B. Agroindustri Skala Kecil Keripik Kentang
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Model sistem penunjang keputusan agroindustri skala kecil berbasis kentang diharapkan dapat membantu pengambil keputusan dalam pemilihan produk olahan agroindustri berbasis kentang yang potensial untuk dikembangkan. Tahapan-tahapan dalam pengembangan model ini adalah 1) analisa kebutuhan; 2) formulasi permasalahan; 3) identifikasi system; 4) pengolahan dan analisa data; 5) perancangan sistem; 6) implementasi; dan 7) verifikasi.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perencanaan agroindustri skala kecil berbasis kentang adalah penentuan produk unggulan, pemilihan lokasi, serta data finansialnya. Model sistem yang dibuat untuk membantu pengambilan keputusan disusun dalam satu paket perangkat lunak yang diberi nama PoDSS. Model ini terdiri dari beberapa sub model pendukung yaitu sub model pembobotan kriteria produk potensial, sub model penentuan produk potensial, sub model pembobotan kriteria pemilihan lokasi, sub model penentuan lokasi potensial, dan sub model kelayakan finansial.
Sub model pembobotan kriteria produk potensial digunakan untuk menentukan bobot kriteria yang akan digunakan pada penentuan produk potensial. Sub model penentuan produk potensial digunakan untuk menentukan produk potensial yang akan dipilih. Alternatif-alternatif produk unggulan adalah keripik kentang, kerupuk kentang, dan tepung kentang. Berdasarkan kriteria yang ditentukan, hasil model ini adalah produk agroindustri keripik kentang.
Sub model pembobotan kriteria pemilihan lokasi digunakan untuk menentukan bobot kriteria yang akan digunakan pada penentuan lokasi potensial. Alternatif-alternatif lokasi yang ada adalah Pangalengan, Kertasari, dan Cimenyan. Sub model penentuan lokasi potensial digunakan untuk menentukan lokasi potensial berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, hasil model ini adalah kecamatan Pangalengan.
Sub model kelayakan finansial digunakan untuk menganalisa tingkat kelayakan agroindustri terpilih yaitu keripik kentang dilihat dari aspek finansial. Kriteria kelayakan yang digunakan dalam sub model ini adalah NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), B/C Rasio (Benefit per Cost Ratio) dan PBP (Pay Back Period). Hasil perhitungan sub model ini dengan asumsi tingkat suku bunga 18% diperoleh NPV sebesar Rp. 51.038.439,-. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 49,57% yang berarti nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank. Nilai B/C Ratio sebesar 7,41 artinya penerimaan yang diperoleh sebesar 7,41 kali dari biaya dan PBP sebesar 2,97 tahun, dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa agroindustri skala kecil keripik kentang layak untuk didirikan.
B. Saran
Model PoDSS perlu dikembangkan sehingga bisa digunakan untuk agroindustri skala menengah maupun skala besar. Data pada model PoDSS perlu diperbaharui terus tiap tahun disesuaikan dengan data aktual pada tahun yang bersangkutan. Pada sub model pembobotan kriteria produk potensial, sub model penentuan produk potensial, sub model pembobotan kriteria pemilihan lokasi, dan sub model penentuan lokasi potensial bisa dirubah menjadi lebih dinamis atau bisa ditambah atau dikurangi sesuai kehendak pengguna.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, J. 2004. Aplikasi Excel dalam Studi Kasus Akuntansi dan Manajemen Keuangan. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Asandhi, A.A. 1989. Kentang Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Hortikultura Lembang, Bandung.
Austin J, E. 1992. Agroindustrial Project Analysis. The John Hopkins University Press. Maryland.
Blank, L. T. and A. J. Tarquin. 1989. Engineering Economy. McGraw-Hill, Inc. USA.
BPS, 1997. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bandung. BPS, 1998. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bandung. BPS, 1999. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bandung. BPS, 2000. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bandung. BPS, 2001. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bandung. BPS, 2002. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bandung. BPS, 2003. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bandung. BPS, 2004. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bandung.
Brojonegoro, B.P.S. 1992. Analytical Hierarchy Process. PAU - Studi Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
DeGarmo, E.P., W.G. Sullivan, J.A. Bontadelli dan E.M. Wicks. 1997.
Engineering Economy. Prentice-Hall, Inc. Published by Simon & Schuster / A Viacom Company, New Jersey.
