• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan dan Alat

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian beberapa jenis bahan perbaikan tanah (kapur, lumpur laut, dan beberapa jenis pupuk hayati) berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan parameter pH tanah, berat polong kering/pot, jumlah bintil akar/pot, derajat infeksi mikoriza, dan berpengaruh nyata terhadap penurunan parameter Daya Hantar Listrik tanah, dan peningkatan tinggi tanaman umur 5 minggu setelah tanam, jumlah polong/pot dan berat biji kering/pot.

Pengaruh perlakuan bahan perbaikan tanah berdasarkan peubah –peubah tertentu, dari pengaruh yang terbaik ke yang baik, hingga yang paling buruk diurutkan sebagai berikut : (1) Perlakuan unggulan pertama adalah perlakuan kapur (A1), dimana telah terjadi respon positip terhadap perlakuan pengapuran dengan dolomit (A1) pada tanah gambut percobaan pot dengan sangat nyata terhadap peningkatan-peningkatan pH tanah, jumlah bintil akar, derajat infeksi mikoriza, berat polong/pot, sedangkan pengaruh pengapuran dolomit itu nyata terhadap tinggi tanaman umur 5 MGST, jumlah polong/pot, berat biji keringpot dan berpengaruh nyata terhadap penurunan DHL tanah.(2) Perlakuan unggulan kedua adalah inokulasi gabungan Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah gambut (A11), dengan sangat nyata meningkatkan pH tanah, jumlah bintil akar, derajat infeksi mikoriza, berat polong kering/pot, serta dengan nyata meningkatkan tinggi tanaman umur 5 MGST, jumlah polong/pot, berat biji kering/ pot dan berpengaruh nyata terhadap penurunan DHL tanah. 3) Perlakuan yang

buruk dan yang paling buruk adalah masing-masing perlakuan lumpur laut+kapur (A3), dan perlakuan lumpur laut tanpa kapur (A2), dimana akibat perlakuan-perlakuan itu terjadi respon negatif terhadap penurunan yang sangat nyata pada parameter pH tanah, jumlah bintil akar, derajad infeksi mikoriza, berat polong kering/pot, dan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 5 MGST, jumlah polong/pot, berat biji kering/pot, sedangkan akibat perlakuan-perlakuan itu dengan nyata terjadi peningkatan DHL tanah.

Saran

Dari hasil penelitian ini pengaruh pemberian lumpur laut tanpa atau dengan kapur cenderung kurang efektif terhadap kesuburan tanah gambut, pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman kedelai. Fenomena ini kemungkinan disebabkan dosis pemberian lumpur laut atau perbandingan lumpur laut+kapur atau pengeloloan terhadap penurunan kadar pirit dan penurunan tingkat salinitas pada lumpur yang belum tepat. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan mencoba berbagai dosis atau dengan berbagai perbandingan lumpur+kapur, dan berbagai teknik pengeloloan untuk menurunkan kadar pirit dan penurunan tingkat salinitas lumpur laut.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat direkomendasikan bahwa perlakuan unggulan pertama adalah kapur dolomit dan unggulan kedua kedua

Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah gambut dapat diterapkan secara bersama untuk meningkatkan kesuburan tanah gambut, pertumbuhan dan produksi kedelai di tanah gambut.

Alexander. 1978. Introduction to Soil Microbiology. Jhon Wileey and Sonc, Inc. New York.

Al-Raddad AM. 1995. Mass Production of Glomus mosseae Spores. Mycorrhiza. Anas, I, Wiwyastuti, R., Hifnalisa. 2002. Bakteri penambat nitrogen dan mikroba

pelarut fosfat dari gambut Kalimantan Tengah. Agrista Vo. 6 No.3.

Asmah, A. E. 1995. Effect of Phosphorus Source and Rate of Aplication on VAM Fungal, Infection and Growth of Maize. Mycorrhyza.

Anonim. 2002. Kalimantan’s Peatland Disaster. Inside Indonesia.

Anggraini, T., dan A. Sahar. 2003. Respon Kedelai Terhadap Pemberian Pupuk Hayati dan Amandemen di Tanah Gambut. Tesis Program Pascasarjana USU. Medan.

Bernstein L. 1975. Effect of Salinity and Sodicity on Plant Growth. Annu. Rev. Phytopthol.

