• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Pembelian Aset Tetap dari PT SHS International (Afiliasi Perseroan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Pembelian Aset Tetap dari PT SHS International (Afiliasi Perseroan)"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk

Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Pembelian Aset Tetap dari PT SHS International (Afiliasi Perseroan)

(2)

Jakarta, 28 Juni 2012 No. RSR/R/280612 Kepada Yth, Direksi

PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Jl. Ancol VIII/1

Jakarta Selatan 14430

Perihal: Laporan Pendapat Kewajaran Atas Rencana Pembelian Aset Tetap dari PT SHS International (Afiliasi Perseroan)

Dengan hormat, PENDAHULUAN

PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk ("Perseroan") telah menunjuk KJPP Ruky, Safrudin dan Rekan yang memiliki ijin usaha dari Kementerian Keuangan No. 2.11.0095 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1131/KM.1/2011 tanggal 14 Oktober 2011 dan terdaftar sebagai profesi penunjang pasar modal di Bapepam - LK dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari Bapepam - LK No. 09/BL/STTD-P/B/2010, selanjutnya disebut sebagai “RSR”, sebagai Penilai Independen untuk memberikan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) sehubungan dengan Rencana Perseroan untuk melakukan pembelian aset tetap berupa sebidang

tanah seluas 12.183 m2, yang terletak di Kawasan Industri Medan I, Kelurahan Mabar, Kecamatan

Medan Deli, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara, termasuk bangunan-bangunan, sarana pelengkap, mesin-mesin dan peralatannya yang berada diatas bidang tanah tersebut (“Aset Medan”) dengan pihak afiliasi Perseroan yaitu PT SHS International (“SHSI”), untuk selanjutnya disebut sebagai “Rencana Transaksi”.

LATAR BELAKANG

Perseroan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan perdagangan pakan ternak, daging ayam olahan, peralatan peternakan dan penyertaan saham pada perusahaan lain. Masih rendahnya tingkat konsumsi daging ayam di Indonesia walaupun Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia serta fakta bahwa daging ayam merupakan sumber protein hewani termurah saat ini, mendorong Perseroan untuk melakukan usaha untuk memperkuat posisinya di industri daging ayam olahan. Adapun strategi utama yang dijalankan Perseroan adalah memacu tingkat pertumbuhan pangsa pasar dengan melakukan ekspansi kapasitas produksi.

Di samping itu, trend harga komoditas yang terus meningkat mengakibatkan pendapatan per kapita untuk daerah penghasil komoditas seperti Sumatera, Kalimantan, dan Indonesia bagian Timur mengalami peningkatan. Hal ini tentunya menjadi peluang bagi Perseroan untuk meningkatkan penetrasi pasar di daerah tersebut.

Saat ini Perseroan memiliki fasilitas pengolahan daging ayam di Serang (Banten), Salatiga (Jawa Tengah), Medan (Sumatera Utara), Sidoarjo (Jawa Timur), dan Surabaya (Jawa Timur).

(3)

ii

Untuk mengantisipasi peningkatan permintaan daging ayam olahan di pulau Sumatera, Perseroan akan menjadikan Aset Medan sebagai fasilitas pengolahan daging ayam sehingga diharapkan akan dapat menambah kapasitas produksi Perseroan dari fasilitas pengolahan yang sudah ada yang berada di Kawasan Industri Medan II, Jalan Pulau Solor, Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara.

Pertimbangan Perseroan untuk melakukan transaksi dengan pihak Afiliasi yaitu SHSI dibandingkan apabila transaksi tersebut dilakukan dengan pihak yang tidak terafiliasi adalah karena lokasi keberadaan dari Aset Medan yang akan dibeli yang cukup strategis, yaitu lokasinya yang berdekatan dengan fasilitas pengolahan yang sudah dimiliki Perseroan serta informasi yang cukup dan lengkap atas Aset Medan yang ditransaksikan telah tersedia bagi Perseroan.

TRANSAKSI AFILIASI

Berdasarkan informasi dari manajemen Perseroan, Rencana Transaksi antara Perseroan dan SHSI termasuk Transaksi Afiliasi namun bukan merupakan Transaksi Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK No. KEP-412/BL/2009, tanggal 25 Nopember 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu ("Peraturan No. IX.E.1") mengingat dalam Rencana Transaksi tersebut tidak terdapat perbedaan antara kepentingan ekonomis Perseroan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris dan Pemegang Saham Utama Perseroan yang dapat merugikan Perseroan karena adanya penetapan harga yang tidak wajar, sementara bila ditinjau dari sisi kepemilikan saham, hubungan afiliasi antara Perseroan dan SHSI dapat terlihat pada gambar berikut ini:

Sumber : Manajemen Perseroan

Sesuai struktur afiliasi diatas, Rencana Transaksi antara Perseroan dengan SHSI, merupakan transaksi antara perusahaan-perusahaan yang dikendalikan secara tidak langsung oleh pihak yang sama yaitu keluarga Jiaravanon.

Pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan, juga terdapat hubungan afiliasi karena terdapat anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang sama antara Perseroan dan SHSI, yaitu (i) Jemmy yang merupakan Direktur pada Perseroan dan sebagai Komisaris Utama pada SHSI, dan (ii) Eddy Dharmawan yang merupakan Direktur pada Perseroan dan sebagai Komisaris pada SHSI.

99% 99% 99% 99% 55,53% 44,47% Keluarga Jiaravanon PT Central Pertiwi PT Cipta Pertiwi SHSI PT Central Agromina Publik Perseroan

(4)

Untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan No. IX.E.1, Perseroan telah menunjuk RSR sebagai Penilai Independen untuk memberikan Pendapat Kewajaran (”Fairness Opinion”) atas Rencana Transaksi diatas bagi para pemegang saham Perseroan.

Dengan demikian Pendapat Kewajaran ini hanya dapat digunakan sehubungan dengan Rencana Transaksi dan tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan lain. Pendapat Kewajaran ini juga tidak dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi untuk menyetujui atau tidak menyetujui Rencana Transaksi atau mengambil tindakan tertentu atas Rencana Transaksi tersebut.

TUJUAN PENDAPAT KEWAJARAN

Tujuan Laporan Pendapat Kewajaran ini adalah untuk memberikan opini atas kewajaran rencana Perseroan melakukan Rencana Transaksi, sebagaimana didefinisikan dalam laporan ini, serta tidak untuk bentuk rencana transaksi lainnya.

RUANG LINGKUP

Mengingat Perseroan adalah perusahaan terbuka, maka Rencana Transaksi tersebut harus memenuhi Peraturan No. IX.E.1, dimana sesuai peraturan tersebut Perseroan wajib menunjuk Pihak Independen untuk melaksanakan penilaian dan memberikan pendapat tentang kelayakan Rencana Transaksi tersebut.

Sehubungan dengan Peraturan No. IX.E.1, berkaitan dengan penunjukan RSR untuk memberikan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) atas Rencana Transaksi maka Ruang Lingkup Pendapat Kewajaran akan didasarkan pada analisis atas kewajaran dari Rencana Transaksi tersebut.

SUMBER DATA

Sebagai Penilai Independen dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi, kami telah mempelajari, mengacu dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010-2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Suherman & Surja;

2. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007-2009 yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sarwoko, & Sandjaja; 3. Proyeksi Keuangan Aset Medan, Sumatera Utara, yang disiapkan oleh manajemen Perseroan.

RSR telah melakukan penyesuaian atas proyeksi keuangan tersebut (“Proyeksi Keuangan yang Disesuaikan”) sehingga lebih mencerminkan kewajaran proyeksi keuangan. Dalam menyusun Laporan Penilaian ini, RSR telah menggunakan Proyeksi Keuangan yang Disesuaikan;

4. Laporan Penilaian Properti PT SHS International No. V.PP.12.00.0033.2 yang dipersiapkan oleh KJPP Toto Suharto & Rekan tertanggal 31 Januari 2012;

5. Draft Perjanjian Jual Beli Aset Medan yang akan ditandatangani oleh SHSI dengan Perseroan pada tanggal 29 Juni 2012;

6. Draft Keterbukaan Informasi Perseroan yang akan diiklankan di surat kabar pada tanggal 3 Juni 2012;

7. Dampak Laporan Keuangan Perseroan sebelum dan setelah Rencana Transaksi per tanggal 31 Desember 2011 yang disiapkan oleh manajemen Perseroan;

8. Informasi mengenai latar belakang dan manfaat Rencana Transaksi bagi Perseroan yang disiapkan oleh manajemen Perseroan;

9. Representation Letter dari Perseroan kepada RSR dengan No. 014/CP-L/VI/2012 tertanggal 28 Juni 2012, sehubungan dengan penugasan pemberian Pendapat Kewajaran;

(5)

iv

10. Wawancara dan diskusi dengan manajemen Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi;

11. Berbagai sumber informasi baik berdasarkan media cetak dan elektronik dan hasil analisis lain yang kami anggap relevan.