Eriyatno. 1989. Analisa Sistem Pangan Industri Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. IPB
Press. Bogor.
Hartus, T. 2001. Usaha Pembibitan Kentang Bebas Virus. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hartuti, N. dan R.M. Sinaga. 1998. Monograf No. 12, Keripik Kentang, Salah Satu Diversifikasi Produk. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bandung.
Http://faostat.fao.org/faostat/servlet
Http://www.asiamaya.com/nutrisi/keripikkentang.htm Http://www.iptek.net.id
Ma’arif, M.S. dan H, Tanjung. 2003. Teknik-teknik Kuantitatif untuk Manajemen. Makridakis S, S.C. Wheelwright, dan V.E. McGee, 1983. Forecasting, Method
and Applications. John Wiley and Sons Inc. Canada.
Manestech, T.J. and G.L. Park. 1977. System Analysis and Simulation with Application to Economics and Socials System. Michigan State University, USA.
Manning, W.A. 1984. Decision Making : How a MicrocomputerAids the Process. Portland State University, Portland.
Marimin, 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT. Grasindo. Jakarta.
Pramudya, B. dan N. Dewi. 1992. Ekonomi Teknik. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin : Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Komplek. Terjemahan. PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Setiadi, N.S.F. 1993. Kentang, Varietas & Pembudidayaan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Lampiran 1. Peta Kabupaten Bandung
Lampiran 2. Diagram Alir Data Level 0 Keluaran Sistem Masukan sistem Input 1 Sistem Penunjang Keputusan + Output Process Model
Project : Sistem Penunjang Keputusan Agroindustri Kentang Model : Aliran Data
Lampiran 3. Diagram Alir Data Level 1
Keluaran Sistem Menentukan Kelayakan Finansial Penentuan Lokasi Masukan sistem Input Output 1 Penentuan Produk Potensial + 2 Penentuan Lokasi Potensial + 3 Penentuan Kelayakan Finansial Agroindustri + Process Model
Project : Sistem Penunjang Keputusan Agroindustri Kentang Model : Sistem Penunjang Keputusan
Author : Dhani Satria W. Version 27/09/2007
Lampiran 4.1. Diagram Alir Data Level 2
Simpan Data Bobot
Simpan Data Kriteria
Simpan Data Produk
Penentuan Alternatif Menentukan Bobot Penentuan Kriteria Masukan sistem Input 1 Pemasukan Produk Potensial 2 Menentukan Kriteria Produk Potensial 3 Penentuan Bobot Produk Potensial 4 Penetuan Alternatif Produk Potensial Process Model
Project : Sistem Penunjang Keputusan Agroindustri Kentang Model : Penentuan Produk Potensial
Author : Dhani Satria W. Version 27/09/2007
Data Produk
Data Kriteria
Lampiran 4.2. Diagram Alir Data Level 2 (lanjutan)
Simpan Data Bobot Lokasi
Simpan Data Kriteria Lokasi
Simpan Data Lokasi
Penentuan Alternatif Menentukan Bobot Penentuan Kriteria 1 Pemasukan Lokasi Potensial 2 Menentukan Kriteria Lokasi Potensial 3 Penentuan Bobot Lokasi Potensial 4 Penetuan Alternatif Lokasi Potensial Process Model
Project : Sistem Penunjang Keputusan Agroindustri Kentang Model : Penentuan Lokasi Potensial
Author : Dhani Satria W. Version 27/09/2007
Data Lokasi
Data Kriteria Lokasi
Data Bobot Lokasi
Lampiran 4.3. Diagram Alir Data Level 2 (lanjutan)
Simpan Data Parameter Analisa Finansial
Keluaran Sistem Penentuan Analisa Kelayakan
Penentuan Parameter Analisa Finansial
Simpan Data Detil Biaya
Simpan Data Jenis Biaya Simpan Data Kelopok Biaya
Simpan Data Umur Proyek Simpan Data Analisa Finansial
Penentuan Detil Biaya Penentuan Jenis Biaya
Penentuan Kelompok Biaya Penentuan Umur Proyek
Output 1 Penentuan Model 2 Menentukan Jangka Waktu Proyek 3 Menentukan Kelompok Biaya 4 Menentukan Jenis Biaya 5 Menentukan Detil Baya Data Model
Analisa Finansial Data Umur Proyek
Data Kelompok Biaya Data Jenis Biaya
Data Detil Baya
6 Menentukan Parameter Analisa Finansial 7 Analisa Kelayakan Finansial Data Parameter Analisa Finansial Process Model
Project : Sistem Penunjang Keputusan Agroindustri Kentang Model : Penentuan Kelayakan Finansial Agroindustri
Lampiran 5. Surat Pengantar Kuisioner Untuk Penentuan Produk Unggulan dan Penentuan Lokasi Agroindustri
Kepada
Yth. Bapak/Ibu Responden Di tempat
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : Dhani Satria Wibawa
NRP : F34101074
Fakultas/Departemen : Teknologi Pertanian/Teknologi Industri Pertanian Sedang melakukan penelitian tugas akhir (skripsi) dalam menyelesaikan studi jenjang sarjana di Institut Pertanian Bogor dengan judul Sistem Penunjang Keputusan Agroindustri Skala Kecil Berbasis Kentang. Metode penelitian yang saya gunakan adalah Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), yang dalam pelaksanaannya saya membutuhkan pertimbangan-pertimbangan ahli untuk memberikan bobot pada kriteria dan alternatif yang saya miliki.
Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi kuisioner ini.
Atas perhatian Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Dhani Satria W. F34101074
Lampiran 6.1. Kuisioner Penentuan Produk Unggulan dan Penentuan Lokasi Agroindustri
Nama Responden : Instansi :
1. Penentuan Alternatif Industri Olahan
Petunjuk Pengisian
Terdapat 5 (lima) kriteria untuk penentuan alternatif industri olahan berbasis kentang. Kriteria-kriteria tersebut adalah:
a. Kebutuhan tenaga kerja b. Nilai tambah produk c. Potensi pasar
d. Dampak terhadap lingkungan
Skor kriteria Nilai Keterangan 1 Sangat Penting 2 Penting 3 Biasa 4 Kurang Penting 5 Tidak Penting
Kriteria Kebutuhan Tenaga Kerja
Nilai Keterangan 1 1 – 4 orang
2 5 – 19 orang 3 20 – 99 orang 4 100 orang keatas
Lampiran 6.2. Kuisioner Penentuan Produk Unggulan dan Penentuan Lokasi Agroindustri (lanjutan)
Kriteria Nilai Tambah
Nilai Keterangan 1 Nilai tambah sangat besar
2 Nilai tambah besar 3 Nilai tambah cukup besar 4 Nilai tambah kecil 5 Nilai tambah sangat kecil
Kriteria Potensi Pasar
Nilai Keterangan 1 Potensi pasar yang sangat tinggi
2 Potensi pasar yang tinggi 3 Potensi pasar yang cukup 4 Potensi pasar yang kurang
5 Potensi pasar yang sangat kurang
Kriteria Dampak Terhadap Lingkungan
Nilai Keterangan 1 Dampak terhadap lingkungan sangat rendah 2 Dampak terhadap lingkungan rendah
3 Dampak terhadap lingkungan cukup rendah 4 Dampak terhadap lingkungan tinggi
5 Dampak terhadap lingkungan sangat tinggi
Pemilihan Tipe Industri
Kriteria No Alternatif
Kbthn TK Tek. Pros Nilai Tmb Pot. Psr Dmpk. Ling.
