• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM PEMP

5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1) Secara agregat, program PEMP mampu memberikan dampak nyata terhadap peningkatan pendapatan (pada taraf <5%) pada responden di Subang dan Cirebon maupun pada agregat kedua lokasi tersebut.

2) Di daerah Subang, program PEMP memberikan dampak nyata (pada taraf <5%) terhadap peningkatan pendapatan kelompok mata pencaharian petambak dan pedagang.

3) Di daerah Cirebon, program PEMP memberikan dampak nyata (pada taraf <5%) terhadap peningkatan pendapatan kelompok mata pencaharian petambak dan pengolah.

4) Program PEMP tidak memberikan dampak nyata (pada taraf <5%) terhadap peningkatan pendapatan kelompok mata pencaharian nelayan di Subang maupun Cirebon.

5) Analisis regresi (dengan seluruh variabel bebas terlibat dalam analisis, telah dilakukan iterasi pada variabel yang memiliki korelasi tinggi, maupun pada variabel bebas yang menunjukkan pengaruh nyata) menggambarkan bahwa model regresi yang dibangun itu dapat dipercaya pada taraf <5%. Nilai R2 masing-masing model adalah 52.3%, 51.3%, dan 45.1%. Untuk sebuah analisis sosial, seperti dalam penelitian ini, nilai R2 tersebut sudah terbilang memadai.

6) Hasil akhir dari analisis regresi menunjukkan bahwa variabel “persepsi pada kecakapan berbisnis” dan “mata pencaharian sebagai pedagang” memberikan pengaruh nyata pada taraf <5% terhadap peningkatan pendapatan.

7) Dengan memperhitungkan laju inflasi nasional, diketahui bahwa responden di Cirebon rata-rata memiliki tingkat pendapatan yang lebih rawan. Hanya petambak yang mengalami laju peningkatan pendapatan

yang positif. Sedangkan responden di Subang relatif lebih mapan, karena seluruhnya memiliki laju peningkatan pendapatan yang positif. Nelayan di kedua daerah penelitian merupakan kelompok yang paling rawan, karena kelompok inilah yang paling terpukul dengan laju inflasi.

5.2 Saran - Saran

1) Program PEMP selanjutnya perlu mengakomodasikan inisiatif-inisiatif yang lebih afirmatif terhadap nelayan yang merupakan kelompok masyarakat yang mengalami dampak yang kecil. Meski terjadi peningkatan pendapatan pada kelompok ini, namun peningkatan pendapatan pada kelompok lain terjadi dengan laju lebih tinggi, sehingga mempertajam kesenjangan kesejahteraan antar kelompok masyarakat.

2) Program PEMP perlu mengubah orientasinya tidak hanya berpusat pada faktor pemberian modal. PEMP perlu memberikan perhatian lebih tinggi pada faktor-faktor lain yang bersifat non-modal.

3) Program PEMP perlu melakukan revitalisasi dampingannya untuk menghasilkan proses pemberdayaan yang lebih baik.

4) Gambaran responden di Cirebon, yang seluruhnya mengalami laju peningkatan pendapatan yang negatif setelah dikoreksi dengan inflasi, mengisyaratkan bahwa sektor ekonomi ekstraktif maupun pengolahan yang berbasis sumberdaya kelautan sudah mulai rentan. Untuk itu dibutuhkan innovasi sumber pendapatan alternatif dan innovasi pemberdayaan masyarakat. Bagi kelompok nelayan, misalnya, kerentanan itu tidak hanya mencakup dimensi ekonomi; namun juga mencakup dimensi sosial, misalnya gaya hidup konsumtif ketika musim panen dan kebiasaan berhutang ketika musim paceklik. Hal itu menguatkan kebutuhan obyektif agar masyarakat lebih rasional dalam memandang hidupnya dan mengelola hidupnya; pada saat yang sama pemerintah dibutuhkan untuk mendorong masyarakat agar mampu melakukan hal itu.

DAFTAR PUSTAKA

Bauer, P.T., 1973, Dissent on Development. Delhi, Vikas Publishing House, Pvt. Ltd. P, 550

Brandt, Willy, 1980, Utara Selatan. Program untuk Kelangsungan Hidup. Jakarta, Leppenas. 357 halaman

Cowx, I.G and Shcramm, H.L. 2006. Fisheries Management and Ecology. Journal of Fisheries. FAO. Rangking : 2006 : 17/41 (Fisheries)

Dahuri R. 2004. Kebijakan dan Program Pembangunan Kelautan dan Perikanan Nasional, Makalah pada acara Ocean Out Look BEM FPIK – IPB tanggal 16 Mei 2004 Bogor. 22 halaman

Dahuri, R. 2002. Membangun Kembali Perekonomian Indonesia melalui Sektor Perikanan dan Kelautan, LISPI. Jakarta. Hal : 80-81 : 124-128

Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. 2003. Pedoman Umum Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) 2003. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta. 51 hal.

Djamaludin, R. 2003. Mangrove-use Condotion Survey : The Case study from Rap-rap and Sodaken. Minahasa Regency. Nort Sulawesi Dalam Bangkitnya Panglima Laot Lhok. Meninggalkan Tititk Nol Nelayan Melawan Perlakuan Buruk, Jaring Pela & CBRM, Jl Palem Putri III no, 1-3 Taman Yasmin sektor 5, Bogor Jawa Barat. Hal 92.

