• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan bobot Mencit

KESIMPULAN DAN SARAN 1.1Kesimpulan

1. Perubahan bobot mencit kontrol dan mencit yang diberikan perlakuan dari sebelum diberikan ekstrak dan 14 hari setelahnya tidak terjadi perbedaan yang bermakna. (p≥0,05)

2. Nilai LD50 yang didapat dari hasil uji toksisitas akut eksrak etanol kulit akar Ginseng Kuning (Rennellia elliptica Korth.) yaitu lebih besar dari 2000 mg/kgbb. Sehingga dapat dikategorikan memiliki tingkat toksisitas yang rendah

3. Secara mikroskopis, ekstrak etanol kulit akar Ginseng Kuning dengan dosis 2000 mg/kgbb tidak menyebabkan kerusakan pada organ hati dan limpa mencit, tetapi dapat menyebabkan glomerulus mengkerut (atrofi) pada ginjal mencit.

1.2Saran

Perlu dilakukan lebih lanjut mengenai uji toksisitas subkronik dan kronik untuk mengetahui pengaruhnya terhadap organ sasaran jika dipergunakan dalam jangka waktu yang lama dalam penggunaan atau konsumsi terhadap ekstrak etanol kulit akar Ginseng Kuning (Rennellia elliptica Korth.).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta DAFTAR PUSTAKA

Acute Oral Toxicity (OECD Test Guideline 425) Statistical Programme (AOT 425 StatPgm). Version: 1.0, 2001. [http://www.oecd.org/oecd/pages/home/ displaygeneral/0,3380,EN-document-524-nodirectorate-no-24-6775-8,FF.html]

Ahmad, Mahbob E.N.M., Noor Z.M., Ismail N.H., Lajis N.H., Shaari K. 2010. Evaluation of Antioxidant Potential of Medical Plants from Malaysian Rubiaceae (subfamily Rubiodeae).African Journal of Biotechnology, Vol. 9(46), pp. 7948-7954

Botham, Philip A. 2002. Acute Systemic Toxicity. Institute of Laboratory Animal Resource Journal, Vol. 43, pp. 527-530

Dai, Jin dan Russell J. Mumper. 2010. Plant Phenolics: Extraction, Analysis and Their Antioxidant and Anticancer Properties. .www.mdpi.com/journal/molecule (diakses 15 Mei 2013)

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standard Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.

Erkekoglu, Pinar, Belma Kocer Giray, Nursen Basaran. 2011. 3R Principle and Alternative Toxicity Testing Methods. FABAD Journal of Pharmaceutical Science, Vol. 36, pp. 101-117.

Fawcett, Don W. 2002 Buku ajar Histologi (Alih Bahasa: Jan Tambayong). Jakarta: EGC

Globally Harmonized System (GHS) .2009.Globally Harmonized System of Classification and Labelling of Chemicals Third revised edition. New York dan Geneva : United Nation

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gupta, Deepika, Bhardwaj.S. 2012. Study of Acute, Subacute and Chronic Toxicity test. International Journal of Advanced Research in Pharmaceutical & Bio Science.Vol.1(2), pp. 103-129

Harmita, Maksum Radji.2006. Buku Ajar Analisis Hayati. Ed.3. EGC, Jakarta.

Handa, Sukhdev Swami, Dev Dutt Rakesh, Karan Vasisht. 2006. Compendium of Medicinal and Aromatic Plants Volume II. Trieste : United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) – International Centre for Science and High Technology (ICS)

Hodgson, E., Levi P.E. 2000. A Textbook of Modern Toxicology 2nd Ed. Singapore: McGraw-Hill Higher Education

Ismail, Nor Handiani, Asmah Alias, Che Puteh Osman. 2011. Alkaloids and Anthraquinones from Malaysian Flora. Phytochemicals - A Global Perspective of Their Role in Nutrition and Health, Dr Venketeshwer Rao (Ed.), ISBN: 978-953-51-0296-0, InTech, Available from: http://www.intechopen.com/books/ (diakses pada 4 Februari 2013 pukul 11.35 WIB)

Jacobson, Kram,. Keller KA. 2004. Toxicology Testing Handbook. Washington DC: Ork Basel

Jones, Thomas C, Ronald DH, Norval WK. 2006. Veterinary Pathology. Edisi ke-6. Blackwell Publishing. United State of America.