1 Alt. 1
2 Alt. 2
3 Alt. 3
Skor Kriteria
Lampiran 6.3. Kuisioner Penentuan Produk Unggulan dan Penentuan Lokasi Agroindustri (lanjutan)
2. Penentuan Alternatif Lokasi Potensial
Petunjuk Pengisian
Terdapat 4 (empat) kriteria untuk penentuan alternatif lokasi agroindustri berbasis kentang. Kriteria-kriteria tersebut adalah:
a. Dukungan masyarakat b. Produktivitas bahan baku c. Ketersediaan tenaga kerja
d. Infrastruktur (sarana dan prasarana)
Skor kriteria Nilai Keterangan 1 Sangat Penting 2 Penting 3 Biasa 4 Kurang Penting 5 Tidak Penting
Kriteria Dukungan Masyarakat
Nilai Keterangan 1 Dukungan masyarakat sangat tinggi
2 Dukungan masyarakat tinggi 3 Dukungan masyarakat cukup tinggi 4 Dukungan masyarakat rendah
Lampiran 6.4. Kuisioner Penentuan Produk Unggulan dan Penentuan Lokasi Agroindustri (lanjutan)
Kriteria Produktivitas Bahan Baku
Nilai Keterangan 1 Produktivitas bahan baku sangat tinggi
2 Produktivitas bahan baku tinggi 3 Produktivitas bahan baku tinggi 4 Produktivitas bahan baku rendah
5 Produktivitas bahan baku sangat rendah
Kriteria Tenaga Kerja
Nilai Keterangan 1 Tenaga kerja sangat tersedia
2 Tenaga kerja tersedia 3 Tenaga kerja cukup tersedia 4 Tenaga kerja kurang tersedia 5 Tenaga kerja tidak tersedia
Kriteria Infrastruktur
Nilai Keterangan 1 Infrastruktur sangat lengkap
2 Infrastruktur lengkap 3 Infrastruktur cukup lengkap 4 Infrastruktur tidak lengkap 5 Infrastruktur sangat tidak lengkap
Pemilihan lokasi
Kriteria No Alternatif
Produktifitas. BB Infrastruktur Dukungan Masy Tenaga Kerja
1 Alt. 1
2 Alt. 2
3 Alt. 3
Skor Kriteria
Lampiran 7. Asumsi Kelayakan Finansial Agroindustri Keripik Kentang
Asumsi
Persentase produk terjual 100%
Harga jual produk 36.800
Biaya pemeliharaan 2% Modal sendiri 100% Bunga bank 14% Pajak penghasilan 1. Sampai dengan Rp. 25.000.000 5% 2. Rp. 25.000.000 s/d Rp. 50.000.000 10% 3. Rp. 50.000.000 s/d Rp. 100.000.000 15% 4. Rp. 100.000.000 s/d Rp. 200.000.000 25% 5. Diatas Rp. 200.000.000 35% Persentase produksi 100% Rendemen 20%
64 Lampiran 8. Biaya Investasi
Deskripsi Jumlah Satuan Harga/Satuan Total Biaya Per
Tahun Penyusutan
1 Bangunan
Kantor 9 m2 500.000 4.500.000 450.000
Gudang bahan baku 6 m2 500.000 3.000.000 300.000 Unit pengolahan 9 m2 500.000 4.500.000 450.000
Gudang bahan jadi 4 m2 500.000 2.000.000 200.000 2 Tanah 100 m2 200.000 20.000.000
3 Mesin dan peralatan
Kompor 1 unit 300.000 300.000 30.000
Penggorengan 1 buah 150.000 150.000 15.000 Panci/baskom 4 buah 50.000 200.000 20.000 Tampah (nyiru) 4 buah 10.000 40.000 4.000
Slicer 1 unit 500.000 500.000 50.000
Ember plastik 5 buah 30.000 150.000 15.000
Pengaduk 2 buah 4.000 8.000 800
Saringan 1 buah 5.000 5.000 500
Alat pengemas 1 unit 400.000 400.000 40.000
4
Perlengkapan dan
kendaraan
Sepeda motor 1 unit 15.000.000 15.000.000 1.500.000 5 Peralatan kantor ATK 1 unit 500.000 500.000 50.000 Meja 1 unit 300.000 300.000 30.000 Kursi 2 unit 200.000 400.000 40.000 Telepon 1 unit 100.000 100.000 10.000 6 Bahan baku Kentang 2322 kg 3.500 8.127.000 97.524.000 Bumbu 3 kg 25.000 75.000 900.000 BTM 1 kg 5.000 5.000 60.000
Bahan kemasan 1 paket 1.500.000 1.500.000 18.000.000 7 Energi
Listrik 100 kwh 1.500 150.000 1.800.000 Bahan bakar 120 liter 4.500 540.000 6.480.000
8 Komunikasi Telepon 1 bulan 500.000 500.000 6.000.000 9 Biaya pemasaran Transportasi 1 unit 500.000 500.000 6.000.000 10 Tenaga kerja Karyawan 5 orang 750.000 3.750.000 45.000.000
Lampiran 9. Biaya Produksi
Biaya Keterangan
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10 Biaya Tetap
Komunikasi 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 Tenaga kerja 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000 Pemeliharaan 1.041.060 1.041.060 1.041.060 1.041.060 1.041.060 1.041.060 1.041.060 1.041.060 1.041.060 1.041.060
Total Biaya Tetap 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 Biaya Variabel
Bahan baku 116.484.000 116.484.000 116.484.000 116.484.000 116.484.000 116.484.000 116.484.000 116.484.000 116.484.000 116.484.000 Energi 8.280.000 8.280.000 8.280.000 8.280.000 8.280.000 8.280.000 8.280.000 8.280.000 8.280.000 8.280.000 Biaya pemasaran 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000
Total Biaya Variabel 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 Total Biaya Produksi 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060
Lampiran 10. Laba Rugi
Biaya Keterangan
