• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.4 Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI

Analisis strategi pengembangan indeks SRI-KEHATI meliputi analisis internal dan analisis eksternal dari indeks yang dikeluarkan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). Analisis internal dan eksternal dari indeks SRI-KEHATI ini dilakukan dengan cara studi pustaka, mencari referensi dari internet mengenai perkembangan indeks-indeks yang ada di Bursa Efek Indonesia, melakukan diskusi dan wawancara dengan para karyawan Yayasan KEHATI divisi investment administration, wawancara dengan lembaga-lembaga lain yaitu Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), serta dengan melakukan pengisian kuesioner oleh para karyawan divisi investment administration dan perwakilan dari KLH yakni Kepala Bidang Insentif Pendanaan Lingkungan. Pengisian

kuesioner ini dilakukan untuk pembobotan faktor-faktor internal dan eksternal tersebut yang kuesionernya dapat dilihat pada Lampiran 3.

Analisis internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan indeks SRI-KEHATI sehingga dapat mengoptimalkan kekuatan dan menekan kelemahan yang dimiliki dalam rangka menentukan strategi pengembangan indeks tersebut. Analisis eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang akan dihadapi dalam hal pengembangan indeks SRI-KEHATI sehingga menentukan perencanaan strategi yang efektif dalam pengembangan indeks tersebut kedepannya.

1. Analisis Faktor Internal

Analisis internal indeks SRI-KEHATI terdiri dari faktor kekuatan dan kelemahan. Identifikasi faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan digunakan untuk menentukan strategi yang perlu dilakukan untuk mengembangkan SRI-KEHATI. Masing-masing faktor yang mempengaruhi dijelaskan sebagai berikut :

a. Faktor Kekuatan

Faktor kekuatan yang dimiliki indeks SRI-KEHATI pada umumnya adalah sebagai berikut:

1) Mencerminkan Investasi yang Berkelanjutan dan Bertanggung Jawab Indeks SRI-KEHATI merupakan satu-satunya indeks terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dalam hal kriteria penilaian pemilihan saham-saham perusahaan emiten memperhitungkan aspek sosial dan aspek lingkungan. Tujuan dari dibentuknya indeks SRI-KEHATI adalah untuk merangkul dan menciptakan wadah bagi dunia usaha agar dapat turut serta pada upaya

  konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan dalam bentuk investasi. Dalam upaya meningkatkan kualitas pertumbuhan investasi, penanaman modal harus diarahkan pada sektor industri yang berkelanjutan dan tidak mengeksploitasi sumberdaya alam (SDA). Kegiatan mengeksploitasi SDA akan mengakibatkan langkanya suatu sumberdaya sehingga suatu proyek menjadi tidak berkelanjutan (sustainable). Oleh karena itu, indeks SRI-KEHATI diciptakan agar para investor mulai dapat melihat investasi kepada perusahaan emiten tercatat yang memperhatikan aspek sosial dan lingkungan dalam usahanya agar tetap menjaga keberadaan SDA dan keanekaragaman hayati serta menciptakan investasi yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

2) Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks Merupakan Perusahaan Besar

Perusahaan emiten terpilih dalam indeks SRI-KEHATI merupakan perusahaan berkapitalisasi besar sehingga patut diperhitungkan bagi investor untuk membeli saham di perusahaan emiten tersebut. Namun hanya terdapat 25 perusahaan emiten terpilih yang berhasil lolos seleksi awal sehingga memungkinkan bagi investor untuk tidak mempunyai banyak pilihan dalam membeli saham. Keputusan untuk hanya memilih 25 perusahaan emiten dikarenakan jumlah tersebut telah mencerminkan pasar modal. Adapun kriteria dari tahap seleksi awal adalah: a) Total aset di atas Rp 1 triliun berdasarkan laporan keuangan auditan tahunan, b) Emiten memiliki price earning ratio yang positif, c) Kepemilikan saham publik harus lebih besar atau sama dengan 10 %. Dalam kriteria seleksi awal mengenai total aset sebesar Rp 1 triliun, hal ini bukan berarti

mencerminkan besar atau kecilnya suatu perusahaan dikarenakan tidak ada patokan bahwa harus seberapa besar total aset yang dimiliki perusahaan tersebut agar dapat dikatakan sebagai perusahaan besar. Akan tetapi, perusahaan emiten yang terpilih di indeks SRI-KEHATI dikatakan besar karena memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat kenaikan saham Indeks Harga Saham Gabungan.