Lipnick, R. L.,J. A. Cotruvo, R. N. Hill, R. D. Bruce, K. A. Stitzel, A. P. Walker, I. Chu, M. Goddard, L. Segal, J.A. Springer, R. C. Myers. 1995. Comparison of the Up-and-Down, Coventional LD50, and Fixed-Dose Acute Toxicity Procedures.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lu, F. C., 1995, Toksikologi Dasar Asas, Organ Sasaran dan Penilaian Risiko, (Alih bahasa: Edi Nugroho). Edisi kedua. Jakarta : UI Press

NCBI. ___. Rennellia elliptica Korth. , http://www.ncbi.nlm.nih.gov/Taxonomy /Browser/wwwtax.cgi?lvl=0&id=509950 (diakses pada tanggal 12 Februari 2013)

NIBIO (Laboratory Animal Resource Bank) .2005. DDY mice.

http://animal.nibio.go.jp/e_ddys.html (diakses pada 13 Maret 2013)

OECD.2008. OECD Guideline for Testing of Chemicals 425.Acute Oral Toxicity-Up and Down Procedure.Paris : OECD Environment Directorate, Environment, Health and safety Division

OECD.2001. OECD Series on Testing and assessment No.24. Guidance Document on Acute Oral Toxicity Testing. Paris : OECD Environment Directorate, Environment, Health and safety Division

OECD. 2000. OECD Series on Testing and assessment No.19. Guidance Document on the Recognition, Assessment, And Use of Clinical Signs As Humane Endpoints for Experimental Animals Used in Safety Evaluation. Paris : OECD Environment Directorate, Environment, Health and safety Division

Osman, Che Puteh, Nor Hadiani Ismail, Rohaya Ahmad, Norizan Ahmat, Khalijah Awang, Faridahanim Mohd Jaafar. 2010. Anthraquinones with Antiplasmodial Activity from the Roots of Rennellia elliptica Korth. (Rubiaceae) .www.mdpi.com/journal/molecule (diakses 12 Januari 2013 pukul 09.25 WIB)

Paramveer.S, Deora, Mishra Chanchal K., Mavani Paresh, Asha Rani, Shrivastava B., Rajesh Kumar Nema. 2010. Effective Alternative Methods of LD50 Help to Save Number of Experimental Animals. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research. Vol. 2(6), pp. 450-453

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Porter, William, 2000. Rats and Mice: Introduction and Use in Research. USA : Washington University

Schwiebert, Rebecca. 2007. The Laboratory Mouse. Singapore : Nasional University of Singapore

Seidle, Troy, Sally Robinson, Tom Holmes, Stuart Creton, Pilar Prieto, Julia Scheel, Magda Chlebus. 2010. Cross-Sector Review of Drivers and Available 3Rs Approaches for Acute Systemic Toxicity Testing. http://toxsci.oxfordjournals.org/ (di akses pada tanggal 20 Mei 2013)

Suratman. 2008. The Indonesian Species of Rennellia Korth.(Rubiaceae). Surakarta: UNS

Talukder, SI. 2007. Histopathology Techniques: Tissue Processing and Staining. Department of Pathology Mymensingh Medical College Bangladesh.

Tortora GJ. 2005. Principles of Human Anatomy. Ed ke-10. USA: John wiley & sons, Inc.

WHO.2000. General Guidelines for Methodologies on Research and Evaluation of Traditional Medicine. Geneva:WHO

WHO. 2002. Non-Clinical Safety Testing Handbook. Geneva:WHO

Wirasuta, I Made Agus Gelgel., Rasmaya Niruri. 2007. Toksikologi Umum. Denpasar : Udayana

Lampiran 1. Alur Kerja 1. Penyiapan bahan uji

2. Uji Toksisitas

1 mencit  Ekstrak dengan dosis 2000 mg/kgbb (konsentrasi 60 mg/0,2 ml) 7 Mencit diaklimatisasi 10 hari Setelah 48 jam  Mencit hidup Diamati setiap 30 menit selama 4 jam, dilanjutkan setiap hari sampai 14 hari Diberikan pada mencit secara

oral menggunakan sonde

3 mencit dipuasakan selama 3-4 jam. (tetap diberikan minum)

Mencit tidak diberi makan (dipuasakan) selama 1-2 jam. (tetap

diberikan minum) 2 mencit (kontrol) 

Na CMC 1%

Pengamatan : kulit dan bulu, mata, letargi, konvulsi, tremor, diare, dan mati

Disuspensikan dalam Na CMC 1%

Kulit akar segar Ginseng Kuning dimaserasi dengan 600 mL etanol 96% selama sehari (dilakukan 5 kali)