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10 A. Penerimaan 1. Produksi (kg) 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 2. Harga jual 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 Total Penerimaan 205.079.040 205.079.040 205.079.040 205.079.040 205.079.040 205.079.040 205.079.040 205.079.040 205.079.040 205.079.040 B. Biaya Operasi 1. Biaya Tetap 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 2. Biaya Variabel 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000
Total Biaya Operasi 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 C. Laba Kotor 22.273.980 22.273.980 22.273.980 22.273.980 22.273.980 22.273.980 22.273.980 22.273.980 22.273.980 22.273.980
D. Penyusutan 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300
E. Laba Sebelum Pajak 19.068.680 19.068.680 19.068.680 19.068.680 19.068.680 19.068.680 19.068.680 19.068.680 19.068.680 19.068.680
F. Pajak Penghasilan 1.906.868 1.906.868 1.906.868 1.906.868 1.906.868 1.906.868 1.906.868 1.906.868 1.906.868 1.906.868
Laba Bersih Setelah Pajak 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812
Lampiran 11. Aliran Kas
Biaya Keterangan
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pemasukan Laba Bersih 0 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 Penyusutan 0 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 Sub Total 0 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 Pengeluaran Investasi 52.053.000 Sub Total 52.053.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Selisih Kas (52.053.000) 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 1,000 0,877 0,769 0,675 0,592 0,519 0,456 0,400 0,351 0,308 0,270 (52.053.000) 17.865.888 15.671.831 13.747.220 12.058.965 10.578.040 9.278.982 8.139.458 7.139.876 6.263.049 5.493.902 (52.053.000) (34.187.112) (18.515.281) (4.768.060) 7.290.905 17.868.945 27.147.927 35.287.385 42.427.260 48.690.309 54.184.212 Aliran Kas (52.053.000) (31.685.888) (11.318.776) 9.048.336 29.415.448 49.782.560 70.149.672 90.516.784 110.883.896 131.251.008 151.618.120
No Komponen Biaya Satuan Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5 Tahun ke-6 Tahun ke-7 Tahun ke-8 Tahun ke-9 Tahun ke- 10 1 Produksi kg 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 2 Persentase produksi % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 3 Biaya Tetap Rp 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 4 Biaya Variabel Rp 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 5
Biaya Variabel per
Unit Rp/kg 23.465 23.465 23.465 23.465 23.465 23.465 23.465 23.465 23.465 23.465 6 Harga per Unit Rp 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800
BEP kg 3.902 3.902 3.902 3.902 3.902 3.902 3.902 3.902 3.902 3.902
BEP Rp 143.611.988 143.611.988 143.611.988 143.611.988 143.611.988 143.611.988 143.611.988 143.611.988 143.611.988 143.611.988
68 Lampiran 12. BEP
Lampiran 13. Hasil Analisa Kelayakan Agroindustri Kentang NPV 47.530.010 rupiah Layak IRR 37,51% Layak B/C Ratio 2,04 Layak PBP 2,56 tahun BEP 3.902 kg BEP 143.611.988 Rp
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMBANGUNAN
AGROINDUSTRI SKALA KECIL BERBASIS KENTANG
Oleh
DHANI SATRIA WIBAWA
F34101074
2007
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Jurnal
Sarjana Teknologi Pertanian
Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DHANI SATRIA WIBAWA F34101074
2007
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI SKALA KECIL BERBASIS KENTANG
JURNAL
Oleh :
DHANI SATRIA WIBAWA F34101074
Dilahirkan pada tanggal 1 September 1982 di Bojonegoro
Tanggal Lulus : November 2007
Disetujui,
Bogor, November 2007
Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo, DEA Dosen Pembimbing
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI SKALA KECIL BERBASIS KENTANG
(Decision Support System of Small Scale Potato Agroindustry)
Hartrisari Hardjomidjojo, dan Dhani Satria Wibawa
ABSTRAK
Sistem penunjang keputusan merupakan salah satu pendekatan ilmiah yang dapat digunakan dari berbagai alternatif keputusan. Pengembangan sistem penunjang keputusan dapat membantu pengambil keputusan tentang perencanaan pengembangan agroindustri berbasis kentang. Tujuan penelitian ini adalah merancang model sistem penunjang keputusan agroindustri skala kecil berbasis kentang serta memberikan alternatif keputusan investasi produk agroindustri berbasis kentang yang paling potensial dan tepat.
