• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI bagi Penerapan Emiten Ramah Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI bagi Penerapan Emiten Ramah Lingkungan"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN INDEKS

SRI-KEHATI BAGI PENERAPAN EMITEN RAMAH

LINGKUNGAN

DIYAH AYU PRAMITA

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

RINGKASAN

DIYAH AYU PRAMITA. Analisis Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI bagi Penerapan Emiten Ramah Lingkungan. Dibimbing oleh RIZAL BAHTIAR

Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi saat ini yang mengalami perkembangan sangat pesat. Salah satu ukuran kinerja dari pasar modal adalah indeks saham. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi Indeks Saham, antara lain tingkat suku bunga domestik, kurs valuta asing, kondisi perekonomian internasional, siklus ekonomi suatu negara, tingkat inflasi, peraturan perpajakan, jumlah uang yang beredar (Samsul 2008). Selama periode pengamatan antara tahun 2006-2011 diketahui adanya pengaruh pergerakan indeks saham terhadap pergerakan IHSG dimana indeks SRI-KEHATI menjadi fokus pada penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) mengidentifikasi karakteristik Indeks KEHATI, 2) menganalisis tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, 3) menganalisis tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap pergerakan Indeks SRI-KEHATI, 4) menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk penentuan strategi pengembangan Indeks SRI-KEHATI.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model ARCH/GARCH dan matriks Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT). Metode analisis data meliputi metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif disajikan dengan menginterpretasikan data yang diperoleh, sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan mengumpulkan data dan diolah dengan bantuan program Eviews dan Microsoft Excel 2007. Penelitian ini menggunakan data harga saham harian penutupan dari tahun 2006 - 2011 untuk setiap variabel penelitian. Sedangkan untuk analisis pengaruh 25 saham emiten terhadap Indeks SRI-KEHATI menggunakan data harga saham harian penutupan periode November 2010 - April 2011. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Indeks SRI-KEHATI memberikan pengaruh yang tidak terlalu besar terhadap pergerakan IHSG. Sedangkan Indeks Manufaktur cukup mempengaruhi pergerakan IHSG karena memiliki fluktuasi yang cukup tajam.

Analisis model ARCH/GARCH digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh 25 saham emiten terhadap Indeks SRI-KEHATI. Hasil dari model tersebut adalah terdapat 24 variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap pergerakan Indeks SRI-KEHATI. Selain itu, analisis SWOT ( Strengths-Weakness-Opportunities-Threats) digunakan untuk merumuskan alternatif-alternatif strategi pengembangan indeks SRI-KEHATI. Alternatif strategi pengembangan yang dihasilkan melalui analisis SWOT disusun dengan menggunakan kombinasi antara faktor-faktor strategis internal dan eskternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

(3)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN INDEKS

SRI-KEHATI BAGI PENERAPAN EMITEN RAMAH

LINGKUNGAN

DIYAH AYU PRAMITA H44070040

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(4)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI bagi Penerapan Emiten Ramah Lingkungan

Nama : Diyah Ayu Pramita NIM : H44070040

Disetujui, Dosen Pembimbing

Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si NIP: 19800603 200912 1 006

Diketahui, Ketua Departemen

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT NIP: 19660717 199203 1 003

(5)

iii  PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI bagi Penerapan Emiten Ramah Lingkungan adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2011

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan selama proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada :

1. Ibu (Sukini), Bapak (Solekan Suwito), kakak (Dian Palupi dan Elvien Hastatomo Khasby), Calista Tanaya Khasby, dan Eka Nurhasannudin atas segala dukungan, doa, dan kasih sayang.

2. Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, dan motivasi.

3. Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT selaku dosen penguji utama dan Adi Hadianto, SP, M.Si selaku dosen perwakilan departemen.

4. Prof. Dr. Bonar M. Sinaga selaku pembimbing akademik.

5. Yayasan KEHATI, Ibu Hatijah, Mba Lili, Mba Ruby, Mba Lian, Bapak Gustami (Kementerian Lingkungan Hidup), atas data dan informasinya.

6. Rekan satu bimbingan Nadia Mutiarani, Dina Setriana, Ririe Ramdasari, Dessy Christiarini, Inayah, Junita Naditia, Lorisa Ndela, Wahyu Nugraha atas bantuan, semangat, dan motivasinya.

7. Kartika P. Satriana, Dina Berina, serta sahabat ESL 44 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk doa, dukungan, semangat, dan kebersamaannya.

8. Para sahabat: Fyaa, Echaa, Gigii, Wewe, Deva, Icha, Marcha, Tika A., Puput, Vivie, atas dukungan dan kebersamaannya.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat serta karunia-Nya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai investasi yang berkelanjutan dengan adanya emiten ramah lingkungan serta memberikan suatu strategi pengembangan yang dapat dilakukan oleh Indeks SRI-KEHATI. Kajian yang dilakukan meliputi identifikasi Indeks SRI-KEHATI dan menganalisis tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap IHSG serta tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap Indeks SRI-KEHATI yang dianalisis dengan model ARCH dan GARCH. Selain itu, juga dilakukan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dihadapi indeks SRI-KEHATI dan dianalisis dengan matriks SWOT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya pihak yang terkait dengan penelitian ini.

Bogor, Agustus 2011

(8)

DAFTAR ISI

        Halaman

RINGKASAN ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN KEORISINILAN ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Keterbatasan Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Pasar Modal ... 9

2.2 Investasi... 13

2.2.1 Pengertian Investasi ... 13

2.3.2 Jenis-Jenis Instrumen Investasi ... 14

2.3.3 Resiko dan Return Investasi ... 14

2.3.4 Investasi yang Berkelanjutan ... 15

2.3 Metode Analisis ... 16

2.3.1 Model ARCH dan GARCH ... 16

2.3.2 Lingkungan Eksternal ... 17

2.3.3 Lingkungan Internal ... 20

2.3.4 Analisis SWOT ... 20

2.4 Penelitian Terdahulu ... 21

III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 23

IV. METODE PENELITIAN... 27

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 27

4.3 Metode Pengumpulan Data ... 28

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 29

4.4.1 Analisis Deskriptif ... 29

(9)

vii  4.4.3 Analisis Tingkat Pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap

Pergerakan IHSG di BEI ... 30

4.4.4 Analisis Tingkat Pengaruh 25 Saham Emiten terhadap Pergerakan Indeks SRI-KEHATI ... 31

4.4.5 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman untuk Penentuan Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI ... 31

4.4.6 Model ARCH dan GARCH ... 32

4.4.7 Analisis Lingkungan Eksternal ... 33

4.4.8 Analisis Lingkungan Internal ... 34

4.4.9 Analisis Matriks SWOT ... 34

V. GAMBARAN UMUM ... 36

5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia ... 36

5.2 Sejarah Yayasan KEHATI ... 37

5.2.1 Visi dan Misi KEHATI ... 38

5.2.2 Nilai-Nilai Dasar Organisasi ... 39

5.3 Struktur Organisasi Yayasan KEHATI ... 40

5.4 Sejarah Singkat Indeks SRI-KEHATI ... 41

5.5 Karakteristik Responden ... 41

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

6.1 Identiffikasi Karakteristik Indeks SRI-KEHATI ... 42

6.2 Analisis Tingkat Pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap Pergerakan IHSG di BEI ... 44

6.3 Analisis Tingkat Pengaruh 25 Saham Emiten terhadap Indeks SRI-KEHATI ... 48

6.3.1 Estimasi Model ARCH (1) ... 50

6.3.2 Variabel yang Berpengaruh Secara Signifikan maupun Tidak Signifikan terhadap Pergerakan Indeks SRI-KEHATI ... 50

6.4 Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI ... 51

6.4.1 Analisis Matriks SWOT Indeks SRI-KEHATI ... 60

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

7.1 Kesimpulan ... 66

7.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 72

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Daftar Saham Perusahaan Tercatat dalam Penghitungan Indeks Sri-Kehati untuk Periode November 2010 hingga April 2011 ... 5 2 Hal yang Dapat Menghasilkan Peluang dan Ancaman Bagi Perusahaan .... 18 3 Metode Pengumpulan Data dan Analisis ... 29 4 Matriks SWOT ... 35 5 Statistika Deskriptif Selama Bulan Desember 2006 – Juli 2011 ... 44 6 Tingkat Pengaruh 25 Saham Emiten terhadap Indeks SRI-KEHATI Periode

(11)

ix  DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Struktur Organisasi Yayasan KEHATI ... 73

2 Hasil Analisis Model ARCH (1) ... 74

3 Kuesioner Penelitian ... 76

(13)

  I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan nasional harus berjalan

seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan.