3) Volatilitas Cenderung Stabil Sesuai Dengan Kondisi Pasar

Naik turunnya suatu pergerakan saham sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian saat ini. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas pergerakan saham yaitu inflasi, harga minyak dunia, nilai kurs rupiah, perubahan tingkat suku bunga bank sentral, keadaan ekonomi global, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara, serta perilaku investor (Samsul 2008). Namun volatilitas yang dialami indeks SRI-KEHATI selama awal periode hingga Juli 2011 dikatakan cukup stabil. Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

  Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa volatilitas yang dialami indeks SRI- KEHATI yang cenderung stabil. Kondisi saham minimum terjadi pada tanggal 31 Oktober 2008 dengan nilai 66,461. Sedangkan kondisi saham maksimum terjadi pada tanggal 29 Juli 2011 dengan nilai 212,563.

b. Faktor Kelemahan

Faktor kelemahan yang dimiliki indeks SRI-KEHATI pada umumnya adalah sebagai berikut :

1) Publikasi SRI-KEHATI Masih Kurang

Indeks yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia dipublikasikan lewat lantai bursa yang setiap harinya selalu ditampilkan perkembangannya. Demikian halnya dengan daftar perusahaan yang tercatat dalam setiap indeks juga ditampilkan di lantai bursa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semua investor dapat memperoleh informasi mengenai indeks adalah melalui pengumuman di lantai bursa tersebut. Oleh karena itu, perilaku investor dikatakan menjadi salah satu faktor penyebab naik turunnya saham karena semua informasi dapat diperoleh di Bursa Efek Indonesia. Indeks SRI-KEHATI sebagai indeks yang tergolong baru telah melakukan langkah lain untuk memperkenalkan kepada publik mengenai indeks SRI- KEHATI yakni melalui seminar. Pada tanggal 11 Mei 2011 Yayasan KEHATI mengadakan seminar dengan tema Tantangan dan Peluang Menuju Green Economy dengan Indeks SRI-KEHATI. Selain itu, pada tanggal 08 Juni 2011, Yayasan KEHATI mengadakan seminar bertemakan Responsible Investment in Indonesia. Namun hanya dengan mengadakan

seminar yang bukan menjadi agenda tetap sehingga membuat publik menjadi kurang mengenal tentang indeks SRI-KEHATI.

2) Sulit dalam Pengumpulan Data Perusahaan Sesuai Kriteria Indeks SRI-KEHATI

Dalam hal mencari data mengenai kinerja lingkungan, hubungan dengan masyarakat, tata kelola perusahaan, penghormatan atas hak asasi manusia, perilaku bisnis dan praktik ketenagakerjaan akan mengingatkan pada Committe Draft ISO 26000 minus isu konsumen bahwa tak mudah membangkitkan dan mengumpulkan data yang terkait dengan keenam aspek tersebut. Indonesia belum memiliki kebiasaan untuk menelusuri dengan seksama aspek sosial dan lingkungan perusahaan2. Dengan demikian, akan menjadi kesulitan bagi indeks SRI-KEHATI untuk mengumpulkan data perusahaan terkait aspek sosial dan lingkungan.

2. Analisis External Factor Evaluation (EFE)

Analisis eksternal indeks SRI-KEHATI terdiri dari faktor peluang dan ancaman. Masing-masing faktor yang mempengaruhi dijelaskan sebagai berikut : a. Faktor Peluang

Faktor peluang yang dimiliki indeks SRI-KEHATI pada umumnya adalah sebagai berikut :

1) Rancangan Peraturan Pemerintah Mengenai Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup maka Kementerian Lingkungan Hidup menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Instrumen Ekonomi       

2

  Lingkungan Hidup dimana didalamnya terdapat bagian kelima terkait tentang pengembangan sistem lembaga keuangan dan pasar modal yang ramah lingkungan. Hal ini akan memberikan peluang yang cukup besar bagi SRI-KEHATI karena merupakan pasar modal yang ramah lingkungan. Adanya Peraturan Pemerintah tersebut diharapkan akan menjadi acuan bagi para investor untuk mulai membeli saham di indeks SRI-KEHATI karena melihat aspek lingkungan demi meningkatkan investasi yang berkelanjutan.

