• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen ANJAN SWASTI HARDIYANTI D0108038 (Halaman 128-134)

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa responsivitas Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelayanan program PKMS sudah baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa Dinas Kesehatan Kota Surakarta sudah berupaya untuk memberikan yang terbaik dalam pelayanan program PKMS kepada masyarakat peserta program PKMS. Hal tersebut dapat dilihat dari:

1. Terdapat tidaknya keluhan dari pengguna jasa selama satu tahun terakhir

Keluhan dari masyarakat peserta program PKMS ini sendiri terdiri dari keluhan mengenai pelayanan kepesertaan dan keluhan mengenai pelayanan. Untuk keluhan mengenai pelayanan kepesertaan yaitu prosedur penerbitan kartu gold yang membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan keluhan mengenai pelayanan kesehatan itu meliputi PKMS tidak menjamin biaya pengobatan dan kamar Rumah Sakit penuh serta petugas pendaftaran yang kurang ramah.

Dalam merespon keluhan dari masyarakat peserta program PKMS maka dilakukan dengan cara:

a) Melakukan koordinasi dengan Rumah Sakit baik secara berkala maupun insidental sesuai kasus yang ditemui.

b) Terus-menerus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai hak dan kewajiban dalam mendapatkan pelayanan PKMS.

c) Terus-menerus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai mekanisme rujukan berjenjang.

3. Penggunaan keluhan dari pengguna jasa sebagai referensi bagi perbaikan penyelenggaraan pada masa mendatang

Cara yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota dalam menanggapi keluhan yang disampaikan oleh masyarakat peserta program PKMS pun di tanggapi secara rasionalitas. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya pembinaan dalam rapat yang dilakukan secara terjadwal. Dalam rapat tersebut dibicarakan tidak hanya keluhan dari masyarakat tetapi juga keluhan yang berasal dari pemberi layanan sendiri. Oleh karena itu keluhan itu pun dapat diselesaikan secara bersama dan terbuka sehingga dapat menciptakan solusi yang nantinya digunakan untuk mengatasi keluhan tersebut sekaligus dapat juga dijadikan sebagai perbaikan pelayan program PKMS.

4. Berbagai tindakan aparat birokrasi untuk memberikan kepuasan pelayanan kepada pengguna jasa

Untuk memberikan kepuasan pelayanan kepada masyarakat peserta program PKMS dilakukan dengan cara:

a) Peningkatan fisik bangunan Puskesmas dan RSUD Kota Surakarta

b) Peningkatan peralatan dan obat-obatan Puskesmas dan RSUD Kota Surakarta

c) Penyediaan ambulance rakyat secara cuma-Cuma

d) Menjalin kerjasama dengan RS Pemerintah dan swasta yang ada di Kota Surakarta untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan peserta PKMS

5. Penempatan pengguna jasa oleh aparat birokrasi dalam sistem pelayanan yang berlaku.

Dalam pelayanan kepesertaan program PKMS ini, setiap masyarakat peserta PKMS diperlakukan dengan cara yang sama sesuai dengan prosedur tetapnya. Antara masyarakat peserta PKMS yang satu dengan yang lainnya diperlakukan secara adil tanpa memandang status sosial, pendidikan, status ekonomi ataupun hubungan kekerabatan. Sedangkan dalam pelayanan kesehatan program PKMS ini setiap masyarakat yang berobat juga diperlakukan secara sama namun jika masih terdapat pembedaan kelakuan maka hal tersebut sudah berada

di luar kewenangan Dinas Kesehatan Kota Surakarta karena masalah tersebut sudah berada di kewenangan pihak Rumah Sakit dengan masyarakat peserta program PKMS.