ASUMSI-ASUMSI PENTING

Dalam penyusunan pendapat independen kepada pemegang saham Perseroan atas transaksi yang akan dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa Rencana Transaksi dapat dilaksanakan pada kondisi arm’s length didalam batasan komersial yang berlaku umum dan tidak merugikan kepentingan-kepentingan pihak Perseroan dan para pemegang saham, RSR menggunakan beberapa asumsi antara lain :

1. RSR mengasumsikan bahwa dari tanggal penerbitan pendapat ini sampai dengan terjadinya

Rencana Transaksi tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruh secara material terhadap Rencana Transaksi.

2. Pendapat ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan bahwa penggunaan sebagian dari

analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan informasi dan analisis dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan atas proses yang mendasari pendapat tersebut. Penyusunan pendapat ini merupakan suatu proses yang kompleks dan mungkin tidak dapat dilakukan melalui analisis yang tidak lengkap.

3. Pendapat ini juga disusun berdasarkan kondisi umum bisnis, keuangan, moneter, pasar dan

peraturan yang ada saat ini.

Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami karena peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan ini.

KONDISI PEMBATAS

Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan pada prinsip integritas informasi dan data. Dalam menyusun Pendapat Kewajaran ini, kami melandaskan dan berdasarkan pada informasi dan data sebagaimana diberikan manajemen Perseroan, yang mana berdasarkan hakekat kewajaran adalah benar, lengkap, dapat diandalkan, serta tidak menyesatkan. Kami tidak melakukan audit ataupun uji kepatuhan secara mendetail atas penjelasan maupun data-data yang diberikan oleh manajemen Perseroan, baik lisan maupun tulisan, dan dengan demikian kami tidak dapat memberikan jaminan atau bertanggung-jawab terhadap kebenaran dan kelengkapan dari informasi atau penjelasan tersebut.

Kami juga tidak melakukan pemeriksaan fisik dan inspeksi atau mengkonfirmasi kepemilikan Aset Medan milik SHSI yang terletak di Kawasan Industri Medan I, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara.

Sebagai dasar bagi kami untuk melakukan analisis dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi, kami menggunakan data-data sebagaimana tercantum pada bagian Sumber Data sebagai bahan pertimbangan.

Segala perubahan terhadap data-data tersebut di atas dapat mempengaruhi hasil penilaian kami secara material. Oleh karena itu, kami tidak dapat menerima tanggung jawab atas kemungkinan terjadinya perbedaan kesimpulan yang disebabkan perubahan data tersebut.

Pendapat Kewajaran ini disusun hanya dengan mempertimbangkan sudut pandang pemegang saham Perseroan dan tidak mempertimbangkan sudut pandang stakeholders lain serta aspek-aspek lainnya.

(6)

Pendapat Kewajaran tersebut disusun dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan pemerintah pada tanggal Pendapat ini dikeluarkan. Penilaian Kewajaran ini hanya dilakukan terhadap Rencana Transaksi seperti yang telah diuraikan di atas.

Kami menganggap bahwa sejak tanggal penerbitan Laporan Kewajaran sampai dengan tanggal terjadinya Rencana Transaksi tidak terjadi perubahan yang berpengaruh secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam Laporan Pendapat Kewajaran.

Dengan ini kami menyatakan bahwa penugasan kami tidak termasuk menganalisis transaksi-transaksi diluar Rencana Transaksi yang mungkin tersedia bagi Perseroan serta pengaruh dari transaksi-transaksi tersebut terhadap Rencana Transaksi.

Kami tidak melakukan penelitian atas keabsahan Rencana Transaksi dari segi hukum dan implikasi aspek perpajakan dari Rencana Transaksi tersebut.

Kami juga berpegang kepada surat pernyataan management representation letter dari Perseroan atas penugasan kami untuk mempersiapkan Laporan Pendapat Kewajaran, bahwa mereka telah menyampaikan seluruh informasi penting dan relevan berkenaan dengan Rencana Transaksi dan sepanjang pengetahuan manajemen Perseroan tidak ada faktor material yang belum diungkapkan dan dapat menyesatkan.

Sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No.VIII.C.3, lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-196/BL/2012 tanggal 19 April 2012 tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal (“Peraturan No.VIII.C.3”), laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi hanya berlaku sampai dengan 6 (enam) bulan dari tanggal penilaian.

INDEPENDENSI PENILAI

Dalam mempersiapkan Laporan Penilaian ini Penilai telah bertindak secara independen tanpa adanya

konflik dan tidak terafiliasi dengan Perseroan, SHSI ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan

perusahaan-perusahaan tersebut. Penilai juga tidak mempunyai kepentingan atau keuntungan

pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya, Laporan ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pada pihak manapun. Imbalan yang Penilai terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kewajaran nilai yang dihasilkan dari proses analisa kewajaran ini dan Penilai hanya menerima imbalan sesuai yang tercantum pada surat penugasan No. RSR/P/260612, tanggal 26 Juni 2012;

TANGGAL PENILAIAN

Analisis Kewajaran dilaksanakan per tanggal 31 Desember 2011, parameter dan laporan keuangan yang digunakan dalam analisis menggunakan data per 31 Desember 2011.

KEJADIAN SETELAH TANGGAL PENILAIAN

Dari tanggal penilaian, yaitu tanggal 31 Desember 2011, sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan ini, tidak terdapat kejadian penting yang dapat mempengaruhi hasil penilaian secara signifikan.

METODOLOGI PENGKAJIAN KEWAJARAN ATAS RENCANA TRANSAKSI

Dalam menilai kewajaran Rencana Transaksi, kami menggunakan metodologi analisis sebagai berikut:

(7)

vi

1. Analisis Kualitatif berupa analisis terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi dan Analisis Keterkaitan, Analisis Perjanjian dan Persyaratan Rencana Transaksi, Analisis Industri, serta Analisis Manfaat dan Resiko Rencana Transaksi.

2. Analisis Kuantitatif berupa Analisis Kinerja Historis, dan Analisis Kewajaran Harga serta Analisis Uji Nilai Tambah.

KESIMPULAN

a Analisis Kualitatif

i. Pihak-pihak yang terkait dalam Rencana Transaksi adalah Perseroan selaku pihak pembeli dan SHSI selaku pihak penjual.

ii. Berdasarkan informasi dari manajemen Perseroan, Rencana Transaksi antara Perseroan dan SHSI termasuk Transaksi Afiliasi namun bukan merupakan Transaksi Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1, mengingat dalam Rencana Transaksi tersebut tidak terdapat perbedaan antara kepentingan ekonomis Perseroan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris dan Pemegang Saham Utama Perseroan yang dapat merugikan Perseroan karena adanya penetapan harga yang tidak wajar. Rencana Transaksi tersebut merupakan transaksi antara perusahaan-perusahaan yang dikendalikan secara tidak langsung oleh pihak yang sama yaitu keluarga Jiaravanon. Dan juga terdapat hubungan afiliasi karena terdapat anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang sama antara Perseroan dan SHSI, yaitu (i) Jemmy yang merupakan Direktur pada Perseroan dan sebagai Komisaris Utama pada SHSI, dan (ii) Eddy Dharmawan yang merupakan Direktur pada Perseroan dan sebagai Komisaris pada SHSI.

iii. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap Draft Perjanjian Jual Beli Aset Medan antara Perseroan dengan SHSI. Tidak terdapat ketentuan-ketentuan yang dapat membatasi Perseroan maupun pemegang saham Perseroan dalam melaksanakan perjanjian tersebut. Dengan demikian, Rencana Transaksi adalah wajar bagi Perseroan dan pemegang saham Perseroan.

iv. Faktor perkembangan era globalisasi dan informasi saat ini mendorong gaya hidup masyarakat yang berdampak pada perubahan pola konsumsi. Masyarakat Indonesia mulai beradaptasi dengan pola konsumsi daging olahan sebagai makanan sehari-hari karena kepraktisannya. Prospek industri daging olahan di masa yang akan datang diperkirakan akan terus tumbuh jika dilihat dari proyeksi produksi bahan baku berupa daging sapi dan daging ayam, dimana pasar akan semakin berkembang yang ditunjang dengan supply bahan baku yang besar.

v. Berdasarkan manfaat dari Rencana Transaksi, dengan dilakukannya Rencana Transaksi, Perseroan akan memperoleh manfaat berupa :

o Memperkuat posisi Perseroan di industri daging ayam olahan, dengan melakukan

ekspansi kapasitas produksi;

o Perseroan akan dapat menambah pasokan produk daging olahan serta

meningkatkan penetrasi pasar di daerah Sumatera Utara serta Indonesia bagian Barat; dan

o Efisiensi biaya produksi dengan meminimalisasikan biaya transportasi, disertai

terjaminnya kesegaran produk karena dekatnya dengan pasar, khususnya wilayah Sumatera Utara.