Bianciotto V. Palazzo D, Bonfante- Fasolo P. 1989. Germination process and hyphal growth of vesicular-arbuscular mycorrhizal fungus.Alionia. Basri, H., 1991. Pengaruh Stres Garam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Empat Varietas Kedelai. Tesis Program Pasca Sarjana IPB. Bogor. Brockwell, J., P. J. Bottomley and J. E. Thies. 1995. Manipulation of Rhizobia

Microflora for Improving Legum Productivity and Soil Fertility : Acritical Assesmen Plant and Soil.

Brown, S., K. J. Opaska, J.L. Sprent, and K. B. Walsh. 1995. Symplastic Transport in Soybean Root Nudules. Soil Biol. Biochem.

Bago B, Vierheiling H, Piche Y, Azcon-Aguilar C. 1996. Nitrate Delation and pH Changes Induced by the Extraradical mycellium of the Arbuscularmychorrhizal fungus Glomus Interadices grown in monoxenic culture. New Phytol.

Beauchamp, E.G and D. J. Hume. 1997. Agriculture soil manipulation: The use of bacteria, manuring and plowing. In Modern soil microbiology. J.D. Van Elsas., J.T. Trevors and E.M.H.

Bastoni. 1999. Studi Aspek Kimia dan Kesuburan Campuran Tanah Organik (Gambut) dan Mineral (Lumpur) yang digunakan untuk Media Tumbuh . Bulletin Reboisasi.

Basyaruddin, 2001. Tanah Gambut. Medan.

Driessen, P.M. 1978. Peat Soil. Soil and Rice. IRRI. Los Banos. Philiphines.

Dorrenbos J dan Kassam AH. 1979. Yiel Response to Water. Food and Agriculture Organization of the United Nation. Rome.

Daniels BA. Trappe JM. 1980. Factors Affecting Spore Germination of the Vesicular-Arbuscular Mycorrhizal Fungus,Glomus Epigaeus. Mycologia Darnoko. 1994. Potensi Pemanfaatan Limbah Lignoselulosa Kelapa Sawit Melalui

Biokonversi. Berita Penelitian Perkebunan. Vol 2 (2). Puslitbun (RISPA) Medan.

Delfian, 2004. Respon Pertumbuhan dan Hasil Perkembangan Cendawan Mikoriza Arbuskular dan Tanaman Terhadap Salinitas Tanah. Karya Tulis. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan. Elfiati, D. 2000. Penggunaan Rhizobium dan Mikroba Pelarut Fosfat pada Tanah Mineral Masam dalam Meningkatkan Pertumbuhan Anakan Sengon. Disertasi. Program Pascasarjana Bogor. Bogor.

Fakuara, M. Y, Y. Setiadi.1990. Aplikasi Mikoriza Dalam Pembangunan Hutan Tanaman Industeri. Prosiding Seminar Bioteknologi Hutan. Fakultas Kehutanan -UGM. Yokyakarta.

Fukoka, M., 1994. Empat Azas Bertani Alami . Kyusei Nature Farming, 03 (2) : 42 – 46.

Fransiska, E. 2005. Uji Kompatibilitas Mikoriza Vesikular Arbuskula Terhadap Pembibitan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) pada Media Tanam Ultisol dan Histosol. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Gianinazzi-Pearson, V and H. G. Diem. 1982. Endomycorrhizae in The Tropical Soil. In Y. R. Dommergues and H. G. Diem (eds). Microbiollogy of Tropical Soil and Plant Productivity. Martinus Nijholf/Dr . W. Junk Pub. London. P. 37-73.

Hasibuan, E. B., Adiwiganda, T. Y., Ritonga, D. M., Rotinga, M. 1989. Pengaruh Pemupukan N, P, dan K Serta Pengapuran Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung pada Tanah Gambut.Kumpulah Makalah Seminar Tanah Gambut untuk Perluasana Pertanian. Fakultas Pertanian Islam Sumatera Utara. Medan.

Husin EF. 1992. Perbaikan Beberapa Sifat Kimia Tanah Podsolik Merah Kuning dengan Pemberian Pupuk Hijau Sesbania rostrata dan Inokulasi Mikoriza Vesikular Arbuskular serta Efeknya terhadap Serapan Hara dan Hasil Tanaman Jagung. Disertasi Program Pasca sarjana Universitas Padjadjaran. Bandung.

Hanum,. H. 1997. Inokulasi Ganda Rhizobium dan Mikoriza-VA untuk Meningkatkan Ketersediaan Hara N dan P Berkaitan dengan Produksi Kedelai pada Tanah Tambunan –A Langkat. Tesis Program Pascasarjana USU.Medan.