Sistem Penunjang Keputusan Agroindustri Skala Kecil Berbasis Kentang dikembangkan menjadi paket perangkat lunak komputer yang diberi nama PoDSS (Potato Decision Support System). Perangkat lunak ini diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Didalam aplikasinya, PoDSS memiliki empat sistem yang terintegrasi, yaitu: Sistem manajemen dialog, Sistem pengolahan pusat, Sistem manajemen basis data, dan Sistem manajemen basis model.
Sub model kelayakan finansial digunakan untuk menganalisa tingkat kelayakan agroindustri keripik kentang berdasarkan data finansial. Berdasarkan hasil perhitungan, agroindustri keripik kentang memiliki nilai NPV sebesar Rp. 51.038.439,-. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 49,57% yang berarti nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank yaitu 18%. Nilai B/C Ratio sebesar 7,41 artinya penerimaan yang diperoleh sebesar 7,41 kali dari biaya dan PBP sebesar 2,97 tahun. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa agroindustri keripik kentang layak untuk dikembangkan.
Kata kunci : DSS, sistem, keputusan, kelayakan, finansial
ABSTRACT
Decision Support System of Small Scale Potato Agroindustry is developed into computer software called PoDSS (Potato Decision Support System). This software is expected to help management in making a decision. PoDSS have four integrated system, dialog system, central processing system, data based system, and model based system. Dialog based system is the system that interact directly with user. Dialog based system can be seen when the software is running that is user interface. Central processing system is the main system that combines all of the system. Central processing system will manage the individual system to unite as a one whole system. Data based system comprise with two parts, static and dynamic data based. Model based system comprise of five supporting sub model, potential product criteria weighing sub model, potential product decision sub model, potential location criteria weighing sub model, potential location decision sub model, and financial feasibility sub model.
Financial feasibility sub model beneficent to analyze the potato chips agroindustry’s feasibility. Based on calculation, potato chips agroindustry has NPV value of Rp. 51.038.439,-. IRR value of 49,57% which mean IRR value is higher than bank’s interest rate of 18%. B/C Ratio of 7,41 which mean revenue generated as much as 7,41 times from cost and PBP value of 2,97 years. Calculation shows that potato chips agroindustry is reasonable to be developed.
PENDAHULUAN
Indonesia termasuk salah satu negara agraris dengan sumber daya alam yang melimpah. Sebagai negara agraris, sektor pertanian memiliki peran yang relatif besar dalam roda perekonomian Indonesia. Peran ini dapat dicapai dengan salah satu cara yaitu melalui agroindustri.Agroindustri mengolah bahan baku yang berasal dari tanaman maupun hewan. Agroindustri diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk-produk pertanian, sehingga dapat bersaing baik di pasar lokal maupun pasar internasional.
Salah satu produk pertanian yang memiliki prospek cukup besar adalah kentang (Solanum tuberosum L.). Di pasaran, kentang memiliki harga yang relatif stabil. Hal ini dikarenakan kentang merupakan produk yang dapat disimpan, berbeda dengan sayuran seperti tomat atau kubis. Kentang sebelum dikonsumsi harus diolah terlebih dahulu. Untuk pemakaian umum, kentang biasanya diolah menjadi makanan seperti perkedel, sambal kentang, ataupun sop. Beberapa produk olahan kentang diantaranya adalah keripik, kerupuk, tepung, dan kentang goreng.
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk pengembangan produk ini adalah dengan mengembangkan agroindustri berbasis kentang, tetapi kenyataannya agroindustri berbasis kentang masih mengalami banyak kendala. Hal ini karena pertanian dan industri walaupun saling terkait tetapi mempunyai karakteristik yang berbeda. Hasil pertanian sebagai bahan baku industri tergantung pada alam dan bersifat musiman sehingga berpengaruh terhadap kontinuitas hasil produksi. Umumnya, produk pertanian juga hanya bisa berproduksi secara maksimal pada daerah-daerah tertentu saja. Disamping produk pertanian, petani juga perlu diperhatikan. Petani umumnya memiliki keterbatasan dalam akses informasi dan teknologi yang berkaitan dengan bisnisnya. Di sektor industri, kontinuitas bahan baku harus terjamin serta memiliki kualitas yang baik.