Sedangkan risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi adalah: kemungkinan tidak optimalnya target penjualan dan kinerja

(8)

operasional dari bisnis industri daging olahan sehubungan adanya persaingan dengan produsen daging olahan lainnya.

b Analisis Kuantitatif

i. Analisis Kinerja Historis

Jumlah aset Perseroan mengalami pertumbuhan dengan rata-rata CAGR (compounded annual growth rate) sebesar 16,76% per tahun selama periode 2007 – 2011. Kenaikan jumlah aset tertinggi terjadi pada tahun 2011 hingga mencapai 35,74% karena adanya kenaikan persediaan. Jumlah liabilitas Perseroan mengalami penurunan dengan rata-rata CAGR sebesar 7,82% per tahun selama periode 2007 – 2011. Penurunan jumlah liabilitas pada tahun 2009 mencapai 37,63% yang terjadi karena berkurangnya utang bank jangka pendek. Sementara itu, Perseroan juga mencatatkan adanya kenaikan jumlah liabilitas pada tahun 2011 karena adanya kenaikan pada akun utang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun. Jumlah ekuitas Perseroan mengalami pertumbuhan dengan CAGR sebesar 54,80% per tahun selama periode 2007 – 2011. Kenaikan jumlah ekuitas tertinggi terjadi pada tahun 2009 hingga mencapai 121,21% karena adanya kenaikan pada saldo laba.

Penjualan bersih Perseroan mengalami pertumbuhan dengan rata-rata CAGR 19,93% per tahun sepanjang periode 2007 – 2011. Beban pokok penjualan Perseroan mengalami pertumbuhan dengan rata-rata CAGR 17,05% per tahun sepanjang periode 2007 – 2011. Sepanjang periode tersebut, Perseroan mencatatkan rata-rata marjin beban pokok penjualan sebesar 81,31%.

Laba usaha Perseroan mengalami pertumbuhan dengan CAGR 56,48% per tahun selama periode 2007 – 2011. Jumlah pendapatan komprehensif Perseroan mengalami pertumbuhan dengan rata-rata CAGR 87,17% per tahun selama periode 2007 – 2011. Kenaikan jumlah pendapatan komprehensif tertinggi terjadi pada tahun 2009 hingga 529,95%.

ii. Uji Kewajaran harga:

o Berdasarkan Laporan Penilaian Properti SHSI, No. V.PP.12.00.0033.2, tanggal

31 Januari 2012, oleh KJPP Toto Suharto & Rekan, Nilai Pasar Aset Medan per tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 15.362.200.000,- (Lima Belas Miliar Tiga Ratus Enam Puluh Dua Juta Dua Ratus Ribu Rupiah).

o Berdasarkan Draft Perjanjian Jual Beli Aset Medan yang akan ditandatangani pada

tanggal 29 Juni 2012 yang dibuat oleh dan antara Perseroan selaku pembeli dan SHSI selaku penjual, Nilai Rencana Transaksi adalah sebesar Rp 15.360.000.000,- (Lima Belas Miliar Tiga Ratus Enam Puluh Juta Rupiah).

Dengan membandingkan Nilai Rencana Transaksi dengan Nilai Pasar Aset Medan, dapat dikatakan bahwa Rencana Transaksi adalah wajar bagi para pemegang saham Perseroan karena Nilai Rencana Transaksi adalah lebih rendah dibandingkan dengan Nilai Pasar Aset Medan yang ditransaksikan.

iii. Uji nilai tambah dilakukan dengan :

o Analisis uji kelayakan investasi:

Rencana Transaksi memiliki NPV lebih besar dari 0 yaitu sebesar Rp 47.570 juta, IRR sebesar 30,58% (lebih tinggi dari WACC yaitu 13,13%), dan payback period selama 3,52 tahun.

(9)

viii

o Analisis Kinerja Keuangan

 Proforma aset Perseroan mengalami peningkatan sebesar Rp 17,64 miliar yaitu dari sebesar Rp 8.848,20 miliar sebelum Rencana Transaksi menjadi sebesar Rp 8.865,84 miliar setelah Rencana Transaksi. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya aset tetap sebesar Rp 15,36 miliar, pajak pertambahan nilai dibayar dimuka sebesar Rp 1,54 miliar, serta aset lain-lain sebesar Rp 740,50 juta.

 Proforma liabilitas Perseroan juga mengalami peningkatan sebesar Rp 17,64 miliar yaitu dari sebesar Rp 2.658,74 miliar sebelum Rencana Transaksi menjadi sebesar Rp 2.676,37 miliar setelah Rencana Transaksi. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya utang usaha pihak berelasi sebesar Rp 16,90 miliar dan meningkatnya utang pajak sebesar Rp 740,50 juta. Dan proforma ekuitas Perseroan tidak mengalami perubahan atas dilakukannya Rencana Transaksi.

Dengan mempertimbangkan analisis kewajaran atas Rencana Transaksi yang dilakukan meliputi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, maka dari segi ekonomis dan keuangan, menurut pendapat RSR, Rencana Transaksi adalah wajar bagi Perseroan dan pemegang saham Perseroan. Mengingat bahwa ada kemungkinan terjadinya perbedaan waktu dari tanggal laporan ini dengan pelaksanaan Rencana Transaksi, maka kesimpulan di atas berlaku bila tidak ada perubahan yang memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai dari Rencana Transaksi. Perubahan tersebut termasuk perubahan baik secara internal pada masing-masing perusahaan maupun secara eksternal meliputi: kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan pemerintah Indonesia setelah tanggal laporan ini dikeluarkan. Bila mana setelah tanggal laporan ini dikeluarkan terjadi perubahan tersebut di atas, maka pendapat kewajaran atas Rencana Transaksi ini mungkin berbeda.

PENUTUP

Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan informasi dan analisis dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan.

Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami karena peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal surat ini.

Hormat Kami,

Rudi M. Safrudin

Managing Partner

Ijin Penilai Publik No. : B-1.10.00269

(10)

PERNYATAAN PENILAI

Dalam batas kemampuan dan keyakinan kami sebagai Penilai, kami yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :

1. Pernyataan yang menjadi dasar analisis, pendapat dan kesimpulan yang diuraikan di dalam

Laporan ini adalah betul dan benar, sesuai dengan pemahaman terbaik.

2. Penugasan penilaian telah dilakukan dengan pemahaman terhadap Obyek Penilaian pada Tanggal

Penilaian dan analisis telah dilakukan sesuai dengan Tujuan Penilaian sebagaimana diungkapkan dalam Laporan ini;

3. Lingkup pekerjaan telah diungkapkan pada Ruang Lingkup dan data-data yang dianalisa serta data

ekonomi dan industri yang diungkapkan dalam Laporan Penilaian ini pada Sumber Data diperoleh dari berbagai sumber yang diyakini dapat dipertanggungjawabkan.

4. Laporan ini menjelaskan semua asumsi dan syarat-syarat pembatasan yang mempengaruhi

analisis, pendapat dan kesimpulan yang tertera dalam Laporan ini.

5. Opini yang dihasilkan dalam penugasan ini telah disajikan sebagai Kesimpulan pada Laporan

Penilaian ini;

6. Kesimpulan telah sesuai dengan asumsi-asumsi dan kondisi pembatas;

7. Penilai bertanggung jawab atas pendapat yang diberikan dalam rangka penugasan Pendapat

Kewajaran, sebagaimana diungkapkan dalam Laporan ini.

8. Dalam mempersiapkan Laporan Penilaian ini, Penilai juga tidak mempunyai kepentingan atau

keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Imbalan yang Penilai terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kesimpulan yang tercantum pada Laporan Penilaian ini;

9. Dalam melakukan penugasan ini, Penilai telah memenuhi persyaratan pendidikan profesional

dalam menyiapkan Laporan Penilaian.

10. Tidak seorangpun, kecuali yang disebutkan dalam Laporan ini, telah menyediakan bantuan

professional dalam menyiapkan Laporan Penilaian.

11. Laporan Penilaian ini tidak lepas dari ketentuan-ketentuan dalam Standar Penilaian Indonesia

(SPI) 2007, Kode Etik Penilaian Indonesia (KEPI), Peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.3. Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: KEP-196/BL/2012 tanggal 19 April 2012 tentang Pedoman Penilaian Dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha Di Pasar Modal dan telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Jakarta, 28 Juni 2012

Signing Partner

Rudi M. Safrudin

Ijin Penilai Publik : B-1.10.00269

Terdaftar di Bapepam-LK : 09/BL/STTD-P/B/2010

MAPPI : 00 – S – 01349 ...

Quality Assurance:

Alda Adriez

(11)

x Penilai:

Ari Kurnia

MAPPI : 11 – P - 03180 ...