2) Adanya Isu-Isu Lingkungan Hidup

Kementerian Lingkungan Hidup sejak tahun 2002 telah meluncurkan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam pengelolaan lingkungan (PROPER) sebagai pengembangan dari PROPER PROKASIH. Sejak dikembangkan, PROPER telah diadopsi menjadi instrumen penaatan di berbagai negara seperti China, India, Filipina, dan Ghana, serta menjadi bahan pengkajian di berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Tujuan penerapan instrumen PROPER adalah untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui penyebaran informasi kinerja penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan. Guna mencapai peningkatan kualitas lingkungan hidup. Peningkatan kinerja penaatan dapat terjadi melalui efek insentif dan disinsentif reputasi yang timbul akibat pengumuman peringkat kinerja PROPER kepada publik. Para pemangku kepentingan (stakeholders) akan memberikan apresiasi kepada perusahaan yang berperingkat baik dan memberikan tekanan dan atau dorongan kepada perusahaan yang belum

berperingkat baik. Adanya PROPER ini akan memberikan kemudahan bagi SRI-KEHATI untuk menilai perusahaan yang telah berkinerja baik terhadap aspek lingkungan.

3) Semakin Tingginya Kesadaran Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati

Tingginya kesadaran akan pentingnya lingkungan dan keanekaragaman hayati menjadi peluang dalam meningkatkan investasi yang berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya organisasi yang berkaitan dengan lingkungan serta kegiatan yang mendukung lingkungan seperti penanaman pohon yang dilakukan oleh suatu lembaga yang juga bekerjasama dengan perusahaan. Selain itu, saat ini suatu perusahaan harus memiliki Corporate Social Responsibility (CSR) dalam kegiatannya guna menjalin kerjasama sosial dan lingkungan dengan masyarakat maupun dengan para pegawai. Adanya CSR akan menjadikan kinerja perusahaan tersebut menjadi lebih tertata dengan baik dalam menjalankan kegiatannya yang berkaitan dengan sosial dan lingkungan.

4) Perusahaan yang Memiliki Kepedulian Terhadap Lingkungan Akan Meningkatkan Citra Perusahaan

Perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan akan lebih menguntungkan baik dari segi keuangan maupun citra perusahaan. Hal ini berkaitan dengan yang dikatakan oleh penasihat konsultan senior kebijakan perubahan iklim Bank Dunia, Mubariq Ahmad dalam seminar dengan tema Tantangan dan Peluang menuju Green Economy dengan Indeks SRI-KEHATI yang diadakan Yayasan KEHATI pada tanggal 11 Mei 2011. Keuntungan secara finansial dapat langsung dilihat melalui

  indeks SRI-KEHATI yang menunjukkan dalam dua tahun perjalanannya sejak 2009 terbukti bahwa 25 perusahaan yang tercatat dalam indeks tersebut tingkat kenaikan harga sahamnya per tahun lebih dari 25 %3. Selain itu, keuntungan yang diperoleh bagi perusahaan yang memperhatikan aspek sosial lingkungan adalah meningkatkan citra perusahaan yang diharapkan akan menjadi ketertarikan bagi investor.

b. Faktor Ancaman

Faktor ancaman yang dimiliki indeks SRI-KEHATI pada umumnya adalah sebagai berikut :

1) Kondisi Perekonomian Indonesia yang Kurang Kondusif

Kondisi perekonomian Indonesia yang kurang kondusif sangat mempengaruhi pergerakan saham. Perubahan tingkat suku bunga bank sentral, keadaan ekonomi global, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara, serta perilaku investor (Samsul 2008) menjadi faktor- faktor yang mempengaruhi volatilitas pergerakan saham. Saat ini di Bursa Efek Indonesia, nilai kapitalisasi perusahaan tambang yang tercatat di IHSG mencapai 13,9 % dari nilai kapitalisasi seluruh perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Mengingat pergerakan IHSG banyak didorong oleh saham-saham yang aktif diperdagangkan, maka kenaikan harga minyak dunia secara langsung maupun tidak langsung akan mendorong kenaikan harga saham perusahaan tambang. Hal ini tentunya akan mendorong kenaikan IHSG pula.

       3

http://republika.com/ perusahaan-peduli-lingkungan-untung-lebih-banyak.htm diakses pada tanggal 13 Mei 2011

2) Investor Masih Tidak Melihat Aspek Lingkungan dalam Membeli Saham

Kepercayaan investor akan tergantung dari indikator makro yang meliputi defisit perdagangan, pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan keamanan politik suatu negara4. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor utama investor membeli saham adalah karena return yang diinginkan tinggi sehingga memaksimumkan profit. Kurangnya kesadaran investor untuk melihat aspek lingkungan membuat indeks SRI-KEHATI tidak menjadi pilihan utama investor dalam membeli saham.

