• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Analisis kualitatif :

i. Pihak-pihak yang terkait dalam Rencana Transaksi adalah Perseroan selaku pihak pembeli dan SHSI selaku pihak penjual.

ii. Berdasarkan informasi dari manajemen Perseroan, Rencana Transaksi antara Perseroan dan SHSI termasuk Transaksi Afiliasi namun bukan merupakan Transaksi Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1, mengingat dalam Rencana Transaksi tersebut tidak terdapat perbedaan antara kepentingan ekonomis Perseroan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris dan Pemegang Saham Utama Perseroan yang dapat merugikan Perseroan karena adanya penetapan harga yang tidak wajar. Rencana Transaksi tersebut merupakan transaksi antara perusahaan-perusahaan yang dikendalikan secara tidak langsung oleh pihak yang sama yaitu keluarga Jiaravanon. Dan juga terdapat hubungan afiliasi karena terdapat anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang sama antara Perseroan dan SHSI, yaitu (i) Jemmy yang merupakan Direktur pada Perseroan dan sebagai Komisaris Utama pada SHSI, dan (ii) Eddy Dharmawan yang merupakan Direktur pada Perseroan dan sebagai Komisaris pada SHSI.

iii. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap Draft Perjanjian Jual Beli Aset Medan antara Perseroan dengan SHSI. Tidak terdapat ketentuan-ketentuan yang dapat membatasi Perseroan maupun pemegang saham Perseroan dalam melaksanakan perjanjian tersebut. Dengan demikian, Rencana Transaksi adalah wajar bagi Perseroan dan pemegang saham Perseroan.

iv. Faktor perkembangan era globalisasi dan informasi saat ini mendorong gaya hidup masyarakat yang berdampak pada perubahan pola konsumsi. Masyarakat Indonesia mulai beradaptasi dengan pola konsumsi daging olahan sebagai makanan sehari-hari karena kepraktisannya. Prospek industri daging olahan di masa yang akan datang diperkirakan akan terus tumbuh jika dilihat dari proyeksi produksi bahan baku berupa daging sapi dan daging ayam, dimana pasar akan semakin berkembang yang ditunjang dengan supply bahan baku yang besar.

v. Berdasarkan manfaat dari Rencana Transaksi, dengan dilakukannya Rencana Transaksi, Perseroan akan memperoleh manfaat berupa :

o Memperkuat posisi Perseroan di industri daging ayam olahan, dengan melakukan

ekspansi kapasitas produksi;

o Perseroan akan dapat menambah pasokan produk daging olahan serta

meningkatkan penetrasi pasar di daerah Sumatera Utara serta Indonesia bagian Barat; dan

o Efisiensi biaya produksi dengan meminimalisasikan biaya transportasi, disertai

terjaminnya kesegaran produk karena dekatnya dengan pasar, khususnya wilayah Sumatera Utara.

Sedangkan risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi adalah: kemungkinan tidak optimalnya target penjualan dan kinerja operasional dari bisnis industri daging olahan sehubungan adanya persaingan dengan produsen daging olahan lainnya.

b. Analisis Kuantitatif :

i) Analisis Kinerja Historis

Jumlah aset Perseroan mengalami pertumbuhan dengan rata-rata CAGR (compounded annual growth rate) sebesar 16,76% per tahun selama periode 2007 – 2011. Kenaikan jumlah aset tertinggi terjadi pada tahun 2011 hingga mencapai 35,74% karena adanya kenaikan persediaan. Jumlah liabilitas Perseroan mengalami penurunan dengan rata-rata CAGR sebesar 7,82% per tahun selama periode 2007 – 2011. Penurunan jumlah liabilitas pada tahun 2009 mencapai 37,63% yang terjadi karena berkurangnya utang bank jangka pendek. Sementara itu, Perseroan juga mencatatkan adanya kenaikan jumlah liabilitas pada tahun 2011 karena adanya kenaikan pada akun utang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun. Jumlah ekuitas Perseroan mengalami pertumbuhan dengan CAGR sebesar 54,80% per tahun selama periode 2007 – 2011. Kenaikan jumlah ekuitas tertinggi terjadi pada tahun 2009 hingga mencapai 121,21% karena adanya kenaikan pada saldo laba.