Dari kondisi tersebut, maka diperlukan suatu sistem untuk menjembatani antara usahatani kentang dan agroindustri berbasis kentang sehingga saling mendukung. Agroindustri dapat memberikan informasi tantang varietas dan kualitas kentang yang diinginkan, jumlah permintaan serta harga yang ditawarkan kepada petani. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh petani untuk merencanakan varietas kentang yang ditanam maupun tingkat produksinya.
Dalam perencanaan, penggunaan perangkat lunak dapat membantu memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan. Pengembangan sistem penunjang keputusan dapat
membantu pengambil keputusan tentang perencanaan pengembangan agroindustri berbasis kentang. Sistem ini diharapkan mampu menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh dan harus dipertimbangkan dalam pendirian agroindustri berbasis kentang ini.
METODOLOGI
KerangkaPemikiran
Kajian investasi agroindustri berbasis kentang digunakan untuk mengembangkan suatu model sistem penunjang keputusan yang berfungsi untuk membantu pengambil keputusan yang akan terjun dalam bidang agroindustri berbasis kentang. Kajian ini diharapkan dapat mendukung pengembangan agroindustri kentang sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat maupun pendapatan pemerintah daerah.
Sistem yang dirancang bertujuan untuk mengambil keputusan dalam pemilihan produk olahan agroindustri berbasis kentang yang potensial untuk dikembangkan. Pemilihan lokasi yang sesuai dan kelayakan investasi usaha agroindustri berbasis kentang juga mempengaruhi keputusan yang diambil. Investasi yang dikembangkan harus memenuhi kriteria kelayakan, diantaranya adalah kelayakan finansial. Analisa finansial berguna untuk mengurangi resiko kegagalan dalam investasi.
Pendekatan Sistem
Sistem adalah kumpulan obyek-obyek yang saling berinteraksi dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu dalam lingkungan yang kompleks. Sistem mencakup lima unsur utama yaitu: (1) elemen-elemen atau bagian; (2) adanya interaksi atau hubungan antar elemen- elemen; (3) adanya sesuatu yang mengikat elemen-elemen tersebut menjadi satu kesatuan; (4) terdapat tujuan bersama sebagai hasil akhir; (5) berada dalam suatu lingkungan yang kompleks. Pendekatan sistem adalah cara pemecahan masalah yang dimulai dengan identifikasi kebutuhan. Identifikasi kebutuhan akan menghasilkan suatu sistem dan operasi. Ciri pendekatan sistem adalah mencari semua faktor yang penting untuk memperoleh solusi yang terbaik dalam menyelesaikan masalah dan membuat suatu model kuantitatif untuk membantu keputusan secara rasional (Eriyatno, 1989).
1. Analisa Kebutuhan
Analisa kebutuhan merupakan tahapan permulaan dalam pengkajian suatu sistem. Analisa kebutuhan merupakan interaksi dari
seorang pengambil keputusan terhadap sistem yang ada.
Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem mempunyai kebutuhan yang berbeda sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Komponen-komponen yang berpengaruh dalam investasi agroindustri kentang antara lain: investor, pemerintah, lembaga perbankan, industri pesaing, petani kentang, pelaku industri, lembaga penelitian dan pengembangan, masyarakat sekitar dan konsumen.
2. Formulasi Permasalahan
Pengembangan investasi agroindustri berbasis kentang dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku, sarana dan prasarana, prakiraan biaya, serta kemudahan memperoleh modal. Hal-hal tersebut merupakan faktor penting yang dijadikan pertimbangan dalam investasi atau pengembangan agroindustri berbasis kentang yang terpilih.
Investasi agroindustri berbasis kentang memerlukan analisa terutama yang berhubungan dengan kelayakan usaha dengan tujuan menghindari resiko kegagalan. Hasil analisa menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investor dalam menanamkan modalnya.
3. Identifikasi Sistem
Identifikasi sistem merupakan suatu hubungan antara pernyataan dari kebutuhan- kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan yang dijabarkan dalam bentuk diagram lingkar sebab-akibat dan