Ekstrak kering

disaring filtrat Diuapkan (rotary evaporator)

Ekstrak kental Freez dry

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Lanjutan)

3. Histopatologi Organ Mencit Pengamatan :

kulit dan bulu, mata, letargi, konvulsi, tremor, diare, dan mati

Mencit diberikan ekstrak dengan dosis 2000 mg/kgbb (konsentrasi 60

mg/0,2 ml) 48 jam

kemudian

Setelah 14 hari  7 Mencit hidup semua Diamati setiap 30 menit selama 4 jam, dilanjutkan setiap hari sampai 14 hari Diberikan pada mencit secara

oral menggunakan sonde

4 mencit dipuasakan selama 3-4 jam. (tetap diberikan minum)

Mencit tidak diberi makan (dipuasakan) selama 1-2 jam. (tetap

diberikan minum)

Mencit hidup hingga hari- 14

Inhalasi dengan eter

dibedah Mencit mati

Pembuatan preparat

Pembacaan preparat organ mencit  Mikroskop Organ yang diambil

hati, ginjal, limpa

Fiksasi Clearing Embedding Infiltrasi Sectioning Afiksing Staining Dehidrasi Mounting

Lampiran 2. Penghitungan Kadar Air Simplisia, Rendemen, dan Pembuatan Larutan Uji

1. Kadar Air Simplisia

Berat cawan kosong = 21,6220 gram Berat cawan + simplisia (W0) = 22,6887 gram

Setelah dimasukan ke dalam oven, berat cawan + simplisia menjadi (W1) 21,83317 gram % Kadar Air = x 100% 2. Rendemen Ekstrak 3. Pembuatan suspensi Na CMC 1% Na CMC 4. Perhitungan VAO

Volume yang diberikan pada mencit maksimal 1ml/100gBB Maka :

=

=

sehingga volume maksimal yang diberikan pada mencit adalah 0,3 mL, yang digunakan 0,2 mL.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Lanjutan) 5. Pembuatan suspensi ekstrak

Dosis ekstrak yang diberikan = 2000 mg/kgbb

Mencit dengan bobot 30 gram, maka setara dengan 60 mg/30 grambb Volume yang diberikan pada mencit = 0,2 mL (kurang dari 0,3 mL)

VAO (mL) = 0,2 mL = Konsentrasi = 60 mg/0,2 mL = 300 mg/mL VAO total = VAO x jumlah mencit yang diberi perlakuan = 0.2 ml x 5 = 1 ml ≈ 2 ml Konsentrasi =

300 mg/mL =

Lampiran 3. Hasil Pengamatan Tanda-tanda Toksisitas

Pengamatan 30 menit 4 jam 24 jam

1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7

Kulit dan bulu N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N

Mata N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N Letargi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Konvulsi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tremor - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Diare - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Mati - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

N: Normal, (-) : Tidak terjadi Pengamatan 48 jam 1 minggu 2 minggu 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 Kulit dan bulu N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N Mata N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N Letargi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Konvulsi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tremor - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Diare - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Mati - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - N: Normal, (-) : Tidak terjadi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Keterangan :

Kulit dan bulu Bulu  Piloereksi : bulu hewan terlihat keras atau tegang. Ini bisa menjadi tanda adanya ketidaknormalan. Kulit  Kulit memar/ krepitus: mungkin karena pendarahan subkutan atau terdapat udara dibawah kulit

Mata Terdapat kemerahan disekitar mata, mungkin ada kotoran di daerah anogenital. Dalam keadaan ini, hewan mungkin dalam sakit parah dan tidak nyaman.

Letargi (kelesuan) Sikap tidak aktif, termasuk kelelahan, kelesuan dan atau keengganan untuk bergerak. Hewan yang sakit, mungkin akan mati jika disertai dengan hilangnya berat badan, dehidrasi, atau mata cekung.

Konvulsi (kejang) Otot-otot hewan mungkin kaku atau lembek. Hal ini berlangsung hanya selama beberapa detik atau mungkin lebih lama. Jika kejang berlangsung selama lebih dari satu menit dan diulangi selama lebih dari 5 kali sehari, maka hewan harus dibunuh.

Tremor (gemetar) Hewan dapat menunjukkan otot berkedut atau gerakan kulit yang cepat.

Diare Diare dapat berupa feses yang berair atau berdarah (disentri). Peningkatan frekuensi buang air besar bisa mengindikasikan keparahan yang lebih besar.