Fanni Primatasa Putra

(12)

ASUMSI DAN SYARAT PEMBATASAN

1. Semua pernyataan dan data yang tercantum dalam Laporan ini adalah benar adanya dan

sesuai dengan pengetahuan kami.

2. Kami telah bertindak secara independen tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan pihak-pihak-pihak yang terkait dan Kami juga tidak mempunyai kepentingan atau keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini.

3. Imbalan jasa yang kami terima sesuai dengan yang tercantum pada surat penugasan adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kewajaran nilai yang dihasilkan dari proses analisis penilaian ini

4. Laporan Pendapat Kewajaran ini tidak sah apabila tidak dibubuhi cap dan tanda tangan Penilai dari KJPP Ruky, Safrudin & Rekan.

(13)

xii

DAFTAR ISI

1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 TRANSAKSI AFILIASI ... 1

1.3 TUJUAN PENDAPAT KEWAJARAN ... 2

1.4 RUANG LINGKUP ... 2 1.5 SUMBER DATA ... 3 1.6 ASUMSI-ASUMSI PENTING ... 3 1.7 KONDISI PEMBATAS ... 4 1.8 INDEPENDENSI PENILAI ... 5 1.9 TANGGAL PENILAIAN ... 5

1.10 KEJADIAN SETELAH TANGGAL PENILAIAN ... 5

2 METODOLOGI DAN ANALISIS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI ... 6

2.1 METODOLOGI PENGKAJIAN KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI ... 6

2.2 ANALISIS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI ... 6

2.2.1 Analisis Kualitatif ... 6

2.2.1.1. Identifikasi dan Analisis Hubungan Antara Pihak – Pihak Yang Bertransaksi ... 6

2.2.1.2. Analisis Perjanjian dan Persyaratan Rencana Transaksi... 9

2.2.1.3. Analisis Industri ... 10

2.2.1.4. Analisis Manfaat dan Resiko dari Rencana Transaksi ... 16

2.3.1 Analisis Kuantitatif ... 16

2.2.2.1. Analisis Kinerja Historis ... 16

2.2.2.2. Uji Kewajaran ... 20

2.2.2.3. Uji Nilai Tambah ... 21

3 KESIMPULAN ATAS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI ... 28

(14)

DAFTAR GAMBAR

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1: Detail Aset Medan (Draft Perjanjian Jual Beli Aset Medan) ... 10

Tabel 2-2: Perusahaan Pengelola Daging ... 11

Tabel 2-3: Konsumsi Aneka Jenis Daging Per Kapita 2006-2010 ... 11

Tabel 2-4: Produksi Aneka Jenis Daging ... 11

Tabel 2-5: Proyeksi Produksi Dan Konsumsi Daging Di Dunia ... 14

Tabel 2-6: Proyeksi Produksi Dan Konsumsi Indonesia ... 14

Tabel 2-7: Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian... 17

Tabel 2-8: Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian (Lanjutan) ... 18

Tabel 2-9: Laporan Laba Rugi Komprehensif ... 19

Tabel 2-10: Rasio Keuangan ... 20

Tabel 2-11: Nilai Pasar Aset Medan ... 21

Tabel 2-12: Nilai Transaksi Aset Medan... 21

Tabel 2-13: Beta ... 23

Tabel 2-14: WACC ... 23

Tabel 2-15: Asumsi ... 23

Tabel 2-16: Proyeksi Laporan Posisi Keuangann ... 24

Tabel 2-17: Proyeksi Laporan Laba Rugi Komprehensif ... 24

Tabel 2-18: Analisis Imbal Hasil ... 25

Tabel 2-19: Perhitungan Terminal Value ... 25

(16)

1 PENDAHULUAN

PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk ("Perseroan") telah menunjuk KJPP Ruky, Safrudin dan Rekan yang memiliki ijin usaha dari Kementerian Keuangan No. 2.11.0095 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1131/KM.1/2011 tanggal 14 Oktober 2011 dan terdaftar sebagai profesi penunjang pasar modal di Bapepam - LK dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari Bapepam - LK No. 09/BL/STTD-P/B/2010, selanjutnya disebut sebagai “RSR”, sebagai Penilai Independen untuk memberikan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) sehubungan dengan Rencana Perseroan untuk melakukan pembelian aset tetap berupa sebidang

tanah seluas 12.183 m2, yang terletak di Kawasan Industri Medan I, Kelurahan Mabar, Kecamatan

Medan Deli, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara, termasuk bangunan-bangunan, sarana pelengkap, mesin-mesin dan peralatannya yang berada diatas bidang tanah tersebut (“Aset Medan”) dengan pihak afiliasi Perseroan yaitu PT SHS International (“SHSI”), untuk selanjutnya disebut sebagai “Rencana Transaksi”.

1.1 Latar Belakang

Perseroan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan perdagangan pakan ternak, daging ayam olahan, peralatan peternakan dan penyertaan saham pada perusahaan lain. Masih rendahnya tingkat konsumsi daging ayam di Indonesia walaupun Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia serta fakta bahwa daging ayam merupakan sumber protein hewani termurah saat ini, mendorong Perseroan untuk melakukan usaha untuk memperkuat posisinya di industri daging ayam olahan. Adapun strategi utama yang dijalankan Perseroan adalah memacu tingkat pertumbuhan pangsa pasar dengan melakukan ekspansi kapasitas produksi.

Di samping itu, trend harga komoditas yang terus meningkat mengakibatkan pendapatan per kapita untuk daerah penghasil komoditas seperti Sumatera, Kalimantan, dan Indonesia bagian Timur mengalami peningkatan. Hal ini tentunya menjadi peluang bagi Perseroan untuk meningkatkan penetrasi pasar di daerah tersebut.

Saat ini Perseroan memiliki fasilitas pengolahan daging ayam di Serang (Banten), Salatiga (Jawa Tengah), Medan (Sumatera Utara), Sidoarjo (Jawa Timur), dan Surabaya (Jawa Timur).

Untuk mengantisipasi peningkatan permintaan daging ayam olahan di pulau Sumatera, Perseroan akan menjadikan Aset Medan sebagai fasilitas pengolahan daging ayam sehingga diharapkan akan dapat menambah kapasitas produksi Perseroan dari fasilitas pengolahan yang sudah ada yang berada di Kawasan Industri Medan II, Jalan Pulau Solor, Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara.

Pertimbangan Perseroan untuk melakukan transaksi dengan pihak Afiliasi yaitu SHSI dibandingkan apabila transaksi tersebut dilakukan dengan pihak yang tidak terafiliasi adalah karena lokasi keberadaan dari Aset Medan yang akan dibeli yang cukup strategis, yaitu lokasinya yang berdekatan dengan fasilitas pengolahan yang sudah dimiliki Perseroan serta informasi yang cukup dan lengkap atas Aset Medan yang ditransaksikan telah tersedia bagi Perseroan.

1.2 Transaksi Afiliasi

Berdasarkan informasi dari manajemen Perseroan, Rencana Transaksi antara Perseroan dan SHSI termasuk Transaksi Afiliasi namun bukan merupakan Transaksi Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK No. KEP-412/BL/2009, tanggal 25 Nopember 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu ("Peraturan No. IX.E.1") mengingat dalam Rencana Transaksi tersebut tidak terdapat perbedaan antara kepentingan ekonomis Perseroan dengan kepentingan

(17)

2

ekonomis pribadi direktur, komisaris dan Pemegang Saham Utama Perseroan yang dapat merugikan Perseroan karena adanya penetapan harga yang tidak wajar, sementara bila ditinjau dari sisi kepemilikan saham, hubungan afiliasi antara Perseroan dan SHSI dapat terlihat pada gambar berikut ini:

Sumber : Manajemen Perseroan

Sesuai struktur afiliasi diatas, Rencana Transaksi antara Perseroan dengan SHSI, merupakan transaksi antara perusahaan-perusahaan yang dikendalikan secara tidak langsung oleh pihak yang sama yaitu keluarga Jiaravanon.

Pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan, juga terdapat hubungan afiliasi karena terdapat anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang sama antara Perseroan dan SHSI, yaitu (i) Jemmy yang merupakan Direktur pada Perseroan dan sebagai Komisaris Utama pada SHSI, dan (ii) Eddy Dharmawan yang merupakan Direktur pada Perseroan dan sebagai Komisaris pada SHSI. Untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan No. IX.E.1, Perseroan telah menunjuk RSR sebagai Penilai Independen untuk memberikan Pendapat Kewajaran (”Fairness Opinion”) atas Rencana Transaksi diatas bagi para pemegang saham Perseroan.

Dengan demikian Pendapat Kewajaran ini hanya dapat digunakan sehubungan dengan Rencana Transaksi dan tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan lain. Pendapat Kewajaran ini juga tidak dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi untuk menyetujui atau tidak menyetujui Rencana Transaksi atau mengambil tindakan tertentu atas Rencana Transaksi tersebut.