Hardjowigeno, S. 1997. Pemanfaatan Gambut Berwawasan Lingkungan. dalam : Alami 2 (!) : 3-6. BPP. Tehnologi Jakarta.

Halvin, J.L., J. D. Beaton, S. L. Tisdale., and W. L. Nelson. 1999. Soil Fertility and Fertilizer. An Introduction to Nutrient Management. Sixth ed. Prentice Hall. New Jersey.

Handayani, P. I. 2001. Studi Pemanfaatan Gambut Asal Sumatera:Tinjauan Fungsi Gambut sebagai Bahan Ekstraktif, Media Budidaya dan Peranannya dalam Retensi Carbon. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu. Sumatera.

Hartatik, W., dan Nugroho. 2001. Effect of Different Ameliorant Sources to Maize Growth in Plant Soil From Air Sugihan Kiri, South Sumatera. Dalam Proceeding of the International Syimposium on Tropical Peat Lands. J.O. Riely and S.E. Jakarta.

Hapsoh. 2003. Kompabilitas MVA dan Beberapa Genotip Kedelai pada Berbagai Tingkat Cekaman Kekeringan Tanah

Hara Karti P. D. M. 2003. Respon Morfologi Rumput Toleran dan Peka Aluminium terhadap Penambahan Mikrorganisme dan Pembenah Tanah. Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Pedalaman Johanis. 2003. Pemanfaatan Berbagai MVA pada Pertumbuhan Sorgum. Tesis.

IPB. Bogor.

Illmer, P., A. Barbato dan F. Schinner. 1995. Solubilizing of hardly soluble AlPO4 with P-solubilizing micoorganism. Soil Biol. Biochem.

IPB. 1998. Gambut untuk Lahan Pertanian. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kalimantan Tengah. Fakultas Pertanian IPB.

Komariah, S. Prihatini, T. dan Suryadi, M.E. 1994. “Aktivitas Mikroorganisme dalam Reklamasi Tanah Gambut” Dalam: Pros. Pertemuan Teknis

Penelitian Tanah dan Agroklimat: Bidang Kesuburan dan Produktivitas Tanah. Puslit Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Killham, K. and R. Foster. 1995. Soil Ecology. Cambridge University Press. Kompas, 1997. Lumpur Laut Bisa Suburkan Lahan Gambut. http://www.pu.go.id/

publik/pengum-1/buletin/Jan/970.

Lindsay, P. 1994. Pengaruh Fungi Pelarut Fosfat Terhadap Serapan Hara P dan Pertumbuhan Tanaman Jagung. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Lopulisa, C., Jafar Siddieq, 1998. Karakteristik Lahan Gambut di Daerah Pesisir

Barat Pulau Muna, Sultra dan Klasifikasinya Menurut Soil Taxonomi. Prosiding Seminar Nasional Gambut III. HGI, Untan, Pemda Kalimantan Barat, BPPT. Pontianak.

Limin, S., Layuniati., Jamal, Y., 2000. Utilization of Inland Peat for Food Crop Commodity Developmeny Reguires High Input and is Detrimental to Peat Swamp Forest Ecisytem. Proc. International Syimposium on Tropical Peatlands. Bogor- Indonesia.

Mosse, B. 1981. Vesikular-Arbuskular Mycorrizha Research for Tropical Agriculture Tress. Bull. Hawai. Inst. Trop. Agric. And Human Resource.82 p.

Munir, M, 1995, Tanah-Tanah Utama Indonesia. Penerbit Pustaka Jaya. Murayama, S. Zahari Abu Bakar, 1996. Decomposition of Tropical Peat Soil. 2.

Estimation of in situ Decomposition b y Measurement of CO2 Flux. JARQ. Vol. 30.

Munyanziza, E., H. K. Kehri, and D. J. Bagyaraj. 1997. Agriculture Intensification ., H.K. Kehri, and D.J. Bagyaraj, 1997. Agricultural intensification, soil biodeversity and agro-ecosystem function in the tropics : the role of mycorrhiza in crops and trees. Applied Soil Ecology 6 : 77-85.

Nuhamara, S.T., 1994. Peranan mikoriza untuk reklamasi lahan kritis. Program Pelatihan Biologi dan Bioteknologi Mikoriza.

Nyakpa. M. Y. dkk. 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung.