Selain itu juga ditemukan adanya faktor terkait yang meliputi faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelayanan program PKMS. Faktor pendukungnya antara lain dalam pelayanan kepesertaan mendapat bantuan dari KPPT dan tim kota serta dalam pelayanan kesehatan itu terdapat beberapa bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang disediakan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit dan dalam pelaksanaannya program PKMS itu mendapatkan dukungan dari DPRD dan Pemkot sendiri. Kemudian yang menjadi faktor penghambat dalam program ini adalah adanya sikap ketidakpedulian dari masyarakat peserta program PKMS maupun dari aparat pemberi layanan program PKMS dan adanya masyarakat peserta program PKMS yang masih memandang sebelah mata terhadap pelayanan di Puskesmas

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, saran yang dapat peneliti sampaikan untuk memperbaiki responsivitas Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelayanan program PKMS antara lain:

1) Pelayanan Kepesertaan:

a) Perlu adanya pemberitahuan yang jelas kepada masyarakat peserta program PKMS Gold dalam disetujui atau tidaknya

mengenai masalah penerbitan PKMS Gold itu sendiri. Aparat pemberi layanan seharusnya memberi batas waktu misalnya saja dalam kurun waktu seminggu untuk memberi kepastian mengenai penerbitan PKMS Gold apakah gold card tersebut layak untuk di terbitkan atau tidak dan pemberitahuan itu sebaiknya disampaikan pada saat proses pendaftaran kepesertaan PKMS Gold sehingga masyarakat tidak perlu datang berkali-kali ke Dinas Kesehatan Kota Surakarta untuk memperoleh kepastian penerbitan PKMS Gold.

2) Pelayanan Kesehatan

a) Perlu adanya koordinasi antara pihak Puskesmas maupun Rumah Sakit yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam program PKMS dengan pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta sendiri demi kelancaran pelayanan program PKMS tersebut. Seperti dalam kasus kamar penuh tersebut dibutuhkan komunikasi dari pihak Rumah Sakit pada waktu pendaftaran rawat inap untuk memberikan informasi secara lengkap kepada masyarakat peserta program PKMS agar tidak menimbulkan kesalahpahaman mengenai fakta bahwa masih adanya kamar kosong namun pihak Rumah Sakit mengkonfirmasi bahwa sudah tidak ada lagi kamar kosong. Pihak Rumah Sakit sebaiknya memberi konfirmasi bahwa

memang masih ada kamar kosong namun kamar tersebut berada dalam bangsal penyakit menular sehingga dikhawatirkan nantinya masyarakat yang mau menjalani rawat inap tersebut justru malah akan tertular penyakit itu. Dan mengenai masyarakat yang masih memandang sebelah mata terhadap pelayanan di Puskesmas juga sebaiknya diberi informasi pada waktu ia di diagnosis untuk menjalani rawat inap bahwa fasilitas kesehatan yang diberikan untuk rawat inap di Puskesmas dan Rumah Sakit itu sama yaitu fasilitas kelas III sehingga apabila ada masyarakat peserta program PKMS yang ingin rawat inap di Rumah Sakit namun jika ia masih mampu untuk mendapatkan pelayanan rawat inap di Puskesmas menjadi tahu dan tidak memandang sebelah mata lagi mengenai pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas. b) Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat peserta program

PKMS mengenai mekanisme rujukan berjenjang sehingga masyarakat peserta program PKMS ketika harus menjalani rawat inap tahu prosedur yang ada sehingga kasus tentang PKMS tidak menjamin biaya pengobatan itu dapat dicegah. Sosialisasi itu sebaiknya dilakukan tidak hanya dengan melalui penyuluhan melainkan juga dengan cara alur pelayanan kesehatan itu ditempel di dinding bagian informasi Puskesmas

sehingga nantinya masyarakat peserta program PKMS menjadi tahu dan paham mengenai alur pelayanan kesehatan beserta persyaratan-persyaratan yang harus dilengkapi.

c) Perlu adanya pembinaan antara pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta dengan pihak Rumah Sakit yang bekerjasama dalam program PKMS terutama kepada petugas di bagian pendaftaran agar dalam melayani masyarakat peserta program PKMS dilakukan dengan ramah dan sikap bersahabat dan juga perlu adanya penanganan yang serius apabila masih ditemukan adanya diskriminasi dalam pelayanan program PKMS yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit meskipun itu tentu saja berada di luar wewenang Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Pembinaan tersebut sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) maupun sesuai dengan visi dan misi dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta itu sendiri.

Dalam dokumen ANJAN SWASTI HARDIYANTI D0108038 (Halaman 128-134)

Dokumen terkait