1.3 Tujuan Pendapat Kewajaran

Tujuan Laporan Pendapat Kewajaran ini adalah untuk memberikan opini atas kewajaran rencana Perseroan melakukan Rencana Transaksi, sebagaimana didefinisikan dalam laporan ini, serta tidak untuk bentuk rencana transaksi lainnya.

1.4 Ruang Lingkup

Mengingat Perseroan adalah perusahaan terbuka, maka Rencana Transaksi tersebut harus memenuhi Peraturan No. IX.E.1, dimana sesuai peraturan tersebut Perseroan wajib menunjuk Pihak Independen untuk melaksanakan penilaian dan memberikan pendapat tentang kelayakan Rencana Transaksi tersebut.

99% 99% 99% 99% 55,53% 44,47% Keluarga Jiaravanon PT Central Pertiwi PT Cipta Pertiwi SHSI PT Central Agromina Publik Perseroan

(18)

Sehubungan dengan Peraturan No. IX.E.1, berkaitan dengan penunjukan RSR untuk memberikan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) atas Rencana Transaksi maka Ruang Lingkup Pendapat Kewajaran akan didasarkan pada analisis atas kewajaran dari Rencana Transaksi tersebut.

1.5 Sumber Data

Sebagai Penilai Independen dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi, kami telah mempelajari, mengacu dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010-2011 yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja;

2. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007-2009 yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sarwoko, & Sandjaja; 3. Proyeksi Keuangan Aset Medan, Sumatera Utara, yang disiapkan oleh manajemen Perseroan.

RSR telah melakukan penyesuaian atas proyeksi keuangan tersebut (“Proyeksi Keuangan yang Disesuaikan”) sehingga lebih mencerminkan kewajaran proyeksi keuangan. Dalam menyusun Laporan Penilaian ini, RSR telah menggunakan Proyeksi Keuangan yang Disesuaikan;

4. Laporan Penilaian Properti PT SHS International No. V.PP.12.00.0033.2 yang dipersiapkan oleh KJPP Toto Suharto & Rekan tertanggal 31 Januari 2012;

5. Draft Perjanjian Jual Beli Aset Medan yang akan ditandatangani oleh SHSI dengan Perseroan pada tanggal 29 Juni 2012;

6. Draft Keterbukaan Informasi Perseroan yang akan diiklankan di surat kabar pada tanggal 3 Juni 2012;

7. Dampak Laporan Keuangan Perseroan sebelum dan setelah Rencana Transaksi per tanggal 31 Desember 2011, yang disiapkan oleh manajemen Perseroan;

8. Informasi mengenai latar belakang dan manfaat Rencana Transaksi bagi Perseroan yang disiapkan oleh manajemen Perseroan;

9. Representation Letter dari Perseroan kepada RSR dengan No. 014/CP-L/VI/2012 tertanggal 28 Juni 2012, sehubungan dengan penugasan pemberian Pendapat Kewajaran;

10. Wawancara dan diskusi dengan manajemen Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi;

11. Berbagai sumber informasi baik berdasarkan media cetak dan elektronik dan hasil analisis lain yang kami anggap relevan.

1.6 Asumsi-Asumsi Penting

Dalam penyusunan pendapat independen kepada pemegang saham Perseroan atas transaksi yang akan dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa Rencana Transaksi dapat dilaksanakan pada kondisi arm’s length didalam batasan komersial yang berlaku umum dan tidak merugikan kepentingan-kepentingan pihak Perseroan dan para pemegang saham, RSR menggunakan beberapa asumsi antara lain :

1. RSR mengasumsikan bahwa dari tanggal penerbitan pendapat ini sampai dengan terjadinya Rencana Transaksi tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruh secara material terhadap Rencana Transaksi.

2. Pendapat ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan bahwa penggunaan sebagian dari

analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan informasi dan analisis dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan atas proses yang mendasari pendapat tersebut. Penyusunan pendapat ini merupakan suatu proses yang kompleks dan mungkin tidak dapat dilakukan melalui analisis yang tidak lengkap.

(19)

4

3. Pendapat ini juga disusun berdasarkan kondisi umum bisnis, keuangan, moneter, pasar dan

peraturan yang ada saat ini.

Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami karena peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan ini.

1.7 Kondisi Pembatas

Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan pada prinsip integritas informasi dan data. Dalam menyusun Pendapat Kewajaran ini, kami melandaskan dan berdasarkan pada informasi dan data sebagaimana diberikan manajemen Perseroan, yang mana berdasarkan hakekat kewajaran adalah benar, lengkap, dapat diandalkan, serta tidak menyesatkan. Kami tidak melakukan audit ataupun uji kepatuhan secara mendetail atas penjelasan maupun data-data yang diberikan oleh manajemen Perseroan, baik lisan maupun tulisan, dan dengan demikian kami tidak dapat memberikan jaminan atau bertanggung-jawab terhadap kebenaran dan kelengkapan dari informasi atau penjelasan tersebut.

Kami juga tidak melakukan pemeriksaan fisik dan inspeksi atau mengkonfirmasi kepemilikan Aset Medan milik SHSI yang terletak di Kawasan Industri Medan I, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara.

Sebagai dasar bagi kami untuk melakukan analisis dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi, kami menggunakan data-data sebagaimana tercantum pada bagian Sumber Data sebagai bahan pertimbangan.

Segala perubahan terhadap data-data tersebut di atas dapat mempengaruhi hasil penilaian kami secara material. Oleh karena itu, kami tidak dapat menerima tanggung jawab atas kemungkinan terjadinya perbedaan kesimpulan yang disebabkan perubahan data tersebut.

Pendapat Kewajaran ini disusun hanya dengan mempertimbangkan sudut pandang pemegang saham Perseroan dan tidak mempertimbangkan sudut pandang stakeholders lain serta aspek-aspek lainnya.

Pendapat Kewajaran tersebut disusun dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan pemerintah pada tanggal Pendapat ini dikeluarkan. Penilaian Kewajaran ini hanya dilakukan terhadap Rencana Transaksi seperti yang telah diuraikan di atas.

Kami menganggap bahwa sejak tanggal penerbitan Laporan Kewajaran sampai dengan tanggal terjadinya Rencana Transaksi tidak terjadi perubahan yang berpengaruh secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam Laporan Pendapat Kewajaran.

Dengan ini kami menyatakan bahwa penugasan kami tidak termasuk menganalisis transaksi-transaksi diluar Rencana Transaksi yang mungkin tersedia bagi Perseroan serta pengaruh dari transaksi-transaksi tersebut terhadap Rencana Transaksi.

Kami tidak melakukan penelitian atas keabsahan Rencana Transaksi dari segi hukum dan implikasi aspek perpajakan dari Rencana Transaksi tersebut.

Kami juga berpegang kepada surat pernyataan management representation letter dari Perseroan atas penugasan kami untuk mempersiapkan Laporan Pendapat Kewajaran, bahwa mereka telah menyampaikan seluruh informasi penting dan relevan berkenaan dengan Rencana Transaksi dan sepanjang pengetahuan manajemen Perseroan tidak ada faktor material yang belum diungkapkan dan dapat menyesatkan.

Sesuai dengan Peraturan No.VIII.C.3, laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi hanya berlaku sampai dengan 6 (enam) bulan dari tanggal penilaian.

(20)

1.8 Independensi Penilai

Dalam mempersiapkan Laporan Penilaian ini Penilai telah bertindak secara independen tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan Perseroan, SHSI ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan perusahaan-perusahaan tersebut. Penilai juga tidak mempunyai kepentingan atau keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya, Laporan ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pada pihak manapun. Imbalan yang Penilai terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kewajaran nilai yang dihasilkan dari proses analisa kewajaran ini dan Penilai hanya menerima imbalan sesuai yang tercantum pada surat penugasan No. RSR/P/260612, tanggal 26 Juni 2012;

1.9 Tanggal Penilaian

Analisis Kewajaran dilaksanakan per tanggal 31 Desember 2011, parameter dan laporan keuangan yang digunakan dalam analisis menggunakan data per 31 Desember 2011.

1.10 Kejadian Setelah Tanggal Penilaian

Dari tanggal penilaian, yaitu tanggal 31 Desember 2011, sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan ini, tidak terdapat kejadian penting yang dapat mempengaruhi hasil penilaian secara signifikan.

(21)

6

2 METODOLOGI DAN ANALISIS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI

2.1 Metodologi Pengkajian Kewajaran Rencana Transaksi

Dalam melakukan evaluasi kewajaran atas Rencana Transaksi, kami melakukan analisis dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Analisis Kualitatif berupa analisis terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi dan Analisis Keterkaitan, Analisis Perjanjian dan Persyaratan Rencana Transaksi, Analisis Industri, serta Analisis Manfaat dan Resiko Rencana Transaksi.