Pembangunan suatu negara digambarkan ke dalam suatu proses perbaikan yang

berkesinambungan yaitu dengan adanya peningkatan taraf hidup dan

kesejahteraan masyarakat. Pembangunan dalam era globalisasi saat ini membawa

dampak yang luas bagi perekonomian Indonesia dimana sektor industri

merupakan dampak yang dirasakan dapat memberikan kontribusi yang cukup

besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi akan

lebih baik jika suatu negara dapat bersaing dengan negara lain dalam memasarkan

hasil produksi dari investasi yang masuk. Investasi merupakan syarat mutlak

dalam pembangunan nasional.

Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi saat ini yang

mengalami perkembangan sangat pesat dan merupakan sumber potensi untuk

pengembangan dunia usaha nasional. Pasar modal (capital market) adalah pasar

untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan,

baik surat hutang (obligasi), ekuiti (saham) maupun reksadana. Pasar modal

berperan sebagai sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan

sebagai sarana untuk kegiatan investasi. Undang-Undang Pasar Modal No. 8

tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan

yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan

publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi

(14)

Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara

karena menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari

masyarakat pemodal atau investor (Husnan 2003). Dana yang diperoleh dari pasar

modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal

kerja dan lain-lain. Kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksadana, dan

lain-lain, sehingga masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai

dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen.

Kegiatan investasi adalah kegiatan menanamkan modal baik langsung

maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal

mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut (Samsul

2008). Bagi para investor, melalui pasar modal dapat memilih obyek investasi

dengan beragam tingkat pengembalian dan tingkat risiko yang dihadapi,

sedangkan bagi para penerbit (issuers atau emiten) melalui pasar modal dapat

mengumpulkan dana jangka panjang untuk menunjang kelangsungan usaha. Salah

satu kegiatan investasi yang dapat dipilih oleh investor adalah berinvestasi di

pasar modal. Di Indonesia, investor yang berminat untuk berinvestasi di pasar

modal dapat berinvestasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI sendiri merupakan

penggabungan dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 1

Desember 2007. Penggabungan ini dilakukan demi efisiensi dan efektivitas

operasional dan transaksi.

Bursa Efek Indonesia menyebarkan data pergerakan harga saham melalui

(15)

  investor tentang perkembangan bursa. Satu indikator pergerakan harga saham

tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyai sebelas macam

indeks saham1, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks LQ45, Jakarta Islamic Indeks, Indeks Kompas100, Indeks BISNIS-27,

Indeks PEFINDO25, Indeks SRI-KEHATI, Indeks Papan Utama, Indeks Papan

Pengembangan, dan Indeks Individual.

Salah satu indeks yang sering diperhatikan investor ketika berinvestasi di

BEI adalah IHSG. Hal ini disebabkan IHSG berisi atas seluruh saham yang

tercatat di BEI. Melalui pergerakan IHSG maka seorang investor dapat melihat

kondisi pasar sedang baik atau tidak. Perbedaan kondisi pasar ini memerlukan

strategi yang berbeda dari investor dalam berinvestasi. Banyak faktor yang dapat

mempengaruhi indeks saham, antara lain perubahan tingkat suku bunga bank

sentral, keadaan ekonomi global, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik

suatu negara (Samsul 2008). Selain faktor tersebut, perilaku investor juga akan

memberi pengaruh terhadap pergerakan indeks saham. Seluruh indeks yang

terdapat di BEI menggunakan metode perhitungan yang sama, yaitu metode

rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat. Perbedaan utama pada

masing-masing indeks adalah jumlah emiten dan nilai dasar yang digunakan untuk

perhitungan indeks, misalnya untuk indeks SRI-KEHATI menggunakan 25

emiten sedangkan Indeks LQ45 menggunakan 45 emiten.

Pencapaian pembangunan berkelanjutan diketahui dapat diperoleh dengan

investasi. Hal ini dikenal dengan istilah investasi berkelanjutan (responsible

investment) selain mempertimbangkan keuntungan finansial, pemodal (investor)       

1

(16)

juga memperhatikan faktor-faktor sosial seperti masalah lingkungan hidup, hak

asasi manusia, pengutamaan gender. Indeks SRI-KEHATI adalah indeks saham

dari emiten-emiten yang dinilai menjalankan prinsip-prinsip ramah lingkungan

dalam pengelolaan bisnisnya. Hasil kajian indeks SRI-KEHATI berpijak pada

enam prinsip dasar, yaitu lingkungan, pengembangan masyarakat, tata kelola

perusahaan, hak asasi manusia, perilaku bisnis, dan prinsip ketenagakerjaan.

Perusahaan yang tidak masuk indeks adalah perusahaan yang bergerak di bidang

produksi senjata yang disebut ethical investment, peralatan perang, alkohol,

tembakau, produk transgenik, perusahaan nuklir power (PLTN), pertanian

menggunakan pestisida, perjudian dan pornografi. Terdapat 25 perusahaan yang

terdaftar pada indeks SRI-KEHATI periode November 2010 hingga April 2011.

Adapun saham perusahaan yang tercatat keluar dari penghitungan Indeks

SRI-KEHATI yaitu Berlian Laju Tanker Tbk, Global Mediacom Tbk, Jasa Marga Tbk,

Lippo Karawaci Tbk, Bank Pan Indonesia Tbk. Sedangkan saham perusahaan

yang tercatat masuk adalah Adhi Karya Tbk, XL Axiata Tbk, PP London

Sumatera Indonesia Tbk, Merck Tbk, Semen Gresik Tbk (Tabel 1).

Indeks SRI-KEHATI secara berkala memperbaharui daftar emiten indeks

SRI-KEHATI yang dilakukan dalam periode waktu enam bulan atau dua kali

setahun. Hasil yang diharapkan dari adanya pembaharuan daftar perusahaan

emiten adalah dapat memberikan informasi bagi investor yang memiliki

sensitivitas terhadap kepedulian sosial khususnya dalam bidang lingkungan dan

juga dapat mengubah paradigma bagi para investor umum untuk berinvestasi

kepada perusahaan yang memiliki kinerja tinggi terhadap bisnis-bisnis yang lebih

(17)

  Tabel 1. Daftar Saham Perusahaan Tercatat dalam Penghitungan Indeks

SRI-KEHATI untuk Periode November 2010 hingga April 2011 No. Kode Efek Nama Emiten Keterangan 1. AALI Astra Agro Lestari Tbk. Tetap 2. ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. Baru 3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk. Tetap 4. ASII Astra Internasional Tbk. Tetap 5. BBCA Bank Central Asia Tbk. Tetap 6. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Tetap 7. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tetap 8. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. Tetap 9. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tetap

10. EXCL XL Axiata Tbk. Baru

11. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. Tetap 12. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Tetap

13. ISAT Indosat Tbk. Tetap

14. KLBF Kalbe Farma Tbk. Tetap

15. LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk. Baru 16. MEDC Medco Energi International Tbk. Tetap

17. MERK Merck Tbk. Baru

18. PGAS Perusahaan Gas Negara Persero Tbk. Tetap 19. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Tetap 20. SMCB Holcim Indonesia Tbk. Tetap 21. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk. Baru 22. TINS Timah (Persero) Tbk. Tetap 23. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Tetap 24. UNTR United Tractors Tbk. Tetap 25. UNVR Unilever Indonesia Tbk. Tetap Sumber : BEI 2011

1.2 Perumusan masalah

Bangsa Indonesia saat ini berada dalam tahap perjuangan melaksanakan

pembangunan di segala bidang demi terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran

yang merata bagi seluruh rakyat. Salah satu bidang yang akan terus dibangun

ialah bidang ekonomi. Sementara perekonomian Indonesia yang akan dibangun

harus sesuai dengan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yaitu ekonomi

(18)

positif yakni dapat mensejahterakan seluruh rakyat dan akan dapat mengangkat

martabat bangsa di dunia internasional.