Mati Tahapan yang menyebabkan kematian memiliki ciri:

• Kematian yang diprediksi: adanya tanda-tanda klinis menunjukkan kematian sebelum akhir percobaan, misalnya: ketidakmampuan untuk mencapai air atau makanan.

• hampir mati ; ketika hewan yang hampir mati atau kematian yang diharapkan untuk pengamatan berikutnya yang telah direncanakan. Tanda-tanda indikatif ini pada hewan bisa termasuk kejang-kejang, penyerahan diri, dan tremor. • moribund (sekarat) : keadaan sekarat atau ketidakmampuan untuk bertahan hidup, bahkan jika dirawat.

Lampiran 4. Analisa Data Bobot Mencit 1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Tujuan : Untuk melihat disribusi data bobot mencit

Hipotesis : Ho : Data bobot mencit terdistribusi normal Ha : Data bobot mencit tidak terdistribusi normal

Pengambilan Keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

hari0 hari1 hari2 hari3 hari4 hari5 hari6 hari7 hari8 hari9 hari10 hari11 hari12 hari13 hari14

N 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 Normal Parametersa,b Mean 29.0000 29.8571 30.0000 30.8571 31.5714 31.2857 31.7143 32.4286 33.1429 32.8571 32.7143 32.8571 32.7143 33.0000 33.1429 Std. Deviation .57735 .69007 1.15470 1.21499 1.39728 1.11270 1.60357 1.27242 2.11570 1.57359 1.25357 1.06904 1.25357 1.29099 1.57359 Most Extreme Differences Absolute .357 .296 .235 .255 .275 .173 .286 .346 .241 .321 .267 .304 .304 .214 .250 Positive .357 .275 .235 .188 .230 .173 .286 .346 .241 .321 .267 .304 .200 .214 .250 Negative -.357 -.296 -.193 -.255 -.275 -.168 -.185 -.225 -.187 -.150 -.162 -.211 -.304 -.214 -.178 Kolmogorov-Smirnov Z .945 .784 .623 .675 .728 .457 .758 .916 .638 .849 .706 .804 .805 .567 .663

Asymp. Sig. (2-tailed) .334 .571 .833 .752 .664 .985 .614 .371 .810 .467 .701 .537 .535 .905 .772

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Lanjutan) 2. Uji Homogenitas Levene

Tujuan : Untuk melihat data bobot mencit homogen atau tidak Hipotessi Ho : Data bobot mencit homogen

Ha : Data bobot mencit tidak homogen Pengambilan Keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Hari 0 .952 1 5 .374 Hari 1 3.891 1 5 .106 Hari 2 12.857 1 5 .016 Hari 3 4.165 1 5 .097 Hari 4 1.633 1 5 .257 Hari 5 1.633 1 5 .257 Hari 6 .606 1 5 .471 Hari 7 .549 1 5 .492 Hari 8 .655 1 5 .455 Hari 9 .515 1 5 .505 Hari 10 .614 1 5 .469 Hari 11 .230 1 5 .652 Hari 12 11.610 1 5 .019 Hari 13 3.673 1 5 .113 Hari 14 .515 1 5 .505

Keputusan: uji homogenitas bobot mencit dari hari 0 sampai hari ke 14 dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis karena terdapat (p≤0.05), yang dapat disimpulkan data bobot mencit tidak homogen.

(Lanjutan) 3. Uji Kruskal Wallis terhadap bobot mencit

Tujuan : Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data bobot mencit Hipotesis Ho : Data bobot mencit tidak berbeda secara bermakna

H1 : Data bobot mencit berbeda secara bermakna Pengambilan Keputusan

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak

Test Statisticsa,b

hari0 hari1 hari2 hari3 hari4 hari5 hari6 hari7 hari8 hari9 hari10 hari11 hari12 hari13 hari14

Chi-Square .000 .187 .165 2.635 2.688 1.426 2.635 .411 .646 .041 .041 .175 .000 .000 .646

Df 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Asymp. Sig. 1.000 .666 .685 .105 .101 .232 .105 .522 .421 .839 .839 .676 1.000 1.000 .421

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: kelompok

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lampiran 5. Hasil Uji Toksisitas Akut

