Kesimpulan
Dari hasil pengamatan visual, untuk bagian luar pipa tidak mengalami korosi. Pada permukaan dalam pipa, terdapat produk korosi pada semua permukaan. Produk korosi berwarna coklat, merah, dan hitam. Warna coklat dan merah menunjukkan senyawa Fe2O3. Warna hitam menunjukkan senyawa Fe3O4.
Dari hasil pengamatan makroskopik, semakin jelas nampak adanya sumur (pitting) pada permukaan dalam pipa. Sumur ini merupakan salah satu tanda adanya bentuk korosi O2. Terlihat juga adanya goresan-goresan pada pipa yang merupakan salah satu tanda bahwa pipa mengalami korosi H2S.
Dari hasil pengamatan mikroskopik, pipa didominasi fasa ferrite dan sedikit pearlit, namun fasa ini homogen di seluruh bagian pipa. Jenis serangan korosi pada pipa diantaranya adalah general corrosion, pitting corrosion, dan erosion corrosion. Adanya sumur yang saling berhubungan (wormhole) ini merupakan salah satu tanda korosi CO2 yang menyerang pipa. Hasil karakterisasi komposisi kimia dengan instrumen OES menunjukkan bahwa bahan pipa termasuk ke dalam low-carbon steel.
Hasil pengujian instrumen EDS pada beberpa bagian dalam pipa menunjukkan adanya unsur tambahan yang terdeteksi, yaitu oksigen (O), sulfur (S), dan klor (Cl). Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa bentuk korosi CO2 dan H2S yang
menyerang pipa. Adanya unsur klor membuktikan bahwa proses drain dan refresh meninggalkan unsur klor pada permukaan dalam pipa.
Dari hasil identifikasi senyawa oleh instrumen XRD, terlihat adanya beberapa senyawa hasil produk korosi, yaitu FeO(OH), Fe2O3 dan Fe3O4 yang merupakan produk utama korosi pada baja. Selain itu, terdapat senyawa FeCO3
yang merupakan hasil korosi oleh senyawa CO2. Kemudian terdapat pula senyawa FeS dan FeSO4 yang memperkuat terjadinya korosi H2S pada pipa. Terdapat pula senyawa FeCl2 yang terbentuk karena proses drain dan refresh yang kurang berjalan dengan baik.
Saran
Untuk mencegah terjadinya kegagalan serupa perlu dipertimbangkan beberapa hal berikut, yaitu:
1. Penggantian material pipa dengan material yang sesuai dengan standard internasional seperti SAE atau API.
2. Peningkatan quality control dalam maintenance cleaning damage untuk mencegah penumpukan deposit korosi dengan menambahkan penghalang korosi (corrosion inhibitor) yang tepat secara kontinu. Contohnya adalah Vapor phase Corrosion Inhibitor (VpCI).
66
DAFTAR PUSTAKA
1. Salim, T dan Sriharti. (2006) Analisis Penerapan Teknologi Penyulingan Nilam di Desa Cupunagara Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang.Yogyakarta: LIPI.
2. Meyrick, G. (2001) Steel Class Notes and Lecture Material for MSE 651.01--Physical Meteallurgy of Steel.
3. Guthrie R.I.L dan Jonas J.J. (1990) ASM Handbook Volume 1
Properties and Selection: Irons Steel and High Performance
Alloys.Ohio:American Society for Metals.
4. Krauss G. (1985) Physical
Metallurgy and Heat Treatment of Steel, in Metals Handbook Desk Edition.Ohio:American Society for Metals.
5. Guthrie R.I.L dan Jonas J.J. (1990) ASM Handbook Volume 1
Properties and Selection: Irons Steel and High Performance
Alloys.Ohio:American Society for Metals.
6. Meyrick, G. (2001) Steel Class Notes and Lecture Material for MSE 651.01--Physical Meteallurgy of Steel.
7. Guthrie R.I.L dan Jonas J.J. (1990) ASM Handbook Volume 1
Properties and Selection: Irons Steel and High Performance
Alloys.Ohio:American Society for Metals.
8. Callister, W. D. (2007) Materials science and engineering: an introduction.USA:John Wiley & Sons, Inc.
9. Thelning K. E. (1975) Steel and its Heat Treatment.England:Butterworth & Co (Publishers) Ltd.
10. Guthrie R.I.L dan Jonas J.J. (1990) ASM Handbook Volume 1
Properties and Selection: Irons Steel and High Performance
Alloys.Ohio:American Society for Metals.
11. Verhoeven, J. D. (2005) Metallurgy of Steel for Blademiths & Others who
Heat Treat and Forge Steel.Iowa State University.
12. SAE J411. (1989) SAE Handbook, Vol 1, Materials, Carbon and Alloy Steels.Pennsylvania:Society of Automotive Engineers.
13. Smyth Dennis (1990) Steel Tubular Products dalam ASM Handbook Volume 1 Properties and Selection: Irons Steel and High Performance Alloys.Ohio:American Society for Metals.