Penjualan bersih Perseroan mengalami pertumbuhan dengan rata-rata CAGR 19,93% per tahun sepanjang periode 2007 – 2011. Beban pokok penjualan Perseroan mengalami pertumbuhan dengan rata-rata CAGR 17,05% per tahun sepanjang periode 2007 – 2011. Sepanjang periode tersebut, Perseroan mencatatkan rata-rata marjin beban pokok penjualan sebesar 81,31%.

Laba usaha Perseroan mengalami pertumbuhan dengan CAGR 56,48% per tahun selama periode 2007 – 2011. Jumlah pendapatan komprehensif Perseroan mengalami pertumbuhan dengan rata-rata CAGR 87,17% per tahun selama periode 2007 – 2011. Kenaikan jumlah pendapatan komprehensif tertinggi terjadi pada tahun 2009 hingga 529,95%.

ii) Uji Kewajaran harga:

o Berdasarkan Laporan Penilaian Properti SHSI, No. V.PP.12.00.0033.2, tanggal

31 Januari 2012, oleh KJPP Toto Suharto & Rekan, nilai pasar aset per tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 15.362.200.000,- ( Lima Belas Miliar Tiga Ratus Enam Puluh Dua Juta Dua Ratus Ribu Rupiah).

o Berdasarkan Draft Perjanjian Jual Beli Aset Medan yang akan ditandatangani pada

tanggal 29 Juni 2012, yang dibuat oleh dan antara Perseroan selaku pembeli dan SHSI selaku penjual, Nilai Rencana Transaksi adalah sebesar Rp 15.360.000.000,- ( Lima Belas Miliar Tiga Ratus Enam Puluh Juta Rupiah).

Dengan membandingkan Nilai Rencana Transaksi dengan Nilai Pasar Aset Medan, dapat dikatakan bahwa Rencana Transaksi adalah wajar bagi para pemegang saham Perseroan karena Nilai Rencana Transaksi adalah lebih rendah dibandingkan dengan Nilai Pasar Aset Medan yang ditransaksikan.

iii) Uji nilai tambah dilakukan dengan (i) menganalisis kelayakan Rencana Transaksi, dan (ii) menganalisis kinerja keuangan Perseroan, yaitu dengan melakukan analisis terhadap proforma laporan keuangan Perseroan sebelum dan sesudah dilakukan Rencana Transaksi.

o Analisis uji kelayakan investasi

Rencana Transaksi memiliki NPV lebih besar dari 0 yaitu sebesar Rp 47.570 juta, IRR sebesar 30,58% (lebih tinggi dari WACC yaitu 13,13%), dan payback period selama 3,52 tahun.

30

o Analisis Kinerja Keuangan

 Proforma aset Perseroan mengalami peningkatan sebesar Rp 17,64 miliar yaitu dari sebesar Rp 8.848,20 miliar sebelum Rencana Transaksi menjadi sebesar Rp 8.865,84 miliar setelah Rencana Transaksi. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya aset tetap sebesar Rp 15,36 miliar, pajak pertambahan nilai dibayar dimuka sebesar Rp 1,54 miliar, serta aset lain-lain sebesar Rp 740,50 juta.

 Proforma liabilitas Perseroan juga mengalami peningkatan sebesar Rp 17,64 miliar yaitu dari sebesar Rp 2.658,74 miliar sebelum Rencana Transaksi menjadi sebesar Rp 2.676,37 miliar setelah Rencana Transaksi. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya utang usaha pihak berelasi sebesar Rp 16,90 miliar dan meningkatnya utang pajak sebesar Rp 740,50 juta. Dan proforma ekuitas Perseroan tidak mengalami perubahan atas dilakukannya Rencana Transaksi.

Dengan mempertimbangkan analisis kewajaran atas Rencana Transaksi yang dilakukan meliputi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, maka dari segi ekonomis dan keuangan, menurut pendapat RSR, Rencana Transaksi adalah wajar bagi Perseroan dan pemegang saham Perseroan.

Mengingat bahwa ada kemungkinan terjadinya perbedaan waktu dari tanggal laporan ini dengan pelaksanaan Rencana Transaksi, maka kesimpulan di atas berlaku bila tidak ada perubahan yang memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai dari Rencana Transaksi. Perubahan tersebut termasuk perubahan baik secara internal pada masing-masing perusahaan maupun secara eksternal meliputi: kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan pemerintah Indonesia setelah tanggal laporan ini dikeluarkan. Bila mana setelah tanggal laporan ini dikeluarkan terjadi perubahan tersebut di atas, maka pendapat kewajaran atas Rencana Transaksi ini mungkin berbeda.

Dokumen terkait