Bangsa Indonesia dalam membangun industri perlu mengedepankan

industri berbasis sumberdaya domestik terbarukan (renewable resource based

industries), yaitu pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan

kelautan, serta sumberdaya alam domestik lainnya. Kekayaan sumberdaya alam

telah membuktikan bahwa negara ini mampu bertahan menghadapi krisis

ekonomi, terutama melalui sektor pertanian. Perekonomian dengan kelestarian

sumberdaya alam dan lingkungan harus berjalan seiring demi terwujudnya

pembangunan berkelanjutan.

Menyikapi persoalan tersebut, pemerintah bersama BEI dan Yayasan

Keanekaragaman Hayati Indonesia membentuk suatu indeks saham sebagai

bentuk kepedulian terhadap lingkungan dari dunia usaha. Selain itu, adanya

indeks tersebut akan memudahkan investor yang ingin berinvestasi di perusahaan

emiten yang ramah lingkungan. SRI-KEHATI merupakan suatu konsep investasi

dalam bentuk reksadana yang dapat dilakukan secara perorangan maupun

perusahaan demi mendukung keanekaragaman hayati. Dalam hal ini, peran

pemerintah sangat diperlukan untuk menanggapi kondisi investasi di Indonesia

sehingga dapat mempengaruhi persepsi para investor untuk berinvestasi kepada

perusahaan yang dinilai memiliki kinerja tinggi terhadap investasi berkelanjutan.

Oleh karena itu, pemerintah diharapkan dapat memberikan kebijakan-kebijakan

yang dinilai akan menumbuhkan semangat perorangan maupun perusahaan untuk

(19)

  investasi berkelanjutan dapat dimanfaatkan demi menguatkan pasar modal dan

perekonomian Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah yang dapat diambil adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik Indeks SRI-KEHATI?

2. Seberapa besar tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan

IHSG di BEI ?

3. Seberapa besar tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap pergerakan

Indeks SRI-KEHATI?

4. Apa saja kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Strength, Weakness,

Opportunity, Threat) untuk penentuan strategi pengembangan Indeks

SRI-KEHATI?

1.3 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, pertanyaan-pertanyaan tersebut

akan dikaji dari tujuan penelitian dibawah ini :

1. Mengidentifikasi karakteristik Indeks SRI-KEHATI.

2. Menganalisis tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan

IHSG di BEI.

3. Menganalisis tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap pergerakan Indeks

SRI-KEHATI.

4. Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Strength,

Weakness, Opportunity, Threat) untuk penentuan strategi pengembangan

(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan kesempatan bagi penulis dan mencoba untuk

menginterpretasikan ilmu yang pernah diperoleh selama kuliah.

2. Memberikan informasi tentang keadaan saham perusahaan yang

memerhatikan kondisi lingkungan serta mengetahui tingkat pengaruh harga

saham terhadap kemajuan ekonomi nasional.

3. Memberikan informasi bagi pembaca sebagai masukan untuk memperluas

wawasan dan sebagai bahan referensi bagi kalangan akademis yang akan

melakukan penelitian lebih lanjut.

4. Memberikan masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah maupun

perusahaan dalam menetapkan suatu kebijakan untuk mendorong kemajuan

perekonomian Indonesia.

1.5 Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Objek penelitian adalah Indeks SRI-KEHATI yang merupakan wadah bagi

para investor untuk berinvestasi berkelanjutan dan bertanggung jawab.

2. Responden adalah para karyawan di Yayasan KEHATI divisi investment

administration serta perwakilan dari lembaga pemerintah yakni Kementerian

Lingkungan Hidup.

3. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan model analisis

ARCH/GARCH dan matriks Strength, Weakness, Opportunity, Threat

(21)

  II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasar Modal

Pasar Modal atau bursa saham di Indonesia pertama kali dimulai oleh

pemerintah Belanda pada awal tahun 1900, ketika Indonesia masih dijajah oleh

Belanda (Manurung 2005 dalam Sulistyorini 2009). Pasar modal dapat dikatakan

sebagai pasar abstrak dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka

panjang, yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun.

Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi karena pasar modal

dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan (Widoatmodjo

2005).

Dalam Bab I pasal I Undang-Undang Pasar Modal No 8 tahun 1995

tentang Ketentuan Umum mendefinisikan bursa umum dan efek, bursa efek

adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana

untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan

tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Efek adalah surat berharga yaitu

surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti

utang, unit penyertaan investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap

derivatif dari efek.

Bursa efek utama adalah suatu institusi yang terpusat yang

mempertemukan kekuatan permintaan dan penawaran atas efek. Proses transaksi

jual beli diatur secara rapi dengan menggunakan peraturan sistematis yang

dikeluarkan oleh pengelolanya. Setiap instrumen efek yang akan diperdagangkan

di bursa harus memenuhi kebijakan pencatatan (listing policy) yang dikeluarkan

(22)

pasar lelang melalui sistem pemesanan. Harga ditentukan berdasarkan arus dari

pesanan jual dan beli. Bila arus pesanan jual sangat kuat maka harga akan

mengalami penurunan, sedangkan bila arus pesanan beli sangat kuat maka harga

akan mengalami kenaikan (Witjaksono 2010).

Tujuan pasar modal di Indonesia mengarah pada usaha pemerataan

pendapatan masyarakat serta menggairahkan partisipasi masyarakat dalam

membiayai pembangunan. Menurut Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976

menimbang bahwa untuk efisiensi dan efektifitasnya usaha pemerintah di bidang

pasar modal, baik kegiatan maupun tujuannya, perlu membentuk suatu badan

yang mengendalikan dan melaksanakan pasar modal, maka dibentuklah Badan

Pengawas Pasar Modal (Bapepam) yang tugas badan ini adalah (1) Mengadakan

penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan menjual sahamnya melalui

pasar modal, apakah perusahaan tersebut telah memenuhi syarat-syarat yang telah

ditentukan, sehat serta baik atau tidak; (2) Menyelenggarakan bursa efek secara

efektif dan efisien; (3) Mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan yang

menjual saham-sahamnya melalui pasar modal.

Beberapa manfaat dari keberadaan pasar modal (Darmadji 2001) :

1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha

sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.

2. Memberi wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan untuk

diversifikasi.

3. Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara.

4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.

(23)

  6. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan, profesionalisme, dan menciptakan

iklim berusaha yang kuat.

7. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai

prospek.

8. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang

bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi

investasi.

9. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha serta memberikan akses kontrol

sosial.

10. Sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten.

Adapun peranan pasar modal dalam suatu perekonomian negara adalah

sebagai berikut (Ang 1997) :

1) Fungsi Investasi

Uang yang disimpan di bank tentu akan mengalami penyusutan. Nilai mata

uang cenderung akan turun di masa yang akan datang karena adanya inflasi,

perubahan kurs, pelemahan ekonomi. Apabila uang tersebut diinvestasikan di

pasar modal, investor selain dapat melindungi nilai investasinya, karena uang

yang diinvestasikan di pasar modal cenderung tidak mengalami penyusutan

karena aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh emiten.

2) Fungsi Kekayaan

Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka

panjang dan jangka pendek sampai dengan kekayaan tersebut dapat

dipergunakan kembali. Cara ini lebih baik karena kekayaan itu tidak

(24)

mobil, gedung, kapal laut, maka nilai penyusutannya akan semakin besar

pula. Akan tetapi obligasi saham deposito dan instrumen surat berharga

lainnya tidak akan mengalami depresiasi. Surat berharga mewakili kekuatan

beli pada masa yang akan datang.

3) Fungsi Likuiditas

Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga, bisa dilikuidasi melalui

pasar modal dengan risiko yang sangat minimal dibandingkan dengan aktiva

lain. Proses likuidasi surat berharga dapat dilakukan dengan cepat dan murah.

Walaupun nilai likuiditasnya lebih rendah daripada uang, tetapi uang

memiliki kemampuan menyimpan kekayaan yang lebih rendah daripada surat

berharga. Ini terjadi karena nilai uang mudah terganggu oleh inflasi dari

waktu ke waktu.

4) Fungsi Pinjaman

Pasar modal bagi suatu perekonomian negara merupakan sumber pembiayaan

pembangunan dari pinjaman yang dihimpun dari masyarakat. Pemerintah

lebih mendorong pertumbuhan pasar modal untuk mendapatkan dana yang

lebih mudah dan murah. Hal ini terjadi karena pinjaman dari bank komersil

pada umumnya mempunyai tingkat bunga yang tinggi. Sedangkan

perusahaan-perusahaan yang menjual obligasi pada pasar uang dapat

memperoleh dana dengan biaya bunga yang lebih rendah daripada bunga

bank.

