yang memiliki kinerja tinggi terhadap bisnis-bisnis yang lebih berkelanjutan.
Tabel 1. Daftar Saham Perusahaan Tercatat dalam Penghitungan Indeks SRI-KEHATI untuk Periode November 2010 hingga April 2011 No. Kode Efek Nama Emiten Keterangan 1. AALI Astra Agro Lestari Tbk. Tetap 2. ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. Baru 3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk. Tetap 4. ASII Astra Internasional Tbk. Tetap 5. BBCA Bank Central Asia Tbk. Tetap 6. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Tetap 7. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tetap 8. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. Tetap 9. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tetap
10. EXCL XL Axiata Tbk. Baru
11. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. Tetap 12. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Tetap
13. ISAT Indosat Tbk. Tetap
14. KLBF Kalbe Farma Tbk. Tetap
15. LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk. Baru 16. MEDC Medco Energi International Tbk. Tetap
17. MERK Merck Tbk. Baru
18. PGAS Perusahaan Gas Negara Persero Tbk. Tetap 19. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Tetap 20. SMCB Holcim Indonesia Tbk. Tetap 21. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk. Baru 22. TINS Timah (Persero) Tbk. Tetap 23. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Tetap 24. UNTR United Tractors Tbk. Tetap 25. UNVR Unilever Indonesia Tbk. Tetap Sumber : BEI 2011
1.2 Perumusan masalah
Bangsa Indonesia saat ini berada dalam tahap perjuangan melaksanakan pembangunan di segala bidang demi terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat. Salah satu bidang yang akan terus dibangun ialah bidang ekonomi. Sementara perekonomian Indonesia yang akan dibangun harus sesuai dengan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yaitu ekonomi kekeluargaan Indonesia yang akan membawa sekurang-kurangnya dua aspek
positif yakni dapat mensejahterakan seluruh rakyat dan akan dapat mengangkat martabat bangsa di dunia internasional.
Bangsa Indonesia dalam membangun industri perlu mengedepankan industri berbasis sumberdaya domestik terbarukan (renewable resource based industries), yaitu pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan kelautan, serta sumberdaya alam domestik lainnya. Kekayaan sumberdaya alam telah membuktikan bahwa negara ini mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi, terutama melalui sektor pertanian. Perekonomian dengan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan harus berjalan seiring demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan.
Menyikapi persoalan tersebut, pemerintah bersama BEI dan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia membentuk suatu indeks saham sebagai