Nurlaeny, N. H. H. Marschener and E. George. 1996. Effect of Liming and Mychorrhizal Colinization on Soil Phosphate Deplation on Phosphate by Maize and Soybean Grown and Nutrient Uptake of Sugar Maple Seedlings. Plant and Soil.

Olse, S. R., W. D. Kemper and R. D. Jackson. 1962. Phosphate Difusion to Plant Growth. Soil Sci. Soc. Amer. Proc. 26.,222-227.

Omar, A.M.N., Henlin, T., Wcinhard, P., Alaa el Din, M.N., Balandream. 1998. Field Inokulation of Rice With in Vitro Selected Plan Growth Promoting Rhozobacteria. Agronomic.

Patrich, Z. A. 1971. Phytotoxic Substance Associated with Decomposition in Soil of Plant Residues. Soil Science.

Premono, E.M. 1994. Jasad renik pelarut fosfat, pengaruhnya terhadap P tanah dan efisiensi pemupukan P tanaman tebu. Disertasi Program Pascasarjana IPB.

Prasetyo, T. B. 1996. Perilaku Asam-Asam Organik Meracun pada Tanah Gambut yang Diberi Garam Na dan Beberapa Unsur Mikro Dalam Kaitannya dengan Hasil Padi. Disertasi Doktor Program Pascasarjana. Institute Pertanian Bogor.

Pamungkas, A.H. and G. Soepardi. 1997. Practical Aspects of Developing Inland Peat for Productive and Sustainable Agriculture.In: J.O., Rieley and S.E. Biodiversity and Sustainability of Tropical Peatlands. Procedings of International Syimposium on Biodiversity, Environmental Importance and Sustainability of Tropical Peat and Peatlands, Held in Palangkaraya. Indonesia

Pakpahan, I. D. 2004. Isolasi, Identifikasi Mikoriza Vesikular Arbuskular Tanah Gambut serta Uji Kesesuaian ke Beberapa Tanaman Inang. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medsan.

Pronoto, E. 2005. Uji Pemberian Dolomit, Lumpur Laut, dan Beberapa Strain Rhizobia Terhadap Pertumbuhan dan hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merril) pada tanah Gambut. Skripsi. Fakultas Pertanian USU. Medan. Rice, W.A., P.E. Olsen and M.E. Legget. 1994. Co-culture of Rhizobium meliloti

and phosphorus solubilizing fungus (Penicillium bilaii) in sterile peat. Soil biol Biochem.

Rachim, A. 1995. Penggunaan Kation-Kation Polivalen dalam Kaitannya dengan Ketersediaan Fosfat untuk Meningkatkan Produksi Jagung pada Tanah Gambut. Disertasi Doktor Program Pascasarjana IPB.

Rianto, F., Suyadi., dan J. Gunawan, 1997. Penggunaan Lumpur Laut dan Bakteri Bintil Akar dalm Upaya Peningkatan Produksi Kedelai di Lhan Gambut. Proseding Seminar Gambut III. HGI. UISU Medan.

Radjagukguk, B, dan Setiadi, B. 1998. Strategi Pemanfatan Gambut di Indonesia.

dalam : Pros. Sem. Tanah Gambut untuk Perluasan Pertanian. Fakultas Pertanian, Univ. Islam Sumatra Utara. Medan.

Sieverding E. 1991. Vesicular Arbuscular Mychorrhiza Management in Tropical Agrosystem. Eschbom: Deutsche GHTZ Gmbh.

Setiadi, Y.1996. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Kehutanan. PAU Bioteknologi IPB. Bogor.

Setiadi, B.1992. Study on the Effect of Mixing Volcanic ash with Peat on the Yield of Soybean. In Aminuddin, S. L. Tan, B. Aziz, J. Samy, Z. Salmah, H. Siti Petimah and S.T. Choo (eds). Tropical Peat. Proceeding of International Syimposium on Tropical Peatland. Kuching. Serawak. Malaysia.

Sagiman, S. dan Pujiano. 1994. Lumpur Laut Sebagai Pembenah Gambut untuk Produksi Tanaman Kedelai. Seminar Nasional 25 tahun Pemanfaatan Gambut dan Pengembangan Kawasan Pasang Surut. BPPT. Jakarta.

_______. 2001.Peningkatan Produksi Kedelai di Tanah Gambut Melalui Inokulasi Bradyrhizobium Japonicum Asal Gambut dan Pemanfaatan Bahan Amelioran (Lumpur dan Kapur). Disertasi Program Pasca Sarjana Institute Pertanian Bogor.