Lampiran 6. Histopatologi Organ Hati

No Gambar Histopatologi Keterangan

1

Hati kontrol (1) perbesaran 200x

1.Vena sentralis 2.Sel Hepatosit

3.Sinusoid

- Jaringan normal

2

Hati kontrol (2) perbesaran 200x

1. Vena sentralis 2.Sel Hepatosit

3.Sinusoid

Jaringan normal

3

Hati Mencit 1 (2000mg/kgbb) perbesaran 200x

1.Vena sentralis 2.Sel Hepatosit 3.Sinusoid

Jaringan normal seperti kontrol

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4

Hati Mencit 2 (2000mg/kgbb) perbesaran 200x

1.Vena sentralis 2.Sel Hepatosit 3.Sinusoid Jaringan normal seperti kontrol 5

Hati Mencit 3 (2000mg/kgbb) perbesaran 200x

1.Vena sentralis 2.Sel Hepatosit 3.Sinusoid Jaringan normal seperti kontrol 6

Hati Mencit 4 (2000mg/kgbb) perbesaran 200x

1.Vena sentralis 2.Sel Hepatosit 3.Sinusoid

Jaringan normal seperti kontrol

7

Hati Mencit 5 (2000mg/kgbb) perbesaran 200x

1.Vena sentralis 2.Sel Hepatosit 3.Sinusoid

Jaringan normal seperti kontrol

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lampiran 7. Histopatologi Organ Ginjal

No Gambar Histopatologi Keterangan

1

Ginjal kontrol (1) perbesaran 200x

1.Glomerulus

2.Tubulus Proksimal 3.Tubulus Distal

Jaringan Normal

2

Ginjal kontrol (2) perbesaran 200x

1.Glomerulus

2.Tubulus Proksimal 3.Tubulus Distal

Jaringan Normal

3

Ginjal Mencit 1 2000mg/kgbb perbesaran 200x

1.Glomerulus mengecil (atrofi) 2.Tubulus Proksimal 3.Tubulus Distal

4

Ginjal Mencit 2 2000mg/kgbb perbesaran 200x

1.Glomerulus 2.Tubulus Proksimal 3.Tubulus Distal Jaringan Normal seperti kontrol 5

Ginjal Mencit 3 2000mg/kgbb perbesaran 200x

1.Glomerulus 2.Tubulus Proksimal 3.Tubulus Distal 4.Glomerulus mengkerut (atrofi) 6

Ginjal Mencit 4 2000mg/kgbb perbesaran 200x

1.Glomerulus

2.Tubulus Proksimal 3.Tubulus Distal

Jaringan Normal seperti kontrol

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 7

Ginjal Mencit 5 2000mg/kgbb perbesaran 200x

1.Glomerulus 2.Tubulus Proksimal 3.Tubulus Distal 4.Udem 5.Glomerulus mengkerut (atrofi)

Lampiran 8. Histopatologi Organ Limpa

No. Gambar Histopatologi Keterangan

1

Limpa kontrol (1) perbesaran 200x

1.Pulpa Putih 2.Pulpa Merah 3.Trabekula

-Jaringan Normal

2

Limpa kontrol (2) perbesaran 200x

1.Pulpa Putih 2.Pulpa Merah 3.Trabekula

-Jaringan Normal

3

Limpa Mencit 1 (2000mg/kgbb) perbesaran 200x

1.Pulpa Putih 2.Pulpa Merah 3.Trabekula

Jaringan normal seperti kontrol

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4

Limpa Mencit 2 (2000mg/kgbb) perbesaran 200x

1.Pulpa Putih 2.Pulpa Merah 3.Trabekula Jaringan normal seperti kontrol 5

Limpa Mencit 3 (2000mg/kgbb) perbesaran 200x

1.Pulpa Putih 2.Pulpa Merah 3.Trabekula Jaringan normal seperti kontrol 6

Limpa Mencit 4 (2000mg/kgbb) perbesaran 200x

1.Pulpa Putih 2.Pulpa Merah 3.Trabekula

Jaringan normal seperti kontrol

7

Limpa Mencit 5 (2000mg/kgbb) perbesaran 200x

1.Pulpa Putih 2.Pulpa Merah 3.Trabekula

Jaringan normal seperti kontrol

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lampiran 9. Gambar Alat dan Bahan

Gambar Keterangan Gambar Keterangan

Potongan/ rajangan kulit akar Ginseng Kuning yang akan dimaserasi Ekstrak kering Kulit akar Ginseng Kuning

Filtrat ekstrak Kandang

mencit Rotary evaporator (Heidolph WB 2000) Mencit yang telah diambil organnya Freez Dryer (Eyela) Fiksasi organ mencit dalam BNF 10%

Dokumen terkait