Pembentukan pasar modal merupakan suatu usaha kearah penghimpunan

dana masyarakat untuk pembangunan sekaligus meningkatkan sumber-sumber

(25)

  nyata. Menghimpun dana melalui penjualan saham kepada mayarakat adalah

langkah yang baik di dalam pembangunan ekonomi Indonesia.

2.2 Investasi

2.2.1 Pengertian Investasi

Investasi merupakan salah satu faktor yang menentukan laju pertumbuhan

ekonomi. Menurut Kawengian (2002), investasi adalah mobilisasi sumberdaya

untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi atau pendapatan di masa

yang akan datang. Tujuan utama investasi ada dua, yaitu mengganti bagian dari

penyediaan modal yang rusak dan tambahan penyediaan modal yang ada.

Investasi dapat diartikan juga sebagai suatu kegiatan menanam modal, baik dalam

bentuk uang maupun benda pada suatu objek dengan tujuan untuk memperoleh

keuntungan selama satu periode (Husnan & Suwarsono 2000).

Dalam melakukan kegiatan investasi selalu terdapat unsur ketidakpastian

(uncertainty) atau risiko. Pemodal tidak dapat mengestimasi secara pasti hasil

yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukan. Kebutuhan berinvestasi

setiap orang tidak selalu sama, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan

sebelum melakukan investasi (Kosasih 2007), antara lain: tujuan mengadakan

investasi, kemampuan keuangan, jangka waktu investasi, penanggulangan

investasi yang timbul akibat berinvestasi, alternatif investasi yang tersedia,

informasi yang tersedia bagi alternatif investasi tersebut, dan penentuan investasi

yang sesuai.

Agar investasi tercapai dengan baik maka tujuan investasi harus realistis

dengan membuat rencana investasi sesuai kebijaksanaan di atas. Hal ini untuk

(26)

para investor perlu mengedepankan rasionalitas serta memahami risiko-risiko

yang dihadapi dalam berinvestasi.

2.2.2 Jenis-Jenis Instrumen Investasi

Investasi dapat dibagi ke dalam tiga bagian (Pranowo dalam Kosasih

2007), yaitu investasi pada sektor riil (real investment), investasi komoditas

(commodity investment), dan investasi keuangan (financial investment). Investasi

pada sektor riil merupakan investasi yang diwujudkan dalam bentuk pendirian

pabrik, perkebunan, pertambangan, dan lain sebagainya. Sedangkan investasi

komoditas adalah investasi yang objek investasinya berupa komoditas (barang

atau produk), jenis investasi ini sering disebut perdagangan berjangka (commodity

future trading).

Investasi keuangan terdiri atas investasi pada pasar modal dan pasar uang.

Investasi keuangan yang objek investasinya adalah uang, seperti valuta asing,

surat-surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah melalui perbankan

(Commercial paper, Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang,

Promissory Notes, Bankers Acceptance, Call Money, dan lain sebagainya)

merupakan jenis investasi yang sering disebut investasi pada pasar uang (money

market). Sedangkan yang termasuk ke dalam kriteria pasar modal adalah saham,

obligasi, waran, opsi, dan surat berharga lain.

2.2.3 Risiko dan Return Investasi

Menurut Sartono (2001), risiko adalah keuntungan bahwa keuntungan

sebenarnya dari pemilikan suatu aktiva akan menyimpang dari keuntungan yang

diharapkan. Penyimpangan ini diukur dengan varians keuntungan atau standar

(27)

  semakin berisiko. Ada tiga risiko investasi yang ditakuti oleh para investor, yakni:

(1) turunnya nilai investasi, (2) sulitnya produk investasi tersebut dijual, dan (3)

hasil investasi yang diberikan tidak sebesar kenaikan harga barang dan jasa.

Namun dalam berinvestasi para investor harus siap menghadapi segala risiko yang

ada.

Sikap pemodal terhadap risiko dapat dikelompokkan menjadi tiga (Sartono

1997), yaitu: (1) risk averse, artinya pemodal akan lebih senang pada pilihan

investasi dengan risiko yang lebih kecil pada tingkat pengembalian yang sama, (2)

risk neutral, artinya pemodal bersikap netral terhadap risiko, pemodal akan

meminta tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko, dan (3)

risk seeker, artinya pemodal akan memilih risiko yang lebih tinggi walaupun

dihadapkan dengan investasi yang tingkat keuntungannya sama dengan risiko

yang lebih kecil.

Return merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko

atas investasi yang dilakukan. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua

komponen utama, yaitu yield dan capital gain. Yield merupakan komponen return

yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik

dari suatu investasi. Sedangkan capital gain yaitu kenaikan harga suatu surat

berharga (saham atau surat utang jangka panjang), yang bisa memberikan

keuntungan bagi investor. Penjumlahan yield dan capital gain disebut sebagai

return total suatu investasi (Tandelilin 2001).

2.2.4 Investasi yang Berkelanjutan

Pada umumnya para ekonom bersepakat bahwa tingkat investasi

(28)

investasi yang tinggi akan meningkatkan kapasitas produksi yang pada akhirnya

berujung pada terbukanya lapangan kerja baru. Dengan begitu, tingkat

pengangguran dapat direduksi dan pendapatan masyarakat meningkat. Adanya

investasi juga memungkinkan terjadinya transfer teknologi dan pengetahuan dari

negara maju ke negara berkembang.

Dalam upaya meningkatkan kualitas pertumbuhan investasi, penanaman

modal harus diarahkan pada sektor industri yang berkelanjutan dan tidak

mengeksploitasi sumberdaya alam (SDA). Kegiatan mengeksploitasi SDA akan

mengakibatkan langkanya suatu sumberdaya sehingga suatu proyek menjadi tidak

berkelanjutan (sustainable). Investasi yang bersifat konsumtif seperti gedung dan

mall serta pertambangan perlu dihindari karena tidak bersifat sustainable serta

cenderung memacu pemborosan belanja masyarakat.

2.3 Metode Analisis

2.3.1 Model ARCH dan GARCH

Selama ini metode peramalan dengan deret waktu (time series) yang

paling banyak digunakan adalah Autoregressive (AR), Moving Average (MA),

atau kombinasi keduanya ARMA ataupun ARIMA. Dengan metode tersebut

diperoleh hasil peramalan yang ketelitiannya tinggi asalkan asumsi

homoskedastisitas galat (error) terpenuhi. Namun, timbul persoalan ketika

metode-metode tersebut diterapkan pada pasar komoditas yang fluktuasi harganya

cenderung tidak stabil seperti halnya di pasar saham atau pasar valuta. Untuk

kondisi seperti ini diperlukan pendekatan yang berbeda karena asumsi

(29)

  Salah satu pendekatan yang sangat populer untuk menganalisis kondisi

seperti tersebut adalah denga model Autoregressive Conditional Heteroscedastic

(ARCH). Sesuai dengan namanya, model ini dirancang untuk pemodelan dan

peramalan ragam bersyarat. Dalam model ini, ragam peubah tak bebas merupakan

fungsi dari nilai-nilai peubah tak bebas maupun peubah bebas sebelumnya. Model

ini mula-mula diperkenalkan oleh Engle (1982) pada analisis volatilitas inflasi di

Inggris (Sumaryanto 2009). Model-model ARCH merupakan model-model

sederhana yang mampu menggambarkan suatu proses stochastic yang tidak

stasioner secara lokal tetapi stasioner secara asymptotic. Hal ini menyatakan

bahwa parameter-parameter yang mengontrol fungsi densitas probabilitas

kondisional f(x) t pada waktu t ternyata berfluktuasi. Bagaimanapun juga,

ketergantungan pada waktu lokal semacam itu tidak menghambat dimilikinya

asymptotic P(x) dari suatu proses stochastic (Mantegna 2002).

Pengembangan model ARCH secara mendasar dilakukan oleh Bollerslev

(1986) menjadi Generalized Autoregressive Conditional Heeroscedastic

(GARCH). Dengan menggunakan model GARCH, returns dari pasar saham

menunjukkan rasional dan karena itu keseimbangan dari harga efisien (Schwaiger

1995 dalam Anton 2006). Model GARCH ini diindikasikan bahwa variansi

kondisional ditentukan oleh informasi dari masa lalu, apa yang tampak untuk

menyiratkan pasar yang tidak efisien pada pandangan pertama.