14. Perez, N. (2004) Electrochemsitry and Corrosion Science.New York:Kluwer Academic Publishers. 15. Pohlman, S. L. (1987) Metals
Handbook 9th Edition Corrosion. Ohio:American Society for Metals. 16. Craig, B. D. et al. (2006) Corrosion
Prevention and Control: A Program Management Guide for Selecting Materials, 2nd Edition.New York:AMMTIAC.
17. Pohlman, S. L. (1987) Metals Handbook 9th Edition Corrosion. Ohio:American Society for Metals. 18. Craig, B. D. et al. (2006) Corrosion
Prevention and Control: A Program Management Guide for Selecting Materials, 2nd Edition.New York:AMMTIAC.
19. Ibid.
20. Glaeser, W. & Wright, I. G. (1987) Mechanically Assisted Degradation, dalam Metals Handbook 9th Edition Corrosion. Ohio:American Society for Metals.
21. Ibid.
22. Dennies, D. P. (2002) ASM Handbook Volume 11 Failure Analysis and
Prevention.Ohio:American Society for Metals.
23. Freeman S.R. (2002) ASM Handbook Volume 11 Failure Analysis and Prevention.Ohio:American Society for Metals.
24. Korb, L. J. and Olson D. L. (1987) Metals Handbook 9th Edition Corrosion. Ohio:American Society for Metals.
25. Anonim (2009) Wet H2S Cracking – Basics.
http://www.corrosion4dummies.com/
2009/01/wet-h2s-cracking.html.
Diakses pada tanggal 12 Maret 2012 26. Anonim.H2S Corrosion.
http://octane.nmt.edu/WaterQuality/c orrosion/H2S.aspx. Diakses pada tanggal 2 Mei 2012 27. Anonim.CO2 Corrosion. http://octane.nmt.edu/WaterQuality/c orrosion/CO2.aspx.Diakses pada tanggal 2 Mei 2012 28. Anonim.Sour Crude.http://www.oilandgasiq.com/g
lossary/sour-crude/. Diakses pada
tanggal 2 Mei 2012 29. Anonim.Crude
Oil.http://www.oilandgasiq.com/glos
sary/crude-oil/. Diakses pada tanggal
2 Mei 2012
30. Anonim. (2008) Komposisi Penyusun Minyak Bumi dan Gas Alam
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/ kuliah_web/2008/Riski%20Septiade vana%200606249_IE6.0/halaman_9.
html. Diakses pada tanggal 15 Juli
2012
31. Anonim. (2009) Jangka Sorong.
http://www.gudangmateri.com/2009/
03/jangka-sorong.html.Diakses pada
tanggal 23 April 2012 32. Anonim.Mikrometer Sekrup. http://belajar.kemdiknas.go.id/index5 .php?display=view&mod=script&cm d=Bahan%20Belajar/Materi%20Pok ok/SMA/view&id=300&uniq=2868.
Diakses pada tanggal 23 April 2012 33. Anonim.Kamera.http://id.wikipedia.
org/wiki/Kamera.Diakses pada
tanggal 23 April 2012 34. Anonim.Mikroskop dan
penggunaannya.
http://web.ipb.ac.id/~tpb/files/materi/
bio100/Materi/mikroskop.html.Diaks
es pada tanggal 23 April 2012
35. Voort G.F.V. (2004) ASM
Handbook Vol 9 Metallography and Microstructures. Ohio:American Society for Metals.
36. Skoog D.A. et al. (2007) Principles of Instrumental Analysis. Canada:Thomson Brooks/Cole 37. Robinson J.W, et al. (2005) Undergraduate Instrumental Analysis 6th Ed.NewYork:Marcel Dekker
38. Hafner B. Energy Dispersive Spectroscopy on the SEM: A Primer.Minnesota:
http://www.charfac.umn.edu/instrum
ents/Diakses pada tanggal 24 April
2012
39. Skoog D.A. et al. (2007) Principles of Instrumental Analysis.
Canada:Thomson Brooks/Cole 40. Anonim. X-ray tube.
http://en.wikipedia.org/wiki/X-ray_tube Diakses pada tanggal 18
Juli 2012
41. Maddu Akhiruddin (2011)
Kristalografi Sinar-X.Slide Kuliah Instrumentasi Fisika IPB
42. Skoog D.A. et al. (2007) Principles of Instrumental Analysis.
Canada:Thomson Brooks/Cole 43. King M. et al. (1995) Power
Diffraction File, Hanawalt Search Manual. Pennsylvania:International Centre for Diffraction Data.
44. Anonim.Iron Corrosion Product.
http://corrosion- doctors.org/Experiments/iron-products.htm. Diakses pada tanggal 27 April 2012
45. Gandy D. (2007) Carbon Steel Handbook.California:Electric Power Research Institute
46. Guthrie R.I.L dan Jonas J.J. (1990) ASM Handbook Volume 1
Properties and Selection: Irons Steel and High Performance
Alloys.Ohio:American Society for Metals.