Somasegaran, P. and H. J. Hoben. 1994. Handbook for Rhizobia Methods in Legume-Rhizobium Technology. Springer – Verlag. New York. Suyadi, 1995. Influence of Coastal Sedimen and Lime on Peat Chemical Properties in Relation to Soybean CultivATION. Thesis for Master of Science in Agriculture. Institute of Agronomy in the Tropics Faculty of Agriculture Georg-August-University-Gotingen, Germany.

Suprapto, H.S. 1994. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.

Subba Rao, N.S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Universitas Indonesia. UI-Press.

Stevenson, F.J.1994. Humus Chemistry. Genesis Composition, Reaction. John Wiley and Son Inc, New York.

Salisbury, F. B dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan D. R. Lukman dan Sumaryono. Penerbit ITB. Bandung.

Solaiman, M.Z., and H. Hirata, 1995. Effect of indigenous arbuscular mycorrhizal fungi in paddy fields on rice growth and NPK nutrition under different water regimes. Soil Sci. Plant Nutr., 41 (3) : 505-514.

Suyadi, 1995. Influence of Coastal Sedimen and Lime on Peat Chemical Properties in Relation to Soybean Cultivation. Thesis for Master of Science in Agriculture. Institute of Agronomy in the Tropics Faculty of

Agriculture Georg-August-University-Gotingen, Germany Saragih, E.S. 1996. Pengendalian Asam – Asam Fenol Meracun dengan

Penambahan Fe (III) pada Tanah Gambut dari Daerah Jambi, Sumatera. Tesis Program Pasacasarjana IPB.

Sabiham, S., T. B. Prasetyo, S. Dohng. 1997. Phenolic Acid in Indonesia Peat. pp. 289-292. In: J. O., Rieley and S. E. Page (eds), Biodiversity and Sustainablility of Tropical Peatlands. Procedings opf International Syimposium on Biodiversity, Environmental Importance and Sustainability of Tropical Peat and Peatlands, held in Palangkaraya. Indonesia.

Simanungkalit RDM. 1997. Effectiveness of 10 Species of Arbuscular Mychorrhizal (AM) Fungi Isolated from West Java and Lampung on Maize and soybean. Di dalam: Jenie UA et al. Editor. Challenges of Biotechnology in the 21 th Century. Proceding of the Indonesia Biotechnology Conference Vol II; 17-19 Jun 1997. Jakarta: The Indonesian Biotechnology Consortium. Soepardi, G. 1983.

_______. 1997. Gambut, Kekeringan, dan Pola Penanganannya. Dalam :Surat Kabar Harian Kompas. Jakarta.

Smith S. E. Read D. S, 1997. Mycorrhizal Syimbiosis. Second Edition. Academic Press, Harcourt Brale and Company Publisher, London.

Soil SurveyStaff. 1998. Soil Taxonomi. Agr. Handbook, USDA. Washington. Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik.Penerbit Kanisius. Yokyakarta.

Sipayung, R. 2003. Stres Garam dan Mekanisme Toleransi Tanaman. Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sustika, W. I., Sabihan, S., Ardi, D., 2006. Pengaruh Pencampuran Tanah Mineral Berpirit pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi. Jurnal Pertanian Indonesia. ISSN 1411-0067. Volume 8. No.2,2006. Tsutsuki, K. 1984. Volatile Products and Low Molucular Weight Phenolic

Products of the Anaerobic Decomposition of Organic Matter. In: Organic matter and Rice IRRI. Los Banos. Phillipines.

Tie, Y. L., J. S. Lim. 1992. Characteristics and Clasification of Organic Soil in Malaysia. Dalam:Tropical Peat, Procedings of the International Syimposium on Tropical Peatland. Kuching. Malaysia.

Tan, K.H.1997. Principle of Soil Chemistry. Marcel Dekker. Inc, New York. _______ 1998. Principles of Soil Chemistry. Revised and Explanded Ed. Marcel.

Dekker, New York.

Todano, T., K. Yonebayosi and Saito. 1992.Effect of Phenolic acid on the Growth and Occurance of Sterility in Crop Plants. In Kyuma, P. Vijarnsorn and A. Zakaria (eds). Coastal Low Land Ecosystem in Southern Thailand and Malaisia. Showodo Printing Co. Skayutu. Kyoto.