3) Sulit Menilai Aspek Lingkungan

Indonesia diketahui masih sulit dalam menilai aspek-aspek nonfinansial suatu peusahaan karena aspek yang menyangkut lingkungan sifatnya sangat privatisasi. Dalam kriteria yang ditetapkan oleh indeks SRI- KEHATI terkait aspek lingkungan diantaranya adalah perusahaan tersebut dalam produksinya tidak memproduksi alkohol, senjata, pestisida, nuklir, tembakau, dan bahan-bahan beracun yang dianggap dapat merusak lingkungan dan keanekaragaman hayati. Namun dalam praktiknya, SRI- KEHATI mengalami kesulitan dalam pengumpulan data tersebut dikarenakan luasnya permasalahan lingkungan yang ada di Indonesia.

6.4.1 Analisis Matriks SWOT Indeks SRI-KEHATI

Analisis SWOT merumuskan alternatif-alternatif strategi pengembangan indeks SRI-KEHATI. Hasil analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 8.

       4

Laporan Studi berjudul Riil Investor di Pasar Modal Indonesia, Bapepam-LK, 2009.

  Tabel 8. Matriks SWOT Indeks SRI-KEHATI

Internal

Eksternal

Kekuatan (Strengths) 1. Mencerminkan Investasi

yang Berkelanjutan dan Bertanggung Jawab 2. Perusahaan yang

Tergabung dalam Indeks Merupakan Perusahaan Besar

3. Volatilitas Cenderung Stabil Sesuai Dengan Kondisi Pasar Kelemahan (Weakness) 1. Publikasi SRI- KEHATI Masih Kurang 2. Sulit dalam Pengumpulan Data Perusahaan Sesuai Kriteria Indeks SRI-KEHATI Peluang (Opportunities) 1. Rancangan Peraturan Pemerintah Mengenai Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup 2. Adanya Isu-Isu Lingkungan Hidup 3. Semakin tingginya kesadaran lingkungan dan keanekaragaman hayati 4. Perusahaan yang Memiliki Kepedulian Terhadap Lingkungan Akan Meningkatkan Citra Perusahaan Strategi S-O 1. Penguatan kelembagaan

dalam menjadikan pasar modal yang ramah lingkungan

2. Menyeleksi perusahaan- perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan ditinjau dari PROPER

Strategi W-O 1. Adanya advokasi

mengenai indeks dan penegakan aturan bagi setiap perusahaan yang tidak ramah lingkungan 2. Melakukan pendataan perusahaan sehingga diperoleh peringkat dari yang tertinggi sampai terendah yang dilihat berdasarkan kriteria penilaian Ancaman (Threats) 1. Kondisi Perekonomian Indonesia yang Kurang Kondusif 2. Investor Masih Tidak Melihat Aspek Lingkungan dalam Membeli Saham

3. Sulit Menilai Aspek Lingkungan Strategi S-T 1. Penguatan penilaian aspek lingkungan kepada setiap perusahaan 2. SRI-KEHATI mendorong pemerintah untuk membantu penciptaan kondisi perekonomian yang kondusif agar terciptanya investasi yang berkelanjutan dikarenakan aspek lingkungan tidak menjadi penentu dominan dalam menentukan perilaku investor Strategi W-T 1. Memperbaiki aspek penilaian yang lebih transparan dari beberapa kriteria indeks ramah lingkungan

Alternatif strategi pengembangan yang dihasilkan melalui analisis SWOT disusun dengan menggunakan kombinasi antara faktor-faktor strategis internal dan eskternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang mana faktor-faktor tersebut diperoleh berdasarkan studi pustaka, literatur internet, dan diskusi serta wawancara responden.

Berdasarkan analisis matriks SWOT tersebut, dirumuskan strategi-strategi pemasaran yang dapat diaplikasikan sebagai berikut :

1. Strategi SO

Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (Rangkuti 2006). Berdasarkan analisis matriks SWOT pada indeks SRI-KEHATI, dihasilkan dua alternatif strategi SO yaitu: 1) Penguatan kelembagaan dalam menjadikan pasar modal yang ramah lingkungan, 2) Menyeleksi perusahaan-perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan ditinjau dari PROPER.

Indeks SRI-KEHATI perlu memperkuat kelembagaannya dalam menjadikan pasar modal yang ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan indeks SRI-KEHATI merupakan satu-satunya indeks yang menilai aspek lingkungan dalam melakukan penyeleksian perusahaan emiten. Oleh karena itu, diperlukan penguatan kelembagaan dalam hal menilai kriteria aspek lingkungan agar perusahaan emiten yang terpilih oleh indeks SRI-KEHATI dijadikan pilihan yang tepat bagi para investor untuk membeli saham di perusahaan tersebut.

