• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interval Time (day)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Data-data kerusakan mesin yang diambil di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTP Nusantara 3 adalah data tahun 2007, 2008 dan tahun 2009 (sd Agustus 2009). Dari hasil pengolahan dan analisa data kerusakan mesin tersebut, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 Analisis kerusakan mesin dan komponen.

Analisis kerusakan yang dilakukan terhadap mesin dan komponennya adalah meliputi; mesin dan komponen kritis, kriteria kerusakan, keandalan (reliability), ketersediaan (availability), laju kegagalan, MTBF, interval waktu penggantian komponen, dan persediaan komponen, dengan rincian sebagai berikut:

1. Mesin yang paling kritis yaitu; Screw Press 1 dengan frekuensi kegagalan sebanyak 37 kali, Screw Press 2 = 24 kali, Screw Press 3 = 25 kali, dan Screw Press 4 = 23 kali. Komponen yang paling kritis yaitu; Left & Right Handed Worm

dengan frekuensi kegagalan sebanyak 26 kali, Bushing 25 kali, Rebuild Worm 22 kali, Press Cylinder 19 kali, Riht Handed Shaft 12 kali, Left Handed Shaft 11 kali, dan Bearing SKF 29326 11 kali.

2. Kriteria kegagalan komponen Screw Press adalah; Left & Right Handed Worm dan Bushing gagal disebabkan wearing (aus), Riht Handed Shaft, Left Handed

Shaft dan Bearing gagal berupa patah dan pecah, dan Press Cylinder gagal karena

pecah akibat fatigue.

3. Keandalan (Reliability) dapat ditingkatkan sebagai berikut: Screw Press 1 dari 0,4207 menjadi 0,8259, Screw Press 2 dari 0,4024 menjadi 0,8259, Screw Press 3 dari 0,4504 menjadi 0,8259, dan Screw Press 4 dari 0,4204 menjadi 0,8259. 4. Ketersediaan (Availability) dapat ditingkatkan sebesar: Screw Press 1 dari 0,8564

menjadi 0,9524, Screw Press 2 dari 0,9201, menjadi 0,9524, Screw Press 3 dari 0,8585, menjadi 0,9524, dan Screw Press 4 dari 0,875 menjadi 0,9524.

5. Laju kegagalan (λ t), dapat diturunkan sebesar: Screw Press 1 dari 0,0591/hari menjadi 0,0232/hari, Screw Press 2 dari 0,0302/hari menjadi 0,232/hari, Screw Press 3 dari 0,0448/hari menjadi 0,0232/hari, dan Screw Press 4 dari 0,373/hari

menjadi 0,232/hari.

6. Mean Time Between Failure (MTBF) dapat ditingkatkan sebesar: Screw Press 1 dari 16,928 hari menjadi 43,172 hari, Screw Press 2 dari 33,107 hari, menjadi 43,172 hari, Screw Press 3 dari 22,323 hari, menjadi 43,172 hari, dan Screw Press 4 dari 26,779 hari menjadi 43,172 hari.

7. Interval waktu penggantian komponen-komponen Screw Press yang optimal adalah: Left & Right Handed Worm = 76 hari, Bushing = 76 hari , Press Cylinder = 95 hari, Rebuild Worm = 95 hari, Bearing SKF 29326 = 228 hari, Left Handed

Shaft =114 hari, dan Right Handed Shaft = 76 hari.

8. Jumlah komponen keempat Screw Press ( Screw Press 1, 2, 3, dan 4) yang dibutuhkan tiap tahun adalah: Left & Right Handed Worm = 20 unit, Bushing =

20 unit , Press Cylinder = 16 unit, Rebuil Worm = 16 unit, Bearing SKF 29326 = 2 unit, Left Handed Shaf =16 unit, dan Right Handed Shaft = 20 unit.

9. Jumlah stok minimum komponen Screw Press di gudang adalah: Left & Right Handed Worm = 4 unit, Bushing = 4 unit , Press Cylinder = 4 unit, Rebuil Worm

= 4 unit, Bearing SKF 29326 = 5 unit, Left Handed Shaf =5 unit, dan Right

Handed Shaft = 4 unit.

5.1.2 Strategi pemeliharaan

Dari hasil analisis mesin dan komponennya, dihasilkan suatu model Strategi Pemeliharaan pada Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTP Nusantara 3 yang meliputi; prioritas utama mesin dan komponen yang di-maintain, prosedur pelaksanaan pemeliharaan, jenis pemeliharaan, jadwal pemeliharaan, persediaan suku cadang, dan target pemeliharaan yang akan dicapai, dengan rincian sebagai berikut:

1. Mesin yang menjadi prioritas utama dalam Strategi Pemeliharaan ini adalah mesin yang paling kritis yaitu; Screw Press 1, Screw Press 2, Screw Press 3, dan Screw Press 4, sedangkan komponen (sub-sistem) yang menjadi prioritas utama

adalah komponen yang paling kritis yaitu; Left & Right Handed Worm, Bushing, Rebuild Worm, Press Cylinder, Riht Handed Shaft, Left Handed Shaft, dan

Bearing SKF. Dengan model Strategi Pemeliharaan ini, frekuensi kegagalan

dapat dinurunkan sebesar: Screw Press 1 dari 37 kali menjadi 19 kali, Screw Press 2 dari 23 kali menjadi 19 kali, Screw Press 3 dari 25 kali menjadi 19 kali,

2. Prosedur pelaksanaan pemeliharaan dibuat dalam bentuk diagram keputusan untuk menentukan bentuk tindakan yang akan dilakukan dan jenis pemeliharaan yang akan diterapkan seperti pada gambar 4.30 dan gambar 4.31.