2.3.2 Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal merupakan analisis yang digunakan untuk

mengidentifikasi dan mengetahui apa saja yang mempengaruhi perusahaan dari

(30)

mempengaruhi perusahaan diluar kendali perusahaan tersebut, sehingga

perusahaan hanya dapat merespon dari adanya tindakan tersebut. Penerapan

strategi yang dilakukan perusahaan yaitu untuk mengambil peluang yang ada dan

mengatasi ancaman dari luar. Menurut David (2006) lingkungan eksternal

perusahaan dibagi menjadi dua yaitu lingkungan umum dan lingkungan industri.

a. Lingkungan Umum

Pada lingkungan umum ini ada empat hal yang mempengaruhi perusahaan

yang dapat menghasilkan peluang dan ancaman. Empat hal yang

mempengaruhi yaitu ekonomi, sosial dan budaya, politik dan teknologi.

Lingkungan ini dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung

[image:30.595.80.515.56.811.2]

terhadap kinerja dari perusahaan (Tabel 2).

Tabel 2. Hal yang dapat menghasilkan peluang dan ancaman bagi perusahaan

Ekonomi Sosial, Budaya, Demografi dan

Lingkungan • Tingkat inflasi

• Pola konsumsi • Kurs mata uang • Pajak

• Tren pertumbuhan ekonomi • Ketersediaan energi

• Pertumbuhan penduduk • Gaya hidup

• Sikap terhadap mutu produk • Jumlah penduduk

• Tingkat pendidikan masyarakat • Kepercayaan

Politik, Pemerintahan, dan Hukum Teknologi • Situasi politik negara

• Kebijakan politik luar negri • Regulasi dan deregulasi

pemerintah • Peraturan pajak • Kebijakan subsidi • Peraturan tenaga kerja • Peraturan ekspor dan impor

• Perkembangan teknologi dan informasi

• Kecenderungan perkembangan teknologi yang unik dalam industri

• Perkembangan teknologi dasar

(31)

  b. Lingkungan Industri

Analisis lingkungan industri merupakan analisis yang dilakukan untuk

mengetahui posisi perusahaan terhadap persaingan dalam industri.

Perusahaan dipengaruhi oleh lima kekuatan dalam persaingan untuk

menghadapi situasi lingkungan industri. Menurut Porter dalam David (2006)

sifat persaingan suatu industri dapat dilihat melalui lima kekuatan yaitu

pendatang baru potensial, pemasok, pembeli, barang subtitusi dan persaingan

dalam industri.

1. Ancaman Pendatang Baru

Masuknya pendatang baru dalam industri juga dipengaruhi oleh hambatan

masuk dalam industri. Jika hambatan masuk dalam industri tersebut

rendah, maka pendatang baru mudah untuk masuk ke dalam industri dan

sebaliknya.

2. Kekuatan Pemasok

Pemasok dapat menaikkan harga bahan pasokan atau menurunkan mutu

dari bahan pasokan ini sehingga kekuatan pemasok dapat mempengaruhi

laba yang didapat.

3. Kekuatan Pembeli

Pembeli dapat mempengaruhi industri dengan kekuatan tawar menawarnya

berupa menginginkan harga yang rendah, mutu yang baik dan pelayanan

yang memuaskan.

4. Ancaman Barang Subtitusi

Ancaman yang dihasilkan terhadap produk subtitusi yaitu kemampuan

(32)

yang diterapkan sehingga dapat menurunkan laba perusahaan yang

produknya kalah bersaing dengan barang subtitusinya.

5. Persaingan Industri

Persaingan dalam industri dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang

bersaing dalam industri tersebut. Persaingan ini dapat berupa persaingan

harga, promosi, peningkatan pelayanan serta jaminan purna jual produk.

2.3.3 Lingkungan Internal

Lingkungan internal merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan

bagian internal perusahaan. Menurut David (2006), lingkungan internal

merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis,

termasuk manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan

pengembangan dan sistem informasi manajemen. Tujuan dari analisis lingkungan

internal yaitu untuk menilai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan

guna mencapai tujuan perusahaan.

2.3.4 Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) adalah alat

untuk mencocokkan yang penting yang membantu manajer mengembangkan

empat tipe strategi yaitu sebagai berikut (David 2009) :

a. Strategi SO (Strength-Opportunity), yang menggunakan kekuatan internal

perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan.

b. Strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi ini bertujuan untuk memperkecil

kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan

(33)

  c. Strategi ST (Strength-Threat), menggunakan kekuatan sebuah perusahaan

untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal.

d. Strategi WT (Weakness-Threat), merupakan teknik untuk bertahan dengan cara

mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.

Analisis SWOT perlu dilakukan untuk dapat memaksimalkan keuntungan

dan memanfaatkan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.

2.4 Penelitian Terdahulu

Kosasih (2007) melakukan penelitian mengenai Peramalan Harga Saham

Dengan Model Time Series pada Emiten Saham Rokok Terpilih di PT Bursa Efek

Jakarta. Kosasih menggunakan dua pendekatan dalam menduga ataupun

mengkalkulasi tingkat fluktuasi harga saham yaitu analisis fundamental dan

analisis teknis. Analisis fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan

kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham perusahaan. Analisa

fundamental menitikberatkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan

perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasi secara

akurat. Sedangkan analisis teknis adalah terminologi yang kompleks untuk

metode yang paling dasar dalam investasi. Secara sederhana, analisis teknis

adalah studi harga dengan menggunakan grafik sebagai alat utama.

Selain itu, dalam penelitian Witjaksono (2010) yang berjudul Analisis

Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia,

Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG

mengatakan bahwa ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi Indeks Saham,

antara lain tingkat suku bunga domestik, kurs valuta asing, kondisi perekonomian

(34)

jumlah uang yang beredar. Selama periode pengamatan antara tahun 2000-2009

terjadi fenomena dimana hubungan antar variabel makro ekonomi dengan

pergerakan IHSG tidak sesuai dengan teori. Hal ini didukung oleh adanya

kesenjangan dari hasil penelitian terdahulu. Metode analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda yang dilakukan

dengan SPSS 16. Penelitian ini menggunakan data bulanan dari tahun 2000-2009

untuk tiap variabel penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

variabel Tingkat Suku Bunga SBI, dan Kurs Rupiah berpengaruh negatif terhadap

IHSG. Sementara variabel Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Indeks

Nikkei 225 dan Indeks Dow Jones berpengaruh positif terhadap IHSG.

Adapun penelitian yang lain adalah Anton (2006) yang tujuan dari

penelitiannya untuk menguji secara empiris adanya fenomena time varying

volatility terjadi dalam fluktuasi return saham dan volatilitas, menguji adanya

asymmetric effect dalam return saham dan volatilitas, serta untuk mengestimasi

secara empiris bahwa volume perdagangan berpengaruh pada return saham dan

volatilitas return saham. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks

harga saham penutupan harian (closing price) dan jumlah saham yang

diperdagangkan dari indeks harga saham LQ45 periode 2003-2004. Untuk

kepentingan itu dikembangkan basis model estimasi yaitu model GARCH dan

model EGARCH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return saham di Indonesia

memiliki permasalahan time varying volatility, tetapi tidak terjadi leverage effect

pada volatilitas return saham, serta return saham tidak dipengaruhi oleh volume

(35)

  III. KERANGKA PEMIKIRAN

Investasi jangka panjang dalam era globalisasi saat ini adalah bijaksana

yang mana strategi berinvestasi harus didukung dengan manajemen portofolio

yang baik. Akan tetapi tampak bahwa pemerintah kurang tanggap terhadap

kondisi investasi di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari buruknya birokrasi,

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang masih membudaya, rusaknya

sumberdaya dan lingkungan, buruknya infrastruktur (jalan raya, pasokan listrik,

pasokan air, jaringan informasi dan telekomunikasi) serta insentif yang kurang

menarik bagi para investor.