2. Analisis Kuantitatif berupa Analisis Kinerja Historis, dan Analisis Kewajaran Harga serta Analisis Uji Nilai Tambah.

2.2 Analisis Kewajaran Rencana Transaksi

Berdasarkan metodologi pengkajian kewajaran atas Rencana Transaksi yang disebutkan diatas, analisis kewajaran Rencana Transaksi adalah sebagai berikut:

2.2.1 Analisis Kualitatif

Analisis Kualitatif dilakukan dengan melakukan analisis pihak-pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi dan Analisis Keterkaitan, Analisis Perjanjian dan Persyaratan Rencana Transaksi, Analisis Industri, serta Analisis Manfaat dan Resiko Rencana Transaksi.

2.2.1.1. Identifikasi dan Analisis Hubungan Antara Pihak – Pihak Yang Bertransaksi

Pihak-pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi adalah Perseroan dan SHSI. Berikut adalah keterangan mengenai Perseroan dan SHSI:

1) Perseroan

a) Riwayat Singkat

Perseroan berkedudukan di Jakarta dan didirikan berdasarkan Akta No.6 tanggal 7 Januari 1972, yang dibuat dihadapan Drs. Gde Ngurah Rai, SH, Notaris di Jakarta, sebagaimana telah diubah dengan Akta No. 5 tanggal 7 Mei 1973 yang dibuat di dihadapan notaris yang sama, akta mana telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. YA-5/197/21 tanggal 8 Juni 1973 dan telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 2289 tanggal 26 Juni 1973, serta telah diumumkan dalam Berita Negara No. 65 tanggal 14 Agustus 1973, Tambahan No. 573.

Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah diubah, terakhir dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 43 tanggal 20 Desember 2010, yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penarikan kembali modal ditempatkan dan disetor penuh melalui pembelian kembali saham, akta mana telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-61146.AH.01.02. Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010.

Perseroan berkantor pusat di Jl. Ancol VIII/1, Jakarta, Indonesia. b) Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah produksi dan perdagangan pakan ternak, daging ayam olahan, peralatan peternakan dan penyertaan saham pada perusahaan lain.

(22)

c) Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Susunan pemegang saham Perseroan, berdasarkan Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

Sumber : Manajemen Perseroan

d) Susunan Direksi dan Dewan Komisaris

Susunan dewan komisaris dan dewan direksi Perseroan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan yang diaktakan oleh Fathiah Helmi, S.H., No. 21 tanggal 19 Oktober 2010 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Hadi Gunawan Tjoe

Wakil Presiden Komisaris : Jiacipto Jiaravanon

Wakil Presiden Komisaris : Jialipto Jiaravanon

Komisaris Independen : Herman Sugianto

Suparman S Dewan Direksi

Presiden Direktur : Tjiu Thomas Effendy

Wakil Presiden Direktur : Peraphon Prayooravong

Wakil Presiden Direktur : Vinai Rakphongphairoj

Direktur : Ong Mei Sian

Jemmy

Eddy Dharmawan

Ferdiansyah Gunawan Tjoe 2) PT. SHS International (“SHSI”)

a) Riwayat Singkat

SHSI berkedudukan di Jakarta dan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 6 tanggal 21 Juni 2007, yang dibuat dihadapan Iksan, SH, Notaris di Bekasi, akta mana telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. W8-02079 HT.01.01-TH.2007 tanggal 24 Juli 2007 dan telah didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Utara di bawah No. 1091/BH 09.01/VIII/2007 tanggal 9 Agustus 2007, serta telah diumumkan dalam Berita Negara No. 69 tanggal 28 Agustus 2007, Tambahan No. 8737.

Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah diubah, terakhir dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat SHSI No. 3 tanggal 30 September 2010, yang dibuat dihadapan Rachmad Umar, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor, akta mana telah diterima oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat No. AHU-AH.01.10.28624 tanggal 9 November 2010.

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 40.000.000.000 400.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor:

PT Central Agromina 9.106.385.410 91.063.854.100 55,53% Publik (masing-masing

kepemilikan kurang dari 5%): 7.291.614.590 72.916.145.900 44,47%

JUMLAH 16.398.000.000 163.980.000.000 100,00%

Saham Dalam Portepel 23.602.000.000 236.020.000.000

(23)

8

b) Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha

Sesuai dengan Anggaran Dasar SHSI, maksud dan tujuan SHSI adalah produksi dan perdagangan produk kesehatan hewan.

c) Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 3 tanggal 30 September 2010, yang dibuat dihadapan Notaris Rachmad Umar, SH, struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan adalah:

Sumber : Manajemen Perseroan d) Susunan Pengurus

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 2 tanggal 1 Desember 2009, yang dibuat oleh Notaris Rachmad Umar, SH, Susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan adalah:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Jemmy

Komisaris : Eddy Dharmawan

Direksi

Direktur Utama : Rianto Darmawan

Direktur : Drh. Budiman Iskandar

Direktur : Han Christian Hans

Sifat Afiliasi

Berdasarkan informasi dari manajemen Perseroan, Rencana Transaksi antara Perseroan dan SHSI termasuk Transaksi Afiliasi namun bukan merupakan Transaksi Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1, mengingat dalam Rencana Transaksi tersebut tidak terdapat perbedaan antara kepentingan ekonomis Perseroan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris dan Pemegang Saham Utama Perseroan yang dapat merugikan Perseroan karena adanya penetapan harga yang tidak wajar, sementara bila ditinjau dari sisi kepemilikan saham, hubungan afiliasi antara Perseroan dan SHSI dapat terlihat pada gambar berikut ini:

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 1.250.000 125.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor:

PT Cipta Pertiwi 1.249.990 124.999.000.000 99,999% PT Central Pertiwi 10 1.000.000 0,001%

JUMLAH 1.250.000 125.000.000.000 100,00%

Saham Dalam Portepel - -Nilai Nominal Rp 100.000 per Saham

(24)

Sumber : Manajemen Perseroan

Sesuai struktur afiliasi diatas, Rencana Transaksi antara Perseroan dengan SHSI, merupakan transaksi antara perusahaan-perusahaan yang dikendalikan secara tidak langsung oleh pihak yang sama yaitu keluarga Jiaravanon.

Pada saat Laporan Pendapat Kewajaran ini diterbitkan, juga terdapat hubungan afiliasi karena terdapat anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang sama antara Perseroan dan SHSI, yaitu (i) Jemmy yang merupakan Direktur pada Perseroan dan sebagai Komisaris Utama pada SHSI, dan (ii) Eddy Dharmawan yang merupakan Direktur pada Perseroan dan sebagai Komisaris pada SHSI. Untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan No. IX.E.1, Perseroan telah menunjuk RSR sebagai Penilai Independen untuk memberikan Pendapat Kewajaran (”Fairness Opinion”) atas Rencana Transaksi diatas bagi para pemegang saham Perseroan.

Dengan demikian Pendapat Kewajaran ini hanya dapat digunakan sehubungan dengan Rencana Transaksi dan tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan lain. Pendapat Kewajaran ini juga tidak dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi untuk menyetujui atau tidak menyetujui Rencana Transaksi atau mengambil tindakan tertentu atas Rencana Transaksi tersebut.

2.2.1.2. Analisis Perjanjian dan Persyaratan Rencana Transaksi

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap Draft Perjanjian Jual Beli Aset Medan antara Perseroan dengan SHSI, ketentuan-ketentuan penting yang diatur dalam Draft Perjanjian Jual Beli Aset Medan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Objek Jual Beli

Perseroan sepakat untuk membeli aset tetap berupa 1 bidang tanah dengan hak guna

bangunan yaitu seluas 12.183 m2, sebagaimana dimaksud dalam Sertipikat Hak Guna

Bangunan No. 52 tanggal 22 April 2000 yang berlaku hingga 15 Nopember 2018, yang terletak di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara (“Tanah”), termasuk bangunan-bangunan yang berdiri di atas Tanah tersebut (“Bangunan”), berikut sarana pelengkap, mesin-mesin dan peralatannya yang ditempatkan dan berdiri diatas Tanah tersebut (“Fasilitas”);

99% 99% 99% 99% 55,53% 44,47% Keluarga Jiaravanon PT Central Pertiwi PT Cipta Pertiwi SHSI PT Central Agromina Publik Perseroan

(25)

10

2) Harga

Total Nilai Transaksi Jual Beli adalah sebesar Rp15.360.000.000 (lima belas miliar tiga ratus enam puluh juta Rupiah), belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai, dengan perincian sebagaimana berikut ini:

Tabel 2-1: Detail Aset Medan (Draft Perjanjian Jual Beli Aset Medan)

(Dalam Rupiah)

No. Objek Jual Beli Harga Jual Beli

1. Tanah seluas 12.183 m2 6.822.000.000

2. Bangunan 7.044.000.000

3. Sarana 361.000.000

4. Mesin 1.133.000.000

2.3 Total Harga Jual Beli 15.360.000.000

Sumber: Draft Perjanjian Jual Beli 3) Tata Cara Pembayaran

Total Harga Jual Beli tersebut akan dibayar lunas oleh Perseroan kepada SHSI dalam waktu 14 hari setelah tanggal Perjanjian ini atau pada tanggal penandatanganan Akta Jual Beli di hadapan PPAT yang berwenang.