UN-FAO. 2005. 20 Hal Untuk Diketahui Tentang Dampak Air Laut Pada Lahan Pertanian di Propinsi NAD. Panduan Lapang FAO. Nanggroe Aceh Darussalam.

Vaughan, D., R. E. Malcolm, and B.G. Ord.1985. Influence of Humic Substances on Biochemichal Processes in Plants. In Organic Matter and Rice. IRRI. Los Banos, Philipines.

Wellington . Marcel Dekker, New York. Brockwell, J., P. J. Bottomley and J. E. Thies. 1995. Manipulation of Rhizobia Microflora for Improving Legum Productivity and Soil Fertility : Acritical Assesmen Plant and Soil

Widada J. Kabirun S. 1997. Peranan Mikoriza Vesikular – Arbuskular dalam Pengelolaan Tanah Mineral Masam Tropica. Dalam:Pros. Kongres Nasional IV HITI

A2 A7 A0 A1 A1 A5 A5 A2 A4 A6 A7 A4 A6 A8 A8 A3

Gambar 1. Bagan Areal Penelitian

Gambar 3. Gambar Tanaman Kedelai Fase Vegetatif

A0 A1 A2 A3

A7

A5 A6

A4

Gambar 4. Gambar Tanaman Kedelai Fase Generatif

A0 A1 A2 A3

A4 A5 A6 A7

A1

A0 A2 A3

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

Bulan ke NO

Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Kering Udara Rumput Laut 2 Percobaan Rumah Kaca

a. Inkubasi tanah gambut b. Percobaan dan pengamatan c. Analisis

Lampiran 2. Bagan Alur Proses Penelitian

Pengambilan sampel lumpur laut dan kering udara lumpur laut

Pengambilan sampel tanah Gambut

Aplikasi tanah gambut + kapur dan lumpur laut

Inkubasi 8 minggu

Aplikasi tanah gambut kapur + lumpur laut + Bradyrhizobium +mos + mikoriza

Pemeliharaan

Pengamatan

Analisis data

Lampiran 3. Prosedur Pengamatan Derajat Infeksi Mikoriza

Tujuan : Untuk melihat keberadaan atau eksistensi mikoriza pada tanaman

- Akar dipotong ± 1 cm sebanyak 10 buah - Direndam KOH 10% ± 10 ml (1-2 hari) - Dicuci bersih dengan aquades 3X - Direndam HCL 2 % semalam - Dicuci bersih dengan aquades 3X - Staining dengan trippan blue 1 malam

- Distaining ½ hari – 1 malam dengan glyserol, asam laktat dan aquades

- Diamati derajat infeksi dengan bantuan mikroskop binokuler - Setelah pengamatan jelas lalu difoto dengan menggunakan kamera

yang telah tersedia pada mikroskop

Derajat Infeksi = jumlah akar yang terinfeksi x 100% 10

Lampiran 4. Hasil Analisis Awal Tanah Gambut Asal Ajamu

No Jenis Analisis Nilai Kteriteria Metode

1 pH 3.91 SangatRendah pH meter

2 DHL (mmhos/cm) 5.00 Sedang Konduktometer

3 C-organik (%) 31.47 Sangat Tinggi Spectrophotometri 4 N-total (%) 0.86 Sangat Tinggi Kjeldahl

5 C/N 36.59 Sangat Tinggi

6 P-available (ppm) 12.96 Rendah Spectrophotometri

7 P HCl 25 % 0.008 Spectrophotometri

8 Na-dd (me/100g) 0.98 Tinggi AAS

9 Ca-dd (me/100g) 15.59 Tinggi AAS

10 Mg-dd (me/100g) 11.39 Sangat Tinggi AAS

11 K-dd (me/100g) 0.19 Rendah AAS

12 KTK (me/100g) 151.70 Sangat Tinggi AAS 13 KB (%) 18.56 SangatRendah

16 KA (%) 282.14 Gravimetri

Lampiran 5. Hasil Analisis Awal Lumpur Laut

No Jenis Analisis Nilai Kriteria Metode

1 pH (H2O) 6.50 Sedang pH meter 2 DHL (mmhos/cm) 12.00 Tinggi Konduktometer 3 C-Organik (%) 3.53 Agak Tinggi Spectrophotometri