Investasi pada dasarnya merupakan salah satu alternatif terbaik untuk

menggerakkan kegiatan perekonomian. Pembangunan berkelanjutan dipandang

melalui konteks yang lebih luas dengan cara mengembangkan kapasitas untuk

pertumbuhan ekonomi sekaligus menyusun kebijakan untuk pembangunan yang

ramah terhadap lingkungan. Berkaitan dengan hal tersebut, investasi sebagai salah

satu faktor penggerak kegiatan ekonomi dapat berkontribusi terhadap kondisi

lingkungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan melalui sisi ekonomi yaitu

investasi dalam bentuk pengembangan investasi yang berkelanjutan dengan

memperhatikan pelestarian keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, BEI dengan

Yayasan Keanekaragaman Hayati membentuk SRI-KEHATI yang merupakan

wadah bagi perusahaan yang ingin berinvestasi ramah lingkungan.

Indeks SRI-KEHATI yang juga dikenal sebagai Green Emiten diharapkan

dapat menjadi acuan bagi para investor untuk berinvestasi yang sahamnya

dihitung berdasarkan aspek sosial lingkungan. Namun untuk dapat tergabung

(36)

berdasarkan kriteria untuk dapat masuk ke dalam SRI-KEHATI. SRI-KEHATI

merupakan indeks saham dari emiten-emiten yang dinilai menjalankan

prinsip-prinsip ramah lingkungan dalam pengelolaan bisnisnya.

Manfaat ekonomi yang dirasakan perusahaan yang tergabung dalam Green

Emiten menjadi pertimbangan khusus bagi para investor. Setiap perusahaan

maupun investor menginginkan maksimum profit demi keberlanjutan perusahaan.

Peninjauan lebih lanjut sangat diperlukan mengenai kriteria SRI-KEHATI yang

menilai aspek sosial dan lingkungan dalam hal pengaruhnya terhadap investor

untuk membeli saham di SRI-KEHATI. Oleh karena itu, penelitian ini akan

melihat seberapa besar tingkat pengaruh indeks SRI-KEHATI terhadap

pergerakan IHSG di BEI serta tingkat pengaruh 25 emiten terhadap indeks

SRI-KEHATI dengan memperhatikan seberapa besar peningkatan atau penurunan

yang dialami terkait kondisi perekonomian Indonesia yang kurang kondusif dan

diolah dengan model ARCH/GARCH.

Adanya indeks SRI-KEHATI tentu akan berpengaruh pada IHSG karena

25 perusahaan yang tergabung dalam indeks SRI-KEHATI telah cukup mewakili

dari jumlah keanggotaan suatu indeks dalam BEI. Para investor akan melihat

bagaimana pergerakan saham perusahaan yang tergabung dalam indeks

SRI-KEHATI dibandingkan dengan indeks lain sehingga akan mempengaruhi persepsi

mereka. Selain itu, investor juga akan membandingkan antara kondisi saham

apabila mereka bergabung atau tidak dengan indeks SRI-KEHATI. Investor dan

perusahaan akan melihat kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang

(opportunity), serta ancaman (threat) apabila mereka bergabung dengan emiten

(37)

  untuk mempertahankan pencitraan suatu perusahaan yang ramah terhadap

lingkungan serta peduli terhadap keanekaragaman hayati.

Dalam mendukung kondisi investasi yang dianggap sebagai penggerak

kegiatan ekonomi maka kebijakan pemerintah dinilai sangat penting untuk

menarik para investor agar berinvestasi yang ramah lingkungan. Kesadaran akan

pentingnya sumberdaya alam, lingkungan, dan keanekaragaman hayati sangat

dibutuhkan demi mencapai pembangunan berkelanjutan. Dari beberapa hal

tersebut, penggunaan analisis matriks Strength, Weakness, Opportunity, Threat

(SWOT) diharapkan dapat memberikan informasi dalam hal penentuan strategi

(38)

Berdasarkan penjabaran di atas maka kerangka pemikiran dari penelitian

[image:38.595.96.507.125.730.2]

ini dapat dilihat dari diagram pada Gambar 1.

Gambar 1.Kerangka Pemikiran Penelitian Investasi merupakan salah satu

alternatif terbaik untuk menggerakkan kegiatan ekonomi

Kurangnya tanggapan dari pemerintah terhadap kondisi investasi di Indonesia Kurangnya kesadaran

akan lingkungan dan keanekaragaman hayati

Indeks SRI-KEHATI 

Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman SRI-KEHATI  Model ARCH/GARCH Identifikasi karakteristik Indeks SRI-KEHATI

Analisis Matriks SWOT untuk penentuan strategi pengembangan

Indeks SRI-KEHATI Analisis tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan IHSG di BEI 

Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

Analisis deskriptif 

Analisis tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap pergerakan Indeks SRI-KEHATI

(39)

  IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Yayasan KEHATI yang berlokasi di Jalan

Bangka VIII No. 3B, Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta

Selatan. Pemilihan Yayasan KEHATI sebagai lokasi penelitian dikarenakan

Yayasan tersebut membuat suatu indeks saham yakni Indeks SRI-KEHATI yang

merupakan satu-satunya indeks yang memperhatikan aspek sosial lingkungan

sehingga menjadi suatu tren baru dalam pasar modal Indonesia. Pengambilan data

dilakukan pada bulan Maret-Juni 2011.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner

dengan pihak yang berkaitan dalam hal pengelolaan indeks SRI-KEHATI,

perwakilan dari lembaga pemerintah yakni Kementerian Lingkungan Hidup

(KLH), serta dari lembaga yang mengawasi pasar modal Indonesia yakni Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Penyebaran

kuesioner digunakan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman yang dihadapi indeks SRI-KEHATI. Selain itu, pengambilan data primer

juga melalui pengamatan langsung di lapang.

Sedangkan data sekunder didapatkan dari penelusuran beberapa literatur

dan institusi terkait yang terdiri atas dokumen-dokumen perusahaan, Yayasan

KEHATI, perusahaan-perusahaan yang bergabung dalam indeks SRI-KEHATI,

(40)

4.3 Metode Pengumpulan Data

Pengambilan sampel dilakukan dengan snowball random sampling.

Teknik snowball random sampling merupakan teknik yang dapat dimanfaatkan

ketika ada suatu kebutuhan untuk mengidentifikasi suatu populasi atau fakta yang

sebelumnya belum diketahui. Proses pada teknik snowball random sampling

dimulai dengan suatu identifikasi awal dari masyarakat maupun narasumber

berpengaruh lainnya, kemudian menentukan siapa narasumber yang sesuai dan

kompeten yang akan diwawancarai selanjutnya. Kriteria sampel yang dipilih

adalah orang-orang yang memiliki peranan penting dalam bidang pengelolaan

indeks SRI-KEHATI. Selain itu, penelitian ini juga akan menggunakan data-data

perusahaan yang bergabung dalam SRI-KEHATI.

Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

1) Metode kuesioner, kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam hal laporan tentang

hal-hal yang diketahuinya.

2) Metode dokumentasi, dokumentasi yang dimaksud adalah buku-buku,

dokumen, peraturan tertulis, dan data-data yang terkait dengan penelitian.

3) Wawancara, merupakan sebuah percakapan yang dilakukan oleh pewawancara

untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai. Metode ini

digunakan untuk melengkapi hal-hal yang tidak dapat diungkap melalui kuesioner

(41)

  4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisa data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan

kuantitatif. Tabel di bawah ini menunjukkan tentang metode pengumpulan data

[image:41.595.73.519.141.818.2]

dan analisis yang akan digunakan.

Tabel 3.Metode Pengumpulan Data dan Analisis

No. Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data 1. Identifikasi karakteristik Indeks

SRI-KEHATI

Data sekunder Analisis deskriptif

2. Analisis seberapa besar korelasi Indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan IHSG di BEI

Data sekunder Model

ARCH/GARCH

3. Analisis seberapa besar tingkat pengaruh 25 saham emiten terhadap pergerakan Indeks SRI-KEHATI

Data sekunder Microsoft Excel 2007

4.. Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk penentuan strategi

pengembangan Indeks SRI-KEHATI

Data primer Analisis matriks SWOT (Strength-

Weakness-Opportunity-Threat)

Sumber : Penulis 2011

4.4.1 Analisis Deskritif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran secara

menyeluruh mengenai objek penelitian sehingga dari pengamat ini dapat diketahui

kondisi internal dan eksternal perusahaan. Adapun hasil dari analisis ini dapat

berupa tabel, grafik, diagram, maupun matriks sesuai dengan hasil yang diperoleh.