Fauzi, A dan Anna,S. 2002. Evaluasi Status Keberlanjutan Pembangunan Perikanan: Aplikasi Pendekatan Rapfish (Studi Kasus Perairan Pesisir DKI Jakarta). Jurnal Pesisir dan Lautan Vol.4 No 3, 2002 Pusat Kajian sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor. Hal 44-47

Fauzi, A dan Satria, A. 2000. “Dimensi-Dimensi Kemiskinan nelayan” (Makalah tidak dipublikasikan). 8 hal.

Hall, S.J. 2006. Anti Poverty and Anti Poor. Journal of Poverty. Haworth Press Inc. Www.blackwellpublishing.com/journal.asp/ref=1467.

Haque S.M. 1996. Former Director, Center of Excellentin Marine Biology, University of Karachi. Pakistan. Response to ICM crosss-national survey, Newark : University of Delaware. Center for the Study of Marine Policy. P. 517.

Hermawan, M. 2006, Keberlanjutan Perikanan Tangkap Skala kecil (Kasus Perikanan Pantai Tegal dan Pasauran Serang), Desertasi Sekolah Pasca sarjana IPB-TKL, Bogor . 314 hal

Hikmat, Harry. 2001. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung. HUP, 260 hal

Isbandi, R.A. 2003, Pemberdayaan , Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 354 hal.

Ismawan, B. 2003a. Pengalaman Lembaga Swadaya Masyarakat. Dalam menanggulangi Kemiskinan. Dalam Bunga Rampai Lembaga Keuangan Mikro . Bisnis Inovation Center of Indonesia bekerja sama dengan Kantor Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Hal 128-130.

Ismawan, B. dan Budiantono, 2005. Mapping Microfinance in Indonesia. Jurnal Ekonomi Rakyat. Edisi Maret 2005. Hal 38-42.

Katz, Saul M., 1970, A System Approach to Development Administration, dalam Riggs, F.W., (ed) Frontiers of Development Administration. North Caroline, CAG AS PA

Kusnadi, H, 2006, Filosofi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, HUMANIORA Bandung. 104 hal.

Manggabarani, H. 2005. Model Pengelolaan Perikanan di Wilayah Padat Tangkap : Kasus Perairan Laut Sulawesi Selatan bagian Selatan, Desertasi Sekolah Pasca Sarjana, IPB-TKL Bogor. 156 hal

Mubyarto, L. Sutrisno, M. Dove, 1984, Nelayan dan Kemiskinan. Studi Ekonomi Antropologiy di dua Desa Desa Pantai. Penerbit Rajawali Jakarta. Hal 18-19; 175-176

Mikelsen, B. 2001. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. 437 hal

Murni, A. 2006. Ekonomika Makro, Refiko Aditama Bandung. Hal 39-42

Mulyana, R dan Fachrudin 2004. Petunjuk Teknis identifikasi Sarana Perikanan Tangkap Jaring Insang (Gill Net), Departemen Kelautan dan Perikanan Balai Pengembangan penangkapan Ikan Semarang, 36 hal

Nikijuluw, V.P.H. 2005, Politik Ekonomi Perikanan, Bagaimana dan Kemana Bisnis Perikanan, PT. Fery Agung Coorporation (FERACO) Jakarta, 314 hal

Nikijuluw, V.P.H.. 2002, Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Kerjasana Pusat Pusat Pemberdayaan dan Pembangunan Regional dengan PT. Pustaka Cidesindo Jakarta. 254 hal

Olsen, S,B. 1993. Will Integrated Coastal Management programs be sustainable ? The Constituency Problem. Ocean & Coastal management. 21 (1-3) : 2001- 2005 Roy, S.B. 1992. Billateral Matching Institution: An Illustration in Forest Conservation.

Journal of Indian Anthrop. Soc. 27: 253-262.

Runge, C.F. 1990. Common Property and Collective Action in Economic Development. Proc. Of Conference on Common Property Resources. National Academy Press. Saad, S dan Basuki R, 2004. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Upaya Meningkatkan

Kemandirian, Makalah Seminar Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, Jakarta . 18 halaman

Satria, A. 2002. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir, Cidesindo. Jakarta. 130 hal. Samuelson, Paul A and Nordhause, Wiliam,D. 2001. Macro Economics 14 and 17

Simon, B.L. 1990. Rethingking Empowerment. Journal of Progressive Human Services, Vol 1/1:27-29

Suwardiyono dan Indah. S 2004. Petunjuk Teknis Identifikasi Sarana Perikanan Tangkap Jaring tiga Lapis (Trammel Net), Departemen Kelautan dan Perikanan Balai Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang, 21 hal

Sutrisno,H. 1982. Analisis Regresi, Penerbit Andi Yoyakarta. 82 hal.

Syaifudin NH, 2006. Bangkitnya Panglima Laot Lhok. Meninggalkan Tititk Nol Nelayan Melawan Perlakuan Buruk, Jaring Pela & CBRM, Jl Palem Putri III no, 1-3 Taman Yasmin sektor 5, Bogor Jawa Barat. Hal 92.

Tadjudin, D. 1999. Manajemen Kolaborasi. Pustaka Latin. Bogor. 159 hal

Todaro, M. P., 1983, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta, Ghalia Indonesia. 492 hal

Lampiran 1. Kuesioner Peserta Program, Evaluasi Dampak Program

PEMP/ (Anggota KMP/ Pedagang Ikan (Bakul) )

KUESIONER PESERTA PROGRAM