4 N-Total 0.21 Sedang Kjeldhal

5 C/N 16.81 Sedang

6 Bahan Organik 6.086

7 Ca-dd (me/100g) 8.30 Sedang AAS Keterangan : Dianalisis di Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian USU

Lampiran 6: Hasil Analisis Lumpur Laut Kering Udara 4 Minggu

No Jenis Analisa Hasil Kriteria Metode

1 Ph 6.12 Sedang pH meter 2 DHL 10.50 Tinggi Konduktometer (mmhos/cm) 3 C (%) 3.59 Tinggi Spectrophotometri 4 N (%) 0.22 Sedang Kjeldhal 5 C/N 16.32 Tinggi

6 P-available (ppm) 67.50 Sangat Tinggi Spectrophotometri 7 P-HCl (25 %) (%) 0.103 Sangat Tinggi Spectrophotometri 8 Na-dd (me/100g) 8.43 Sangat Tinggi AAS

9 Ca-dd (me/100g) 15.96 Sangat Tinggi AAS 10 Mg-dd (me/100g) 24.50 Sangat Tinggi AAS 11 K-dd (me/100) 3.69 Sangat Tinggi AAS 12 KB (%) 186.32 Sangat Tinggi AAS 13 KTK (me/100g) 28.22 Tinggi AAS 14 Cu (ppm) 0.55

15 B (ppm) 7.00

16 Fe (ppm) 152.00

17 SO42- (ppm) 14988.00

Lampiran 7: Hasil Analisis Tanah Gambut Setelah Perlakuan Inkubasi 8 Minggu Jenis Analisis A0 A1 A2 A3 Ph 5.80 7.02 3.45 5.70 DHL(mmhos/cm) 5.00 2.00 8.00 7.50 C-Organik (%) 6.34 6.49 10.94 12.48 N-Total (%) 0.17 0.19 0.19 0.24 C/N 37.20 34.16 57.58 52.04 P Bray 2 (ppm) 8.10 79.65 4.05 55.08 P2O5 HCl 25 % (%) 0.0040 0.005 0.003 0.038 Kdd (me/100g) 0.07 1.12 0.11 0.14 Nadd (me/100g) 0.55 0.12 46.41 1.07 Cadd (me/100g) 2.14 19.17 11.16 19.14 Mgdd (me/100g) 2.90 30.94 24.88 6.09 KTK (me/100g) 20.35 40.43 23.81 24.07 KB (%) 25.70 110.59 183.62 530.79 Cu (ppm) 0.13 0.08 0.23 0.28 B (ppm) 7.00 9.00 6.00 6.00

Lampiran 8. Keriteria Unsur Hara Tanah

Unsur/tetapan N i l a I

s. rendah rendah sedang tinggi s.tinggi pH (pH H2O) < 4.5 4.5-5.5 5.6-6.5 6.6-7.5 > 7.5 C (%) < 1.0 1.0-2.0 2.1-3.0 3.1-5.0 > 5.5 N (%) < 0.10 0.1-2.0 2.1-3.0 0.31-0.50 > 0.5 C/N < 5.0 5.0-7.9 8.0-12.0 12.1-17.0 > 17.0 P-av (ppm Bray2) < 8.0 8.0-15.0 16-30 31-35 > 35 K-dd (me/100 g) < 0.2 0.2-0.3 0.4-0.7 0.8-1.0 > 1.0 Na-dd (me/100 g) < 0.1 0.1-0.3 0.4-0.7 0.8-1.0 > 1.0 Ca-dd (me/100 g) < 2.0 2.0-5.0 6.0-10.0 11-20 > 20 Mg-dd (me/100 g) < 0.2 0.2-0.3 0.4-0.5 0.6-1.0 > 1.0 KTK (me/100 g) < 5.0 5.0-12 1.-25 26-40 > 40 KB (%) < 20 20-40 41-60 61-80 > 80 Sumber : Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian USU

Lampiran 9. Prosedur Penetapan Dosis Kapur Berdasarkan Kurva Ca (OH)2 Tujuan : Untuk menetralisir H+ yang ada dalam tanah

Untuk menetapkan kebutuhan kapur berdasarkan pH dari bahan yang diinginkan.

Prosedur : - Disediakan 10 botol kocok - TKU 10 g untuk tiap botol kocok

- Tambahkan kapur ke masing-masing botol sebanyak 1 g, 2 g, 3 g, 4 g, 5g, 6g, 7g, 8g, 9g dan 10g.

- Tambahkan H2O 25 CC dan HgCl2/ Toluen 2 tetes. - Kocok masing-masing botol selama 5 menit. - Inkubasi selama 1 minggu.