3. Jenis pemeliharaan yang cocok dilakukan dalam Strategi Pemeliharaan adalah; pemeliharaan preventif ( terjadwal, berbasis kondisi dan rutin), dan pemeliharaan korektif.

4. Jadwal pemeliharaan komponen dapat dilakukan sesuai dengan interval waktu penggantian komponen optimal seperti pada tabel 4.35.

5. Persediaan komponen Screw Press adalah berupa jumlah tiap komponen yang dibutuhkan tiap tahun, dan jumlah stok minimum tiap komponen yang tersedia di gudang, seperti yang telah diuraikan pada poin 5.1.1.

6. Target yang harus dicapai dalam penerapan Strategi Pemeliharaan ini adalah: Keandalan (Reliability) = 0,8259 (82,59%), Laju kegagalanλ (t)= 0,0232, Keterse-diaan (Availability) = 0,9524 (95,24%), dan Frekuensi kegagalan = ± 8 kali/ tahun

7. Beberapa potensi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan kinerja sistem produksi di PKS Rambutan PTP Nusantara 3 adalah: pemeliharaan preventif, data-data teknik, manajemen persediaan suku cadang, perencanaan, penjadwalan dan pengontrolan operasi pemeliharaan dan menganalisis akar penyebab kegagalan.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini adalah:

1. Perlu dibangun suatu sistem integrasi Maintenance Management System (MMS), yang dikembangkan dari sistem manual yang sudah berjalan lancar di PKS Rambutan menjadi sistem komputerisasi. Keuntungan dari sistem komputerisasi ini antara lain:

a. Pekerjaan akan lebih cepat b. Lebih mudah dikoreksi kembali

c. Lebih besar kemampuan volume kerjanya

d. Mudah berkomunikasi secara terintegrasi antar unit terkait e. Informasi kesemua arah mudah/cepat dilaksanakan

f. Memudahkan sistem pelaporan g. Akurasi data lebih terjamin.

2. Pihak perusahaan diharapkan mendata atau mengakses secara lengkap seluruh kerusakan yang terjadi di setiap mesin sehingga dapat dibuatkan program tentang keandalan, jadwal perawatan, penggantian komponen, dan persediaan dengan tepat.

3. Pencatatan mengenai data waktu antar kerusakan dan data waktu lama perbaikan perlu dilakukan lebih teliti dan intensif lagi, sebagai antipasi terhadap kerusakan komponen pada suatu sistem sehingga dapat ditangani dengan segera.

4. Perlu adanya monitoring dan evaluasi yang terus menerus terhadap pelaksanaan pemeliharaan yang telah direncanakan, agar keandalan dan ketersediaan sistem dapat dipertahankan atau ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA .

Alfian Hamsi. 2004. Manajemen Pemeliharaan Pabrik. e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara.

Barabady, Javad. 2005. Improvement of System Availability Using Reliability and Maintainability Analysis, Thesis: Division of Operation and Maintenance Engineering, Lulea University of Technology. Sweden

Corder A. S. 1994. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Trans. Kusnul Hadi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Daryus Asyari. 2007. Manajemen Pemeliharaan Mesin. Jakarta: Universitas Darma Persada.

Dhillon, B.S. 2002. Engineering Maintenance, A Modern Approach. London: CRC PRESS

Hayyi, S.B, dan Bobby Oedy P.S. 2005. Analisis Keandalan Sebagai Dasar Optimasi Interval Pemeliharaan Pada Quay Container Crane Merk Kone Crane, Studi Kasus di PT. Portek Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005

Idhamar. Reliability and Maintenance Implementation Model. IDCON, Inc, Article. http://www.idcon.com/article-reliabilitymaintenance.htm. (accessed 16 Jan, 2009)

Jeffrey Dick, (2003), ”Principle of Machine Operation and Maintenance”. Butterworth Heinemann, Amsterdam

Locks, Michell O. 1995. Reliability, Maintainability, Avaibility Assessment. Second edition. Singapore: Toppan Company (S) Pte Ltd.

Moubry, J. 1997. Reliability Centered Maintenance. New York: Industrial Press. Paul. D. 1989. Maintenance Management for the Mining Industry. Tomlingson

Associates Inc. 1905 Glencoe Street, Denver, Colorado 80220.

Priyanta, Dwi. 2000. Keandalan dan Perawatan. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.

Dokumen terkait