Analisis deskriptif dilakukan dengan cara observasi di lokasi penelitian,

wawancara dengan pihak internal dan eksternal Yayasan KEHATI, studi literatur,

dan penyebaran kuesioner yang digunakan untuk memperoleh informasi terkait

(42)

4.4.2 Identifikasi Karakteristik Indeks SRI-KEHATI

Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik Indeks

SRI-KEHATI yang saat ini dapat dikatakan menunjukkan peningkatan dalam

bidang investasi. Analisis deskriptif ditujukan untuk mendapatkan informasi

tentang berbagai kondisi lapang yang bersifat tanggapan dan pandangan pada

daerah sampel. Pada penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk

memberikan informasi kepada investor mengenai karakteristik Indeks

SRI-KEHATI terkait dengan sejarah indeks dan kriteria pemilihan saham agar dapat

terpilih dalam indeks.

4.4.3 Analisis Tingkat Pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap Pergerakan IHSG di BEI

Analisis data yang digunakan untuk menganalisis seberapa besar tingkat

pengaruh Indeks SRI-KEHATI terhadap pergerakan IHSG di BEI adalah analisis

deskriptif dan kuantitatif. Identifikasi tingkat pengaruh Indeks SRI-KEHATI

terhadap IHSG meliputi data harga saham harian penutupan IHSG, Jakarta

Islamic Indeks (JII), Indeks KOMPAS100, Indeks LQ45, Indeks Manufaktur,

Indeks PEFINDO25, Indeks SRI-KEHATI, dan Indeks BISNIS-27 yang terjadi

selama bulan Desember 2006 hingga Juli 2011. Analisis deskriptif digunakan

untuk memberikan informasi kepada investor mengenai fluktuasi suatu indeks

saham. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis besarnya

kenaikan dan penurunan yang terjadi, signifikasi, serta seberapa besar tingkat

pengaruhnya terhadap IHSG sebagai variabel dependen dan diolah dengan

menggunakan Microsoft Excel 2007. Adapun hasilnya dapat digunakan untuk

mengidentifikasi kebijakan pengelolaan dalam hal pengembangan indeks

(43)

  4.4.4 Analisis Tingkat Pengaruh 25 Saham Emiten terhadap Pergerakan

SRI-KEHATI

Analisis data yang digunakan untuk menganalisis seberapa besar tingkat

pengaruh 25 saham emiten terhadap pergerakan Indeks SRI-KEHATI adalah

menggunakan model ARCH/GARCH. Identifikasi tingkat pengaruh 25 emiten

terhadap pergerakan Indeks SRI-KEHATI meliputi data harga saham penutupan

dari 25 emiten yang tercatat di Indeks SRI-KEHATI dimulai pada periode

November 2010 hingga April 2011. Adapun hasil yang diperoleh adalah untuk

mengetahui perusahaan emiten apa saja yang berpengaruh besar terhadap

pergerakan Indeks SRI-KEHATI.

4.4.5 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman untuk Penentuan Strategi Pengembangan Indeks SRI-KEHATI

Dalam menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman indeks

SRI-KEHATI adalah dengan menggunakan analisis matriks SWOT (Strength,

Weakness, Opportunity, Threat). Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman indeks SRI-KEHATI diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap

karyawan yang bekerja di bidang administrasi investasi. Identifikasi kekuatan

dapat berupa manfaat adanya indeks SRI-KEHATI terhadap pencapaian investasi

yang berkelanjutan karena merupakan satu-satunya indeks dengan memperhatikan

aspek lingkungan dalam kriteria penilaian perusahaan emiten, kesadaran

perorangan maupun perusahaan terhadap pelestarian keanekaragaman hayati, serta

bagaimana kondisi saham apabila suatu perusahaan bergabung dengan indeks

SRI-KEHATI sedangkan identifikasi kelemahan dilihat dari kriteria yang telah

dibuat oleh SRI-KEHATI dalam memilih perusahaan emiten. Adapun peluang

dan ancaman dilihat dari faktor lingkungan eksternal seperti kondisi saham yang

(44)

kesadaran masyarakat maupun pemodal dalam hal lingkungan dan

keanekaragaman hayati demi keberlangsungan investasi yang berkelanjutan. Oleh

karena itu, analisis SWOT digunakan untuk penentuan strategi pengembangan

Indeks SRI-KEHATI.

4.4.6 Model ARCH dan GARCH

Data finansial time series, seperti return saham, exchange rates, inflasi

dan lain-lain sering menunjukkan fenomena volatility clustering, yaitu

periode-periode dimana harga-harga menunjukkan wide swings untuk jangka waktu

tertentu diikuti oleh periode-periode dimana relative calm (Anton 2006). Untuk

mengatasi variance dari error yang tidak konstan (varying time dependent) akan

digunakan model ARCH yang dikembangkan oleh Engle (1982). Model tersebut

diformulasikan sebagai berikut :

y

t

=

I

t

+

ε

t

(1.1)

σt

2

=

ω

+

α

ε

2t-1

(1.2)

Persamaan (1.1) merupakan suatu fungsi variabel-variabel eksogen atau

predetermined variable, (

I

t), dan error term ε. Untuk persamaan kedua,

σ

2t adalah

error variance,

ε

adalah error term, t adalah waktu. Error variance tidak hanya

tergantung pada satu lag term dari error term kuadrat, tetapi dapat lebih dari satu

error term kuadrat (Anton 2006).

Pemodelan ARCH tumbuh dengan cepat, dengan berbagai jenis variasi

pada model aslinya. Salah satu yang menjadi populer adalah model GARCH,

yang dikembangkan oleh Bollerslev (1986). Model GARCH yang paling

(45)

 

y

t

=

I

t

+

εt

(1.3)

σt

2

=

ω

+

α

ε

2t-1

+

σ

2

t-1

(1.4)

Persamaan (1.3) ditulis sebagai fungsi variabel-variabel eksogen atau

predetermined variable (

I

t) dengan error term. Persamaan (1.4) mengacu pada

variance forecast satu periode ke depan

σt

2 dan

σt

2 merupakan fungsi dari

variance rata-rata (

ω

), isu-isu mengenai volatilitas dari periode sebelumnya, yang

diukur sebagai the lag of the square residual dari the mean equation,

ε

2t-1 (the

ARCH term), dan variance masa lalu

σ

2t-1 (the GARCH term) (Anton 2006).

Model GARCH (1,1) adalah konsisten dengan volatility clustering yang

diobservasi pada data return keuangan, dimana perubahan besar dalam return

saham cenderung diikuti oleh perubahan-perubahan besar selanjutnya. Model ini

mungkin sesuai dengan data return saham untuk semua perusahaan yang

dimasukkan dalam penelitian, namun mungkin saja terjadi shock to stock price

volatility adalah tidak simetrik, sebagaimana diimplikasikan oleh persamaan (1.4).

4.4.7 Analisis Lingkungan Eksternal

Pada tahap analisis lingkungan eksternal ini dilakukan identifikasi

mengenai keadaan lingkungan yang terdapat di luar seperti lingkungan umum

(politik, pemerintah dan hukum, ekonomi, sosial, budaya, demografi dan

lingkungan, dan teknologi) dan lingkungan industri (lima kekuatan bersaing)

perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi

kinerja dari perusahaan tersebut. Analisis lingkungan eksternal ini meliputi

identifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan tersebut. Peluang dan

(46)

strategi pengembangan usahanya sehingga perusahaan tidak dapat mengabaikan

lingkungan eksternal yang mempengaruhi perusahaan tersebut.

4.4.8 Analisis Lingkungan Internal

Pada tahap analisis lingkungan internal ini dilakukan identifikasi mengenai

keadaan internal perusahaan. Analisis lingkungan internal ini meliputi identifikasi

faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari perusahaan tersebut.

Faktor kekuatan dan kelemahan ini, menjadi unsur penting dalam menentukan

strategi dalam pengembangan usaha perusahaan tersebut.

4.4.9 Analisis Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) adalah suatu

metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor

yang menjadi kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity),

dan ancaman (Threat) yang mungkin terjadi dalam mencapai suatu tujuan dari

kegiatan usaha atau lembaga dalam skala yang luas.