- Setelah inkubasi, aduk sebentar, diukur pH. - Dibuat kurva hubungan antara dosis dolomit dengan pH Perhitungan dosis dolomit:

Penetapan berat Ca (OH)2 pada pH 6

Gram 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.08 0.16 Ca (OH)2

pH 4.00 4.82 5.53 6.24 6.00 6.80 7.45

Dosis dolomit = BM dolomit x berat tanah/pot x kebutuhan Ca (OH)2 pH 6 BM Ca (OH) berat contoh tanah

184 x 2500 g x 0.03 = 74.70 g/pot 74 10

= 0.07 kg/pot = 4.2 ton/ha

Lampiran 10. Perhitungan Dosis Lumpur Laut Misalkan : Ca lumpur laut = X %

Ca dolomit = Y% Dosis dolomit = W ton/ha

Maka dosis lumpur laut = Y/X x W

% Ca dolomit (Y) = Ba Ca x 100 % BM dolomit

= 40 x 100 % = 21,7 % 184

% Ca lumpur laut (X) = Ca dd lumpur laut x Ba Ca valensi Ca

penyetaraan % Ca = 1 me x 1/100 g = 1x Ba atom X = ….me/100 g tanah valensi X

jadi 15.96 me Ca/100 g lumpur laut = 15.96 x 40 mg/100 g 2

= 319.2 mg/100g Ca lumpur laut

mg/1000 g = ppm maka 319.2 mg/100 g Ca lumpur laut = 3192 ppm 1 ppm = 10-4 % maka % Ca lumpur laut = 3192 ppm x 10-4%

= 3192 x 0.0001 % = 0.3192 %

jadi dosis lumpur laut/pot = % Ca dolomit x dosis dolomit % Ca lumpur laut = 21.7 x 74.70 g/pot 0.3192 = 5078.106 g/pot = 5.07 kg/pot = 304.2 ton/ha

Lampiran 11. Deskripsi Kedelai Varietas Anjasmoro Tanggal pelepasan : 22 Oktober 2001

SK Mentan : 573/Kpts/Tp. 240/10/2001 Nomor galur : Mansuria 395-49-4

Asal : Seleksi massa dari populasi galur murni mansuria Daya hasil : 2,03-2,25 ton/ha

Warna hipokotil : ungu Warna epikotil : ungu Warna daun : hijau Warna bulu : putih Warna bunga : ungu Warna kulit biji : kuning Warna polong masak : coklat muda Tinggi Tanaman : 64-68 cm Percabangan : 2,9-5,6 batang Jumlah buku batang utama : 12,9-14,8 Bobot 100 butir biji : 14,8-15,3 g Kandungan protein : 41,8- 42,1 % Kandungan lemak : 17,2-18,6% Kerebahan : tahan rebah

Ketahanan terhadap penyakit : moderat terhadap daun Sifat-sifat lain : polong tidak muda pecah

Pemulia : Takashi Sanbuichi, Nagaki Sekia, Jamaluddin M., Susanto, Darman M.A., dan M. Muchlish Adie Sumber : Deskripsi Varietas Unggul Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian oleh

Suhartina, Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.

Lampiran 12. Data Pengamatan pH Tanah Perlakuan BLOK I II Total Rataan A0 4.26 4.02 8.28 4.14 A1 5.30 5.73 11.03 5.52 A2 3.24 3.89 7.13 3.57 A3 4.42 4.69 9.11 4.56 A4 4.12 4.47 8.59 4.30 A5 4.12 4.10 8.22 4.11 A6 4.02 4.54 8.56 4.28 A7 4.03 4.08 8.11 4.06 A8 4.00 4.18 8.18 4.09 A9 4.48 4.01 8.49 4.25 A10 4.03 4.08 8.11 4.06 A11 4.75 5.42 10.17 5.09 A12 4.27 4.04 8.31 4.16 Total 55.04 57.25 112.29 Rataan 4.23 4.40 4.32

Lampiran 13. Analisis Ragam pH Tanah

SK DB JK KT F.hit F.05 F.01 Blok Perlakuan Galad 1 12 12 0.19 5.89 0.76 0.19 0.49 0.06 3.17 tn 4.75 2.69 9.33 4.15 8.17 ** Total 25 6.83

Keterangan : tn = Tidak Berbeda Nyata KK = 5.67 % ** = Berbeda Sangat Nyata

Lampiran 14. Data Pengamatan DHL Tanah (mmhos/cm) Perlakuan BLOK

Dokumen terkait