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap Draft Perjanjian Jual Beli Aset Medan antara Perseroan dengan SHSI. Tidak terdapat ketentuan-ketentuan yang dapat membatasi Perseroan maupun pemegang saham Perseroan dalam melaksanakan perjanjian tersebut. Dengan demikian, Rencana Transaksi adalah wajar bagi Perseroan dan pemegang saham Perseroan.

2.2.1.3. Analisis Industri 1) Gambaran Umum

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik memberikan dampak terhadap peningkatan konsumsi rumah tangga terutama dalam memenuhi kebutuhan pangannya. Peningkatan tersebut mendorong pola konsumsi masyarakat untuk mengkonsumsi daging olahan. Daging olahan dapat dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu frozen, chilled dan shelf table. Frozen adalah produk yang harus disimpan dalam keadaan beku, diantaranya adalah chicken nugget. Sedangkan chilled adalah produk yang disimpan dalam chiller, diantaranya adalah bakso ayam maupun bakso sapi. Dan shelf stable adalah produk yang tidak memerlukan penyimpanan khusus dan dapat disimpan di tempat dengan suhu ruangan yang normal, diantaranya adalah produk sosis siap saji dan kornet.

Salah satu daging olahan yang saat ini menjadi pilihan masyarakat adalah nugget. Nugget merupakan salah satu bentuk produk siap saji, yaitu produk yang telah mengalami pemanasan sampai setengah matang (precooked), kemudian dibekukan. Hingga saat ini nugget ayam lebih banyak dikonsumsi dibandingkan dengan jenis nugget daging lain. Hal tersebut terkait dengan pola makan masyarakat dan ketersediaan jumlah daging, yang merupakan bahan baku utama nugget.

Kesibukan orang tua menjadikan pola konsumsi nugget sudah mengakar di masyarakat karena kepraktisannya. Tabel di bawah ini merupakan daftar perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan daging yang tergabung dalam asosiasi bernama NAMPA (National Meat Processor Association) per Juni 2012 :

(26)

Tabel 2-2: Perusahaan Pengelola Daging

Sumber : NAMPA, Juni 2012

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian mengenai konsumsi daging per kapita dari tahun 2006 - 2010, daging ayam mengalami pertumbuhan yang signifikan bila dibandingkan dengan konsumsi daging lainnya, pada tahun 2010 konsumsi daging ayam meningkat secara signifikan menjadi 4,17 kg/kapita/tahun dari tahun 2009 sebesar 3,60 kg/kapita/tahun. Pemilihan daging ayam dikarenakan harganya yang lebih murah mengingat daya beli masyarakat yang masih rendah sehingga konsumen memilih harga yang lebih murah tetapi kualitas tidak berbeda jauh. Tabel berikut merupakan deskripsi pola konsumsi aneka jenis daging per kapita di dalam negeri.

Tabel 2-3: Konsumsi Aneka Jenis Daging Per Kapita 2006-2010

(Kg/Kapita/Tahun)

Sumber : Kementerian Pertanian RI, April 2012

Produksi daging di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik terutama produksi ayam, pada tahun 2011 produksi daging ayam mencapai 1,55 juta ton dari tahun 2010 sebesar 1,48 juta ton. Namun, hal ini belum mampu mencukupi ketersediaan daging ayam untuk industri pengolahan daging. Saat ini kebijakan pemerintah yang melarang impor daging ayam jenis Mechanically Deboned Meat (MDM) menyulitkan para pengusaha pengolahan daging untuk mendapatkan bahan baku karena pasar domestik belum mampu mencukupi kebutuhan produksinya. Berikut ini merupakan produksi aneka jenis daging selama tahun 2007-2011 :

Tabel 2-4: Produksi Aneka Jenis Daging

(dalam Ton)

*) Angka Sementara

**) Produksi Daging Ayam Ras Pedaging dan Buras Sumber : Kementerian Pertanian, April 2012

PT. Aroma Rasa Prima Sumber Prima Anugrah Abadi

Bina Mentari Tunggal Anugrah Citra Boga

Canning Indonesian Product PT. Surya Jaya Abadi Perkasa

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Irene

Dunia Daging Food Industries Eloda Mitra

Fiva Food Meat Supply PT. Belfoods Indonesia

PT. Japfa Santori Indonesia PT. Dagsaf Endura Eatore

Kemang Food Industries PT. Frozen Food Pahala

Macroprima Pangan Utama PT. Adil Mart

Madusari Nusapersada Inbraco

SanMiguel Purefoods Ind PT. Soelina Inter karya Processing

Sari Murni CV. Duta Utama

Soejasch Bali Nama Perusahaan 2006 2007 2008 2009 2010 1 Sapi/Beef Cattle 0,31 0,42 0,37 0,31 0,37 2 Kerbau/Buffalo 0,05 0,00 0,00 0,00 0,00 3 Kambing/Goat 0,05 0,05 0,05 0,00 0,00 4 Babi/Pork 0,26 0,26 0,21 0,21 0,21 5 Ayam/Chicken 3,02 4,12 3,81 3,60 4,17

6 Unggas lainnya/Other Poultry 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

7 Daging lainnya/Other Meat 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

No. Komoditi Tahun

2007 2008 2009 2010 2011*)

1 Sapi/Beef Cattle 339.479 392.511 409.310 436.452 465.823 2 Kerbau/Buffalo 41.757 39.032 34.645 35.912 37.468 4 Babi/Pork 225.906 209.777 200.178 211.993 204.588 5 Ayam/Chicken** ) 1.237.673 1.292.280 1.349.491 1.481.974 1.553.573

(27)

12

2) Harga

Untuk menciptakan strategi yang tepat bagi sektor produk olahan daging adalah dengan mengetahui potensi pasar sehingga mampu menetapkan harga yang sesuai dengan daya beli konsumen. Perkembangan harga daging diperpengaruhi oleh kemajuan industri pengolahan daging. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan teknologi yang menciptakan efektivitas dan efisiensi produksi.

Harga rata-rata daging ayam nasional pada Juni 2011 mengalami peningkatan sebesar 6,33% jika dibandingkan dengan Mei 2011 yakni dari harga Rp 23.366/kg menjadi harga Rp 24.845/kg, peningkatan tersebut disebabkan oleh semakin tingginya permintaan terhadap daging ayam menjelang bulan Ramadhan. Namun pada bulan September 2011 harga daging ayam mengalami penurunan kembali sebesar 3,68% dibandingkan bulan Agustus 2011, yakni dari Rp 26.463/kg menjadi Rp 25.489/kg. Beberapa penyebab turunnya harga daging ayam adalah semakin murahnya harga bibit ayam atau Day Old Chick (DOC) dan rendahnya permintaan karena pasokan yang berlimpah pasca hari raya Idul Fitri. Hingga bulan Desember harga daging ayam cenderung mengalami penurunan, faktor yang mempengaruhi penurunan tersebut adalah melimpahnya pasokan daging ayam menjelang perayaan natal dan tahun baru. Gambar berikut mendeskripsikan pergerakan perkembangan rata-rata harga daging ayam nasional.

Gambar 2-1 : Perkembangan Rata-Rata Harga Daging Ayam Nasional (Rp/Kg)

Sumber : Kementerian Perdagangan, Pebruari 2012

3) Kompetisi

Berdasarkan NAMPA, produsen daging olahan nasional skala besar tercatat sebanyak 26 perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut tersebar antara lain di Jawa Barat, Kalimantan, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan daerah lainnya. Produsen daging olahan tersebut berskala menengah dan besar.

Perhatian utama bisnis daging olahan pada tahun 2012, selain pada pencabutan batas atas atau capping tarif dasar listrik dan kenaikan upah buruh yang akan meningkatkan biaya produksi, juga masih dibayangi oleh bahan baku daging yang terbatas dari dalam negeri.

Persaingan industri pengolahan daging saat ini, ditandai dengan bermunculnya merek-merek baru dalam waktu relatif singkat, di sisi lain membuka peluang besar bagi pudarnya merek lain dari ingatan konsumen, maka sudah pasti brand equity kian tergerus dan awareness pun semakin merosot. Dengan persaingan tersebut, ada upaya untuk membenahi diri maupun produk yang ditawarkan. 15.000 17.500 20.000 22.500 25.000 27.500 30.000

(28)

Seperti halnya yang dilakukan oleh Perseroan yang selain mengembangkan pembibitan hingga peternakan ayam, juga melakukan pengolahan daging ayam dengan merek Fiesta.