Analisis SWOT merupakan bagian dari proses perencanaan. Hal utama

yang ditekankan dalam analisis SWOT adalah dalam proses perencanaan suatu

institusi membutuhkan penilaian mengenai kondisi saat ini dan gambaran ke

depan yang mempengaruhi proses pencapaian tujuan institusi. Dengan analisa

SWOT akan didapatkan karakteristik dari kekuatan utama, kekuatan tambahan,

faktor netral, kelemahan utama, kelemahan tambahan berdasarkan analisa

lingkungan internal dan eksternal.

Matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) digunakan pada

(47)

  strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Terdapat empat tahapan untuk

membentuk matriks SWOT, yaitu :

1. Strategi SO (Strength-Opportunity) didapatkan dengan menyesuaikan

kekuatan internal perusahaan dengan peluang eksternal.

2. Strategi ST (Strength-Opportunity) didapatkan dengan menyesuaikan dengan

ancaman eksternal.

3. Strategi WO (Weakness-Opportunity) didapatkan dengan menyesuaikan

kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang

eksternal.

4. Strategi WT (Weakness-Threat) didapatkan dengan menyesuaikan kelemahan

internal perusahaan dengan ancaman eksternal.

[image:47.595.75.510.2.840.2]

Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.Matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan (Strength) Daftar faktor-faktor kekuatan internal Kelemahan (Weakness) Daftar faktor-faktor kelemahan internal Peluang (Opportunities) Daftar faktor-faktor peluang eksternal Strategi SO Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada

Strategi WO Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Ancaman (Threat) Daftar faktor-faktor ancaman eksternal Strategi ST Strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghadapi dan mengatasi ancaman Strategi WT Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman Sumber : David 2006

Dari hasil matriks analisa SWOT tersebut akan digunakan untuk

mendapatkan gambaran yang lebih besar agar dapat menentukan visi misi institusi

(48)

V. GAMBARAN UMUM

5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia

Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan

sekuritas di Indonesia. Dahulu terdapat dua bursa efek di Indonesia, yaitu Bursa

Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Bursa Efek Jakarta didirikan oleh pemodal

Belanda pada tanggal 14 Desember 1912 dengan nama Vereneging Voor de

Effectenhandel dengan tujuan untuk menghimpun dana guna menunjang ekspansi

usaha perkebunan milik orang-orang Belanda di Indonesia. Perkembangan pasar

modal di Indonesia pada waktu itu cukup menggembirakan sehingga pemerintah

Kolonial Belanda terdorong untuk membuka bursa efek di kota lain, yaitu di

Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus

1925. Namun karena gejolak politik yang terjadi di negara-negara Eropa yang

mempengaruhi perdagangan efek di Indonesia, bursa efek di Surabaya dan

Semarang ditutup, dan perdagangan efek dipusatkan di Jakarta. Karena Perang

Dunia II pada akhirnya Bursa Efek Jakarta ditutup pada tanggal 10 Mei 1940.

Dengan penutupan ketiga bursa efek tersebut maka kegiatan perdagangan efek di

Indonesia terhenti dan baru diaktifkan kembali pada tanggal 10 Agustus 1977.

Sejak diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1977, pemerintah

melakukan serangkaian kebijakan dan deregulasi yang mendorong perkembangan

pasar modal. Perkembangan pasar modal di Indonesia semakin pesat sejak

diterapkannya Paket Desember 1987 (Pakdes '87) dan Paket Oktober 1988 (Pakto

'88), yang tercermin dengan peningkatan gairah pelaku bisnis di pasar modal

(49)

  pajak sebesar 15 % atas bunga deposito dan 2) diijinkannya pemodal asing untuk

membeli saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan penggabungan antara Bursa Efek

Jakarta dengan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 1 Desember 2007.

Penggabungan tersebut diikuti dengan kehadiran entitas baru yang mencerminkan

kepentingan pasar modal secara nasional yaitu Bursa Efek Indonesia (Indonesia

Stock Exchange). BEI memfasilitasi perdagangan saham (equity), surat utang

(fixed income), maupun perdagangan derivatif (derivative instruments). Hadirnya

bursa tunggal ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi industri pasar modal di

Indonesia dan menambah daya tarik untuk berinvestasi. Saat ini Bursa Efek

Indonesia dipimpin oleh Ito Warsito sebagai Presiden Direktur, sementara I

Nyoman Tjager menjabat sebagai Presiden Komisaris. Pada penelitian ini yang

dijadikan objek penelitian adalah Indeks SRI-KEHATI.

5.2 Sejarah Yayasan KEHATI

Yayasan KEHATI didirikan di Jakarta pada tanggal 12 Januari 1994

sebagai yayasan penyandang dana nirlaba yang mendukung pelestarian dan

pemanfaatan keanekaragaman hayati berkelanjutan. Yayasan KEHATI memiliki

akte anggaran dasar yang telah mendapatkan pengesahan Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai Badan Hukum Yayasan sesuai dengan

ketentuan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 16 tahun 2001 tentang Yayasan. Lembaga ini juga

terdaftar di Amerika Serikat sebagai Yayasan Pemberi Hibah untuk kegiatan

(50)

Tahap awal kerja, Yayasan KEHATI mendapat kepercayaan mengelola

Dana Abadi (endowment fund) sebesar 16,5 juta Dollar Amerika melalui sebuah

perjanjian kerjasama antara KEHATI dan USAID (United States Agency for

International Development) yang ditandatangani pada tahun 1995 untuk jangka

waktu 10 tahun. Sejak tahun 2006, Yayasan KEHATI dipercaya mengelola dana

tersebut sebagai Dana Abadi yayasan untuk mendukung sumberdaya dan

memfasilitasi kegiatan berbagai organisasi dan komponen masyarakat madani,

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM),

lembaga penelitian, pendidikan dan pelatihan. Perkembangan selanjutnya, pada

pertengahan 2009, Yayasan KEHATI bersama Pemerintah Amerika Serikat,

Pemerintah Indonesia (melalui Kementerian Keuangan dan Kementerian

Kehutanan), dan Conservation International (CI), meluncurkan program

pertukaran utang dengan pelestarian alam (Debt for Nature Swap-DNS) melalui

program Tropical Forest Conservation Act (TFCA).

5.2.1 Visi dan Misi KEHATI

Visi Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) adalah

terwujudnya pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara adil dan

berkelanjutan bagi keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, serta kualitas

hidup yang setinggi-tingginya.

Misi Yayasan KEHATI adalah mewujudkan kondisi keanekaragaman

hayati yang lestari melalui penggalangan dan pengelolaan sumberdaya bagi

upaya-upaya pemberdayaan masyarakat, advokasi kebijakan publik, pembelajaran

(51)

  5.2.2 Nilai-Nilai Dasar Organisasi

Nilai-nilai dasar organisasi menjadi pijakan moral bagi pencapaian visi

dan misi KEHATI. Nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari pengakuan pada

Piagam Bumi (Earth Charter), yang memandang bahwa pelestarian lingkungan,

hak asasi manusia,

Gambar

Grafik Pergerakan Variabel Independen ....................................................
Tabel 1. Daftar Saham Perusahaan Tercatat dalam Penghitungan Indeks
Tabel 2. Hal yang dapat menghasilkan peluang dan ancaman bagi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan secara simultan inflasi, nilai kurs rupiah dan tingkat suku bunga selama periode tahun 2007-2009 berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

dominan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan dibanding variabel yang Tingkat Suku Sertifikat Bank Indonesia (SBI) X Tingkat Inflasi X 1 Kurs Valas X 2 Tingkat Suku

Besarnya pengaruh tersebut dapat dilihat dari R square yaitu sebesar 0,613 yang artinya bahwa pengaruh inflasi, kurs US $, suku bunga, IHSG terhadap indeks harga saham sektor

Uji variabel tingkat suku bunga domestik memiliki nilai signifikansi tingkat suku bunga domestik berpengaruh terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

Sedangkan NPM, Tingkat Suku Bunga SBI, Tingkat Inflasi dan Kurs Valuta Asing, secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pergerakan harga saham pada

Hasil pengujian menunjukkan bahwa indeks Strait Times Index mampu menguatkan kurs dengan Indeks Harga Saham Gabungan dan tidak mampu menguatkan suku bunga Bank Indonesia

Serta secara bersama-sama Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Kurs Valuta Asing mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap Penanaman Modal Asing yaitu sebesar

(2018) Pengaruh Suku Bunga, Kurs Rupiah, dan Harga Emas Terhadap Return Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Indeks Saham, Kurs, BI Rate, dan harga