Selain memperkuat kelembagaan, guna mengembangkan indeks SRI- KEHATI juga diperlukan penyeleksian perusahaan-perusahaan yang

  memiliki kepedulian terhadap lingkungan ditinjau dari PROPER. Tujuan penerapan instrumen PROPER adalah untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui penyebaran informasi kinerja penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan. Dalam hal ini, PT Holcim Indonesia Tbk sebagai salah satu perusahaan yang telah tetap berada dalam daftar indeks SRI-KEHATI memiliki penilaian PROPER dengan kategori Emas pada tahun 2010 yang artinya usaha dan atau kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat. Oleh karena itu, adanya PROPER dapat dijadikan panduan bagi indeks SRI-KEHATI dalam menyeleksi perusahaan emiten.

2. Strategi WO

Menurut David (2009), strategi WO adalah strategi yang meminimalkan kelemahan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada. Terdapat dua alternatif strategi untuk strategi WO, yaitu: 1) Adanya advokasi mengenai indeks dan penegakan aturan bagi setiap perusahaan yang tidak ramah lingkungan, 2) Melakukan pendataan perusahaan sehingga diperoleh peringkat dari yang tertinggi sampai terendah yang dilihat berdasarkan kriteria penilaian.

Advokasi mengenai indeks ramah lingkungan sangat diperlukan untuk mempengaruhi perilaku investor agar berinvestasi pada perusahaan yang lebih peduli akan lingkungan hidup. Hal ini dikarenakan aspek lingkungan perlu diperhatikan demi keberlanjutan suatu kegiatan atau usaha yang sama

berlakunya dalam berinvestasi. Peraturan bagi perusahaan yang tidak ramah lingkungan juga perlu ditegakkan mengingat kondisi lingkungan saat ini membutuhkan perhatian yang besar.

Melakukan pendataan perusahaan sehingga diperoleh peringkat dari yang tertinggi sampai terendah yang dilihat berdasarkan kriteria penilaian juga diperlukan untuk mengembangkan indeks SRI-KEHATI. Pemberian pemeringkatan diharapkan akan memberikan informasi bagi para investor untuk mengetahui seberapa memperhatikannya perusahaan-perusahaan tersebut terhadap lingkungan. Hal ini juga berguna untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya lingkungan dalam kehidupan di dunia. 3. Strategi ST

Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada. Terdapat dua alternatif strategi pemasaran yang dirumuskan melalui strategi ST, yaitu: 1) Penguatan penilaian aspek lingkungan kepada setiap perusahaan, 2) SRI-KEHATI mendorong pemerintah untuk membantu penciptaan kondisi perekonomian yang kondusif agar terciptanya investasi yang berkelanjutan dikarenakan aspek lingkungan tidak menjadi penentu dominan dalam menentukan perilaku investor.

Strategi penguatan penilaian aspek lingkungan kepada setiap perusahaan bertujuan untuk lebih memperketat proses penyeleksian kriteria yang berkaitan dengan aspek lingkungan. Dengan begitu, perusahaan yang terpilih merupakan perusahaan yang benar-benar memperhatikan lingkungan dalam kegiatan usahanya. Hal ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi

  perusahaan lain yang tidak ramah lingkungan untuk menjadi perusahaan ramah lingkungan.

Selain itu, SRI-KEHATI mendorong pemerintah untuk membantu penciptaan kondisi perekonomian yang kondusif agar terciptanya investasi yang berkelanjutan dikarenakan aspek lingkungan tidak menjadi penentu dominan dalam menentukan perilaku investor menjadi strategi yang bertujuan untuk mengembangkan potensi indeks SRI-KEHATI karena diketahui indeks tersebut memiliki volatilitas yang cenderung stabil.

4. Strategi WT

Strategi WT adalah strategi yang bersifat defensif dengan cara meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman (David 2009). Terdapat tiga alternatif strategi WT yang dapat diterapkan, yaitu: 1) Memperbaiki aspek penilaian yang lebih transparan dari beberapa kriteria indeks ramah lingkungan.

Memperbaiki aspek penilaian yang lebih transparan dari beberapa kriteria indeks ramah lingkungan sangat dibutuhkan guna menunjang kelancaran pengembangan indeks SRI-KEHATI. Hal ini dikarenakan dengan memperbaiki aspek penilaian yang lebih transparan akan menambah kepercayaan publik yang belum mengetahui tentang indeks SRI-KEHATI.

Dokumen terkait