4) Pangsa Pasar Perseroan

Kondisi pasar saat ini membuat konsumen dihadapkan pada pilihan produk yang semakin beragam. Keberagaman ini membutuhkan adanya terobosan-terobosan penting dari perusahaan, terutama untuk mengukuhkan identitas produknya. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kemudahan konsumen dalam proses pemilihan produknya, dan lebih jauh untuk membantu masyarakat memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya.

Perseroan adalah salah satu penghasil pakan ternak, Day Old Chicks dan makanan olahan terbesar di Indonesia. Perseroan didirikan tahun 1972 dengan pabrik pakan ternak terbesar pertama di Jakarta untuk menghasilkan pakan ternak berkualitas.

Sebagai salah satu perusahaan makanan olahan terbesar di Indonesia, Perseroan memiliki produk antara lain: Golden Fiesta, Fiesta, Champ, Okey. Masing-masing memiliki varian produk yang sesuai dengan segmen pasarnya, yaitu mulai dari kelas atas, menengah hingga bawah. Produk yang ditawarkan Perseroan akan bersaing dengan So Good yang dilansir oleh PT. So Good Food Manufacturing, dan Belfoods Royal yang diluncurkan oleh PT. Belfoods Indonesia.

Produk yang dihasilkan Perseroan sudah memenuhi standar keamanan pangan dan regulasi pemerintah Indonesia (BPOM) maupun bersertifikat Halal dari MUI. Di samping itu, quality system yang diterapkan juga memenuhi standar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) dan GMP (Good Manufacturing Practice) yang jadi acuan International Chain Restaurant.

5) Prospek Industri

Faktor perkembangan era globalisasi dan informasi saat ini mendorong gaya hidup masyarakat yang berdampak pada perubahan struktur pasar konsumen. Masyarakat Indonesia mulai beradaptasi dan mengikuti pola konsumsi di negara-negara maju seperti mengkonsumsi daging olahan sebagai makanan sehari-hari. Untuk memenuhi selera masyarakat perkotaan daging olahan memiliki keunggulan, yaitu bergizi, higienis, serta mudah dalam pengolahan dan penyajiannya. Namun pertumbuhan usaha daging olahan akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya tingkat konsumsi daging.

Pertumbuhan daging tahunan di dunia selama periode 2011-2020 di Negara maju diproyeksikan melambat dengan rata-rata 1,8% per tahun. Tingginya harga pakan, infrastruktur transportasi yang tidak efisien serta terbatasnya sumber daya lainnya, akan menghambat pertumbuhan produksi daging. Sementara itu, peningkatan produksi diperkirakan terjadi di Negara berkembang, dimana memberikan tambahan sekitar 78% hasil produksi daging. Pertumbuhan daging tersebut sebagian besar berasal dari daging unggas dan babi.

Selama periode 2011-2020 pertumbuhan konsumsi daging terutama di Negara maju, diperkirakan mengalami penurunan dari dekade sebelumnya, dikarenakan harga daging yang relatif tinggi dan melambatnya pertumbuhan jumlah penduduk. Kesadaran terhadap dampak produksi daging terhadap lingkungan menjadi salah satu faktor menurunnya permintaan konsumsi daging. Selain itu, daging yang berpenyakit seperti e. coli, serta daging dan susu yang terkontaminasi oleh senyawa kimia menurunkan kepercayaan konsumen untuk mengkonsumsinya. Disisi lain, peningkatan pertumbuhan tertinggi konsumsi daging terdapat di Negara berkembang disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan dan urbanisasi, serta berubahnya pola makanan masyarakat yang sebelumnya mengkonsumsi makanan yang berasal dari protein nabati ke makanan yang berasal dari protein hewani.

(29)

14

Tabel 2-5: Proyeksi Produksi Dan Konsumsi Daging Di Dunia

Sumber : The Organisation for Economic Co-operation and Development (“OECD”) – the Food and Agriculture Organization (“FAO”), Agricultural Outlook 2011-2020, Chapter 7

Meningkatnya daya beli masyarakat dan masih tingginya tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia menyebabkan konsumsi daging terus meningkat, hingga 2020 diperkirakan konsumsi daging sapi 581 kilo ton dan daging ayam 1.939 kilo ton.

Peningkatan konsumsi daging ayam maupun daging sapi salah satunya diperoleh dari industri pengolahan daging ayam dan sapi. Konsumsi sosis dan daging olahan meningkat tiap tahun karena sebagian masyarakat, khususnya kalangan menengah ke atas lebih memilih makanan siap saji. Makanan siap saji dipilih karena perilaku masyarakat menengah ke atas memiliki tingkat kesibukan yang tinggi.

Faktor lainnya adalah harga jual produk sosis dan daging olahan yang ada di Indonesia relatif tidak jauh berbeda dengan harga daging mentah. Sosis dan daging olahan menjadi alternatif utama pengganti daging mentah. Harga produk sosis dan daging olahan bervariasi sesuai kualitas produk, sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan daripada membeli daging mentah.

Proyeksi pertumbuhan produksi daging sapi dan ayam terus tumbuh hingga 2020, tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumsi daging di masyarakat yang terus mengalami peningkatan, sehingga diperlukan daging impor untuk menjamin ketersediaan daging. Namun, apabila kuota impor daging dibatasi oleh pemerintah, diperkirakan akan menyulitkan pasokan bahan baku, dikarenakan sebagian besar pasokan bahan baku industri pengolahan daging berasal dari daging impor antara lain dari Australia dan Selandia Baru.

Di sisi lain, pada tahun 2014 pemerintah merencanakan swasembada daging, kebutuhan daging impor terutama daging sapi masih tinggi, apabila swasembada yang dilakukan tidak dapat memenuhi kebutuhan daging, hal tersebut akan mendorong kenaikan harga daging, sehingga berdampak pada omzet penjualan daging olahan yang diperkirakan akan mengalami penurunan.

Tabel 2-6: Proyeksi Produksi Dan Konsumsi Indonesia

(dalam kilo ton)

Sumber : OECD-FAO Agricultural Outlook 2011-2020, Chapter 7

6) Analisis SWOT

Strengths

• Pergeseran dan kebiasaan gaya hidup masyarakat Indonesia, khususnya di daerah perkotaan, dimana semakin banyak konsumen yang memprioritaskan kepraktisan dan kehigienisan dalam penyajian makanan;

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Daging Sapi Produksi kt cwe 65 233 65.691 66.878 68.114 69.224 70.233 71.151 72.130 73.173 74.127 Konsumsi kt cwe 64 696 65.158 66.283 67.456 68.550 69.626 70.580 71.529 72.580 73.589 Daging Ayam Produksi kt rtc 100 115 102.202 104.557 106.826 109.473 112.094 114.704 117.228 119.868 122.411 Konsumsi kt rtc 100 135 102.174 104.529 106.817 109.491 112.140 114.739 117.284 119.920 122.489 Total Daging

Konsumsi Per Kapita kg rwt 32,9 33,1 33,3 33,6 33,8 34,2 34,5 34,8 35,0 35,4

Rata-Rata 2008-2010 2020 Rata-Rata 2008-2010 2020 Produksi 339 374 1.416 1.930 Konsumsi 525 581 1.429 1.939 Impor 83 98 13 9

Gambar

Tabel 2-1: Detail Aset Medan (Draft Perjanjian Jual Beli Aset Medan)
Tabel 2-3: Konsumsi Aneka Jenis Daging Per Kapita 2006-2010
Gambar 2-1 : Perkembangan Rata-Rata Harga Daging Ayam Nasional (Rp/Kg)
Tabel 2-5: Proyeksi Produksi Dan Konsumsi Daging Di Dunia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et decharge) kepada setiap anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan

Memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya (“volledig acquit et décharge”) kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan DPS Perseroan (termasuk anggota Dewan

YANG BERSIFAT VARIABEL KEPADA DIREKSI, DEWAN KOMISARIS DAN MATERIAL RISK TAKERS (MRT) Perseroan merencanakan untuk melakukan pembelian kembali saham Perseroan

---__--- 2.' Menyetujui pelimpahan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan --- untuk menentukan gaji, uang jasa dan tunjangan lainnya bagi para --- anggota Direksi Perseroan

de charge) kepada anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan atas tindakan pengawasan dan pengurusan yang telah dilakukan oleh masing-masing anggota Dewan Komisaris dan

Pada mata acara ini, Direksi Perseroan akan menyampaikan kinerja Perseroan pada tahun 2019 dan Dewan Komisaris Perseroan akan menyampaikan pelaksanaan tugas

Sehubungan dengan surat pengunduran diri yang Perseroan terima dari beberapa anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, yaitu Bapak Nobel Tanihaha sebagai Direktur Utama

Memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et decharge) kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk pelaksanaan tugasnya